Anda di halaman 1dari 20

DEMOKRASI BARAT:

PROBLEM DAN IMPLEMENTASI DI DUNIA

Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi


Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Asturi ( STAIMAS) Wonogiri
rinawatiyoungentrepreneurship@gmail.com

Abstract
Tampaknya terjadi kecenderungan global di mana demokrasi
tidak lagi sekedar menjadi wacana intelektual (intellectual
discourse), melainkan obsesi politik berbagai negara, khususnya
negara -negara berkembang. Indonesia adalah salah satu negara
yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan salah satu
negara yang menganut sistem demokrasi terbesar ketiga di dunia
setelah negara India dan Amerika Serikat. Dari berbagai
pengalaman pemilihan umum dan penerapan demokrasi di
negeri-negeri Islam atau di Barat sendiri, tampak jelas bahwa
pemilu adalah alat penjajahan untuk kepentingan Barat. Dari
berbagai pengalaman demokrasi negeri-negeri Islam tersebut kita
juga bisa mengambil pelajaran bahwa demokrasi hanya
menghantarkan perubahan rezim, bukan perubahan pada sistem.
Jalan demokrasi ini demikian masif ditawarkan dan dipaksakan
Barat di negeri-negeri Islam sebagai sebuah solusi atas berbagai
krisis yang melanda. Demokrasi memuluskan liberalisasi ekonomi
sebagai alat penjajahan Barat untuk merampok kekayaan alam
negeri Islam. Demokrasi juga sebagai alat untuk mengokohkan
boneka Barat dan melegitimasi penjajahan mereka atas dunia
Islam.

Kata Kunci: Demokrasi, Barat, Muslim, dan Problem

A. Pendahuluan
berkuasa.1 Menurut asal kata berarti
rakyat berkuasa atau goverment by the
Teori klasik tampaknya
people. Kata “rakyat” yang dipahami di
menjelaskan bahwa demokrasi adalah
zaman Yunani kuno (Athena), berbeda
pemerintahan rakyat. Rakyat memiliki
sekali dengan apa yang kita pahami
hak untuk memerintah. Istilah
demokrasi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu demos adalah rakyat, kratos atau
1
I Dewa Gede Atmaja, Konsepsi
kretein adalah kekuasaan atau Demokrasi dalam Bingkai Konstitusi,
(Malang: Setara Press, 2011), hlm.5.

189
190 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

saat ini. Bagi Yunani kuno istilah


“rakyat” tidak lebih dari sekumpulan bentuk pemerintahan dimana
manusia dari sebuah polis atau kota kekuasaan tertinggi berada ditangan
kecil.2 Demokrasi adalah bentuk atau rakyat, dilaksanakan langsung oleh
sistem pemerintahan yang segenap mereka atau oleh wakil terpilih dalam
rakyatnya turut serta memerintah sistem pemilu yang bebas. Definisi lain
melalui perantara wakilnya demokrasi adalah partisipasi rakyat.5
(pemerintahan rakyat). 3 Demokrasi bertalian dengan hubungan
Demokrasi adalah bagian antara penguasa dan rakyat, dalam
khazanah dalam membuat keputusan pengertian sejauh mana peran serta
secara kolektif. Sistem demokrasi rakyat dalam menetapkan kekuasaan
berusaha mewujudkan keinginan pemerintah di dalam suatu Negara
bahwa keputusan yang mempengarui disatu sisi berhadapan dengan hak-hak
perkumpulan secara keseluruhan harus dan kekuasaan pemerintah terhadap
diambil oleh semua anggota dan rakyat pada sisi lain. Artinya hubungan
masing-masing anggota mempunyai antara yang memerintah dan yang
hak yang sama dalam proses diperintah.6
pengambilan atau pembuatan Demokrasi juga diasosiasikan
keputusan. Dengan kata lain, suatu bentuk pemerintahan dimana
demokrasi memiliki prinsip kembar keputusan-keputusan penting
sebagai kontrol rakyat atas proses pemerintahan atau garis kebijakan di
pembuatan keputusan secara kolektif belakang keputusan-keputusan tersebut
dan memiliki kesamaan hak dalam secara langsung atau tidak langsung
mengendalikan hal itu.4 hanya dapat berlangsung jika disetujui
Demokrasi menyangkut aturan secara bebas oleh mayoritas
manusia, aturan majelis, aturan partai, masyarakat dewasa yang berada dalam
aturan umum, kediktatoran kaum posisi diperintah.7 Sistem politik yang
ploretar, partisipasi politik, kompetisi demokratis adalah dimana kebijakan
para elite dalam meraih suara, umum ditentukan atas dasar mayoritas
multipartai, pluralisme sosial dan oleh wakil-wakil yang diawasi secara
politik, persamaan hak, kebebasan efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
berpolitik dan sipil, sebuah masyarakat pemilihan berkala yang didasarkan atas
yang bebas, ekonomi pasar bebas, dan prinsip kesamaan politik dan
lain-lain. Demokrasi adalah suatu

