Anda di halaman 1dari 5

Oke selanjutnya kita akan membahas Prinsip penyusunan kata yang berhubungan

dengan beberapa factor, antara lain :

1. isi dan maksud/tujuan pertanyaan

2. tata bahasa

3. jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan

4. keruntutan pertanyaan

Yang pertama yaitu tentang Isi dan tujuan pertanyaan

Dimana dalam hal ini

• Tergantung pada sifat dari variabel.

• Subyektif (perasaan)

Dimana dapat diukur dengan suatu keyakinan, persepsi, dan sikap responden.

Contoh pertanyaan subjektif adalah :

1. “saya senantiasa dilayani dengan ramah oleh para pelayan di toko ini “

Dimana Jawaban dari responden : -sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak


setuju,ataupun sangat tidak setuju

Selanjutnya ada

• Objektif (berdasarkan fakta)

Dimana menggunakan pertanyaan langsung tunggal,

Contoh pertanyaan objektif :

1. “tingkat pendidikan terakhir saya adalah”

Maka jawaban untuk responden adalah : sd, sltp, slta, atau perguruan tinggi
Prinsip penyusunan kata: Bahasa dan susunan kata dari kuesioner

Bahasa kuesioner harus mendekati tingkat pemahaman para responden. Pilihan


kata akan tergantung pada:

1. Tingkat pendidikan responden,

2. Istilah dan ungkapan dalam budaya, dan

3. Kerangka acuan responden.

Pertanyaan yang dihantarkan dalam kata-kata yang mudah dimengerti dan menarik
untuk dibaca responden, sangat membantu soerang peneliti mendapatkan jawaban
yang diharapkan.

Keahlian seorang peneliti dalam bertata bahasa antara lain dapat dilihat dalam
kemampuannya merancang kuesioner. Kosa kata yang variatif dan kreasi dalam
berbagai istilah membantu responden menjadi tidak jenuh dalam mengisi
kuesioner.

Prinsip penyusunan kata: Jenis dan Bentuk pertanyaan

• Pertanyaan terbuka dan tertutup

Pertanyaan ini artinya memungkinkan responden menjawab sesuai dengan pilihan


masing-masing. Jenis pertanyaan ini membuat responden biasanya berpikir,
mengingat-ingat atau mempertimbangkan jawaban yang tepat.Contohnya:
“Bagaimana perasaan anda ketika mendapat promosi jabatan di perusahaan ini”

Lalu Pertanyaan tertutup meminta responden memilih satu atau beberapa jawaban
dari satu set jawaban yang telah disediakan dan ditetapkan oleh peneliti.Pertanyaan
tertutup memungkinkan responden untuk menjawab “lebih cepat”, karena peneliti
sudah merancang jawaban bagi para responden.
• Pertanyaan Positif dan negative

Berdasarkan bentuknya, pertanyaan dapat dirancang dalam dua pilihan:

1.Pertanyaan/pernyataan positif Contoh: Menurut saya lingkungan daerah wisata


ini bersih dan sehat

2.Pertanyaan/pernyataan negative Contoh:Menurut saya lingkungan daerah wisata


ini kotor dan tidak sehat

• Pertanyaan berlaras ganda

Kesalahan biasa dilakukan ketika seseorang mengajukan pertanyaan yang


menyentuh lebih dari satu masalah, namun hanya memungkinkan untuk satu
jawaban. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakakuratan dalam sikap yang diukur
untuk pertanyaan tersebut, karena responden hanya dapat menjawab satu dari dua
pertanyaan, dan tidak dapat menunjukkan pertanyaan mana yang sedang dijawab.

Contoh dari pertanyaan berlaras ganda adalah sebagai berikut: "menurut Anda
apakah siswa harus memiliki lebih banyak kelas tentang sejarah dan budaya?"
Pertanyaan ini menanyakan tentang dua masalah berbeda: "menurut Anda apakah
siswa harus memiliki lebih banyak kelas tentang sejarah" dan "menurut Anda
apakah siswa harus memiliki lebih banyak kelas tentang budaya?"
Menggabungkan kedua pertanyaan menjadi satu membuat tidak jelas apa
sebenarnya yang sedang diukur, dan karena setiap pertanyaan dapat menimbulkan
respons yang berbeda jika ditanyakan secara terpisah, ada kemungkinan lebih besar
untuk membingungkan responden. Dengan kata lain, sementara beberapa
responden akan menjawab "ya" untuk keduanya dan beberapa "tidak" untuk
keduanya, beberapa ingin menjawab keduanya "iya dan tidak".

• Pertanyaan ambigu

Pertanyaan yang bersifat ambigu apabila pertanyaan itu menyodorkan 2 (dua)


kerangka acuan atau lebih. Contoh: “Bagaimana perasaan anda mengenai
pengembangan suatu sistem transit kilat antara pusat kota dengan daerah
pemukiman perkotaan, dan pengembangan kembali wilayah pemukiman di pusat
kota?” Andaikan responden tidak mengalami kesulitan oleh kerumitan dan
alternatif-alternatif yang diajukan oleh pertanyaan itu, dia tidak akan dapat
menjawab dengan menggunakan satu kerangka pikir dan pemahaman yang sama
mengenai apa yang diinginkan oleh penanya. Ambiguitas dapat pula muncul dalam
pertanyaan-pertanyaan yang jauh lebih sederhana, misalnya: “Bagaimana
kehidupan anda bersama keluarga anda tahun ini?” Ini dapat membingungkan
responden untuk menjawab karena tidak jelas hal apa yang ingin diketahui oleh
peneliti, apakah hal keuangan, kebahagiaan, perkawinan, kesehatan, status atau
apa?

• Recall-dependent questions (Pertanyaan berdasarkan


pengalaman masa lalu)

Ada pertanyaan yang memerlukan si responden untuk mengingat kejadian pada


masa lalu, yang sudah lama. Pertanyaan seperti ini bisa saja bias, jawabannya
belum pasti benar atau sesuai dengan ingatan responden. Lebih baik, melihat
dokumen-dokumen. Misalnya : jumlah cabang yang dibangun perusahaan dalam
10 tahun terakhir

• Leading questions (pertanyaan dimana membawa responden untuk


menjawab sesuai dengan keinginan peneliti),

Jangan sampai pertanyaan dapat mempengaruhi opini responden. Misalnya : sistem


jaringan komunikasi dengan menggunakan modem bolt ternyata sangat cepat dan
harganya sangat terjangkau. Apakah anda masih tertarik untuk menggunakan jenis
modem lainnya ?

• Loaded questions (pertanyaan dengan emosi yang berubah-ubah)

Pertanyaan diungkapkan atau disampaikan secara emosional. Misalnya : seberapa


jauh peran pemerintah yang tidak bertanggung jawab untuk mengatasi masalah
kemiskinan di Indonesia ?

Secara tidak langsung ini akan mempengaruhi opini responden kalau pemerintah
tersebut tidak bertanggung jawab dan tidak akan mengatasi masalah kemiskinan di
Indonesia
• Social desirability (pertanyaan yang disukai masyarakat pada umumnya),

Orang akan menjawab sesuai dengan norma yang sudah ada didalam masyarakat
atau komunitas tertentu atau jawaban yang kira-kira diinginkan oleh orang umum

• Length of questions (pertanyaan yang panjang),

Sebaiknya pertanyaan yang dibuat harus singkat padat dan jelas

• Sequencing of questions (pertanyaan yang beruntut)

Dalam mengajukan pertanyaan harus berurut. Dari yang paling mudah ke yang
sulit

Prinsip penyusunan kata: Urutan dari pertanyaan

Funnel approach: urutan pertanyaan harus disusun dari yang umum ke lebih
spesifik, dan dari yang mudah ke yang sulit

Jangan menempatkan pertanyaan dengan kata-kata positif dan kata-kata negatif


secara berurutan misalnya:

Saya memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan kerja saya selama jam
kerja , Saya memiliki sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan kerja
saya selama jam kerja.

Prinsip penyusunan kata: Data Klasifikasi atau Informasi pribadi

Data klasifikasi (informasi pribadi/pertanyaan demografis) memperoleh informasi

seperti usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan pendapatan

Nama responden tidak boleh dicantumkan, jika benar-benar diperlukan sebaiknya

kuesioner diberi nomor dan dihubungkan dalam dokumen pribadi yang terpisah

Pertanyaan mencari informasi pribadi mungkin muncul di awal atau di akhir

Contohnya : Membahas tentang isu mahasiswa, sebainya mengumpulkan data dari


yang tingkat umur 17 – 22 atau belum menikah.

Anda mungkin juga menyukai