Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam pasal 33 UUD

1945 dinyatakan bahwa ”Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan asas kekeluargaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa badan

usaha yang sesuai dengan pasal tersebut adalah koperasi, sehingga koperasi ditempatkan

sebagai soko guru perekonomian Indonesia dan merupakan bagian integral perekonomian

Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk semakin memperkokoh koperasi mulai dari

upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan ekonomi. Dalam upaya

menumbuhkan iklim yang kondusif berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah, diantaranya adalah dalam bentuk UUD yaitu pasal 33 UUD 1945 (Sistem

demokrasi ekonomi). Pemerintah juga mengeluarkan UU No. 25 tahun 1992 tentang

PERKOPERASIAN disusul dengan beberapa peraturan pemerintah untuk memberikan

dukungan fasilitas dan kemudahan bagi pengembangan koperasi.

Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan koperasi dapat tumbuh dan berkembang

sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya. Namun sampai saat ini koperasi lebih tertinggal

dibanding dengan lembaga perekonomian lainnya. Penyebab ketertinggalan ini, karena

banyaknya persoalan yang harus dihadapi oleh koperasi, diantaranya seperti yang

dikemukakan oleh : Sukanto 1 2 Reksohadiprodjo (1992: 234) yaitu ”administrasi kegiatan-

kegiatan koperasi belum memenuhi standar tertentu.

Sehingga belum menyediakan data yang lengkap untuk pengambilan keputusan dari

data statistik kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan”. Sistem administrasi yang relatif baik

sangat berguna sebagai hasil analisa. Apabila data tidak tersedia dalam jumlah kualitas yang
dibutuhkan, proses menjajaki lingkungan dan kedudukan koperasi tidak terlaksana, sehingga

koperasi menjadi statis / mungkin mundur karena situasi lingkungan terus berkembang

komplek. Koperasi merupakan salah satu faktor ekonomi yang mendorong tumbuhnya

perekonomian nasional. Berasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

pengkoperasian, “koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegitannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Berdasarkan konsep tersebut, koperasi memiliki prinsip identitas yaitu mempunyai ciri yang

pemilikan dan pelanggannya adalah sama yang dapat diartikan bahwa pemilik dan pelanggan

dari koperasi merupakan anggota koperasi (Munker, 1989).

Dengan adanya prinsip tersebut maka munculah kesepakatan bersama yang memicu

timbulnya asas kekeluargaan dalam koperasi yang mandiri, efektif dan efisien. Berdasarkan

konsep tersebut, koperasi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pengurus serta

anggotanya secara cepat, tepat dan akurat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut

salah satu alternatif pilihan yang dapat digunakan adalah dengan penerapan sistem informasi.

Sistem informasi mampu mengubah bentuk organisasi, mampu mengubah cara organisai

dalam beroperasi, dan mampu megubah organisasi menghadapi persaingan (Alter, 1996).

Dalam laporan proposal ini, studi kasus yang diambil adalah Koperasi YPGU Sumedang.

Di Koperasi YPGU Sumedang dengan mengggunakan sistem Mudharabah, dengan

berjumlah 40 Anggota Koperasi. Ketertarikan memilih judul skripsi ini supaya dapat

mengetahui dan akan menerapkan sistem ini. Namun sekarang sebagian Koperasi

kebanyakan masih konvensional dan adanya riba. Sehingga saya memilih judul “ Pengaruh

Sistem Mudharabah terhadap Kesejahteraan Karyawan di Koperasi YPGU Sumedang”.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Penerapan Sistem Mudharabah di Koperasi SMK YPGU Sumedang ?


b. Bagaimana Kesejahteraan karyawan di Koperasi SMK YPGU Sumedang?

c. Bagaimana Pengaruh Sistem Mudharabah Terhadap Kesejahteraan di koperasi SMK

YPGU sumedang?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sistem penerapan Mudharabah di Koperasi SMK YPGU Sumedang.

b. Untuk mengetahui Kesejahteraan Karyawan di Koperasi SMK YPGU Sumedang.

c. Untuk Mengetahui Pengaruh Sistem Mudhrabah terhadap Kesejahteraan Karyawan di

Koperasi SMK YPGU Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti akan memperoleh Pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

mengenai sistem Mudharabah bagi Kesejahteraan karyawan di koperasi SMK YPGU

Sumedang.

b. Bagi Koperasi

Hasil Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak Koperasi di SMK YPGU

Sumedang.

c. Bagi Pihak Akademik

Penelitian ini sebagai perwujudan tri darma perguruan tinggi, dan diharapkan hasil

penelitiaan ini akan memberi kegunaan ilmiah yang membacanya, serta untuk

melengkapi khazanah keilmuan yang telah ada khususnya yang berhubungan dengan

Perkoperasian.

E. Kajian Pustaka

1. Telaah Pustaka

a. Pengertian Mudharabah
Pengertian Mudharabah Secara etimologi, mudharabah adalah bentuk masdar dari fi’il

madhi yang berarti berdagang atau memperdagangkan (Warson, 1984: 875). Mudharabah

disebut juga dengan mu’amalah karena umat Islam di Irak manyebutkan mudharabah dengan

istilah muamalah (Al-Zuhaily, 836). Mudharabah disebut juga dengan qiradh. Ulama’ Hijaz

menyebutkan dengan Qiradh, yaitu berasal dari kata qiradh yang berarti al-Qath’u atau

pemotongan.

Hal itu karena pemilik harta memotong dari sebagian hartanya sebagai modal dan

menyerahkan hak pengurusannya kepada orang yang mengelolanya dan pengelola memotong

untuk pemilik bagian dari keuntungan sebagian hasil dari usaha dan kerjanya (Al-Zuhaily, tt.:

836). Untuk lebih mengetahui tentang definisi mudharabah, beberapa pengertian mudharabah

secara terminologis disampaikan oleh Fuqaha’ Madzhab empat yaitu : Madzhab Hanafi

mendefinisikan mudharabah adalah akad atas suatu syarikat dalam keuntungan dengan modal

harta dari satu pihak dan dengan pekerjan (usaha) dari pihak yang lain.

Madzhab Maliki mendefinisikan mudharabah adalah penyerahan uang dimuka oleh

pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan

usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya. Madzhab Syafi`i

mendefinisikan mudharabah adalah suatu akad yang memuat penyerahan modal kepada orang

lain untuk mengusahakannya dan keuntungannya dibagi antara mereka berdua.

Madzhab Hambali mendefinisikan mudharabah adalah penyerahan suatu barang atau

sejenisnya dalam jumlah yang jelas dan tertentu kepada orang yang mengusahakannya

dengan mendapatkan bagian tertentu dari keuntungannya (Al-Jaziri, 1990: 41). Selain ulama’

empat madzab diatas terdapat juga perbedaan pendapat tentang definisi mudharabah.

Pendapat tersebut antara lain : Sayyid Sabiq mendefinisikan mudharabah adalah akad antara

kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang

kepada pihak lain untuk diperdagangkan, dan laba dibagi dua sebagaimana kesepakatan.
Abdurrahman Al-Jaziri mendefinisikan mudharabah adalah akad antara dua orang yang berisi

kesepakatan bahwa salah seorang dari mereka akan memberikan modal usaha produktif, dan

keuntungan usaha itu akan diberikan sebagian kepada pemilik modal dalam jumlah tertentu

sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui bersama (Sabiq, tt.: 212). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud mudharabah adalah Volume 1, No.2, Desember 2013

305-306

Dasar Hukum Mudharabah Dasar hukum mudharabah yaitu : Al-Qur’an, dalam Al-

Qur’an tidak disebutkan dengan jelas tentang mudharabah, walaupun demikian ulama’ di

kalangan kaum muslimin telah sepakat tentang bolehnya melakukan kerjasama semacam

perniagaan ini. Istilah mudharabah sesunggungnya muncul pada masa Nabi Muhammad, tapi

jauh sebelum Nabi Muhammad lahir pun sudah ada. Kerjasama perniagaan ini di zaman

Jahiliyah telah dikenal kemudian dilestarikan oleh Islam karena membawa kemaslahatan

(Muhammad, 2005: 144). Kerjasama antara pemilik modal dengan pihak yang bisa

menjalankan usaha produktif sudah sejak masa dahulu kala, pada zaman Jahiliyah,

umpamanya, hal ini juga telah menjadi suatu tradisi di masyarakat Arab.

Nabi Muhammad sendiri sebelum menjadi Rasul, melakukan kerjasama dengan Siti

Khadijah dalam bentuk mudharabah. Khadijah memberi modal atau barang dagangan

kepadanya, juga kepada orang lain, dan Muhammad menjalankan modal itu dengan cara

berdagang. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut dibagi antara pelaksana usaha dan

pemilik modal yang jumlahnya sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati. Karena hal

ini merupakan kebiasaan yang baik, itu pun diakui dan diadopsi oleh Islam. Berdasarkan hal

tersebut di atas, kaum muslimin sepakat bahwa mudharabah itu adalah salah satu bentuk

kerjasama dalam lapangan muamalah yang dibolehkan, karena membawa kemaslahatan, dan

bahkan bisa dipandang sebagai satu bentuk kerja sama yang perlu dilakukan. Pada zaman

sekarang, keperluan antara si kaya dan si miskin atau untuk menghindari kecemburuan sosial.
Dimensi Filosofis yang melandasi mudharabah adalah adanya penyatuan antara modal

(capital) dan usaha (skill dan enterprenership) yang dapat membuat pemodal (shahib al-mal)

dan pengusahanya mudharib berada dalam kemitraan usaha yang lebih fair dan terbuka serta

kegiatan ekonomi ini lebih mengarah pada akad antara dua pihak, pihak pertama sebagai

pemilik modal dan pihak yang lain sebagai pelaksana modal atau seseorang yang ahli dalam

berdagang untuk mengoperasionalkan modal tersebut dalam usaha-usaha produktif dan

keuntungan dari usaha tersebut dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.

Dan jika terjadi kerugian, maka kerugian ditanggung oleh pemberi modal, sedangkan

bagi pihak pelaksana modal kerugiannya adalah kehilangan waktu, pikiran dan jerih payah

yang telah dicurah aspek solidaritas modal. Karena dalam kehidupan keadaan seperti ini

memang tidak bisa terhindarkan (Karim, 1993: 13). Menurut Abraham L. Udovitch, bahwa

istilah mudharabah muncul sebagai kerjasama bangsa semenanjung Arab yang berkembang

dalam konteks perdagangan pada khalifah Arab sebelum Islam. Istilah itu berkembang luas

ketika dalam sejarah bangsa ini berhasil menaklukkan beberapa wilayah seperti negara-

negara yang termasuk dalam wilayah Timur Dekat, Afrika Utara dan sampai pada Eropa

Selatan. Keluasan wilayah bagi perkembangan istilah mudharabah ini membuat setiap bangsa

menyebutkan dengan term yang berbeda. Masyarakat Irak, misalnya menyebutkan dengan

mudharabah atau kadang-kadang muamalah, masyarakat Hijaz, meliputi Madinah, Makkah

dan kota disekelilingnya dengan Commenda (Karim, 1993: 13).

Pembicaran Nabi Muhammad SAW terhadap mudharabah mengidentifikasi bahwa

kerjasama dua pihak dengan mempertemukan modal dan usaha merupakan kerjasama yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Ketidaktegasan Nabi Muhammad menjadi tanda

bahwa kerjasama, ekonomi tersebut akan selalu berubah dari masa kemasa. Apabila Nabi

Muhammad menegaskan keharamannya atau keharusan mudharabah dikhawatirkan justru

akan menghambat kemajuan umat manusia itu sendiri. Oleh karena itu sikap atas pluralitas
dan fleksibilitas mudharabah untuk dapat masuk dalam segala sistem ekonomi yang

berkembang dengan sebutan apapun dalam rangka mengangkat kehidupan manusia kearah

yang lebih baik.

Maka dari itu memberlakukan sistem mudharabah harus tidak diikuti dengan

pelaksanaan kehendak dan pempersalahkan bentuk-bentuk kerjasama ekonomi lainya yang

mungkin juga termasuk dalam model kerjasama juga (Karim, 1993: 13). Namun demikian,

ada ayat-ayat yang walaupun tidak langsung, tetapi maksudnya dapat digunakan sebagai

dasar atau landasan kebolehan mudharabah, seperti ayat-ayat tentang perintah mencari

karunia Allah SWT, diantaranya adalah firman Allah yang artinya ; “Dan orang-orang yang

berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah.” (QS. Al-Muzammil, (73): 20) Ayat

tersebut menjelaskan bahwa sebagai manusia yang hidup dimana, maka kiranya senantiasa

mencari rizki (karunia Allah) dengan bermuamalah, salah satunya yaitu dengan kerjasama

antara manusia. Didalam Al-Qur’an, termasuk dalam ayat diatas memang tidak ada secara

tegas menerangkan tentang pelaksanaan mudharabah , tetapi dari berbagai ayat tentang

muamalah, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk bekerjasama mudharabah diperbolehkan.

b. Pengertian kesejahteraan karyawan

Pengertian kesejahteraan karyawan adalah pemenuhan kebutuhan karyawan oleh

perusahaan. Kesejahteraan yang dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan untuk memelihara

karyawan baik dari segi rohani maupun jasmani guna mempertahankan kinerja dan sikap

kerja yang baik di dalam bekerja. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

pengertian kesejahteraan karyawan, maka dikutip beberapa pendapat para ahli di bawah ini,

antara lain:

a. Menurut Dale Yoder yang diterjemahkan oleh Malayu S.P Hasibuan dalam buku

“Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyatakan bahwa : “Kesejahteraan dipandang

sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan, terutama mereka yang sakit ,
uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi,

perawatan rumah sakit, dan dana pensiun.” (2000).

b. Menurut Gary Dessler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan dalam buku

“Manajemen Sumber Daya Manusia”, mengemukakan bahwa: “Benefits adalah

semua pembayaran keuangan tidak langsung yang diterima seseorang karyawan untuk

melanjutkan pekerjaannya (1998)”.

c. Menurut Henry Simamora dalam buku “Manajemen Sumber Daya Manusia”,

menyatakan sebagai berikut: “Employee benefit adalah pembayaran (payments) dan

jasa-jasa (service) yang melindungi dan melengkapi gaji pokok dan perusahaan

membayar sebagian atau semua dari tunjangan itu (1999)”.

Sedangkan pengertian kesejahteraan menurut Malayu S.P Hasibuan dalam buku

“Manajemen Sumber Daya Manusia”, mengemukakan bahwa : “Kesejahteraan karyawan

adalah  balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan

kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental

karyawan, agar produktivitas kerjanya meningkat  (2000)”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka diasumsikan bahwa kesejahteraan

karyawan merupakan balas jasa pelengkap yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,

baik yang berbentuk uang, barang maupun jasa layanan lainnya yang dapat memberikan

kepuasan kepada karyawan dalam bekerja. Kesejahteraan karyawan adalah merupakan suatu

program yang menitik beratkan terhadap pekerjaan dan terhadap lingkungan kerja.

2. Hasil Penelitian Yang Relavan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Widanengsih tentang Pengaruh Penerapan Pembiayaan Mudharabah,

Musyarakah dan Murabahah terhadap tingkat Rehabilitas. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan memakai pendekatan fenomenologi.


Fenomenologi digunakan agar dapat diketahui persepsi Pengaruh Penerapan Pembiayaan

Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah dan juga dapat diketahui tingkat Rehabilitas.

Serta diketahui Penerapan Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah

dalam meningkatkan rehabilitas pada Bank syariah Mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat rehabilitas pada bank mandiri, sehingga dalam pembiayaan ini dapat

dikembangkan dan dapat mengetahui bagaimana pembiayaan ini oleh masyarakat. Dari hasil

penelitian terealisasi bahwa dengan adanya sistem pembiayaan Mudharabah , Musyarakah

dan Murabahah. Dampak-dampak dalam pembiyaan konvensional akan berkurang. Hal

tersebut membuat para nasabah akan cenderung memilih dengan sistem Pembiayaan

Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah memenuhi kebutuhan keluarganya. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang sistem

pembiayaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah di

Bank syariah Mandiri KCP Kuningan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti

berada di Koperasi YP Geusan Ulun Sumedang.

F. Kerangka Berpikir

Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan atau badan usaha pada umumnya adalah

untuk memperoleh laba. Namun berbeda dengan Koperasi di YP Geusan Ulun ini adanya

sistem bagi hasil ( Mudharabah ) , di Koperasi ini dengan bagi hasil yang sesuai kesepakan

anggota koperasi .sehinnga para anggota koperasi di YP Guesan ulun, ini sangat membantu

untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.


Membangun dan meningkatkan potensi ekonomi para anggota dan juga masyarakat

secara umum, sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud. Koperasi memiliki peran aktif

dalam meningkatkan kualitas hidup anggotanya dan juga masyarakat. Memperkuat

perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan ekonomi nasional dimana

koperasi menjadi pondasinya. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang lebih baik melalui usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana dan

mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka.

Kesejahteraan adalah dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi

manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti

khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan), seperti dalam istilah fungsi

kesejahteraan sosial. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan

pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam

ide negara sejahtera.

SISTEM MUDHRABAH KESEJAHTERAAN KARYAWAN


1. Dasar Hukum Mudharabah 1. Gaji
Dasar hukum mudharabah yaitu: Menurut As’ad (2005:136)
Al-Qur’an, dalam Al-Qur’an mendefenisikan gaji sebagai
tidak disebutkan dengan jelas pembayaran serta
tentang mudharabah, walaupun balas jasa yang diberikan kepada
karyawan, tatausaha dan manajer
demikian ulama’ di kalangan
sebagai
kaum muslimin telah sepakat
konsekwensi dari sumbangan yang
tentang bolehnya melakukan diberikannya dalam pencapaian
kerjasama semacam perniagaan tujuan
ini. perusahaan.
2. Rukun dan Syarat Mudharabah 2. Semangat kerja
PENGARUH SISTEM MUDHOROBAH TERHADAP

KESEJAHTERAAN KARYAWAN DI KOPERASI SMK YPGU

SUMEDANG

G. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

a. Bahwa Sistem Mudharabah memiliki pengaruh positif terhadap Kesejahteraan karyawan

Koperasi di SMK YPGU Sumedang.

H. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah langkah – langkah sistematis tentang cara penelitian

dilakukan. Pokok- pokok bahasan yang terkandung dalam metode penelitan mencakup waktu
dan tempat penelitian , operasional variabel penelitian, metode penentuan populasi dan

sampel, metode pengumpulan data , metode analisis data.

Menurut Muhammad Nasir, pengertian metode penelitan adalah cara utama yang

digunakan oleh para peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah

yang diajukan.

1. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal

dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan. 1

bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian

dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung.

b. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMK YP Geusan Ulun Sumedang tepat di

Jalan Prabu Gajah Agung No.56 Sumedang Kelurahan Situ, Kec. Sumedang Utara.

2. Pengkuran Variable ( Kualitatif )

Sumber
Variabel Konsep Variabel Dimensi indikator
referensi
Pengaruh Mudharabah adalah akad Nisbah Laporan bagi

Sistem kerjasama antara dua pihak Keuntungan hasil

Mudharaba dimana pihak pertama (Sistem bagi keuangan

h (shahibulmaal) hasil tahunan ,

( variabel x) menyediakan revenue Dukumentasi

seluruh (100%) sharing),

modal,sedangkan pihak Akad

lainnya menjadi pengelola.


3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sudjana berpendapat bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

2. Sampel

Menurut Soekidjo, sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel. Dimana total sampel adalah

keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian. Yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah jumlah anggota koperasi sebanyak 40 anggota untuk dijadikan sebagai

penelitian dan akan dijakan angket dari jumlah anggota tersebut .

4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara mendapatkan pengamatan

langsung pada objek penelitian. Dengan metode observasi cara paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument.

b. Wawancara

Yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab,

baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face

interview) dengan sumber data (responden).

c. Angket
Angket adalah suatu alat yang dignakan untuk mengumpulkan data dengan cara

membuat daftar pertanyaan secara tertulis dan lalu oleh narasumber (read : responden) akan

diisi dengan cara tertulis pula. Oleh masyarakat luas, angket sering kali juga disebut dengan

sebutan Quesioner.

d. Studi Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada objek penelitian

namun melalui dokumen. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap

laporan-laporan kegitatan, buku-buku dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang diteliti.

5. Analisis Data

Setelah data tersebut dikumpulkan, kemudian data tersebut dianalisis dengan

menggunakan teknik pengolahan data. Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang tercantum dalam identifikasi

masalah.Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan

menggunakan software IBM SPSS Statistics 20.

Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses penyusunan dan

pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh.Menurut Sugiyono (2013:206)

yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai berikut:“Analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan

jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.”Adapun

analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis sistem Mudhorobah di Koperasi SMK YPGU Sumedang.


2. Menganalis Kesejahteraan Anggota di Kopesi SMK YPGU Sumedang.

3. Menganalisis Pengaruh Sistem Mudharabah terhadap kesejahteraan karyawan di

Koperasi SMK YPGU Sumedang.

Anda mungkin juga menyukai