2
Muhammad Rizza Sihbudi, “Islam, 5
Bernard Lewis, Islam Liberalisme
Radikalisme dan Demokrasi” (Jakarta: Demokrasi: Membangun sinergi warisan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Sejarah, Doktrin, dan Konteks Global,
2004), hlm.5. (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm.3.
3
Badan Pengembangan dan 6
Muhammad Alim, Demokrasi dan
Pembinaan Bahasa, Kamus Bahasa Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi
Indonesia untuk Pelajar, (Jakarta: Madinah dan UUD 1945, (Yogyakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, UUI Press, 2001), hlm.1.
2011), hlm.91. 7
Mujar Ibnu Syarif dan Khamami
4
David Beetham dan Kevin Boyle, Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan
Demokrasi: 80 Tanya Jawab, (Yogyakarta: Pemikiran Politik Islam (Jakarta: Erlangga,
Kanisius, 2000), hlm.19-20. 2007), hlm. 216.
diselenggarakan dalam suasana
terjaminya kebebasan politik.8 kajian para pemikir Barat seperti Jean
Demokrasi bermakna variatif Bodin, Thomas Hobbes, Rousseau,
dan bersifat interpretatif. Kita Locke, Voltaire, Montesquieu, dan
mengenal berbagai tipologi demokrasi. pemikir Barat lainya.9
Setiap negara berhak mengklaim Jean Bodin sangat terkenal
sebagai negara yang demokratis, dengan filsafatnya tentang masalah
meskipun nilai dan praktik politik kemasyarakatan dan kenegaraan.
kekuasaanya jauh dengan prinsip- Hegemoni kaum gereja di Prancis
prinsip demokrasi. Demokrasi juga begitu besar dan peperangan antara
bersifat evolutif dan dinamis, kaum Huguenot berlarut-larut yang
demokrasi bukan konsep yang statis. menimbulkan banyak korban. Jean
Demokrasi selalu mengalami Bodin mengusulkan agar diciptakan
perubahan, baik bentuk formalnya suasana toleransi beragama dan
maupun substansinya sesuai dengan memberikan keleluasaan pada
konteks dan dinamika sosio-historis golongan protestan untuk menjalankan
dimana konsep demokrasi lahir dan ajaran agamanya sesuai dengan
berkembang. Demokrasi juga keyakinan yang dianut. Kekuasaan dan
berkembang secara evolutif, secara kedaulatan negara dipercayakan pada
perlahan tapi pasti. Konsep dan Raja.10 Konsep tersebut malahirkan
implementasi tidak harus sesuai dengan kosep teori kedaulatan. Gagasan teori
demokrasi pada zaman Yunani kuno. kedaulatan ini membawa implikasi
Demokrasi semakin berkembang pada terbentunya sentralisasi
di Barat seiring lahirnya gerakan administrasi dan batasan teretorial
renaisans pada abad XIV dan gerakan negara relatif jelas. Komunitas politik
reformasi pada abad ke XVI-XVII. dipandang lebih otonomi, tidak lagi
Gerakan Renaisans melahirkan tunduk dibawah otoritas kaum gereja.
gagasan-gagasan demokrasi dengan Teori kedaulatan Jean Bodin telah
perjuanganya menentang kekuasaan menjadi pijakan bagi pembentukan
gereja yang absolut yang gagasan demokrasi modern.11 Jean
mengatasnamakan agama, Bodin ini berhasil menyelamatkan
desakralisasi gereja, memperjuangkan Prancis dari kekacauan akibat sengketa
kebebasan beragama, kebebasan antar agama yang berlarut-larut dan
berfikir dan mengemukakan pendapat dianggap sebagai cikal bakal
dan mempelopori terbentuknya negara terbentuknya konsep negara-
bangsa. Gerakan reformasi melahirkan kebangsaan (nation-state) dengan
penemuan baru tentang teknologi yang kekuasaan dan kedaulatan terpusat
sangat bermanfaat bagi kaum pada Raja. Pada akhir abad ke 19
gagasan mengenai demokrasi mendapat
intelektual untuk menyebarkan gagasan
intelektualnya dan konsep demokrasi. 9
Ahmad Suhelmi, Pemikiran
Pada masa inilah gagasan-gagasan Politik…, hlm. 300.
demokrasi menjadi perhatian dan 10
Fuad Hasan, Pengantar
Filsafat…, hlm.51.
11
Aidul Fitriciada Azhari,
8
Ni’matul Huda, Negara Hukum, Menemukan Demokrasi, (Surakarta:
Demokrasi dan Judicial Review, Muhammadiyah University Press, 2005),
(Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm.13. hlm.11.
wujud yang kongkret sebagai program
dan sistem politik. Demokrasi pada demokrasi pancasila yang
tahap ini semata-mata bersifat politis merupakan demokrasi
dan mendasarkan dirinya atas asas-asas konstitusional yang menonjolkan
kemerdekaan individu, kesamaan hak sistem presidensial. 4).Masa
(equal right), serta hak pilih untuk Republik Indonesia IV (1998-
semua warga negara (universal sekarang), yaitu masa reformasi
suffrage).12 yang menginginkan tegaknya
Perkembangan demokrasi di demokrasidi Indonesia sebagai
Indonesia telah mengalami pasang koreksi terhadap praktek-praktek
surut. Masalah pokok yang dihadapi politik yang terjadi pada masa
ialah bagaimana dalam masyarakat Republik Indonesia III.
yang beraneka ragam pola budayanya,
mempertinggi tingkat kehidupan Tampaknya terjadi
ekonomi disamping membina suatu kecenderungan global di mana
kehidupan sosial politik yang demokrasi tidak lagi sekedar menjadi
demokratis. Masalah ini berkisar pada wacana intelektual (intellectual
penyusunan suatu sistem politik, discourse), melainkan obsesi politik
dimana kepemimpinan cukup kuat berbagai negara, khususnya negara-
untuk melaksanakan pembangunan negara berkembang. Indonesia adalah
ekonomi serta nation building, dengan salah satu negara yang berpenduduk
partisipasi rakyat seraya Muslim terbesar di dunia dan salah satu
menghindarkan kediktatoran. negara yang menganut sistem
Perkembangan sejarah demokrasi demokrasi terbesar ketiga di dunia
Indonesia Prof. Miriam Budiardjo setelah negara India dan Amerika
membagi menjadi empat masa,13 yaitu: Serikat.
a).Masa Republik Indonesia I
(1945-1959), yaitu masa B. Demokrasi dan Problem
demokrasi (konstitusional) yang Implementasi di Negara Muslim
menonjolkan peranan parlemen
serta partai-partai dan karena itu Penelitian yang dilakukan
dapat dinamakan demokrasi UNESCO pada tahun 1949, menarik
parlementer. 2). Masa Republik kesimpulan bahwa ide demokrasi
Indonesia II (1959-1965), yaitu dianggap ambiguous atau mempunyai
demokrasi terpimpin yang dalam berbagai pengertian, sekurang-
banyak aspek telah menyimpang kurangnya ada ambiguity mengenai
dan demokrasi konstitusional yang lembaga-lembaga atau cara-cara yang
secara formal merupakan dipakai untuk melaksanakan ide atau
landasannya, dan menunjukan mengenai keadaan kultural secara
beberapa aspek demokrasi rakyat. historis yang mempengarui istilah, ide,
3).Masa Republik Indonesia III dan praktek demokrasi.14
(1965-1998), yaitu masa Demokrasi bukanlah bentuk
pemerintahan yang ideal, mereka
menilai demokrasi sebagai
12
Miriam Budiardjo,
Dasar- dasar…, hlm.111-112.
13
Ibid, hlm.127-128.
14
Ibid, hlm.105.
pemerintahan oleh rakyat miskin.15
membantu dan melindungi
Walaupun demokrasi berasal dari
minoritas. 17
Yunani kono, tetapi di mata para
pemikir sendiri seperti Plato dan
Plato (429-347 SM) pernah
Aristoteles demokrasi bukanlah bentuk
mengingatkan kelemahan dan bahaya
pemerintahan yang ideal. Demokrasi
internal demokrasi. Pemimpin biasanya
pada zaman Yunani hanya memberikan
dipilih dan diikuti karena faktor-faktor
hak berpartisipasi politik pada
non-esensial, seperti kepintaran pidato,
minoritas kecil kaum laki-laki yang
kekayaan, dan latar belakang keluarga.
telah dewasa. Beda dengan demokrasi
Demokrasi sebagai tatanan yang
Modern yang syarat dengan gagasan
menjamin terbukanya peluang bagi
mengenai hak dan kebebasan individu.
setiap warga negara untuk berperan
Di Barat pandangan yang negatif atas
dalam tugas kemasyarakatan dan
demokrasi ini bertahan selama lebih
kenegaraan, dengan catatan bahwa
dari dua ribu tahun hingga abad ke
tugas tersebut diandalkan pada
17.16
kemampuan seorang. Plato
Sebelum abad ke-18, demokrasi
memimpikan munculnya “The wisest
bukanlah sistem yang dipilih umat
people” sebagai pemimpin ideal di
manusia. Sistem ini ditolak di era
suatu Negara. “The wisest people is the
Yunani dan Romawi dan hampir semua
best people in the state, who would
filosof politik menolaknya. Sejak abad
approach human problems with reason
ke-18, beberapa aspek dari demokrasi
and wisdom derived from knowledge of
politik mulai diterapkan di Barat. Akan
the world of unchanging and perfect
tetapi masih juga mendapat kritik yang
ideas.” 18
keras. Leislie Lipson melihat tiga
Plato menyatakan bahwa dalam
keberatan dalam sistem demokrasi:
demokrasi persatuan tidak dapat diraih,
Pertama, Potensi tirani mayoritas
karena adanya prinsip-prinsip yang
terhadap kelompok minoritas.
mendasari sistem. Prinsip demokrasi
Kedua, kenyataan bahwa
adalah kebebasan (liberty), karena
demokrasi cenderung
semua itu adalah kebebasan setiap pola
menempatkan orang-orang bodoh
personifikasi berkembang.
dalam tupuk kekuasaan. Ketiga,
Keberagaman atau variasi menjadi
demokrasi hanya berupa ilusi, jika
bukti bahwa persatuan tidak akan
bukan kebohongan. Utopi belaka,
pernah tercapai. Plato menambahkan
bahkan lebih buruk adalah
demokrasi dipengarui oleh penyakit
kepalsual demokrasi, yang
persamaan (disease of equality) dan
menurut argumentasi ini adalah
dipengarui juga oleh gejala equality.
sesuatu yang berpura-pura
Prinsip equality adalah semua orang
memiliki hak yang sama dalam

