Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

“AKUNTANSI UMKM SEKTOR PERKEBUNAN”

Dosen Pengampu: Dr. Eliada Herwiyanti, S.E., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh:
Kelompok 4
Izhar Hilmi Pranowo C1C015100
Rr. Erinna Salsabila RPN C1C016017
Ulung Mujahid NP C1C016049
Riski Septiani C1C016081
Rahma Yulita Kemalasari C1C016113

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat, rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Usaha
Kecil dan Menengah .

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Eliada Herwiyanti, S.E., M.Si.,
Ak., CA yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pemahaman kami tentang Usaha Kecil dan Menengah. Terima kasih pula kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Dr. Eliada Herwiyanti, S.E., M.Si., Ak., CA. Banyak kendala yang kami alami
dalam menyusun makalah ini. Namun, itu semua tidak menyurutkan niat kami
untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami telah berupaya menyempurnakan makalah ini, namun seperti kata


pepatah, “ Tak ada gading yang tak retak” maka kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari Ibu Dr. Eliada Herwiyanti, S.E., M.Si., Ak., CA,
teman-teman dan orang lain yang sudi meluangkan waktunya untuk menyimak isi
dari makalah ini.

Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Purwokerto, 26 Juni 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................... ....... i

Daftar Isi............................................................................................ ....... ii

Bab I Pendahuluan........................................................................ ....... 1

Bab II Metode..................................................................................... 3

Bab III Hasil Penelitian................................................................ ........ 5

Bab IV Penutup................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang mempunyai peranan
penting untuk mencapai keberhasilan usaha. Sangat diperlukan khususnya
bagi entrepreneur untuk memahami pembuatan laporan keuangan yang
nantinya digunakan oleh pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak
berkepentingan tersebut sangat berhubungan dengan kegiatan usaha seperti
para kreditor dan para pemegang saham. Selain itu, laporan keuangan juga
dibutuhkan dalam pengurusan pembayaran pajak bagi pelaku usaha.
Terdapat 5 macam laporan keuangan. Yaitu neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Setiap laporan tersebut memiliki manfaat pada setiap
bagiannya. Apabila Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia dapat serentak menyadari betapa pentingnya pembuatan laporan
keuangan, maka akan ada banyak manfaat yang bisa diperoleh oleh pelaku
usaha. Diantara lain, dapat mengetahui apakah usaha yang dilakukan
memberikan keuntungan atau kerugian, dapat mengetahui perkembangan
usaha, dapat mengetahui jasa atau barang apa saja yang memberikan
keuntungan terbesar, dan mengetahui apakah usaha yang didirikan patut
untuk dilanjutkan atau ditutup.
Indonesia memiliki sektor usaha yang bervariasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah merupakan salah satu penopang berjalannya bisnis di
negeri ini. Namun sampai saat ini, masih banyak pihak pelaku usaha yang
beranggapan bahwa pembuatan laporan keuangan merupakan hal yang
tidak dibutuhkan dan hanya membuang-buang waktu serta biaya. Selain
itu, laporan keuangan masih dianggap tidak memberikan manfaat yang
sebanding dengan waktu serta biaya yang harus dikorbankan. Kebanyakan

1
para pelaku usaha hanya menggunakan intuisi serta kebiasaan terdahulu
dalam pengambilan keputusan pada suatu kejadian tertentu. Dengan
demikian, para pelaku usaha biasanya akan bingung apabila dihadapkan
dengan hal manajemen kas, serta nilai dan distribusi kas. Selain itu,
apabila pelaku usaha tidak memiliki laporan keuangan, maka mereka juga
akan mengalami kesulitan dalam mengetahui informasi tentang posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan modal pemilik di masa lalu.
Dengan adanya latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka
penulis ingin melakukan penelitian mengenai “ANALISIS ASPEK
AKUNTANSI KEUANGAN DAN ASPEK AKUNTANSI
MANAJEMEN PADA UMKM SEKTOR PERKEBUNAN”.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari observasi ini penulis ingin mengetahui apa saja aspek
analisis aspek akuntansi keuangan dan aspek akuntansi manajemen pada
umkm sektor perkebunan. Selain itu juga ingin mengetahui modal atau
motivasi apa yang harus pengelola miliki untuk dapat mendirikan usaha
tersebut.

C. Manfaat
Dengan pengadaan observasi ini maka penulis mendapatkan
manfaat yang dapat digunakan, seperti penjelasan-penjelasan dari
pengelola umkm sektor perkembunan tersebut maka penulis mendapatkan
pengalaman baru apabila ingin melakukan usaha.

BAB II

2
METODE

A. Lokasi Observasi dan Wawancara


Tempat penulis untuk melakukan observasi ini adalah di daerah
Purwokerto, karena penulis juga berasal dari daerah Purwokerto. Agar
lebih mudah dalam pelaksanaannya.

B. Metode Pengumpulan Data


Wawancara dilakukan dengan sifat terbuka antara pengelola umkm dengan
observer, penulis telah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan
ditanyakan oleh pemilik umkm tersebut. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan sebenarnya dan apa yang telah diketahui penulis dan apa yang
telah dijelaskan pemilik umkm tersebut.

C. Catatan Lapangan
Dalam observasi ini catatan lapangan yaitu berupa hasil wawancara antara
penulis dengan pemilik umkm seputar aspek akuntansi keuangan dan
aspek akuntansi manajemen pada umkm sektor perkebunan. Selain itu juga
ingin mengetahui modal atau motivasi apa yang harus pengelola miliki
untuk dapat mendirikan usaha tersebut.

D. Dokumentasi
Dokumentasi dalam observasi dan wawancara ini adalah berupa
pengambilan sampel foto dalam proses wawancara yang dilakukan oleh
penulis.

E. Analisis
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

3
dari  sumber wawancara. Setelah dikaji kemudian membuat rangkuman
untuk wawancara. Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian penulis
melakukan reduksi data yang mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1. Membuat data berdasarkan kenyataan atau sebenarnya.
2. Menyusun data sesuai dengan jenisnya.
3. Menfokuskan penyederhanaan dan mentransfer dari data kasar ke
catatan lapangan.

BAB III

4
HASIL PENELITIAN

A. Puri Tanaman
1. Identitas Responden
Nama responden : Iman
Posisi/jabatan : Pemilik Usaha
Jenis kelamin : Pria

Usia : 26 tahun
Pendidikan formal : S1
Alasan terjun dalam bidang UMKM:
usaha yang dimiliki saat ini merupakan usaha turun temurun dari or
ang tuanya dan sudah menjadi hobi.
Pengetahuan yang menunjang untuk mengelola usaha
diperoleh dari:
Autodidak, berdasarkan pengalamannya membantu orang tua.
Daftar Sosialisasi/Pelatihan yang pernah diikuti selama menjal
ankan usaha:
Belum pernah mengikuti sosialisasi maupun pelatihan.
Kendala yang dihadapi selama menjalankan usaha
adalah perawatan tanaman karena tidak adanya pegawai yang mem
bantunya. Pak Iman hanya menjalankan usahanya seorang diri dala
m hal perawatan tanaman dan penjualan sehari-hari. Terkadang, ist
ri dan ibunya turut membantu penjualan.

2. Identitas Umum Usaha


Nama UMKM : Puri Tanaman
Alamat : Jalan Pungkuran No. 14, Purwokerto
Timur.
Sektor usaha : Perkebunan
Produk (utama) : Tanaman hias dan buah-buahan

5
Mulai usaha : tahun 2012
Modal awal : Rp 10.000.000 milik sendiri
Jumlah karyawan :-
Upah tertinggi :-
Upah terendah :-
Aktiva tetap (AT) : 1 set peralatan berkebun dan pot-pot
tanaman.
Ketersediaan AT : milik sendiri, karena memang sudah
dimiliki sendiri saat usaha tersebut berdiri.
Rata-rata omzet : Rp 500.000/hari atau kurang lebih
Rp15.000.000/bulan
Omzet terendah : Rp 8.000/hari, karena usaha tanaman
seperti ini tidak pasti laku, bisa disebabkan
karena kurangnya daya tarik pembeli.
Omzet tertinggi : Rp 500.000/hari, karena usaha tanaman
seperti ini bisa dikatakan tidak pasti.

3. Aspek Keuangan
Ketersediaan Laporan keuangan: tidak ada.
Cara penyusunan laporan keuangan: pencatatan manual di buku
catatan biasa. Hanya mencatat penerimaan kas penjualan pada hari
itu.
Kendala utama dalam menyusun laporan keuangan: capek mal
as dan tidak ada waktu, karena kegiatan usaha dilakukan sendiri
Dampak yang dirasakan dengan adanya laporan keuangan:
tidak terlalu berdampak, karena pendapatannya kecil.

4. Aspek Non Keuangan


Ketersediaan standar operasional prosedur (SOP): ada, tapi
tidak formal. Hanya mengatur buka dan tutup tempat usaha (jam 8

6
pagi-5 sore)
Cara penyusunan SOP: -
Kendala utama menyusun SOP: -
Dampak yang dirasakan dengan adanya SOP: jika ada karyawa
n, tentunya akan lebih terbantu dengan adanyaSOP. Namun, saat in
i tidak diperlukan SOP karena kegiatan usaha dilakukan sendiri.
Informasi yang termuat di dalam SOP: -
Perencanaan usaha: menjaga agar usahanya tetap berlanjut saja.
Pengelolaan hubungan di internal: -
Pengelolaan hubungan dengan eksternal: menjaga hubungan bai
k dengan pemasok pupuk dan bibit tanaman hingga pelanggan.
Cara memonitor kerja: -
Cara mengevaluasi kinerja: -
Puri Tanaman dalam aspek keuangan, pencatatan keuangannya
masih menggunakan buku kas biasa. Pencatatan yang dilakukan
hanya berupa besaran kas masuk dan keluar, serta persediaan yang
masuk dan keluar. Sedangkan dalam aspek non keuangan,ada SOP
seperti buka tutupnya dari jam 8 pagi sampai 5 sore tapi SOP itu
tidak formal karena pemilik megelolanya sendiri.

5. Dokumentasi

B. Tunggak Semi
1. Identitas Responden
Nama responden : Rusmini
Posisi/jabatan : Pemilikk

7
Jenis kelamin : Wanita

Usia : 46 tahun
Pendidikan formal : SD
Alasan terjun dalam bidang UMKM:
Diawali dari hobinya yaitu merawat tanaman hias, kemudian beliau
terfikir untuk mengembangkan bisnis tanaman hias.
Pengetahuan yang menunjang untuk mengelola usaha
diperoleh dari:
1. Memahami tentang tanaman hias seperti jenis-jenis
tanaman hias dan cara merawatnya.
2. Mengetahui cara pemasarannya karena tidak semua orang
menyukai tanaman hias.
Kendala yang dihadapi selama menjalankan usaha adalah:
Musim Kemarau
Selama menjalankan usaha kendala yang paling sulit dihadapi
dan alasannya adalah:
musim kemarau karena tanaman harus disiram setiap hari namun
sulit untuk mendapatkan sumber air.

2. Identitas Umum Usaha


Nama UMKM : Tunggak Semi
Alamat : Jalan Raya Baturaden, Baturraden,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
Sektor usaha : Perkebunan
Produk (utama) : Tanaman Hias
Mulai usaha : Tahun 2005
Modal awal : Rp. 10 Juta (dana sendiri)
Jumlah karyawan : 1 Orang (Laki-Laki)
Upah : Rp. 90.000 / Hari
Aktiva tetap (AT) : Alat-alat kebun seperti seprotan, cangkul,
linggis dll.

8
Ketersediaan AT : Milik Sendiri
Alasan : Karena kalau meminjam lama-lama gak
enak selain itu harganya tidak terlalu mahal.
Rata-rata omzet : Rp 25-27 juta per bulan
Omzet terendah : Rp.4.000.000 / minggu
Omzet tertinggi : Rp. 2.000.000 / sehari
Alasan :
1. Weekend
2. Ada pembeli (untuk di jual kembali) yang membeli banyak
biasanya dari luar kota.
3. Ada pesanan tanaman untuk proyek.
4. Kebutuhan dari para pecinta tanaman

3. Aspek Keuangan
Ketersediaan Laporan keuangan: Tidak ada laporan keuangan
Cara penyusunan laporan keuangan: -
Kendala utama dalam menyusun laporan keuangan: -
Dampak yang dirasakan dengan adanya laporan keuangan:
Tidak berdampak, dikarenakan pemilik merasa tidak terlalu
membutuhkan pembukuan untuk usahanya.

4. Aspek Non Keuangan


Ketersediaan standar operasional prosedur (SOP): Tidak ada
SOP
Cara penyusunan SOP: -
Kendala utama menyusun SOP: -
Dampak yang dirasakan dengan adanya SOP: Tidak
berdampak, dikarenakan pemilik merasa belum membutuhkan SOP
untuk kegiatan usahanya.
Informasi yang termuat di dalam SOP: -
Perencanaan usaha: Jika ada omzet lebih, pemilik ingin lebih

9
mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi dan nantinya
jika usahanya sudah lebih besar, pemilik ada rencana untuk mulai
melakukan pembukuan pada usahanya.
Pengelolaan hubungan di internal: Sistem saling percaya dengan
karyawan.
Pengelolaan hubungan dengan eksternal: Sistem harga jual yang
berbeda antara tanaman untuk dijual pada pedagang dan untuk
masyarakat umum.
Cara memonitor kerja: Tidak ada monitoring kinerja
dikarenakan adanya kepercayaan yang tinggi antara pemilik dan
karyawan.
Cara mengevaluasi kinerja: Tidak ada evaluasi kinerja
dikarenakan sejauh ini pemilik merasa tidak pernah ada masalah
dengan karyawannya dan sistem keterbukaan yang begitu tinggi
antara mereka.
Tunggak Semi dalam aspek keuangan juga masih menggunakan
buku kas biasa. Sedangkan dalam aspek non keuangan tidak,ada
SOP dikarenakan pemilik merasa belum membutuhkan SOP untuk
kegiatan usahanya.

5. Dokumentasi

10
C. Mega Mas
1. Identitas Responden
Nama responden : Mega Subrata
Posisi/jabatan : Pemilik
Jenis kelamin : Pria

Usia : 30 tahun
Pendidikan formal : SMP
Alasan terjun dalam bidang UMKM:
Awalnya dari dekorasi pengantin lalu ada yang membeli tanaman
hias melihat hal tersebut pak Mega terfikir untuk menjual tananam
hias.
Pengetahuan yang menunjang untuk mengelola usaha
diperoleh dari:
1. Memahami tentang tanaman hias seperti jenis-jenis
tanaman hias dan cara merawatnya.
2. Mengetahui cara pemasarannya karena tidak semua
orang menyukai tanaman hias.

Kendala yang dihadapi selama menjalankan usaha adalah:


Musim Kemarau

Selama menjalankan usaha kendala yang paling sulit dihadapi

11
dan alasannya adalah:

musim kemarau karena tanaman harus disiram setiap hari namun


sulit untuk mendapatkan sumber air.

2. Identitas Umum Usaha


Nama UMKM : Mega Mas
Alamat : Jalan Raya Baturaden, Dusun I, Rempoah,
Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah
Sektor usaha : Perkebunan
Produk (utama) : Tanaman Hias
Mulai usaha : Tahun 2015
Modal awal : Rp. 25 Juta (KUR)
Jumlah karyawan : 1 Orang (Laki-Laki)
Upah : Rp. 50.000 / Hari
Aktiva tetap (AT) : alat-alat kebun seperti seprotan, cangkul,
linggis dll.
Ketersediaan AT : Milik Sendiri
Alasan : Karena kalau meminjam lama-lama gak
enak selain itu harganya tidak terlalu mahal.
Rata-rata omzet : Rp.30 – 50 juta per bulan
Omzet terendah : Rp.2.000.000 / minggu
Omzet tertinggi : Rp. 10.000.000 / sehari
Alasan:
1. Weekend
2. Ada pembeli (untuk di jual kembali) yang membeli banyak
biasanya dari luar kota.
3. Ada pesanan tanaman untuk proyek.

3. Aspek Keuangan

12
Ketersediaan Laporan keuangan: Tidak ada laporan keuangan
Cara penyusunan laporan keuangan: -
Kendala utama dalam menyusun laporan keuangan: -
Dampak yang dirasakan dengan adanya laporan keuangan: -

4. Aspek Non Keuangan


Ketersediaan standar operasional prosedur (SOP): Tidak ada
SOP
Cara penyusunan SOP:-
Kendala utama menyusun SOP:-
Dampak yang dirasakan dengan adanya SOP:-
Informasi yang termuat di dalam SOP:-
Perencanaan usaha:-
Pengelolaan hubungan di internal:-
Pengelolaan hubungan dengan eksternal:-
Cara memonitor kerja:-
Cara mengevaluasi kinerja:-
Mega Mas dalam aspek keuangan menggunakan buku kas biasa
walaupun tidak membuat laporan keuangan. Sedangkan dalam
aspek non keuangan, tidak ada SOP dikarenakan pemilik merasa
belum membutuhkan SOP untuk kegiatan usahanya.

5. Dokumentasi

D. Abal Bonsai

13
1. Identitas Responden
Nama responden : Abai
Posisi/jabatan : Pemilik
Jenis kelamin : Pria

Usia : 37 tahun
Pendidikan formal : S1
Alasan terjun dalam bidang UMKM:
Di ajak teman terjun ke tanaman bonsai dan sudah menjadi hobi.
Pengetahuan yang menunjang untuk mengelola usaha
diperoleh dari:
1. Memahami jenis-jenis tanaman bonsai lainya dan cara
merawatnya.
2. Memiliki kemampuan IT seperti cara mempublish ke googl
e.
Daftar Sosialisasi/Pelatihan yang pernah diikuti selama menjal
ankan usaha:
Belum pernah mengikuti pelatihan atau sosialisasi apapun.
Kendala yang dihadapi selama menjalankan usaha adalah:
Sumber daya manusia dan transportasi
Selama menjalankan usaha kendala yang paling sulit dihadapi
dan alasannya adalah:
Karena mas abai sendiri yang mengelola dan untuk transportasi ada
beberapa pesanan yang ada diluar pulau jawa dan bingung cara
mengantarnya.

2. Identitas Umum Usaha


Nama UMKM : Abal Bonsai
Alamat : Jln. Pramuka Raya, Windusura,
Karangklesem, Kec. Purwokerto Selatan,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
Sektor usaha : Perkebunan

14
Produk (utama) : Tanaman bonsai
Mulai usaha : Tahun 2018
Modal awal : Rp. 1 juta (milik sendiri)
Jumlah karyawan : 1 Orang (Laki-Laki)
Upah :-
Aktiva tetap (AT) : alat-alat kebun dan pot tanaman.
Ketersediaan AT : Milik Sendiri
Alasan : Karena sudah mempunyai peralatan saat
usaha berdiri
Rata-rata omzet : Rp 10.000.000/bulan
Omzet terendah : Rp 1.500.000/bulan atau Rp 50.000/hari,
karena kurangnya daya tarik pembeli.
Omzet tertinggi : Rp 15.000.000/bulan atau Rp 500.000/hari,
karena usaha tanaman seperti ini bisa
dikatakan tidak pasti.

3. Aspek Keuangan
Ketersediaan Laporan keuangan: Tidak ada laporan keuangan
Cara penyusunan laporan keuangan: Pencatatan manual kalau a
da barang terjual dicatat dibuku biasa
Kendala utama dalam menyusun laporan keuangan: -
Dampak yang dirasakan dengan adanya laporan keuangan: -

4. Aspek Non Keuangan


Ketersediaan standar operasional prosedur (SOP): Tidak ada
SOP
Cara penyusunan SOP:-
Kendala utama menyusun SOP:-
Dampak yang dirasakan dengan adanya SOP:-
Informasi yang termuat di dalam SOP:-
Perencanaan usaha:-

15
Pengelolaan hubungan di internal:-
Pengelolaan hubungan dengan eksternal:-
Cara memonitor kerja:-
Cara mengevaluasi kinerja:-
Abal bonsai dalam aspek keuangan, pencatatan keuangannya masih
manual kalau ada barang terjual dicatat dibuku biasa. Sedangkan
dalam aspek non keuangan, tidak ada SOP dikarenakan pemilik
merasa belum membutuhkan SOP untuk kegiatan usahanya.

5. Dokumentasi

16
BAB IV

PENUTUP

Ada beberapa hal yang dapat dibedakan dari keempat umkm sektor
perkebunan yang telah di survei yaitu dari keempat tanaman di atas
memiliki harga tanaman yang berbagai macam mulai dari ratusan ribu
hingga jutaan rupiah. Hal ini dikarenakan bahan baku yang berbeda dan
biaya peralatan yang digunakan. Selanjutnya, untuk umkm Abai Bonsai
perawatan dan pembentukan untuk tanaman memerlukan biaya yang lebih
dibandingkan dengan tanaman di umkm perkebunan tiga lainnya.

Dari keempat umkm yang telah di survei dari segi omset keemat
umkm memiliki omset yang tidak begitu buruk untuk ukuran umkm
perkebunan tapi sangat disayangkan kurang dapat dikelola sebaik mungkin
itu terlihat dari aspek keuangan. Keempat umkm tidak membuat laporan
keuangan tapi membuat pencatatan keuangan dengan menggunakan buku
kas biasa. Pencatatan yang dilakukan hanya berupa besaran kas masuk dan
keluar, serta persediaan yang masuk dan keluar. Keempat umkm dari
aspek non keuangan tidak mempunyai SOP karena kebanyakan keempat
umkm tersebut tidak memiliki karyawan dan hanya sang pemilik yang
mengurus usahanya tersebut. Direkomendasikan untuk ke depan nya agar
umkm di atas dapat menggunakan akuntansi umkm supaya ke depan nya
umkm tersebut bisa lebih berkembang dan bisa mendapatkan laba yang
lebih dari pada sebelumnya.

17

Anda mungkin juga menyukai