Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGANGGURAN

Disusun Oleh :

Indra Setiawan
(C20119368)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesian meruapakan Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak
serta meiliki sumber daya alam yang melimpah, ini membuat Indonesia pantas disebut
sebagai Negara yang kaya akan sumber dayanya,baik pada sumber daya alam maupun
sumber daya manusianya. Hal ini harusnya dapat memberikan keuntungan besar
untuk perekonomian Indonesia yang belum dapat mengefesiensikan sumber daya
alam dan mausianya yang melimpah. Faktanya sekarang,banyak warga Indonesia
yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain pengangguran. Semakin tinggi
tingkat kelahiran warga Indonesia namun tidak dibarengi dengan banyaknya lapangan
kerja yang tersedia, membuat jumlah pengangguran di Indonesia dan apa akibatnya
jika pengangguran di Indonesia terus dibiarkan?

B. Rumusan Masalah
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Penyebab
pengangguran. pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan.

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa defenisi dari
pengangguran , penyebab dan bagaimana cara mengatasi pengangguran dan masalah
pengangguran yang terjadi di Sulawesi Tengah dengan adanya Covid-19.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja,
atau sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal.

B. Jenis- Jenis Pengangguran


1. Pengangguran Normal / Terbuka, Penggangguran normal adalah golongan
angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan dan
keterampilan tidak memadai. Setengah Menganggur (Under Employment). Setengah
menganggur terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena
ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan.
2. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) Pengangguran terselubung
terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena tidak memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
3. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) Pengangguran friksional
adalah pengangguran temporer yang terjadi karena pergantian pekerjaan atau
pergeseran tenaga kerja. Pengangguran ini disebabkan karena seseorang tidak
langsung menemukan pekerjaan baru setelah berhenti dari pekerjaan lamanya atau
dihambat oleh keterbatasan mereka sendiri. ·
4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) Pengangguran musiman
disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala.
Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu (part time).
5. Pengangguran Siklikal / Konjungtural (Cyclical Unemployment).Pengangguran
siklikal berkaitan dengan naik-turunnya aktivitas atau keadaan perekonomian suatu
negara (business cycle).
6. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) Pengangguran ini muncul
akibat perubahan struktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris menjadi industri,
sehingga banyak tenaga kerja yang tidak dapat mmenuhi syarat yang diminta
perusahaan.
7. Pengangguran Deflasioner (Deflationary Unemployment),Pengangguran
deflasioner disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk manampung seluruh
pencari kerja.
8. Pengangguran Teknologi, Pengangguran teknologi disebabkan karena kemajuan
teknologi, yakni pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.

C. Faktor Pengangguran
a. Sedikitnya lahan pekerjaan yang disediakan.
b. Kurangnya skill atau keahlian yang dimiliki , sehingga susah untuk terjun langsung
ke lapangan pekerjaan.
c. Susah menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dalam dunia pekerjaan.
d. Kurangnya informasi yang didapat.
e. Malas dalam mencari lowongan pekerjaan.
f. Faktor umur bisa dibilang juga sebagai kendala dalam penerimaan seorang pekerja.
g. Minimnya pendidikan yang dimiliki.
h. Tidak memenuhi kriteria yang ditentukan oleh perusahaan tertentu.
i. Kepadatan penduduk.
j. Banyaknya urbanisasi,sehingga menimbulkan pemanfaatan tenaga kerja antar
daerah tidak seimbang.

D. Cara Mengatasi Pengangguran


Banyak cara yang harus dilakukan untuk mengatasi pengangguran berikut cara
mengatasi pengangguran secara umum 
1. Memberikan pendidikan gratis bagi yang kurang mampu, rata – rata jumlah
pengangguran itu di miliki oleh orang yang tidak berpendidikan, jadi masalah utama
pengangguran adalah tidak memiliki pengetahuan yang cukup sehingga sangat sulit
untuk mendapatkan pekerjaan. 
2. Sebaiknya pemerintah menyediakan tempat lapangan kerja sehingga dapat
membantu dan mengatasi tingkat pengangguran. 
3. Tidak hanya pemerintah masyarakat setempat pun seharusnya juga di himbau
menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. 
4. Selain itu menyediakan tempat tempat keterampilan seperti kursus menjahit,
kerajinan tangan dan lain-lain . Walaupun tidak punya pendidikan tetapi mereka
mempunyai modal ketrampilan untuk bekerja sesuai dengan skillnya, karena di dunia
kerja yang di butuhkan adalah ketrampilan skillnya.

BAB III
MASALAH PENGANGGURAN DI SULAWESI TENGAH
AKIBAT COVID-19

Dengan adanya pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada tingkat pengangguran
yang ada khususnya di Sulawesi Tengah  hal tersebut dikarenakan pengurangan
tenaga kerja perusahaan di beberapa sektor usaha. Badan Pusat Statistik (BPS)
Sulawesi Tengah mencatat, jumlah pengangguran akibat terdampak Covid-19 per
Agustus 2020 mencapai 9,12 ribu orang atau sekitar 15,37% terhadap total
pengangguran di Sulawesi Tengah. Pengangguran karena Covid-19 merupakan
pengangguran berhenti bekerja karena Covid-19 periode Februari-Agustus 2020.
Untuk mengantisipasi gejolak sosial sebagai akibat dari kehilangan lapangan
pekerjaan dan peningkatan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah, maka
beberapa hal yang patut dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan 13
kabupaten/kota se Sulawesi Tengah adalah pertama, melakukan verifikasi dan validasi
Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
desil pertama sampai dengan desil keempat (desil infrastruktur). Tanggung jawab
verifikasi dan validasi berada di tangan masing-masing Dinas Sosial. Hal ini bertujuan
ganda yakni, bila jumlah penduduk miskin diperluas cakupannya bagi Program
Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS),
Kartu Pra Kerja (KpK), Kartu Sembako, tentu Dinas sosial patut menyusun SOP
verifikasi dan validasi tersebut agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
Selain itu, data ini berguna bagi aktualisasi penduduk miskin terdampak
Covid-19, maka akan berguna juga bagi updated penduduk miskin yang terdampak
bencana 28 September 2018. Selain itu antara Provinsi Sulawesi Tengah dan 13
kabupaten/kota pasti tercipta sinergi, tercipta incorporated dalam data yang sama
tanpa menimbulkan tumpang tindih atau penerima ganda. Kedua, pemerintah dapat
meluncurkan program anti kemiskinan lainnya yang pernah diluncurkan di Sulawesi
Tengah seperti revitalisasi program bedah kampung bagi desil 4 (infrastruktur),
replikasi Program Padat Karya dan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat
(PDPM) bagi desil 1 dan 2, program Kredit Usaha Daerah (KURDA) bagi desil 3,
serta Program Padat Karya Pemeliharaan Infrastruktur Provinsi Sulteng di 13
kabupaten/kota berbarengan dengan Program Jaring Pengaman Sosial oleh
Pemerintah Pusat yakni Program Padat Karya Infrastruktur, Program Pengelolaan
Sanitasi Lingkungan, Program Padat Karya Produktif, serta Program Tenaga Kerja
Mandiri untuk menampung tenaga kerja (TK) yang kehilangan lapangan pekerjaan
akibat Covid-19. Sedangkan bagi petani dan nelayan , pemerintah dapat menginisiasi
asuransi petani, perkebunan, peternakan dan nelayan dan asuransi Tenaga Kerja
melalui BPJS-TK bagi mereka yang bekerja di kebunnya sendiri.
Selain beberapa cara diatas yang dilakukan untuk mengantisipasi tingkat
pengangguran di Sulawesi Tengah , Secara umum juga Pemerintah melakukan
beberapa langkah untuk menekan jumlah pengangguran selama pandemi , sebagai
berikut :
1. Mengalokasikan dana untuk penanganan Covid-19
2. Menyediakan program berupa insentif pajak penghasilan, relaksasi pembayaran
pinjaman/kredit.
3. Menyediakan jaring pengamanan sosial bagi pekerja sektor informal.
4. Memproritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program Kartu Pra Kerja
bagi pekerja yang terkena PHK.
5. Memperbanyak program perluasan kesempatan kerja seperti padat karya tunai,
padat karya produktif , terapan Teknologi Tepat Guna ( TTG) , Tenaga Kerja Mandiri
(TKM), dan Kewirausahawan yang dimaksudkan untuk penyerapan tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai