Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM XI

IDENTIFIKASI ALKOHOL

Nama : Rivaldi Muhsin

Kelas : Farmasi 2D

NIM : 31118188

I. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
- Mengetahui dan menunjukan adanya air pada alkohol
- Mengetahui esterifikasi alkohol

II. Tinjauan Pustaka


Dalam kehidupan sehari – hari sering dihadapkan dengan senyawa-senyawa
yang berasal dari alam dan diantara senyawa-senyawa tersebut biasanya
memiliki bentuk fisik yang sama akan tetapi sifat kimianya sangat berbeda.
Seperti halnya dengan senyawa alkohol yang memiliki gugus fungsi (-OH).
Alkohol merupakan senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil. Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atau lebih
atom hidrogen (H) disubstitusi oleh gugus hidroksil (OH). Alkohol dianggap
berasal dari air (H-OH) , dengan atom H diganti oleh gugus alkil. Alkohol tidak
serupa dengan sifat hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air karena ikatan
hidroksil bersifat kovalen. Alkohol dapat larut dalam berbagai perbandingan
secara sempurna. Larutan dengan sifat seperti sering disebut dengan “Larutan
Biner”. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik
karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan
alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan
senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa
mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol yaitu etanol (etil alcohol
atau alkohol sehari-hari) adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada
minuman beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH. Alkohol dapat dibagi menjadi
alkohol primer, sekunder dan tersier berdasarkan posisi gugus hidroksil (-OH)
pada atom C .

R-CH2-OH R2-CH-OH R3C-OH


Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier
Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya etanol
digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak harum
dan lainnya. Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan
keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang
memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila didekat Karbon Hidroksi
terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman
meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai
alkana maka keasaman menurun. Dari paparan diatas, tentu diperlukan cara –
cara mengidentifikasi Alkohol. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya
praktikum yang berjudul “ Identifikasi Alkohol “ dengan tujuan agar praktikan
mampu untuk mengidentifikasi jenis Alkohol dan cara pengujian reaktifitas
Alkohol.

III. Alat dan Bahan


a. Alat :
 Tabung reaksi,
 Rak tabung,
 Gelas ukur
 Gelas kimia,
 Botol semprot
 corong
 Penangas air
 Penjepit kayu
 Thermometer
 Pipet volume
 Pipet tetes

b. Bahan :
 KMnO4
 FeCl3
 Propanol
 Etanol
 Aquades
 NaOH
 K2CrO7
 H2SO4
 Tersier – Butanol
 CH3COOH
 I2 / KI