15
Aidul Fitricida Azhari, Tafsir
Konstitusi: Pergulatan Mewujudkan
Demokrasi di Indonesia (Solo: Jagad
17
Muslim Mufti, Teori-teori…,
Abjad, 2010). hlm.80. hlm.114.
16
Aidul Fitricida Azhari,
18
Adian Husaini,
Menemukan…, hlm.1. Menimbang Kembali…, hlm.15.
demokrasi, baik orang kaya maupun “Demokrasi memunculkan
orang miskin.19 kekuasaan berdasarkan hasil suara
Aristoteles mengingatkan terbanyak sama timpangnya
bahwa, rakyat adalah sebagai katagori dengan aristokrasi yang
warga negara (citizen). Mereka adalah mempertahankan kekuasaan
kelompok sosial minoritas dalam berdasarkan keturunan belaka.
negara kota (polis atau city state) yang Aristoteles menyebut demokrasi
memiliki hak-hak istimewa dalam sebagai bentuk pemerintahan atau
kehidupan politik kota. Tatanan negara yang buruk (bad state)
bernegara tidak mungkin dijamin stabil bukan negara yang baik (good
apabila nasibnya ditentukan oleh suara state)”. 23
orang banyak dan harus setiap waktu
diubah untuk memenui selera mereka. Demokrasi kurang baik karena
Tata negara harus dipercayakan pada merupakan pemerintahan orang
mereka yang sesungguhnya mampu banyak, dimana satu sama lain
mengelolanya.20 memiliki perbedaan atau pertentangan
Ditangan Rakyatlah nasib kepentingan, latar belakang sosial
negara kota ditentukan. Mayoritas ekonomi dan perbedaan tingkat
penduduk negara Yunani saat itu pendidikan yang mencolok.
adalah budak belian dan pedagang- Pemerintahan yang dilakukan oleh
pedagang Asing yang berasal dari mayoritas penduduk itu akan mudah
kawasan luar dan mereka ini tidak berubah menjadi pemerintahan yang
memiliki hak-hak istimewa seperti anarkis, menjadi ajang pertempuran
kaum warga negara. Mereka adalah konflik kepentingan berbagai berbagai
kelompok sosial kelas dua dalam kelompok sosial dan pertarungan elite
struktur negara demokratis dimasa kekuasaan. Seperti itulah yang menjadi
Yunani kuno. Atas anggapan ini kendala bagi terwujudnya
tampak bahwa demokrasi sejak lahir pemerintahan yang baik. Konsensus
dimasa Yunani kuno sudah cacat.21 sulit dicapai dan konflik mudah terjadi
Aristoteles (384-322 SM) juga karena perbedaan-perbedaan itu.
menyebut demokrasi sebagai bentuk Dalam pandangan Leislie
pemerintahan buruk, seperti tirani dan Lipson terdapat tiga paradoks dalam
oligarki.22 Aristoteles berpendapat; sistem demokrasi Barat, yaitu:
Pertama, potensi tirani mayoritas
19
Muslim Mufti, Teori-Teori terhadap kelompok minoritas.
Politik, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Tirani berkaitan dengan tidakan
hlm 108. yang sewenang-wenang dari
20
Fuad Hasan, Pengantar Filsafat..., kelompok kecil masyarakat kepada
hlm.51. kelompok mayoritas dan
21
Ahmad Suhelmi, Pemikir penyangkalan terhadap hak-hak
Politik…, hlm.298. kaum minoritas. Kedua, kenyataan
22
Adian Husaini, Demokrasi: bahwa demokrasi cenderung
Sejarah, Makna dan Respon Muslim,
menempatkan orang-orang bodoh
makalah dalam Seminar Nasional tentang
Islam dan demokrasi di Universitas dalam tampuk kekuasaan. Seni
Muhammadiyah Surakarta, 28 Februari
2009. hlm.8. 23
Ibid, hlm.54.
pemerintahan memerlukan
seseorang yang ahli dan mengerti menggulingkan kekuasaan tersebut.
secara teknis mengenai Berbagai intervensi dan tekanan
pemerintahan. Ketiga, demokrasi dilakukan agar pemenang pemilu
berupa Ilusi, jika bukan yang tidak pro dengan Barat tersebut
kebohongan. Yaitu sesuatu yang segera tubang.
berpura-pura membantu dan Amerika Serikat sebagai
24
melindungi mayoritas. simbol demokrasi dunia telah
mengingkari prinsip demokrasi itu
Muhammad Iqbal juga sendiri. Jika gabungan kata demos
memberikan kritik terhadap konsep dan krotos diartikan sebagai
Demokrasi yang menyerahkan pemerintahan oleh rakyat
keputusannya kepada massa yang (government by the people), maka
berpikiran rendah. Menurut pemerintahan yang demokratis
Muhammad Iqbal bagaimanapun para diindikasikan dengan dukungan
semut tidak akan mampu melampui mayoritas rakyat terhadap
kepintaran seorang Sulaiman.25 pemerintahan terpilih. Amerika
Muhammad Iqbal mengajak Serikat bukan negara yang
meninggalkan konsep demokrasi. demokratis, walaupun mereka
Do you seek the wealth of meaning menggambarkan dirinya sebagai
from low natured men? From ants demokratis. Sistem pemerintahan
cannot proceed the brilliance of a yang terjadi adalah totaliter dan
Solomon. Flee from the methods of sama sekali tidak mengahargai
democracy because human undang-undang dasarnya.27
thinking can not issue out of the Pemilian Presiden pada
brains of two hundred asses.26 tahun 2000 di Amerika Serikat
sebagai contoh buruknya
Kemunafikan Barat soal implementasi demokrasi. Mahkamah
demokrasi, juga terlihat bagaimana Agung (US Supreme Court),
Barat memperlakukan negara- memenangkan George W. Bush atas
negara Muslim sesuai keuntunganya Al-Gore. Hal ini memunculkan
sendiri. Sistem demokrasi dapat problem sangat serius dikalangan
ditoleransi jika yang berkuasa atau tokoh-tokoh Amerika Serikat. Negara
yang menang adalah kelompok adidaya sebagai simbol demokrasi
sekuler atau liberal. Jika yang dunia justru pemilihan kepala
menang adalah kelompok yang anti negara, akhirnya diserahkan
Barat, tidak segan-segan Barat akan keputusanya kepada lima orang
hakim di Mahkamah Agung (US
24
Muslim Mufti, Teori-teori…, Supreme Court). Padahal yang terjadi
hlm.114. suara rakyat (popular vote) lebih
25
Adian Husaini, Menimbang banyak berpihak kepada al-Gore
Kembali…, hlm.15. dengan jumlah pemilih mencapai 60
26
Marvin Perry, Western % dari rakyat Amerika Serikat, tapi
Civilization: A Brief History, (Boston:
Houghton Mifflin Company, 1997), hlm. 27
Jerry D. Gray, Demokrasi Barbar
63. Ala Amerika, (Jakarta: Sinergi Publishing,
2007), hlm.192
faktanya presiden Amerika Serikat
didukung oleh minoritas rakyatnya. mengkampanyekan pengembangan
28 demokrasi. Setelah hampir 20 bulan
Bukti kemunafikan demokrasi memerintah Erbakan terguling pada
Barat juga dirasakan dinegara- Juni 1997. Lebih tragis lagi partai
negara muslim. Khasus FIS di negara Rafah dibubarkan oleh pihak
Aljazair menjadi bukti yang sangat militer.30
fatal. Meskipun yang menang pemilu Di negara Palestina,
secara demokrastis adalah FIS, demokrasi mampu mengadu-domba
namun akhirnya pada awal Januari rakyat Palestina. Hamas mendapat
1992 militer garis keras di Aljazair simpati dari dunia Islam dan rakyat
dengan dukungan penuh Prancis dan Palestina dengan Intifadhanya. Faksi
Amerika Serikat membatalkan Fatah dibawah kendali Barat tidak
pemilu dengan sepihak. Barat telah ingin kehilangan pengaruh. Pemilu
memainkan peran yang inkonsisten kemudian ditawarkan oleh Barat
dan munafik, ini nampak jelas bahwa sebagai solusi krisis Palestina pada
kudeta yang dilakukan oleh militer tahun 2006-2007. Hamas menang
Aljazair justru mendapat apresiasi dalam pemilu tersebut, Barat mulai
oleh pemerintahan Amerika Serikat. kawatir karena Hamas tetap tidak
29 akan berdamai dengan negara Zionis
Di negara Turki, Partai Raffah Yahudi. Berbagai tekanan akhirnya
muncul sebagai pemenang dalam dilakukan terhadap Hamas walaupun
pemilu yang demokratis. dalam pemilian umum Hamas
Kemenangan patai Rafah juga menang secara demokrasi. Palestina
mengindikasi kemenangan awal akhirnya pecah, Hamas berkuasa di
Islam dalam pertarungan selama 72 Jalur Gaza dan Fatah di Tepi Barat.
tahun terakhir melawan sekulerisme. Di negara Mesir, Mursi
Erbakan meskipun telah berhasil sebagai presiden terpilih dan
memenangkan pemilu secara menang secara demokrasi juga
demokratis pada tahun 1997 tetap tumbang oleh kudeta militer yang
saja tidak disukai Barat dan didukung oleh Barat. Militer dibawah
mendapat tekanan yang begitu kuat Jendral as-Sisi melakukan berbagai
dari militer. Sudah menjadi watak provokasi untuk menghancurkan
Barat bahwa dukungan-dukungan Mursi dan pengikutnya. Meskipun
politik lebih pada rezim-rezim Mursi tampil secara moderat,
otoriter dan fasis di dunia, tetapi Amerika Serikat tetap saja merasa
masih saja terus menerus kawatir, karena beranggapan Mursi
mengarah ke sistem Islam. Barat
28
Adian Husaini, Wajah Peradaban mendukung penuh kudeta yang
Barat: dari Hegemoni Kristen ke dominasi dilakukan as-Sisi dan berpura-pura
sekular liberal, (Jakarta:Gema mengecam kodeta tesebut sebagai
Insani,2005), hlm.88 pelanggaran Hak Asasi Manusia.
29
Adian Husaini, Islam Liberal:
Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan 30
Asep Syamsul M. Romli,
Jawaban, (Jakarta:Gema Insani,2002), Demonologi Islam: Upaya Barat
hlm.203 Membasmi Kekuatan Islam, (Jakarta:
Gema Insani, 2000), hlm.84-85
Amerika Serikat lebih merasa aman
jika mesir di bawah kendali militer, merusak moral dan martabat
yang oleh Amerika Serikat dikontrol manusia. Hal ini sangat paradoks dan
penuh dengan bantuan dana yang tidak sesuai dengan prinsip
demokrasi. 31
sangat besar setiap tahun nya.
Demokrasi dibeberapa Dari berbagai pengalaman
wilayah Islam, digunakan untuk pemilihan umum dan penerapan
mengokohkan penguasa boneka demokrasi di negeri-negeri Islam
Barat. Di Yaman, pemilu demokratis atau di Barat sendiri, tampak jelas
dugunakan untuk memuluskan bahwa pemilu adalah alat penjajahan
pergantian rezim baru pengganti untuk kepentingan Barat. Dari
Abdullah Saleh. Dalam pemilu 2012 berbagai pengalaman demokrasi
terpilih Masour Hadi yang negeri-negeri Islam tersebut kita
sebelumnya menjabat sebagai wakil juga bisa mengambil pelajaran
presiden Yaman. Di Irak, lewat bahwa demokrasi hanya
pemilu demokratis tahun 2013 menghantarkan perubahan rezim,
koalisi Maliki menang dengan bukan perubahan pada sistem. Jalan
dukungan penuh Amerika Serikat. demokrasi ini demikian masif
Begitu juga di negara Afganistan, ditawarkan dan dipaksakan Barat di
pemilu diselenggarakan untuk negeri-negeri Islam sebagai sebuah
mengokohkan rezim boneka solusi atas berbagai krisis yang
Amerika Serikat. Pemilu pada tahun melanda. Demokrasi memuluskan
2014 mantan menteri luar negeri liberalisasi ekonomi sebagai alat
Abdullah menduduki urutan pertama penjajahan Barat untuk merampok
dalam perhitungan suara awal. kekayaan alam negeri Islam.
Partisipasi rakyat dalam pemilian Demokrasi juga sebagai alat untuk
umum sangat rendah, sehingga mengokohkan boneka Barat dan
legitimasi pemilu tersebut melegitimasi penjajahan mereka atas
diragukan. Hasil perhitungan suara dunia Islam.
adalah banyak yang direkayasa. Di
negara Prancis sebagai negara yang C. Dilema Demokrasi di Indonesia
menganut demokrasi juga justru
tidak relevan dengan prinsip-prinsip Sebuah negara demokrasi,
fundamental dalam demokrasi kekuasaan tertinggi berada ditangan
sendiri. Pada kenyataanya dinegara rakyat, bukan penguasa.32 Azyumardi
tersebut warganegara Muslim justru Azra dalam acara hari demokrasi
dilarang untuk berjilbab. Padahal internasional di New York pada 12
September 2008 nampaknya tetap
jilbab untuk melindungi
warganegara Muslim agar aman dan 31
Yusuf Al-Qaradhawi, Larangan
terhidar dari fitnah. Justru di Prancis Berjilbab (Studi Khasus di Prancis),
tindak asusila seperti kawin sejenis (Jakarta:Gema Insani, 2004), hlm.63
(homosexual/ lesbian) justru tidak 32
Masyur Semma, Negara dan
dilarang dan bahkan mendapat Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis Atas
perlindungan dari pemerintah. Negara, Manusia Indonesia dan Perilaku
Perbuatan tersebut sangat jelas Politik, (Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia,2008), hlm.175.
mengagungkan demokrasi. Kegiatan ini pengkianatan politik di dalam sistem
bertitik tolak dari kepedulian tentang demokrasi.34
kaitan antara demokrasi dan Demokrasi berarti kedaulatan
pembangunan, sebaliknya antara rakyat, yaitu rakyat yang bebas dan
pembangunan dan demokrasi. Memang merdeka yang menjadi raja atas dirinya
dalam beberapa kasus pertumbuhan sendiri dan yang dilawankan dengan
demokrasi tidak selalu berjalan daulat tuanku. Demokrasi Barat yang
beriringan dengan pembangunan diskriminatif bukanlah demokrasi yang
ekonomi dan sosial. Terlihat demokrasi sesuai untuk membangun Indonesia
yang memunculkan berbagai merdeka.35 Terdapat enam pilar
konsekuensi yang tidak terduga penting dalam demokrasi di Indonesia
(unintended conseuences) dan ekses – antara lain partai politik, pemilihan
ekses telah menghambat pembangunan. umum, pers, lembaga legislatif,
Kasus ini terlihat jelas, misalnya dalam eksekutif, dan yudikatif.36 Untuk
pengalaman Indonesia dimasa sepuluh melaksanakan nilai-nilai demokrasi
tahun penerapan demokrasi multipartai perlu diselenggarakan beberapa
yang mengakibatkan terjadinya lembaga antara lain Pemerintahan yang
perlambatan dalam pembangunan bertanggung jawab, Dewan Perwakilan
ekonomi dan sosial. 33 Rakyat, Organisasi Politik, Pers, dan
Syafii Maarif juga memuji sistem Peradilan.37
demokrasi secara berlebihan walaupun Partai politik merupakan pilar
terdapat beberapa sisi yang dikritik. penting demokrasi di Indonesia. Partai
Menurutnya belum ada satu sistem di politik adalah institusi politik yang
dunia di era sekarang ini yang mampu mencari pengaruh dalam suatu negara,
menandingi demokrasi. Kesulitan di dengan tujuan mengisi posisi strategis
era modern adalah kenyataan dalam pemerintahan. Partai politik
peradaban umat manusia sampai detik berusaha mengagregasikan kepentingan
ini belum menemukan sistem yang masyarakat, sehingga kepentingan
lebih baik dan lebih unggul dari masyarakat dapat tersalurkan melalui
demokrasi. Selain itu Syafii Maarif
juga mengkritik dan menguraikan
cacatan demokrasi di Indonesia, 34
Syafii Maarif, Artikel Resonansi
perilaku elite politik yang korup, Republika 12 Agustus 2008, (www.
meraup kekayaan negara dan sistem republika. com diakses 31 Oktober 2014).
pemilihan langsung yang nilainya 35
Zulfikri Sulemen, Demokrasi
mengerikan, yaitu sampai 400 trilyun. Untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung
Syafii Maarif sepakat demokrasi harus Hatta, (Jakarta: Kompas Media Nusantara,
dipertahankan karena menjad pilihan 2010), hlm.14.
sejak awal, yang harus digugat adalah 36
Syamsuddin Haris,
pelaku demokrasi yang semakin teler, Demokrasitisasi Partai dan Dilema Sistem
menjadi penikmat demokrasi, sebuah Kepartaian di Indonesia, Jurnal Penelitian
Politik, Vol.3, No.1, 2006 (Jakarta:
Lembaga Ilmu-Ilmu Pengetahuan
33
Azyumardi Azra, Artikel Indonesia, 2006) hlm.67.
Resonansi Republika 25 September 2008, 37
Ni’matul Huda, Negara Hukum,
(www. republika. com diakses 31 Oktober Demokrasi dan Judicial Review,
2014). (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm.14.
partai politik. 38 Fungsi partai politik di pribadi dan vasted interest kelompok
negara demokrasi seperti Indonesia akhirnya mengalahkan komitmen
antara lain sebagai sarana komunikasi mereka terhadap ideologi. Dalam
politik, sebagai sarana sosialisasi konteks taktik dan strategi hampir
politik, sebagai sarana rekrutmen semua partai terperangkap upaya
politik, dan sebagai sarana pengatur memperjuangkan jabatan – jabatan
konflik (conflict management). 39 publik katimbang perjuangan
Tidak semua partai politik memenangkan kebijakan publik.
memberikan kontribusi positif terhadap Pengaruh partai politik tengah
perkembangan demokrasi. Syamsuddin mengalami penurunan dan
Haris menyatakan: kemunduran. Hal itu disebabkan Partai
Terdapat empat kelompok politik dianggap tidak lagi mewakili
kegagalan parta politik antara lain: rakyat banyak. Kehidupan politik
pertama kegagalan organisasi atau modern telah menjadi begitu kompleks
institusi politik. Kedua, kegagalan dengan bertumbuhnya globalisasi di
kepemimpinan dalam politik. Ketiga, bidang ekonomi dan bidang-bidang
kegagalan idiologi politik. Keempat, lainya, baik nasional atau internasional.
kegagalan taktik dan strategi politik. 40 Akibatnya partai politik tidak mampu
Gagalnya organisasi politik di menyelesaikan beragam masalah.
Indonesia dialami hampir semua partai Banyak masalah-masalah baru yang
politik baik partai nasionalis dan partai muncul seperti lingkungan dan hak-hak
Islam. Partai politik tidak memiliki perempuan yang kurang mendapat
tradisi berorganisasi dengan benar, perhatian. Kritik yang sering
kolegial, demokratis dan bertanggung dilontarkan adalah bahwa anggota-
jawab. Sebagian besar keputusan anggota partai politik yang duduk di
politik ditentukan secara sepihak dan parlemen sering melakukan korupsi,
oligarki oleh segelintir kelompok atau cenderung mengutamakan kepentingan
seorang pemimpin partai. Kegagalan pribadi dan golongan daripada
kepemimpinan partai politik karena kepentingan umum dan cenderung
tidak memiliki orientasi sikap dan mengejar mengutamakan kedekatan
tingkah laku, tidak memiliki dengan pusat-pusat kekuasaan. 41
kematangan etis dan tidak memiliki Dikebanyakan negara demokrasi
kualifikasi kemampuan elite partai pemilihan umum dianggap lambang,
dalam performance politik mereka. sekaligus tolok ukur dari demokrasi
Dalam perspektif ideologi partai, tersebut. Hasil pemilihan umum
hampir semua politisi cenderung diselenggarakan dalam suasana
bersifat pragmatis dan tidak konsisten. keterbukaan dengan kebebasan
Kepentingan kelangsungan kekuasaan pendapat dan kebebasan berserikat,
dianggap mencerminkan dengan agak
akurat partisipasi serta aspirasi
38
Muslim Mufti, Teori – Teori…, masyarakat. sejak kemerdekaan hingga
hlm.124. tahun 2014 bangsa Indonesia telah
39
Miriam Budiardjo, Dasar –
menyenggarakan sebelas kali
Dasar…, hlm.405-409.
40
Syamsuddin Haris,
Demokrasitisasi Partai dan Dilema…, 41
Miriam Budiardjo, Dasar
hlm.67. – Dasar…, hlm.420.
pemilihan umum, yaitu pada tahun bahwa DPR tidak lebih sebagai
1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, pesuruh partai politik.
1997, 1999, 2004, 2009, dan 2014 Pers dalam konteks demokrasi
mempunyai kekhususan atau memili peran yang sangat strategis
keistimewaan dibanding dengan yang antara lain, pertama memenuhi hak
lain. masyarakat untuk mengetahui. Kedua,
Pencalonan anggota DPR menegakan nila-nilai dasar demokrasi,
merupakan salah satu proses dan mendorong terwujudnya supremasi
tahapan penting dalam pemilihan hukum dan hak-hak asasi manusia,
umum (pemilu), termasuk di Indonesia. menghormati kebhinekaan. Ketiga,
Melalui proses pencalonan secara mengembangkan pendapat
teoritis bertemu dengan kepentinga- umumberdasrkan informasi yang tepat
kepentingan pragmatis partai – partai akurat dan benar. Keempat, melakukan
politik di satu pihak, dengan aspirasi pengawasan, kritik, koreksi, dan saran
dan kepentingan rakyat dipihak lain. terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
Oleh karena itu, para calon anggota kepentingan umum. Kelima,
DPR pada hakekatnya adalah wakil memperjuangkan keadilan dan
rakyat yang mendapat mandat untuk kebenaran. 43

memperjuangkan kepentingan para Kebebasan demokrasi


pemilihnya di badan-badan legislatif. memerlukan kebebasan berekspresi,
Namun dalam praktek pemilu di demokrasi adalah suatu sistem politik
Indonesia, rakyat memilih hanya yang bersendikan kedaulatan rakyat.
menjadi subyek dalam proses politik Rakyat meilih, dan berpartisipasi,
dan pihak yang diwakili oleh partai – dalam proses politik. Bagi masyarakat
partai di Dewan Perwakilan Rakyat pers dan masyarakat luas apa yang
acapkali tidak merasa terwakili aspirasi menjadi fungsi pers diketahui cukup
dan kepentinganya oleh para anggota luas. Yaitu sebagai watch dog, sebagai
parlemen. 42 mata dan telingan, sebagai pemberi
Kecenderungan pemilu yang isyarat, pemberi tanda – tanda dini,
jauh dari etika politik akan membawa sebagai pembentuk pendapat umum,
dampak negatif. Pertama, rendahnya sebagai pengarah agenda dan lain-lain.
kualitas keterwakilan para calon dan Kebebasan pers tidak terlepaskan dari
para wakil rakyat yang duduk dalam paham kebebasan berfikir, kebebasan
lembaga-lembaga legislatif ditingkat berpendapat, kebebasan berbicara.
nasional dan lokal. Kedua, rendahnya Paham kebebasan pers erat berkaitan
akuntabilitas wakil-wakil terhadap dengan sistem politik yang berlaku.
rakyat yang diwakilinya. Ketiga, Maka pernah dikenal 4 teori kebebasan
rendahnya kualitas lembaga-lembaga pers, yaitu: 1). Otoritarian
legislatif itu sendiri sehingga tidak
mengherankan jika muncul penilaian

42
Syamsul Haris, Proses Pencalona
Legislatif Lokal: Pola, Kecenderungan 43
Agus Sudibyo, Ekonomi Politik
DAN Profil Caleg, (Jakarta: Gramedia Media Penyiaran, (Yogyakarta: LKIS,
Pustaka Utama, 2006 ), hlm.1. 2004), hlm.53
2).Libertarian 3).Marxist-Leninist Pers harus selalu menjaga
4).Tanggung Jawab Sosial. 44 keberimbangannya dalam melakukan
Media memiliki kekuasaan pemberitaan. Ketimbang saat
untuk membawa pesan politik dan pemerintahan orde lama dan orde baru,
membentuk opini publik. Keefektifan Di era reformasi saat Ini kebebasan
media massa dalam menyampaikan pers sudah lebih maju. Perlindungan
pesan politik telah menjadikanya terhadap perkerja pers masih sangat
sebagai ajang baru pertempuran politik. kurang, pers dinilai masih terancam
Siapapun yang memiliki akses kepada posisinya oleh tiga kekuatan besar yang
media massa memiliki kemampuan sangat dominan. Pertama, Negara.
untuk mengarahkan dan membentuk Meski pemerintah tidak melakukan
opini publik sesuai dengan yang kekerasan langsung terhadap insan
diharapkan. Ketika kekuatan politik pers, tapi terkesan adanya pembiaran
ingin mendiskreditkan omage politik terhadap kekerasan yang diterima pers.
lawan, yang perlu dilakukan adalah Kedua, para pemilik modal. Pemilik
membanjiri informasi di media massa modal mendistorsi informasi-informasi
dengan hal-hal buruk yang dilakukan yang tayang di media massa. Padahal,
lawan politik. Begitu juga sebalinya, masyarakat memiliki hak mendapatkan
ketika ingin membentuk image positif informasi dengan bebas. Ketiga,
dari publik cukup dengan membanjiri kelompok masyarakat yang melakukan
media massa dengan hal-hal positif dari tindakan anarkis seperti terorisme,
suatu partai atau kandidat. 45 pembunuhan, penembakan, hingga
Pilar demokrasi di Indonesia surat ancaman.
saat ini yang masih bisa diandalkan Tiga pilar demokrasi di
hanya pers. Di tengah situasi negara Indonesia saat ini baik legislatif,
yang kuat budaya korupsinya seperti yudikatif dan eksekutif, dinilai sama-
Indonesia saat ini, pers hadir menjadi sama buruknya. Sehingga masyarakat
pilar yang masih bisa diharapkan. Pers tidak tahu lagi lembaga mana yang
menjadi bagian yang sering harus dijadikan acuan. Tiga pilar
membelokkan hegemoni kekuasaan. demokrasi tersebut sudah tidak bisa
Seperti membongkar kasus korupsi lagi diandalkan dalam membangun
yang berusaha disembunyikan oleh demokrasi di Indonesia. Di Lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif. legislatif, banyak anggota yang
Termasuk dalam mengawasi proses ditangkap dan diproses hukum karena
demokrasi dalam pemilu. terjerat kasu korupsi. Di lembaga
Pers memiliki peran yang sangat yudikatif, banyak hakim, jaksa, polisi
strategis, sehingga diharapkan bisa dan pengacara yang ditangkap karena
mendorong sesuatu hal yang dianggap kasus hukum itu sendiri. Hal yang
melanggar untuk segera diselesaikan. sama juga terjadi di tubuh eksekutif.
Sebanyak 167 orang secara resmi
44
Jakob Oetomo, Pers Indonesia: dinyatakan terlibat korupsi. Baik itu
Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak bupati, walikota, gubernur, mantan
Tulus, (Jakarta: Kompas, 2003), hlm.76.
gubernur, dirjen, menteri dan mantan
45
Firmansyah, Mengelola Partai
menteri. Kondisi pemberantasan
Politik: Komunikasi dan Positioning
Ideolgi Politik di Era Demokrasi, (Jakarta: korupsi di Indonesia masih jauh dari
Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm.28-29 berhasil. Terus menerus kita mencatat
perbuatan korup di ligeslatif, eksekutif lini baik di eksekutif, legislatif dan
dan yudikatif. Itulah sebabnya persepsi yudikatif. Termasuk di dalam lembaga
internasional tentang indeks korupsi di penegak hukum yang seharusnya
Indonesia masih sangat buruk.46 menjadi pilar terdepan dalam
Tiga pilar demokrasi yang penegakkan hukum itu sendiri. Bahaya
dinilai rusak tersebut sama sekali tidak korupsi menyebabkan kerugian
sadar. Meski diketahui publik secara keuangan negara, perekonomian
luas, permainan busuk antar lembaga negara, stabilitas nasional,
eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak menghambat momentum pembangunan
berhenti. Indeks persepsi demokrasi dan menurunkan kepercayaan
Indonesia secara internasional disebut masyarakat khususnya dunia
meningkat, tetapi kemajuannya hanya internasional terhadap proses
sebatas prosedural. Lembaga -lembaga penegakkan hukum.
eksekutif, legislatif dan yudikatif rawan
dengan kasus – kasus korupsi. Di D. Kesimpulan
lembaga eksekutif kasus yang sering
terjadi adalah mark up. Sedangkan Negara demokratis didasari oleh
kasus korupsi di lembaga legislatif dan sistem perwakilan demokratis yang
yudikatif kasus yang paling dominan menjamin kedaulatan rakyat.
adalah suap yang dilakukan pihak luar Keterwakilan (representasi) dibedakan
demi melancarkan proyek dan menjadi dua hal perwakilan politik
memberikan putusan yang (political representation) dan
menguntungkan terdakwa atau perwakilan fungsional (functional
tersangka. Lembaga legislatif juga representation). Beberapa kalangan
mendapat predikat buruk dalam soal merasa bahwa partai politik dan
korupsi.47 Kepentingan politik perwakilan yang berdasarkan kesatuan-
transaksional yang dewasa ini kesatuan politik semata-mata
mengakibatkan DPR lembaga terkorup mengabaikan berbagai kepentingan dan
di Indonesia.48 kekuatan lain yang ada di dalam
Saat sekarang ini motif dan masyarakat terutama di bidang
bentuk kejahatan semakin beragam, ekonomi.49 Pebaikan akuntabilitas
sistemik, masif dan terorganisisr, yang parlemen harus dimulai dari perbaikan
paling parah lagi telah masuk di segala akuntabilitas partai-partai politik. Sama
seperti reformasi kelembagaan lainya,
46
Tri Agung Kristanto dan Irwan keberhasilan reformasi ini amat
Suhada ed, Jangan Bunuh KPK: tergantung pada komitmen politik
Perlawanan Terhadap pimpinan parpol. 50
Usaha Pemberantasan
Korupsi, (Jakarta: Kompas Media Kalau kita meihat perjalanan
Nusantara, 2009), hlm.131. dikelampauan sejarah kita, tampak
47
Deni JA, Catatan Politik, dengan jelas fakta persoalan utama
(Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2006)
hlm.11. 49
Miriam Budiardjo, Dasar –
48
Wijayanto dan Ridwan Zachrie Dasar…, hlm.317
ed, Korupsi Mengkorupsi Indonesia: 50
Maria Hartiningsih ed, Korupsi
Sebab, Akibat, dan Prospek Yang Memiskinkan, (Jakarta: Kompas
Pemberantasan, (Jakarta: Gramedia Media Nusantara, 2001), hlm.288
Pustaka Utama, 2010), hlm.471.
yang akan tetap dihadapi iyalah format warga baik dalam pengertian warga
sistem politik yang akan dikembangkan yang menetap di daerah – daerah
secara berkesinambungan. Artinya, maupun dalam pengertian individu –
sampai berapa mungkin pemimpin – individu untuk memperoleh
pemimpin bangsa – bangsa mampu kesempatan mengambil peranan
menjalankan suatu sistem demokrasi berdasarkan konstitusi yang berlaku
yang membuka peluang bagi semua
.
Daftar Kepustakaan Asshidiqie, Jimly. 1995. Islam dan
Kedaulatan Rakyat. Jakarta:
Al-Maududi, Abu A’la. 1962. Islamic
Gema Insani Press.
law and Constitution,
translate and edited by Azwar, Saifuddin. 2013. Metode
Kurshid Ahmed. Lahore. Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
1995. Hukum
dan Konstitusi; Sistem Politik Arikunto, Suharsimi. 1990.
Islam. Bandung: Mizan. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
1988.
Khilafah
dan Kerajaan. Bandung: 1992. Prosedur
Mizan. Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka
Al-Qardhawi, Yusuf. 2004. Larangan Cipta.
Berjilbab: Studi Khasus di
Prancis. Jakarta: Gema Insani. Azari, Aidul Fitriciada. 2010. Tafsir
Konstitusi:
Amiruddin, Hasbi. 2000. Teori
Kedaulatan Tuhan: Konsep Pergulatan Mewujudkan
Negara Islam Menurut Fazlur Demokrasi di Indonesia. Solo:
Jagad Abjad.
Rahman. Yogyakarta : UII 2005.
Press. Menumukan Demokrasi.
Surakarta: Universitas
Ali, Mukti. 1996. Alam Pikiran Islam Muhammadiyah Surakarta.
Modern di India dan
Pakistan. Bandung: Mizan. Alim, Muhammad. 2001. Demokrasi
dan Hak Asasi Manusia
Asshiddiqie, Jimly. 1994. Gagasan dalam Konstitusi Madinah
Kedaulatan Rakyat dalam dan UUD 1945. Yogyakarta:
Korstitusi UII Pres.
dan Alam, Wawan Tunggul. 2003. Demi
Pelaksanaannya di Indonesia. Bangsaku Pertentangan Bung
Jakarta: Ichtiar Baru Van Karno vs Bung Hatta. Jakarta:
Hoeve. Gramedia Pustaka Utama.
210940 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

Asshiddiqie, Jimly. 2007. Pokok-Pokok


Hukum Tata Negara Eamage, E Douglas. 2002. Percaturan
Indonesia Pasca Reformasi. Politik di Indonesia:
Jakarta:BIP. Demokrasi, Islam dan
Ideologi Toleransi. Jogjakarta:
Atmaja, I Dewa Gede. 2011. Konsepsi Mata Bangsa.
Demokrasi dalam Bingkai
Konstitusi, Malang: Setara Effendi, Bahtiar. 2001. Teologi Baru
Press. Agama Islam: Pertautan
Agama, Negara dan
Budisetyowati, Dwi Andayani. 2013. Demokrasi. Yogyakarta:
Kewenangan Galang Printika.

Mahkamah Konstitusi Fukuyama, Francis. 1992. The End of


Republik Indonesia sebagai History and the Last Man.
Dasar Pelindung Hak New York: Avon Books.
–Hak Warga Negara. Jakarta:
Pustaka Masyarakat Setara. Firmansyah. 2008. Mengelola Partai
Politik: Komunikasi dan
Bodin, Jean. 1995. Six Books Positioning Ideolgi Politik di
Of Commonwealth Era Demokrasi. Jakarta:
Blackwell’s political Yayasan Obor Indonesia.
texts. Michingan
University : B. Blackwell. Gray, Jerry. 2007. Demokrasi Barbar
Ala Amerika. Jakarta: Sinergi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Publishing.
Bahasa. 2011. Kamus Bahasa
Indonesia untuk Pelajar. Huda, Ni’matul. 2005. Negara Hukum,
Jakarta: Kementrian Demokrasi dan Judicial
Pendidikan dan Kebudayaan. Review. Yogyakarta: UII
Press.
Boyle, Kevin. 2000. Demokrasi: 80
Tanya Jawab.Yogyakarta: Kanisius. Hadi, Sutrino. 1993. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Andi
Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-Dasar Offset.
Ilmu Politik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Hasan, Fuad. 2006. Pengantar Filsafat
Barat. Jakarta: Pustaka Jaya.
Deni JA. 2006. Catatan Politik.
Yogyakarta: LKIS Huwaydi, Fahmi. 1993. Demokrasi
Yogyakarta. Oposisi dan Masyarakat
Madani. Bandung: Mizan.
Dantes, Nyoman. 2012. Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Andi. Husaini, Adian. 2005. Wajah
Peradaban Barat. Jakarta:
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Gema Insani.
Peneliti Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia.
Shofwan, Heri, Demokrasi Barat …. 210951

Hidayat, Komaruddin. 1994. Tiga


Model Hubungan Agama dan Karim, Abdul. 2004. Menggali Muatan
Demokrasi. Pancasila dalam Perspektif
Jakarta:Paramadina. Islam. Yogyakarta: Surya
Raya.

Haris, Syamsul. 2006. Proses 2012. Sejarah


Pencalona Legislatif Lokal: Pemikiran dan
Pola, Kecenderungan Dan Peradaban
Profil Caleg. Jakarta: Islam. Yogyakarta: Bagaskara.
Gramedia Pustaka Utama.
Kamaruzzaman. 2001. Relasi Islam
Hartiningsih, Maria ed. 2011. Korupsi dan Negara. Magelang:
Yang Memiskinkan. Jakarta: Indonesiatera.
Kompas Media Nusantara.
Lexy J, Moleong. 2007. Metodologi
Ibrahim Khadar, Lathifah. 2005. Barat Penelitian
Memfitnah Islam. Jakarta:
Gema Insani. Kualitatif.
Bandung: Remaja
Ihza Mahendra, Yusril, 1999. Rosdakarya.
Modernisme
dan Lewis, Bernard. 2002. Islam
Fundamentalisme Liberalisme

dalam Politik Islam. Jakarta: Demokrasi: Membangun


Paramadina. Sinergi Warisan Sejarah,
Doktrin, dan Konteks Global.
Junadi, Yudi. 2011. Relasi Agama dan Jakarta: Paramadina.
Negara: Redefinisi Diskursus
Konstitusionalisme Mufti, Muslim dkk. 2013. Teori-teori
Demokrasi. Bandung: Pustaka
di Indonesia. Jakarta: IRM Setia.
Press.
Muslim, Mufti. 2012. Teori-teori
Esposito, John L dkk. 1996. Islam and Politik. Bandung: Pustaka
Democracy. New York: Setia.
Oxford University Press.
Kaelan, 2012. Metode Penelitian Marzuki. 2002. Metodologi Riset.
Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: FE UII.
Yogyakarta: Paradigma.
Mardalis. 2002. Metode Penelitian:
Kementrian Agama RI. 2007. Al- Suatu Pendekatan Proposal.
Qur’an Tajwid dan Terjemah. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandung: Sygma Examedia
Arkanleema. M. Zuhri. 2004. Potret Keteladanan
Kiprah Politik Muhammad
Kuntowijoyo. 1997. Identitas Politik Rasulullah. Jakarta: LESFI.
Umat Islam. Bandung: Mizan.
Nasution. 1988. Metoda Penelitian
Naturalistik
Kualitatif.
Bandung: Tarsito.
192 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

1996. Metodologi Research: Sugiyono. 2005. Memahami


Penelitian Ilmiah. Jakarta: Penelitian Kualitatif. Bandung:
Bumi Aksara. Alfabeta. Suhelmi, Ahmad.
2001. Pemikir Politik
Nasir. 1985. Metode Penelitian. Barat. Jakarta: PT
Jakarta: Ghalia Utama. Gramedia Pustaka Utama.
Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Sjadzali, Munawir. 1993. Islam dan
Indonesia Untuk Penulisan Tata Negara: Ajaran, Sejarah
Karya Tulis Ilmiah. dan Pemikiran. Jakarta:
Yogyakarta: Media Perkasa. Universitas Indonesia Press.
Oetomo, Jakob. 2003. Pers Indonesia: Sulemen, Zulfikri. 2010. Demokrasi
Berkomunikasi Untuk Indonesia: Pemikiran
Politik Bung Hatta. Jakarta:
dalam Masyarakat Tidak Kompas Media Nusantara.
Tulus. Jakarta: Kompas.
Shamsur, Rahman. 1977. Spain e
Purnama, Eddy. 2007. Negara Musalmander Itihash. Khulna:
Kedaulatan Rakyat: Analisis Piramaund Press.
Terhadap
Sistem Semma, Masyur. 2008. Negara dan
Pemerintahan Indonesia dan Korupsi: Pemikiran Mochtar
Pebandingannya Lubis Atas Negara, Manusia
Indonesia dan Perilaku
dengan Negara Lain.
Politik. Jakarta:Yayasan Obor
Bandung: Nusamedia.
Indonesia.
Pascasarjana. 2013. Pedoman
Sudibyo,Agus. 2004. Ekonomi Politik
Penulisan Tesis. Surakarta:
Media
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Penyiaran, Yogyakarta: LKIS.
Perry, Marvin. 1997. Western Civilization:
Tanjung, Akbar. 2007. The Golkar
A Brief History. Boston:
Houghton Mifflin Company. Way: Survival Partai Golkar
di Tengah Turbulensi Politik
Qadir Hamid, Tijani. 2001. Pemikiran Era Transisi.
Politik dalam Al-Qur’an. Jakarta:Gramedia Pustaka
Jakarta: Gema Insani. Utama.

Rais, Dhiauddin. 2011. Teori Politik Vaezi, Ahmed. 2001. Agama Politik:
Islam. Jakarta: Gema Insani Nalar Politik Islam. Jakarta:
Press. Citra.

Sihbudi, Muhammad Rizza. 2004. Winarno dkk. 1982. Penelitian Ilmiah,


Islam, Radikalisme dan Dasar, Metode, teknik.
Demokrasi. Jakarta: LIPI. Bandung: Tarsito
Shofwan, Heri, Demokrasi Barat …. 193

Pemikiran Politik Islam.


Wijayanto dan Ridwan Zachrie ed. Jakarta: Erlangga.
2010. Korupsi Mengkorupsi
Indonesia: Sebab, Akibat, dan Zuelva, Hamdan. 2012. Pelembagaan
Prospek Pemberantasan. Nilai-Nilai Pancasila dalam
Jakarta: Gramedia Pustaka Perspektif
Utama.
Kehidupan Beragama, Sosial
Zada, Khamami. Dkk. 2007. Fiqh dan Budaya Melalui Putusan
Siyasah: Doktrin dan Mahkamag Konstitusi”.
Yogyakarta: PSP UMS.

Anda mungkin juga menyukai