Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PERAN MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-


NILAI PANCASILA SEBAGAI UPAYA DALAM ASPEK HISTORIS
PENGUATAN PANCASILA

OLEH

NAMA :
KELAS : 01TPLE001
SEMESTER : SATU
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar Negara adalah sebuah landasan kehidupan dalam bernegara. Dalam
bernegara sebuah dasar Negara merupakan landasan terpenting yang harus di
miliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya dasar Negara kita akan mengalami
kesulitan dalam mengarahkan Negara kea rah yang lebih baik. Dengan adanya
dasar Negara yang berupa Pancasila Negara Indonesia memiliki ciri tersendiri
dengan Negara lain yang berupa kepribadian.
Dalam Pancasila ini teerdapat nilai-nilai yang dapat mengarahkan dan
mempedomani cara berperilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Pancaila sendiri bersifat luhur dan tidak bisa diubah ataupun diganti. Itulah
merupakan kebulatan tekad rakyat Indonesia yang telah di tetapkan dengan
pertimbangan yang sangat matang yang di sesuaikan dengan karakteristik bangsa
Indonesia. Dan di tetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 melalui panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia. Karena itulah begitu pentingnya bagi
masyarakat Indonesia memahami arti dan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
B. Rumusan Masalah

1. Implementasi Pancasila Dalam Sejarah ?


2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ?
3. Makna yang terkandung dalam Pancasila ?
4. Penerapan Nilai Pancasila ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengatahui Pengertian Pancasila dalam Sejarah.


2. Untuk mengetahui Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
3. Untuk mengatahui Makna yang terkandung dalam Pancasila.
4. Untuk Mengetahui Penerapan Nilai Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Pendidikan Pancasila
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia
harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala
bidang kehidupan.
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan
intrepetasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah
digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang
berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan
ideologi bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia
yang bersifat pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun
1998 dengan Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai
dasar Negara. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945
adalah dasar Negara dari Negara kesatuan RI harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.
a. Landasan Historis
Keyakinan bangsa Indonesia telah begitu tinggi terhadap kebenaran nilai-
nilai Pancasila dalam sejarah kenegaraan Negara Indonesia. Pancasila mendapat
tempat yang berbeda-beda dalam pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa.
Penafsiran Pancasila didominasi oleh pemikiran-pemikiran dari rezim untuk
melanggengkan kekuasaannya. Pada masa Orde lama, Pancasila ditafsirkan
dengan nasionalis, agama dan komunis (Nasakom) yang disebut juga dengan Tri
Sila, kemudian diperas lagi menjadi Eka Sila (gotong royong).
Pada masa Orde Baru pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan
berpedoman kepada butir-butir yang ditetapkan oleh MPR melalui Tap. MPR
No.II/MPR/1978 tentang P-4. Namun, penafsiran rezim itu membuat kenyataan
dalam masyarakat dan bangsa berbeda dengan nilai-nilai Pancasila yang
sesungguhnya. Oleh sebab itu, timbulah tuntunan reformasi dalam segala bidang.
Dalam kenyataan ini, MPR melalui Tap. MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang
penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara, yang mengandung makna ideologi
nasional sebagai cita-cita dan tujuan Negara.
Melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta
menguasai bangsa Indonesia. Setelah melalui proses yang cukup panjang dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang oleh para
pendiri Negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang meliputi luma prinsip
yang kemudian diberi nama Pancasila.
Bangsa suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup sendiri yang
diambil dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri.
Bangsa Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak
terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat Internasional. Bangsa Indonesia
harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat
terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideology melainkan
suatu kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Oleh karena itu secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara
Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri.
Makanya asal mula nilai-nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa
Indonesia sendiri. Oleh karena itu berdasarkan fakta obyektif secara historic
kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.
Setelah itu melalui proses sejarah yang cukup panjang, nilai-nilai pancasila itu
telah melalui pematangan, sehingga tokoh-tokoh bangsa Indonesia saat akan
mendirikan Negara Republik Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar
Negara.
Dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia telah terjadi perubahan dan
pergantian Undang-Undang Dasar, seperti UUD’45 digantikan kedudukannya
oleh konstitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD semntara tahun 1950 dan
kembali lagi menjadi UUD 1945. Dalam pembukaan ketiga UUD itu tetap
tercantum nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa pancasila telah
disepakati sebagai nilai yang dianggap paling tinggi keberadaannya. Oleh sebab
itu secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan
nilai-nilai Pancasila.
Adapun yang patut diketahui dari landasan historis Pancasila adalah :
1. Nilai- nilai Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri
2. Dirumuskan dalam siding BPUPKI
3. Ditetapkan sebagai dasar Negara dalam siding pleno PPKI tanggal 18
Agustus 1945
4. Masa raja-raja (kerajaan Indonesia)
5. Masa imprealisme
6. Proses yang panjang sehingga ditemukan jati diri yang didalamnya
tersimpul watak, sifat dan ciri khas bangsa yang berbeda dengan
bangsa lain yang oleh para pendiri Negara disebut lima prinsip yang
diberi nama pancasila
7. Lahir, tumbuh dan berkembang dari adat istiadat tradisi dan budaya
sendiri

B. Implementasi Pancasila Dalam Sejarah


Pancasila dapat diartikan secara etimologis dan secara termonomologis.
Secara etimologis kata pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang mempunyai
arti “panca” artinya “lima” dan “sila” artinya “alas” dasar” (Moh Yamin).
Perkataan pancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat india yang
beragama budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya.
Sisa pengaruh pengertian pancasila menurut pengamat budha itu masih di kenal di
masyarakat jawa, dengan di kenal 5 M, yaitu dilarang: Mateni (membunuh),
Maling, wadon (berjina), mabuk dan main. Secara termologis istilah
Pancasila artinya lima dasar atau lima alas, untuk nama dasar negara kita RI,
istilah ini mulai di usulkan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 juni
1945 sebagai dasar negara RI dan baru disahkan pada sidang PPKI tanggal 18
Agustus 1945.
Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar negara mulai tanggal 1 Juni
1945 dalam sidang B.P.P.K (Badan penyelidik Persiapan Kemerdekaan) oleh Ir.
Soekarno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan sah menurut
hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan
dengan Ketetapan No. I/MPR/1988 No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi
dasar falsafah Negara Indonesia hingga sekarang.
Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai dasar negara, maka
seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila.
Landasan hukum Pancasila sebagai dasar negara memberi akibat hukum dan
filosofis; yaitu kehidupan negara dari bangsa ini haruslah berpedoman kepada
Pancasila. Bagaimana sebetulnya implementasi Pancasila dalam sejarah Indonesia
selama ini dan pentingnya upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila yang setelah reformasi mulai ditinggalkan demi tegaknya persatuan dan
kesatuan N.K.R.I (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan mulai pada
masa orde lama, tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Indonesia baru
memproklamirkan diri kemerdekaannya. Apalagi Soekarno akhirnya menjadi
presiden yang pertama Republik Indonesia.
Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila disarikan dan digali dari nilai-nilai budaya yang
telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pencetus dan penggali
Pancasila yang pertama adalah Soekarno sendiri. Sebagai tokoh nasional yang
paling berpengaruh pada saat itu, memilih sila-sila yang berjumlah 5 (lima) yang
kemudian dinamakan Pancasila dengan pertimbangan utama demi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa wajib
diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. Dalam
mewujudkan Pancasila melalui kebijakan ternyata tidaklah mulus, karena sangat
dipengaruhi oleh pimpinan yang menguasai negara, sehingga pengisian
kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila menampilkan bentuk dan diri tertentu.

C. Nilai-nilai dalam Pancasila


Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia,
nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan. Makna dari nilai-nilai Panccasila tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan
nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan
bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak
ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai Perstuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak
dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat
dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan
ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945
dan peraturan perundang- undangan lainnya.

D. Penerapan Masyarakat dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai


Pancasila

1. Sila Pertama

a.Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap
masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya
masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayannya dengan
tenang tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar
tidak menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat
beragama antara satu dengan yang lain.
b. selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan
ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang
selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang
dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia
merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan
dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup
lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.

2. Sila Kedua

a.Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga
negara Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan.
Selain itu, juga kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hokum,
dan semua hal yang telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras
warga negara Indonesia tersebut.
b. Dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam lingkuan
bermasyarakat terutama dalam bertetangga.
c.hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
d. hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan
hidup yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan
sebagainya. Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk
mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi
udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian
tumbuh- tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar.
e.mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran
dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5
ayat (1) sampai ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1)
sampai ayat (2).

3. Sila Ketiga

Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara
Indonesia tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan
dan kesatuan negara kita, seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi,
gerakan separatism, dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga negara Indonesia
yang baik, kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus menghindari
tindakan-tindakan yang dapat memecah belah negara kita.
Dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu
diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian
pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan
dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai
tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk
melindungi sumber daya dan lingkungan.
Dibeberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun
mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada
larangan untuk menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga
yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada
kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung
sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian
alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu. Bukankah hal ini sudah
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari-
hari.

4. Sila keempat

a.Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus
ataupun masalah yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan
sila keempat ini. Contohnya banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus
berakhir di MK. Hal ini semakin parah karena masyarakat disuguhkan oleh
matinya sikap dalam menghormati pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa
legowo di hati para pihak yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama.
Sebagai warga negara yang baik, kita harus menghormati segala keputusan
yang telah dirundingkan bersama.  Meskipun kalah, kita harus lapang dada
dalam menerima apapun hasilnya.
b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
c.Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5. Sila Kelima

a.Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima
ini, dapat dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara
Indonesia mendapat kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat
Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan
terhadap Hak Asasi Manusia, perlindungan keamanan dan hokum yang
seutuhnya, dan semua hal yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.
b. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar
bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
c.pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan
undang-undang.
d. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuanMeningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan
pengunaan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.
e.Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara
selektif dan pemeliharaan ling-kungan hidup, sehingga kualitas ekosistem
tetap terjaga yang diatur dengan undangundang.
f. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi
dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur
dengan undang-undang.
g. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas didapatkan kesimpulan sebagai berikut :


1. Pancasila merupakan lima dasar atau aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh seluruh warga Negara Indonesia.
2. Pengamalan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari meliputi :
a. Sila Pertama Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia.
c. Sila Ketiga Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
d. Sila Keempat Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
e. Sila Kelima Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

B. Saran

Berdasarkan uraian di atas, menyadari bahwa Pancasila merupakan filsafat


(pandangan hidup bangsa) negara Republik Indonesia, yang berarti pancasila
berfungsi sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku dan
perbuatan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
bagi bangsa Indonesia dimanapun berada, maka harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila-sila dari Pancasila dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung
jawab. Selain itu juga perlu lebih mendalami pemahaman tentang sila- sila dan
fungsinya agar dalam tepat dalam pengamalannya. Dengan demikian cita-cita dan
tujuan-tujuan dari Pancasila dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pancasila2013.weebly.com/penerapan-pancasila-dalam-
kehidupan.html
2. http://nandaunja.wordpress.com/2012/02/14/sejarah-singkat-lahirnya-
pancasila/
3. http://makalah-kewarganegaraan.blogspot.com/#!
4. http://trisaktiwijayanti27.blogspot.co.id/2014/10/makalah-peranan-
pancasila- dalam.html

Anda mungkin juga menyukai