IV. Prosedur Kerja


a. Identifikasi alkohol ( Reaksi oksidasi )
 Menyiapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung
pereaksi ditambahkan 3 ml asam asetat glasial.
 Selanjutnya menambah pada masing-masing tabung
 Tabung reaksi I : 1 tetes etanol.
 Tabung reaksi II : 1 tetes 2-Propanol.
 Tabung reaksi III : 1 tetes tersier-butanol.
 Menambahkan larutan KMnO4 0,1 M pada campuran diatas tetes demi
tetes sampai terbentuk warna merah muda
 Selanjutnya menambahkan 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes KMnO4
0,1 M ( ingat H2SO4 pekat dapat merusak kulit )
 Jika tidak ada perubahan warna dari merah muda, berarti larutan
tersebut alkohol primer.
 Jika penambahan H2SO4 dan KMnO4 menyebabkan larutan menjadi
tidak bewarna maka sampel tersebut adalah alkohol sekunder.
 Jika sampel tidak menghasilkan warna merah muda dengan
penambahan KMnO4, maka sampel tersebut adalah alkohol tersier.
b. Identifikasi alkohol cara 2
 Menyiapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung
reaksi ditambahkan 2 ml K2CrO7 O,1 M.
 Menambahkan perlahan-lahan ( lewat dinding tabung ) 1 ml H2SO4
pekat ( ingat H2SO4 pekat dapat merusak kulit)
 Mengaduk sampai homogen dan di inginkan ( jika tabung panas ).
 Perlahan-lahan menambahkan ( lewat dinding tabung )
 Tabung reaksi I : menambahkan 2 ml etanol.
 Tabung reaksi II : menambahkan 2 ml 2-Propanol.
 Tabung reaksi III : menambahkan 2 ml tersier-butanol.
c. Identifikasi alkohol ( Uji Iodoform )
 Melarutkan 0,5 ml alkohol ( Etanol ) ke dalam 5 ml aquades didalam
erlenmeyer / gelas piala berukuran 100 ml
 Menambahkan 5 ml NaOH 10 % ke dalam campuran diatas.
 Sambil mengoyangkan diteteskan I2 / KI 10 % sampai warna coklat
dari I2 muncul.
 Memanaskan erlenmeyer / gelas di atas penangas air yang suhunya
tidak lebih dari 60 derajat Celsius.
 Menambahkan lagi I2 / KI sehinngga warna coklat tua bertahan selama
2 menit.
 Sambil menggoyangkan ditambahkan beberapa tetes NaOH 10 %
untuk mengeluarkan I2 yang berlebih
 Menambahkan aquades 2-3 ml dan membiarkan selama 10 menit.
Kristal CH3 akan terbentuk apabila jumlah alkohol sangat sedikit.
Lodoform tidak dapat dipisahkan, namun bau yang khas dapat tercium
d. Reaksi alkohol dengan FeCl3
 Menyiapkan dua buah tabung reaksi.
 Tabung reaksi I : menambahkan 2 ml larutan fenol.
 Tabung reaksi II : menambahkan 2 ml 2-Propanol.
 Menambahkan 5 tetes FeCl 3 pada masing-masing tabung reaksi.
 Amati hasilnya
V. Hasil Pengamatan
a. Identifikasi alkohol ( Reaksi oksidasi )
Percobaan Tabung 1 Tabung II Tabung III t- Keterangan
etanol Propanol butanol
+CH3COOH Primer Sekunder Tersier Esterifikasi
glacial
+KMnO4 0.1 Terjadi Terjadi Terjadi Esterifikasi
M perubahan perubahan perubahan
warna merah warna merah warna merah
muda muda muda
+1 tetes Tetap tidak Warna Tetap tidak Esterifikasi
H2SO4 p berubah menghilang bereaksi
+1 tetes warna
KMnO4
0.1 M
b. Identifikasi alkohol ( Reaksi oksidasi ) cara 2
Percobaan Tabung I Tabung II Tabung III t- Keterangan
etanol propanol butanol
Cium bau Khas etanol Khas Khas butanol Esterifikasi
alcohol propanol
+ 2 ml K2O7 - - - Esterifikasi
0.1 M
+ 1 ml
H2SO4 p

Cium bau Bau etanol Bau etanol Bau etanol Esterifikasi


campuran sangat sangat sangat
menyengat menyengat menyengat
(Ijo toska) (Ijo toska) (Ijo toska)

c. Identifikasi alkohol ( Uji Iodoform )


Perlakuan Hasil pengamatan
+ 0,5 ml etanol -
+ 5 ml NaOH 10 %

+ I2 /KL 10 % -
Panaskan di atas penangas suhu -
maksimum 60 o C
+ I2/KL sehingga warna coklat
bertahan 2 menit
Biarkan dingin
+ beberapa tetes NaOH 10%

+ Aquades 2-3 ml -
Perhatikan dan catat apa yang terjadi
Serta cium dan catat bau yang timbul

d. Reaksi alkohol dengan FeCl3


Percobaan Fenol 2-propanol
+ 5 tetes larutan Terjadi perubahan Tidak terjadi reaksi
FeCl3 warna, sebelumnya perubahan warna dari
berwarna bening FeCl3 menjadi kuning
berubah menjadi warna pekat
ungu karena terjadi
reaksi.

VI. Pembahasan
Alkohol adalah senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (OH-). Dalam praktikum yang berjudul Identifikasi Alkohol
yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis yang
terdapat pada alkohol dan mampu menguji reaktifitas alkohol. Dalam
praktikum ini juga membutuhkan alat serta bahan agar dapat melaksanakan
praktikum, praktikan menggunakan alat seperti botol semprot, gelas piala 100
ml dan 500 ml, gelas ukur 100 ml dan 25 ml, pipet tetes, erlenmeyer 250 ml
dan 100 ml, tabung reaksi dan + rak, penangas air, corong, termometer, pipet
volume 5 ml serta penjepit tabung reaksi sedangkan bahan yang
dipergunakan oleh praktikan adalah KMnO 4, FeCl3, 2-propanol, etanol,
aquades, NaOH, K2CrO7, H2SO4, tersier-butanol, CH3COOH glasial serta I2
atau KI. Percobaan dibagi menjadi tiga yaitu percobaan satu ialah identifikasi
alkohol dengan menggunakan reaksi oksidasi, percobaan kedua ialah
identifikasi alkohol dengan melakukan uji idoform dan percobaan terakhir
adalah identifikasi alkohol dengan FeCl 3. Dalam pelaksanaan praktikum
dosen pembimbing menyarankan agar setiap kelompok melakukan ketiga
percobaan dengan cara melakukan percobaan yang berbeda-beda disetiap
kelompoknya dan melakukan pertukaran percobaan jika kelompok telah
melakukan percobaan serta sudah mendapatkan hasil dari percobaan yang
dicoba kelompok tersebut.
Pada percobaan pertama yang dilakukan oleh praktikan yaitu
mengidentifikasi alkohol dengan menggunakan reaksi oksidasi. Pada
percobaan ini, praktikan melakukan dua cara yaitu cara satu dengan oksidasi
kuat sedangkan cara dua dengan oksidasi lemah. Pada percobaan yang
menggunakan cara satu dengan oksidasi kuat, langkah yang dilakukan oleh
praktikan adalah menyiapkan tiga buah tabung reaksi yang dimana masing-
masing tabung ditambahkan 3 ml asam asetat glasial. Langkah selanjutnya
yang dilakukan oleh praktikan ialah menetesi sebanyak satu tetes pada tiap
tabung reaksi yang dimana tabung reaksi satu ditetesi etanol , tabung reaksi
kedua ditetesi 2-propanol dan tabung ketiga ditetesi tersier-butanol. Dalam
percobaan ini didapat bahwa pada tabung reaksi satu (eatanol) ketika ditetesi
KMnO4 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan ketika
ditetesi kembali atau ditambahkan dengan H 2S04 satu tetes dan KMnO 4 satu
tetes tidak terjadi perubahan warna atau warna tetap, pada tabung rekasi dua
(2-propanol) diperlakuan hal yang sama dengan tabung reaksi satu (etanol)
mendapat hasil yaitu terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan
ketika dilakukan penambahan atau penetesan kembali maka larutan menjadi
tidak bewarna sedangkan pada tabung reaksi tiga (t-butanol) juga mendapat
perlakuan yang sama dengan tabung reaksi sebelumnya maka hasil yang
didapat yaitu pada larutan tidak terjadi perubahan warna dan ketika dilakukan
penambahan atau penetesan kembali maka warna tetap tidak mengalami
perubahan. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi
satu (etanol) termasuk alkohol primer, pada tabung reaksi kedua (2-propanol)
termasuk alkohol sekunder sedangkan pada tabung reaksi ketiga (t-butanol)
termasuk alkohol tersier. Pada percobaan menggunakan cara kedua dengan
oksidasi lemah, praktikan menyiapkan juga tiga buah tabung reaksi dan
kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K 2Cr2O7 0,1 M.
Ketiga tabung reaksi yang ditetesi kembali ditambahkan larutan H 2SO4 1 ml
yang kemudian diaduk. Pada ketiga tabung reaksi ditambahkan 2 ml dimana
pada tabung reaksi pertama ditambahkan etanol, pada tabung reaksi kedua
ditambahkan 2-propanol dan tabung reaksi ketiga ditambahkan tersier-
butanol sehingga hasil yang didapat adalah pada tabung reaksi satu (etanol)
didapat bau khas dari etanol dan ketika dilakukan pencampuran maka bau
etanol menjadi sangat menyengat, pada tabung reaksi kedua (2-propanol)
didapat bau yang khas dari larutan propanol dan ketikan dilakukan
pencampuran maka bau propanol yang khas menghilang sedangkan pada
tabung reaksi ketiga (t-butanol) didapat bau khas dari butanol dan ketika
dilakukan pecampuran bau ya\ng didapat menjadi sangat menyengat.
Pada pecobaan kedua yaitu identifikasi alkohol dengan melakukan uji
idoform dimana praktikan melarutkan 0,5 ml alkohol (etanol) kedalam 5 ml
aquades didalam erlenmeyer dan melakukan penambahan 5 ml NaOH 10 %
kedalam campuran yang terdapat dalam erlenmeyer. Langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah dengan melakukan penetesan I 2 / KI 10 % sampai
warna coklat muncul sehingga dilakukan pemanasan erlenmeyer diatas
penangas air yang suhunya tidak lebih dari 60 %. Praktikan juga
menambahkan lagi I2 / KI sehingga warna coklat dapat bertahan selama dua
menit yang kemudian dibiarkan samapai dingin. Praktikan menggoyangkan
yang kemudian ditambah lagi beberapa tetes NaOH 10 % untuk
mengeluarkan I2 yang berlebih serta dilakukan lagi penambahan aquades 2-3
ml dan membiarkannya selama 10 menit. Pada percobaan kedua ini dosen
pembimbing praktikum tidak melaksanakan percobaan ini dikarenakan waktu
yang disediakan untuk melaksanakan praktikum tidak cukup karena
percobaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga dosen menyarankan
agar hasil reaksi dicari melalui internet. Hasil reaksi yang ditemukan di
jejaring internet adalah warna dari larutan hilang yang disebabkan oleh
iodium yang larut dalam NaOH.
Pada percobaan ketiga yaitu mereaksikan alkohol dengan FeCl 3 dimana
praktikan melakukan prosedur kerja dengan menyiapkan dua buah tabung
reaksi yang ditetesi sebanyak 2 ml, pada tabung reaksi pertama ditetesi
larutan fenol sedangkan pada tabung reaksi kedua ditetesi 2- propanol.
Kedua tabung reaksi yang telah ditetesi kemudian ditetesi kembali larutan
FeCl3 sebanyak lima tetes. Dari percobaan ini didapatkan hasil dimana pada
tabung reaksi pertama (fenol) terjadi perubahan warna yang sebelumnya
berwarna bening berubah menjadi warna ungu yang disebabkan oleh
terjadinya reaksi sedangkan pada tabung reaksi kedua (2-propanol) tidak
terjadi perubahan warna yang disebabkan tidak terjadinya suatu reaksi.

.
VII. Kesimpulan
Jenis alkohol dapat dibagi menjadi tiga yaitu alkohol primer, alkohol sekunder
dan alkohol tersier dan cara menguji reaktifitas alkohol dibagi menjadi tiga yaitu
indentifikasi alkohol menggunakan reaksi oksidasi dimana terbagi dua cara
dengan oksidasi kuat dan oksidasi lemah, identifikasi alkohol dengan melakukan
uji idoform dan mereaksikan alkohol dengan larutan FeCl 3.
VIII. Daftar pustaka
 Fessenden, Ralph J dan joan S. 1997 dasar-dasar kimia organic. Jakarta.
Bina aksara.
 Hart, Harold. 1990. Kimia organic. Jakarta: Erlangga
 Willbram, and Michael S. matta. 1992. Kimia organic dan hayati.
Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai