Anda di halaman 1dari 14

CEKUNGAN BARITO KALIMANTAN SELATAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Mekanika Reservoir

Oleh :
NAMA : MUHAMMAD DANDI ARYANTO
NPM : 2003055
KELAS : TEP 2 B
DOSEN PEMBIMBING : ROMAL RAMADHAN, ST

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "
Cekungan Barito Kalimantan Selatan " ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bpk. Romal Ramadhan, ST  pada mata kuliah mekanika reservoir. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Romal Ramadhan, ST,
selaku dosen mata kuliah mekanika reservoir yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 27 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………...……….................................….......


…………………………………….. i
Daftar Isi ……………………………………….......................................……….….
……………………………. ii
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………..............................................……...
…………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ……….…….............................................
…………………………..… 1
1.3. Tujuan …………………………….............................................
…………………………………… 2
Bab II PEMBAHASAN
2.1. Geologi Regional Cekungan Barito …………............................................…….. 3
2.2. Stratigrafi Cekungan Barito ………………...............................................……….. 5
2.3. Sistem Hidrokarbon Cekungan Barito ….…............................................…. 8
2.4. Batuan induk …………………………….................................................
………………….. 8
2.5. Batuan reservoar ……..................................................................................... 8
BAB III PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan ………………………..........................................
………………………………… 10
3.2. Saran ……………………………..........................................
…………………………………….. 10
Daftar Pustaka ………………………………................................………………...
………………….. 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Cekungan Barito merupakan salah satu cekungan penghasil minyak bumi di Indonesia,
tepatnya di pulau Kalimantan bagian tenggara yang sebagian besar termasuk dalam
wilayah daerah Tingkat-1 Provinsi Kalimantan Selatan. Cekungan Barito mempunyai luas
penyebaran sebesar kurang lebih 75.000 km² dengan ketebalan batuan sedimen Tersier
sekitar 2000-5000 meter.
Telah banyak ladang-ladang penghasil minyak bumi yang telah diketemukan disini
terutama hasil dari kegiatan survei seismik yang telah dilakukan oleh perusahaan minyak
nasional maupun asing di wilayah ini. Kegiatan seismik ini telah banyak dilakukan di
lapangan minyak Tanjung atau lapangan minyak Warukin terutama untuk mencari
jebakan-jebakan minyak bumi pada batuan sedimen Tersier yang mengisi Cekungan
Barito (2)
Penelitian ini dilakukan pada lapangan A Cekungan Barito, yang difokuskan pada zona
reservoar X dan Y yang menjadi reservoar produksi utama pada lapangan tersebut.
Berdasarkan kerangka lithostratigrafi Cekungan Barito, formasi Tanjung yang menjadi
reservoar utama lapangan A memilikili thologi berupa lapisan batu pasir dengan
kandungan lempung sebagai pengotor.Selain itu,publikasi Rotin sulu, et al., 1993, serta
hasil test produksi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa formasi ini telah terbukti
memiliki kandungan hidrokarbon berupa minyak.Hal tersebut melatar belakangi penulis
untuk melakukan penelitian terkait lapangan A cekungan Barito Kalimantan Selatan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu geologi cekungan barito ?
2. Apa stratigrafi cekungan barito ?
3. Apa saja sistem hidrokarbon cekungan barito ?
4. Apa yang dimaksud batuan induk ?
5. Apa yang dimaksud batuan reservoar ?
1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi apa itu geologi cekungan barito
2. Mengetahui stratigrafi cekungan barito
3. Mengetahui hidrokarbon yang ada di cekungan barito
4. Mengetahui apa itu batuan induk dan batuan reservoar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Geologi Regional Cekungan Barito


Lapangan A terletak di cekungan Barito Kalimantan Selatan ( Gambar 2.1 ) yang
dikenal sebagai cekungan terbesar diselatan Kalimantan Timur. Wilayah
cekungan ini memiliki luas 40.660 km2.
Penyebarannya memanjang dari Kalimantan Timur hingga ke Kalimantan
Selatan di sekitar wilayah Sungai Barito. Cekungan Barito merupakan cekungan
berumur Tersier.Cekungan ini dibatasi Pegunungan Meratus pada bagian timur,
Cekungan Kutai pada bagian utara, Laut Jawa pada bagian selatan,dan Paparan
Sunda. pada bagian barat(Kusuma dan Nafi,1986).

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Cekungan Barito termasuk didalamnya


Meratus Range

dicirikan dengan endapan berumur Paleogen yang terdiri dari fisik batuan
atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu batu pasir kuarsa,
konglomerat,serpih,batu lempung,lapisan batu bara dan pada bagian atasnya
berupa napal dan batu gamping yang telah mengalami perlipatan dan pensesaran
secara intensif pada akhir zaman Tersier (Kusuma danDarin,1989).
Gambar2.2 Gambaran Cekungan

Barito(http://geomagz.geologi.esdm.go.id/menyigi-geologi-mencari-migas-
indonesia/)

Tektonik Cekungan Barito merupakan bagian dari konfigurasi tektonik


Kalimantan yang terdiri dari gaya regangan pada akhir Kapur–awal Miosen
(fasesynand post-rifting) dan gaya tekanan pada Plio – Plistosen yang
menghasilkan struktur sesar dan lipatan.Struktur yang berkembang dalam
pembentukan cekungan Barito ada 2 jenis(Setyana dan Silitonga, 1994):

1. Tensional,yaitu berupa struktur tarikan berbentuk sinistra lshear, dengan


arah relatif barat laut-tenggara(NW– SE).
2. Transpesional,merupakan konvergen sehingga mengalami uplift atau
pengangkatan,dan lalu mengalami reaktifasi dan mengalami invert atau
pembalikan struktur yang tua,sehingga menghasilkan pensesaran,dan
perlipatan.

2.2. Stratigrafi Cekungan Barito


Secara umum sedimentasi di Cekungan Barito merupakan suatu daur
lengkap sedimentasi yang terdiri dari seri transgresi dan regresi seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. Fase transgresi terjadi pada kala Eosen

Gambar 2.3 Tektono stratigrafi regional cekungan Barito (Sikumbang dan


Heryanto,1994)

Miosen Awal dan disertai dengan pengendapan Formasi Tanjung dan Berai,
sedangkan fase regresi berlangsung pada kala Miosen Tengah hingga Pliosen
bersamaan dengan diendapkannya Formasi Warukin dan Dahor (Kusuma dan
Nafi,1986).

Menurut Sikumbang dan Heryanto (1994), urutan stratigrafi Cekungan Barito


dari tua kemuda adalah sebagai berikut:
1) Batuan Alas
Batuan alas ini berumur pra-Tersier. Komposisinya terdiri dari
beberapa batuan,yaitu lava andesit,batu gamping klastik dan konglomerat
polimik.

2) Formasi Tanjung
Formasi Tanjung diendapkan secara tidak selaras diatas batuan
pra–Tersier.Formasi ini dibagi menjadi dua anggota,dari tua ke muda yaitu:
a. Tanjung Bawah, terdiri dari konglomerat, batupasir, batu bara
sebagai hasil endapan pantai–paralik.
b. Atas, terdiri dari batu lempung, napal, dan batu gamping
fosilan yang merupakan endapan laut dangkal.
Formasi Tanjung berumur Eosendan mempunyai ketebalan
1300m dengan lingkungan pengendapan paralik – delta – laut
dangkal. Formasi Tanjung pertama kali ditemukan di kampung
Tanjung, penyebarannya meliputi daerah
Kambitin,Tanjung,Panaan dan Manunggaldi daerah Tanjung
Raya.
3) Formasi Berai
Formasi ini terletak selaras diatas Formasi Tanjung.Formasi Berai
dibagi menjadi tiga anggota, dari tua kemuda yaitu:
a. Berai Bawah,merupakan selang-seling batu gamping,batu
lempung dan napal.
b. Berai Tengah,merupakan batu gamping masif.
c. Berai Atas, merupakan selang-seling serpih, batulanau dan
batu gamping dengan sisipan tipis batu bara.
Formasi Berai berumur Oligosen – Miosen Awal dan mempunyai ketebalan
1250m dengan lingkungan pengendapannya yaitu laguna dan laut dangkal.
Formasi Berai pertama kali ditemukan di Gunung Berai dan penyebarannya
meliputi seluruh daerah Cekungan Barito.
4) Formasi Warukin
Formasi Warukin terletak selaras diatas Formasi Berai.Formasi
Waruk ini terdiri dari tiga anggota, dari tua kemuda yaitu:
a. Warukin Bawah, merupakan selang-seling napal, batu gamping,
serpih, dan serpih gampingan.
b. Warukin Tengah,terdiri dari napal,lanau,lempung dan lapisan
pasirtipis dengan sisipan batubara.
c. Atas,terdiri dari batu bara dengan sisipan lempung karbonat dan
batu pasir.
Formasi Warukin berumur Miosen Awal – Miosen Akhir. Formasi ini
mempunyaiketebalan 300 – 500 m dengan lingkungan pengendapan paralik -
delta. FormasiWarukin pertama kali ditemukan di desa Warukin, Tanjung Raya
Kalimantan Selatan.Penyebaran formasi ini meliputi seluruh Cekungan Barito.

5) Formasi Dahor
Formasi Dahor diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi
Warukin. Formasi ini tersusun oleh batu pasir kuarsa putih kurang
padat,sebagian berupa pasir lepas,bersisipan lempung,lanau abu-
abu,lignit dan limonit.Pada beberapa lokasi ditemukan sisipan
kerakal kuarsa, kerakal batuan beku dan batuan meta
sedimen.Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Akhir sampai
Pliosen dengan lingkungan pengendapan paralik. Formasi ini
mempunyai ketebalan 300 m. Formasi Dahor pertama kali
ditemukan di kampung Dahor dan penyebarannya ke arah timur
dan barat.
di kampung Dahor dan penyebarannya ke arah timur dan barat.

2.3. Sistem Hidrokarbon Cekungan Barito


Suksesi stratigrafi Formasi Tanjung yang mengisi Cekungan Barito
telah terbukti menghasilkan akumulasi hidrokarbon. Sistem
hidrokarbon di Cekungan Barito terbentuk oleh integrasi elemen–
elemen pendukungnya,seperti kematangan batuan induk, kualitas
batuan reservoir, keefektifan batuan penudung, mekanisme
pemerangkapan, dan migrasi. Penelitian elemen – elemen sistem
hidrokarbon di Cekungan Barito telah dipublikasikan oleh Rotin sulu,
etal., 1993.

2.4. Batuan Induk


Batuan induk Formasi Tanjung dihasilkan dari pengendapan batuan
serpih kaya organik, batu lempung, dan batubara pada kondisi
lingkungan shallow lacustrine atau dan au yang bersifat dangkal.
Publikasi Rotinsulu,etal.,1993,mengindikasikan kandungan
TOC(TotalOrganicCarbon)0.6–5.4gr/m3,dengan pyrolysis(S1+S2)0.4–
24.0mgHC/g

2.5 Batuan Reservoar


Suksesi pengisian sedimen pada Cekungan Barito menghasilkan
pengendapan batu pasir Formasi Tanjung yang berpotensi sebagai
batuan reservoir.Pengendapan fasies batu pasir pada fase syn-rift
umumnya terbatas mengisi terban dan dikenal dengan tahap
pengendapan 1, sedangkan tahap pengendapan 2 – 4 berlangsung
selama fase post-rift dengan penyebaran relatif melampar
luas(Gambar2.4).

Fase syn-rift dan post-rift merupakan istilah yang menunjukkan periode


tektonikyang berkaitan dengan lapisan-lapisan sedimen yang terbentuk
di zona rifting atau zona yang mengalami peregangan. Sedimen syn-rift
merupakan sedimen yang terendapkan pada saat rifting
berlangsung(sesar-sesar normalaktif).Sementara itu,sedimen post-rift
merupakan sedimen yang terendapkan pada saat sesar-sesar normal
yang merupakan sedimen yang terendapkan pada saat sesar-sesar
normal yang mengontrol terjadinya rifting tidak aktif lagi (Pluijm &
Marshak,2004).

Gambar 2.4 Potensi batuan reservoar pada Formasi Tanjung,cekungan


Barito,kaitannya dengan tahapan evolusi tektoniknya (Pertamina,2016).

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kesimpulannya adalah Lapangan A terletak di cekungan Barito Kalimantan

Selatan yang dikenal sebagai cekungan terbesar diselatan Kalimantan Cekungan

yang berumur tersier Wilayah cekungan ini memiliki luas 40.660 km2.

Penyebarannya memanjang dari Kalimantan Timur hingga ke Kalimantan Selatan


di sekitar wilayah Sungai Barito. Cekungan ini dibatasi Pegunungan Meratus pada

bagian timur, Cekungan Kutai pada bagian utara, Laut Jawa pada bagian

selatan,dan Paparan Sunda. pada bagian barat dicirikan dengan endapan berumur

Paleogen,

Terdapat ada 5 Formasi Cekungan barito teridir dari Formasi batuan alas, formasi

tanjung, formasi berai, formasi warukin, dan formasi dahor.

Cekungan Barito menghasilkan pengendapan batu pasir Formasi Tanjung yang

berpotensi sebagai batuan reservoir.

3.2. Saran

Pemahaman tentang cekungan Barito ini sangat penting. Oleh karena itu

diharapkan tenaga minyak khususnya pada tatanan perminyakan seluruh

Indonesia sehingga mengetahuinya agar dapat menerapkannya saat dilapangan

dengan benar dan tidak menyeleweng dari hukum yang telah diatur.


DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.uns.ac.id/ijap/article/download/27076/28309

https://kumparan.com/topan-ramadhan-ms/kondisi-cekungan-barito-salah-satu-
cekungan-penghasil-energi-fosil-indonesia-1t9SQLFaila

https://jgsm.geologi.esdm.go.id/index.php/JGSM/article/view/51

https://www.geologinesia.com/2016/03/geologi-regional-cekungan-barito.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai