LIPID
ASAM LEMAK JENUH
Disusun Oleh
1. Laili Nafis (151810301002)
2. Tri Wulan Ramadhani (151810301006)
3. Rosyida Amini (151810301008)
4. Chanifah Dwi Happy Pratiwi (151810301010)
5. Ani Sofiyana (151810301013)
6. Himyatul Khoirah (151810301017)
7. Nur Abqoriyah (151810301046)
8. Rosa Safitri (151810301060)
9. Khonita Anjalsari R (151810301063)
10. Frida Kristining Tyas (151810301067)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2017
LIPIDA ASAM LEMAK JENUH
Gambar 11. Kromatogram komposisi asam lemak biji durian yang dianalisis
dengan kromatografi gas sebagai metil ester kurva (a) 1. Palmitat, 2. Stearat
3. Oleat 4. Linoleat dan baku pembanding metil ester asam stearat (St) kurva
(b)
Dari hasil kromatogram asam stearat baku didapat dua puncak, dimana puncak
pertama dengan waktu retensi 7,88 menit merupakan asam stearat, dan puncak
kedua dengan waktu retensi 4,68 menit diduga merupakan senyawa hasil
degradasi asam stearat baku.
b. Uji ketidakjenuhan (angka iod)
Angka iod merupakan ukuran ketidakjenuhan lemak atau minyak yang
didefinisikan sebagai jumlah gram iodin yang diabsorbsi oleh 100 gram minyak
atau lemak. Senyawa ini dapat mengidentifikasi apakah asam lemak yang
diperoleh pada saat penelitian merupakan asam lemak jenuh atau asam lemak tak
jenuh. Lemak yang mengandung gliserida asam lemak tidak jenuh bila
ditambahkan sejumlah tertentu halogen maka halogen tersebut akan diikat oleh
asam lemak untuk memutuskan ikatan tidak jenuhnya, sedangkan halogen pada
asam lemak jenuh tidak akan diserap (Aurand,et.al, 1987). Iodium dapat
mengadisi ikatan rangkap pada gliserida tidak jenuh. Reaksi adisi yang terjadi
pada iodium dengan asam lemak tak jenuh yaitu
Gambar 12. Reaksi adisi iodium dengan asam lemak tak jenuh.
(Sumber : Andarwulan et al, 2011)
Jumlah iod yang diabsorbsi menunjukkan derajat ketidakjenuhan
lemak/minyak, dimana semakin banyak iodium yang diserap maka semakin
banyak ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tersebut. Prinsip dari uji
ketidakjenuhan (iod) yaitu adisi halogen yang dibantu dengan katalis logam.
Senyawa asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap dapat mengubah
atau menghilangkan warna pada iodin atau senyawa halogen lainnya, sedangka
jika senyawa yang diuji merupakan asam lemak jenuh maka warna larutan tidak
mengalami perubahan, misalnya warna larutan tetap berwarna kuning ketika asam
lemak jenuh diuji dengan menggunakan iodin (Bernardini, E. 1983).
c. Gas chromatograpy- spektro massa (GC-MC)
GC-MS merupakan suatu gabungan dari instrumen GC dan instrumen MS
yang dihubungkan dengan satu interfase. Kromatografi gas berfungsi sebagai alat
pemisah berbagai komponen campuran dalam sampel sedangkan spektrometer
massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing molekul komponen yang telah
dipisahkan pada sistem kromatografi gas. (McNair, 1988). GC-MS dapat
digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Dalam GC-MS, cuplikan
diinjeksikan ke dalam injektor. (McNair, 1988). Instrumen GC-MS terdiri dari gas
pengangkut (gas carrier), pengatur aliran dan pengatur tekanan, tempat injeksi,
kolom, dan detektor. Gas pengangkut yang digunakan dalam GC-MS harus
memiliki persyaratan khusus diantaranya adalah ; inert (tidak bereaksi dengan
sampel, pelarut, dan material kolom), dan dapat mengurangi difusi gas.
(Sastrohamidjojo, 2005).
Suatu pengatur aliran dan pengatur tekanan diperlukan untuk mengalirkan
uap sampel ke dalam kolom GC-MS dengan kecepatan dan tekanan yang sesuai.
Teknik injeksi yang digunakan tergantung pada jenis sampel. Jenis-jenis teknik
injeksi pada GC-MS antara lain split, split less, on column,dan wet needle.
Pemilihan jenis teknik injeksi yang akan digunakan tergantung pada sifat sampel
dan banyaknya sampel. Keberhasilan atau kegagalan analisis GC-MS tergantung
pada pemilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Jika jumlah sampel yang akan
dipisahkan besar maka digunakan packed column sedangkan untuk sampel dalam
jumlah sedikit digunakan capillary column. Pada detektor komponen-komponen
senyara telah dideteksi. Detektor yang baik memiliki sensitivitas tinggi, memiliki
respon linier yang lebar, bersifat nondestruktif, dan memiliki respon yang sama
terhadap semua jenis senyawa. Saat ini ada tiga jenis detektor yang dapat
digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa organik yaitu Flame Ionization
Detector (FID), Thermal Conductivity Detector (TCD), dan Mass Spectroscopy
(MS).
Analisis kromatogram GC-MS memberikan informasi jumlah komponen
senyawa yang terpisah. Luas puncak kromatogram merepresentasikan konsentrasi
(%) senyawa realtif terhadap cuplikan yang menguap pada kondisi pengoperasian
GC-MS. Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan pola
fragmentasi spektra massa hasil GC-MS dengan pola fragmentasi senyawa
referensi standar. Komponen utama dari fraksi asam lemak dibatasi hanya pada
puncak yang memiliki prosentase luas area relatif diatas 1%. Identifikasi senyawa
dilakukan dengan membandingkan pola fragmentasi spektra massa dengan pola
fragmentasi senyawa reference.Berikut merupakan beberapa contoh spektra massa
dari asam lemak jenuh :
Gambar 13. Spektra Massa Asam Palmitat
Arun Bahl, B.S. Bahl, 2007. A Textbook of Organic Chemistry. New Delhi:
S.Chand & Company LTD.
Andarwulan, Kusnandar, Herawati. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat.
Aurand WL, Wood AE, Wells RM. 1987. Food composition and analysis, 4 th
edition, Van Nostrand Reinhold, 115 fifth avenue, New York, pp. 19-34.
Bernardini, E. 1983. Vegetable Oils and fats processing. Raly: Interstamps House
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Fessenden dan Fessenden.1982. Kimia Organik jilid 2 edisi ketiga. Terjemahan
oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Ph. D..Jakarta : Erlangga.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
EGC.
Ketaren, S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Lehninger. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
McNair, H.M., Bonelli, E.J., 1988. Dasar Kromatografi Gas. Bandung : Penerbit
ITB.
Poedjiadi, Anna dan Titin Supriati. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UIP.
Sastrohamidjojo, H., 2005. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty.
Sudarmaji, S,dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta :
Liberty.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.