Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEMBAHASAN
A. Elektrokimia

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi


kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan
dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi
dalam dua kelompok, yaitu sel galvanik dan sel elektrolisa.

Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani, adalah suatu alat
dimana reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik
antara dua elektroda. Jika kedua elektroda dihubungkan terhadap suatu sirkuit luar
dihasilkan aliran arus, yang dapat mengakibatkan terjadinya kerja mekanik
sehingga sel elektrokimia mengubah energi kimia ke dalam kerja.

B. Sel Galvani

Sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik
yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. Contoh sel galvani
adalah sel Daniell yang gambarnya dapat dilihat pada gambar 1. Jika kedua
elektrodanya dihubungkan dengan sirkuit luar, dihasilkan arus litrik yang dapat
dibuktikan dengan meyimpangnya jarum galvanometer yang dipasang pada rangkaian
luar dari sel tersebut.

Gambar 1. Sel Daniell


Sel Daniell sering pula dimodifikasi seperti yang terlihat pada gambar 2. Kedua
setengah sel dihubungkan dengan jembatan garam.

Gambar 2. Sel Daniell dengan jembatan garam

Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber listrik terjadi perubahan dari Zn
2+
menjadi Zn yang larut

2+ -
Zn(s) Zn (aq) + 2e (reaksi oksidasi)

Hal ini dapat diketahui dari semakin berkurangnya massa Zn sebelum dan
sesudah reaksi. Di sisi lain, elektroda Cu semakin bertambah massanya karena
2+
terjadi pengendapan Cu dari Cu dalam larutan.

Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (reaksi reduksi)

Pada sel tersebut elektroda Zn bertindak sebagai anoda dan elektroda Cu


sebagai katoda.
Ketika sel Daniell dirangkai, terjadi arus elektron dari elektroda seng (Zn) ke
elektroda tembaga (Cu) pada sirkuat luar. Oleh karena itu, logam seng bertindak
sebagai kutub negatif dan logam tembaga sebagai kutub positif. Bersamaan
dengan itu pada larutan dalam sel tersebut terjadi arus positif dari kiri ke kanan
2+
sebagai akibat dari mengalirnya sebagian ion Zn (karena dalam larutan sebelah
2+ 2-
kiri terjadi kelebihan ion Zn dibandingkan dengan ion SO4 yang ada).
Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell adalah :

2+ 2+
Zn(s) + Cu (aq) Zn (aq) + Cu(s)

Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang spontan yang dapat digunakan
untuk memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel elektrokimia.

Macam-macam sel volta/ sel galvani

1. Sel Kering atau Sel Leclance

 Sel ini sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll.

 Katodanya sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam bentuk


grafit) yang terlindungi oleh pasta karbon, MnO2 dan NH4Cl2

 Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan muncul dibagian
bawah baterai sebagai terminal negatif.

 Elektrolit : Campuran berupa pasta : MnO2 + NH4Cl + sedikit Air

 Reaksi anoda adalah oksidasi dari seng


-
Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e

 Reaksi katodanya berlangsung lebih rumit dan suatu campuran hasil akan
terbentuk. Salah satu reaksi yang paling penting adalah :
-
2MnO2(s) + 2NH4 + (aq) + 2e → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O

 Amonia yang terjadi pada katoda akan bereaksi dengan Zn2+ yang
dihasilkan pada anoda dan membentuk ion
2+
Zn(NH3)4 .

2. Sel Aki

 Katoda: PbO2

 Anoda : Pb

 Elektrolit: Larutan H2SO4


 Reaksinya adalah :
+ 2- 2-
PbO2(s) + 4H (aq) + SO4 (aq) → PbSO4(s) + 2H2O (katoda) Pb (s) + SO4 (aq)
- + 2-
→ PbSO4(s) + 2e (anoda) PbO2(s) + Pb (s) + 4H (aq) + 2SO4 (aq) →
2PbSO4(s) + 2H2O (total)

 Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang karena
ia terlibat dalam reaksi tersebut.

 Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi ulang
(recharge) dengan memberinya tegangan dari sumber luar melalui proses
elektrolisis, dengan reaksi :
+ 2-
2PbSO4(s) + 2H2O → PbO2(s) + Pb(s) + 4H (aq) + 2SO4 (aq) (total)

 Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat dan
lagi ia mengandung asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika dipindah-
pindahkan.

3. Sel Bahan Bakar

 Elektroda : Ni

 Elektrolit : Larutan KOH

 Bahan Bakar : H2 dan O2

4. Baterai Ni – Cd

 Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang umum
dipakai pada alat-alat elektronik peka. Potensialnya adalah 1,4 Volt.

 Katoda : NiO2 dengan sedikit air

 Anoda : Cd

 Reaksinya :
- - -
Cd(s) + 2OH (aq) → Cd(OH)2(s) + 2e 2e +
-
NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH (aq)

 Baterai ini lebih mahal dari baterai biasa.


C. Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834)
lewatnya arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu
elektroda (anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain
(katoda).

Hukum Faraday I: Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.
w~Q w = massa zat yang diendapkan (g).
w ~ I.t Q = jumlah arus listrik = muatan listrik (C)
w = e.I.t e = tetapan = (gek : F)
= gek.I.t I = kuat arus listrik (A).
F t = waktu (dt).
gek = massa ekivalen zat (gek).
= Ar.I.t Ar = massa atom relatif.
n. F n = valensi ion.
F = bilangan faraday = 96 500 C.
Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol elektron = 6,02 x 1023
ē. 1 gek ~ 1 mol ē.
Jika arus listrik 1 F dialirkan ke dalam larutan AgNO3 maka akan diendapkan 1
gram ekivalen Ag.

1 mol ē ~ 1 mol Ag ~ 1 gram ekivalen Ag

1 gram ekivalen Ag = 1 mol ē = 1 mol Ag = 108 gram Ag

D. Sel Elektrolisis
Elektrolisis berasal dari kata elektro (listrik) dan lisis (penguraian), yang
berarti penguraian senyawa oleh arus listrik, dan alatnya disebut sel elektrolisis.
Dengan kata lain, sel elektrolisis ini memerlukan energi listrik untuk memompa
elektron, dan prosesnya kebalikan dari proses sel Galvani.
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi
redoks yang tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Contohnya
adalah elektrolisis lelehan NaCl dengan electrode platina. Contoh lainnya
adalah pada sel Daniell jika diterapkan beda potensial listrik dari luar yang
besarnya melebihi potensial sel Daniell.

a. Notasi Sel dan Reaksi Sel


Notasi sel memberikan informasi yang lengkap dari sel galvani. Informasi
tersebut meliputi jenis elektroda, jenis elektrolit yang kontak dengan elektroda
tersebut termasuk konsentrasi ion-ionnya, anoda dan katodanya serta pereaksi
dan hasil reaksi setiap setengah-sel.
Setengah sel anoda dituliskan terlebih dahulu, diikuti dengan setengah sel
katoda. Satu garis vertikal menggambarkan batas fasa. Dua spesi yang ada
dalam fasa yang sama dipisahkan dengan tanda koma. Garis vertikal rangkap
dua digunakan untuk menyatakan adanya jembatan garam. Untuk larutan,
konsentrasinya dinyatakan di dalam tanda kurung setelah penulisan rumus
kimianya. Sebagai contoh:

2+ 2+
Zn(s)|Zn (1,00 m) || Cu (1,00 m) |
2+ 3+ +
Cu(s) Pt|Fe , Fe || H |H2|Pt

Karena yang dituliskan terlebih dulu (elektroda sebelah kiri) dalam notasi
tersebut adalah anoda, maka reaksi yang terjadi pada elektroda sebelah kiri
adalah oksidasi dan elektroda yang ditulis berikutnya (elektroda kanan) adalah
katoda maka reaksi yang terjadi pada elektroda kanan adalah reaksi reduksi.
Untuk sel dengan notasi :

2+ 2+
Zn(s)|Zn (1,00 m) ||Cu (1,00 m) |Cu(s) reaksinya adalah:

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)


Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (reaksi reduksi)

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) (reaksi keseluruhan)

6
b. EMF dan Pengukurannya

Sel seperti Sel Daniell, dapat dibuat reversibel dengan cara mengimbangi
potensialnya dengan suatu potensial eksternal sehingga tidak ada aliran arus. Saat
potensial listrik benar-benar berimbang, sel tersebut bereaksi reversibel dan
potensialnya dirujuk sebagai elektrokimia force (EMF). Hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan suatu potensiometer.

Pengukuran emf

Emf dari suatu sel dapat diukur dengan menggunakan potensiometer. Emf sel
galvani dapat diukur secara akurat dengan menggunakan potensiometer. Rangkaian
potensiometer dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 3. Rangkaian Potensiometer

Karena emf merupakan beda potensial sel saat sel tersebut bereaksi
reversibel dan reaksi reversibel dapat dicapai saat arus yang lewat sama dengan
nol, maka arus listrik yang keluar dari sel harus diimbangi oleh arus dari sel kerja
yang mempunyai emf yang lebih besar dari emf sel yang akan diukur. Jadi kutub
harus dipasang berlawanan dengan kutub-kutub listrik dari luar seperti yang terlihat
pada gambar.
Sel kerja dihubungkan dengan kawat yang homogen (BC) yang mempunyai
tahanan yang tinggi, sel yang akan diukur, Sx dihubungkan dengan B dan
galvanometer G. Kontak peluncur (tanda panah) digeser sedemikian rupa
sampai galvanometer menunjukkan tak ada arus yang mengalir, misal di titik
D. Pada titik ini, potensial dari sel kerja sepanjang BD diimbangi dengan tepat
oleh emf dari sel X, Ex. Dengan mengetahui kuat arus yang mengalir

penampang kawat tahanan BC maka emf sel X dapat dihitung melalui


persamaan :

Akan tetapi cara tersebut hampir tidak pernah dilakukan karena


dan A tidak diketahui. Cara yang biasa dilakukan adalah untuk
mengkalibrasi kawat tahanan BC menggunakan sel standar yang sudah
diketahui emfnya. Caranya sama seperti tadi, tapi sel yang digunakan bukan
sel X melainkan sel standar. Misalkan diperoleh jarak saat tidak ada arus

mengalir ke dalam sel standar adalah BE’ yang sesuai dengan E sel standar=

. Kita jangan mengubah-ubah lagi kuat arus ke dalam sel standar dari
DC-PS, lalu kita ganti sel standar dengan sel X dengan cara yang sama ukur
jarak kawat tahanan saat tak ada arus melalui sel X, misal jarak yang

diperoleh adalah BF, yang sesuai dengan E sel X, karena I dari DC-PS sama

ketika digunakan saat mengukur Esel X dan Esel standar, maka :

8
Karena , dan kawatnya homogen ( ),

maka :

Emf dan potensial elektroda


Berdasarkan konvensi IUPAC, emf sel didefinisikan sebagai
E = Ekanan – Ekiri
dengan E potensial sel, Ekanan potensial elektroda sebelah kanan(dalam bentuk
reduksi), Ekiri potensial elektroda (reduksi) untuk elektroda sebelah kiri seperti
yang tercantum dalam notasi selnya.
Karena elektroda sebelah kanan merupakan katoda dan elektroda sebalah kiri
merupakan anoda maka emf sel dapat dituliskan sebagai :

E= Ekatoda – E Anoda

Jenis-Jenis Elektroda Reversible


Kereversibelan pada elektroda dapat diperoleh jika pada elektroda terdapat
semua pereaksi dan hasil reaksi dari setengah-reaksi elektroda. Contoh elektroda
reversibel adalah logam Zn yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung
2+
Zn (misalnya dari larutan ZnSO4). Ketika elektron keluar dari elektroda ini,
setengah reaksi yang terjadi adalah :

2+
Zn(s) Zn (aq) + 2e

dan sebaliknya jika elektron masuk ke dalam elektroda ini terjadi reaksi yang
sebaliknya:
2+ -
Zn (aq) + 2e Zn(s)
Tetapi jika elektroda Zn tersebut dicelupkan ke dalam larutan KCl, tidak dapat
terbentuk elektroda yang reversibel karena saat ada elektron keluar dari elektroda
ini terjadi setengah-reaksi :

2+ -
Zn(s) Zn (aq) + 2e
akan tetapi saat ada elektron yang masuk ke dalam elektroda ini, yang terjadi
adalah setengah-reaksi :

- -
2H2O + 2e H2 + 2OH ,
dan bukan reaksi :

2+ -
Zn (aq) + 2e Zn(s) ,
2+
karena larutan yang digunakan tidak mengandung Zn . Jadi dalam hal ini
2+
kereversibelan memerlukan adanya Zn yang cukup dalam larutan di sekitar
elektroda Zn.

Elektroda logam-ion logam


Pada elektroda ini logam L ada dalam kesetimbangan dengan larutan yang
z+
mengandung ion L . Setengah reaksinya ditulis:
z+ -
L + ze L
2+ 2+ + 2+
Contoh dari elektroda ini diantaranya Cu |Cu; Zn |Zn, Ag |Ag, Pb |Pb.
Logam-logam yang dapat mengalami reaksi lain dari reaksi setengah-sel yang
diharapkan tidak dapat digunakan. Jadi logam-logam yang dapat bereaksi dengan
pelarut tidak dapat digunakan. Logam-logam golongan IA dan IIA seperti Na dan
Ca dapat bereaksi dengan air, oleh karena itu tidak dapat digunakan. Seng dapat
bereaksi dengan larutan yang bersifat asam. Logam-logam tertentu perlu diaerasi

dengan N2 atau He untuk mencegah oksidasi logam dengan oksigen yang larut.
Elektroda Amalgam
Amalgam adalah larutan dari logam dengan cairan Hg. Pada elektroda ini
amalgam dari logam L berkesetimbangan dengan larutan yang mengandung ion
z+
L , dengan reaksi :
z+ -
L + ze L(Hg)
Dalam hal ini raksanya sama sekali tidak terlibat dalam reaksi elektroda.
Logam aktif seperti Na, K, Ca dan sebagainya biasa digunakan dalam elektroda
amalgam.

Elektroda logam-garamnya yang tak larut


Pada elektrtoda ini logam L kontak dengan garamnya yang sangat sukar
larut (L X -) dan dengan larutannya yang jenuh dengan garam tersebut serta
z-
mengandung garam yang larut (atau asam) yang mengandung X . Contoh dari
elektroda ini adalah elektroda perak-perak klorida, elektroda kalomel, dan
elektroda timbal-timbal sulfat.

Elektroda gas
Pada elektroda gas, gas berkesetimbangan dengan ionnya dalam larutan.
Contoh dari elektroda ini adalah elektroda hidrogen dan elektroda klor.

Elektroda redoks
Sebetulnya semua elektroda melibatkan setengah-reaksi oksidasi – reduksi.
Tapi istilah untuk elektroda redoks biasanya hanya digunakan untuk elektroda
yang setengah-reaksi redoksnya melibatkan dua spesi yang ada dalam larutan
yang sama. Contoh dari elektroda ini adalah Pt yang dicelupkan ke dalam larutan
2+ 3+
yang mengandung ion-ion Fe dan Fe dengan setengah-reaksi :
3+ - 2+ 3+ 2+
Fe +e Fe . Notasi setengah-selnya adalah Pt|Fe , Fe yang gambarnya
tampak seperti di bawah.
- 2+
Contoh lainnya adalah Pt|MnO4 , Mn .

Elektroda membran selektif-ion


Elektroda ini mengandung membran gelas, kristal atau cairan yang
mempunyai sifat : perbedaan potensial antara membran dan elektrolit yang kontak
dengan membran tersebut ditentukan oleh aktifitas dari ion tertentu.
Elektroda membran yang paling tua dan paling banyak digunakan adalah
elektroda gelas. Elektroda ini dikatakan selektif-ion karena hanya spesifik untuk
+
ion H . Elektroda ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar. Elektroda Gelas


Elektroda gelas ini terdiri dari membran yang sangat tipis yang terbuat dari
+
gelas yang permeabel terhadap ion H . Elektroda Ag|AgCl dicelupkan ke dalam
-
larutan buffer yang mengandung ion Cl . Kadang-kadang digunakan juga
elektroda kalomel untuk mengganti elektroda Ag|AgCl. Elektroda gelas terutama
digunakan pada pengukuran pH.

Potensial Elektroda Standar


Potensial elektroda tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalag beda
potensial dari kedua elektroda (dalam suatu sel). Untuk itu perlu suatu elektroda
yang potensialnya diketahui dan ini tidak ada. Oleh karena itu dipilih elektroda
hidrogen standar sebagai pembanding, dengan konvensi bahwa elektroda ini
mempunyai potensial sama dengan nol.
Untuk mengetahui potensial dari suatu elektroda, maka disusun suatu sel
yang terdiri dari elektroda tersebut dipasangkan dengan elektroda hidrogen
standar (Standard Hydrogen Electrode). Potensial suatu elektroda X didefinisikan
sebagai potensial sel yang dibentuk dari elektroda tersebut dengan elektroda
hidrogen standar, dengan elektroda X selalu bertindak sebagai katoda. Sebagai
contoh
2+
potensial elektroda Cu /Cu adalah untuk sel :

Karena pada adalah nol, maka :

Jika diperoleh Esel untuk sel diatas adalah 0,337 V,

jadi . Nilai potensial elektroda bukan nilai mutlak, melainkan


relatif terhadap elektroda hidrogen. Karena potensial elektroda dari elektroda X
didefinisikan dengan menggunakan sel dengan elektroda X bertindak sebagai
katoda (ada di sebelah kanan pada notasi sel), maka potensial elektroda
standar dari elektroda X sesuai dengan reaksi reduksi yang terjadi pada elektroda
tersebut. Oleh karena itu semua potensial elektroda standar adalah potensial
reduksi.

Dari definisi ,

Kanan dan kiri disini hanya berhubungan dengan notasi sel, tidak berhubungan
dengan susunan fisik sel tersebut di laboratorium.
Jadi, yang diukur di laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel
sebagai volta atau sel galvani, dengan emf > 0. Sebagai contoh untuk sel yang
terdiri dari elektroda seng dan elektroda hidrogen dari pengukuran diketahui
bahwa elektron mengalir dari seng melalui rangkaian luar ke elektroda hidrogen
dengan emf sel sebesar 0,762 V.

Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut lebih mudah
+
mengalami reduksi daripada H , dan jika potensial elektroda berharga negatif
artinya elektroda tersebut lebih sulit untuk mengalami reduksi dibandingkan
+
denga H .
Potensial elektroda seringkali disebut sebagai potensial elektroda tunggal,
sebenarnya kata ini tidak tepat karena kita tahu bahwa elektroda tunggal tidak
dapat diukur.
Elektroda Hidrogen Standar Sebagai Elektroda Pembanding
Secara sembarangan (konvensi), emf dari elektroda hydrogen standarsama dengan
nol. Elektroda ini ada pada keadaan standar jika fugasitas gasnya =1 dan aktifitas
+
ion H =1.

IUPAC memilih menempatkan elektroda hidrogen pada sisi kiri, dan emf dari
elektroda lainnya diambil sebagai emf sel tersebut. Hanya emf yang demikian,
pada kondisi standar disebut sebagai potensial elektroda standar atau potensial
reduksi standar. Contoh :
+ 2+
Pt, H2 (1 bar)| H (a=1)|| Cu (a=1)|Cu

o o
Sel tersebut memberikan E Sel = + 0,34 Volt. Karena E Hidrogen = 0 Volt, maka ini
menunjukkan tendensi yang lebih besar untuk proses :

daripada
+ 2+ o
Untuk sel : Pt, H2 (1 bar)| H (a=1)||Zn (a=1)|Zn E Sel = -0,78 V

Artinya, pada sel tersebut ada tendensi yang lebih besar untuk proses :

Kita dapat mereduksi emf sel yang melibatkan dua elektroda, misalnya :

2+ 2+
Zn | Zn (a=1) || Cu (a=1) | Cu

Dengan emf sel :

Esel = Ekatoda-EAnoda
= 0,34 V – (-0,76 V)

= 1,1 V

Potensial setengah sel adalah suatu sifat intensif : Ingat, bahwa dalam penulisan
reaksi sel elektroda, tak ada perbedaan apakah ditulis untuk 1 elektron ataupun
lebih. Jadi untuk reaksi elektroda hidrogen dapat ditulis :

Tetapi dalam menuliskan proses keseluruhan kita harus menyeimbangkan


elektronnya.

+ 2+
Jadi untuk sel : Pt, H2 (1 bar)| H (a=1)|| Cu (a=1)|Cu

Reaksi elektroda dapat ditulis :

Sehingga keseluruhan prosesnya adalah :

Proses ini didasari pelewatan 2 elektron pada sirkuit luar.

Kita dapat menuliskannya (sama baiknya) sebagai :

2+
Dalam proses ini setiap 0,5 mol Cu hilang, 0,5 mol Cu muncul, 1 mol elektron
lewat dari elektroda kiri ke kanan.

Elektroda Pembanding Lainnya


Pada dasarnya semua elektroda reversibel dapat digunakan sebagai elektroda
rujukan untuk pembanding, tapi berdasarkan kepraktisannya elektroda
pembanding yang paling banyak digunakan adalah elektroda perak-perak klorida
dan kalomel.

Termodinamika Sel Elektrokimia

Kontribusi awal terhadap termodinamika sel elektroda kimia diberikan oleh Joule
(1840) yang memberikan kesimpulan bahwa :

2
Panas (Heat) yang diproduksi adalah proporsional terhadap kuadrat arus I dan
resitensi R. Dan karena juga proporsional terhadap waktu (t), Joule menunjukkan
bahwa panas proporsionil terhadap :

2
I Rt

Karena :

maka panas/kalor proporsionil terhadap

q = VIt

dengan : q = Joule (J)

V = Volt (V)

I = Amper (A)

t = Detik (s)

2 -2
J = Kg m s

2 -3 -1
V = Kg m s A

Hubungan di atas adalah benar. Tapi terjadi kesalahan fatal dengan menafsirkan
bahwa panas yang diproduksi tersebut adalah panas reaksi. (Joule, Helmholtz,
William Thomson)

Penafsiran yang benar diberikan oleh Willard Gibbs (1878) bahwa kerja yang
dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu kerja
maksimum di luar kerja -PV.
Ini dapat diilustrasikan dengan sel berikut :

+ 2+
Pt|H2|H ||Cu |Cu

+ -
Reaksi di anoda : H2 2H + 2e

2+ -
Reaksi di katoda : Cu + 2e Cu
2+ +
Reaksi keseluruhan: H2 + Cu 2H + Cu
2+
Saat 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol Cu , 2 mol elektron mengalir melalui
sirkuit luar. Menurut Hukum Faraday, ini berarti terjadi transfer 2 x 96.465 C
listrik. Emf sel tersebut adalah + 0.3419 V, sehingga kerja listrik yang dihasilkan
adalah :

4
2 x 96.485 x 0.3419 CV = 6.598 x 10 J

Kerja dilakukan sistem. Karena kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama
dengan penurunan energi Gibbs maka :

4
- 6.598 x 10 J

Secara umum :

- nFE

dan pada keadaan standar :

o = - nFEo
(Hubungan antara perubahan energi Gibbs standar dengan potensial sel standar)
Potensial sel pada keadaan standar dapat digunakan untuk menentukan tetapan
kesetimbangan melalui perubahan energi Gibbs.

o
Pada 25 C,
Koefisien Suhu dari Emf Sel

Perubahan Entropi :

Perubahan Entalpi :

Pengukuran E pada berbagai suhu memberikan harga (koefisien suhu)


Jenis-jenis sel Elektrokimia
Sel Kimia
Jika reaksi elektrokimia pada setengah sel berbeda dan reaksi keseluruhannya
merupakan reaksi kimia maka selnya disebut sel kimia. Sel kimia terdiri dari sel
kimia tanpa perpindahan (without transference) dan sel kimia dengan perpindahan
(with transference).

Koefisien Aktivitas

Sampai sejauh ini kita gunakan molalitas (suatu aproksimasi). Untuk formulasi
yang benar harus digunakn “aktivitas”, dan pengukuran emf pada suatu rentang
konsentrasi membawa pada nilai koefisien aktivitas

Pandang sel :

Pt, H2|HCl(aq)|AgCl (s)|Ag

Dengan reaksi elektroda:

Reaksi keseluruhan

Dan perubahan energi Gibbs adalah :

Karena
Pengukuran pH
Aplikasi pengukuran emf yang sudah sangat luas digunakan adalah pada
pengukuran pH dari berbagai larutan. Ada dua elektroda yang akan diuraikan
pada penentuan pH yakni elektroda hidrogen dan elektroda gelas.
Saat mengukur pH dengan menggunakan elektroda hidrogen, elektroda ini
dipasangkan dengan elektroda lain seperti Ag|AgCl atau kalomel.

Sel Konsentrasi

Pada sel konsentrasi reaksi keseluruhan dari sel tersebut merupakan transfer
materi dari satu bagian ke bagian yang lain. Pada sel ini yang berbeda hanyalah
konsentrasi dan bukan jenis elektroda dan elektrolitnya. Sel ini terdiri dari sel
konsentrasi elektroda dan sel konsentrasi elektrolit.

Contoh :

Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt

Reaksi keseluruhan merupakan perpindahan hidrogen dari yang bertekanan tinggi


ke tekanan yang lebih rendah.

Sel Konsentrasi Elektroda

Sel ini hanya berbeda pada konsentrasi elektrodanya saja dan tidak pada jenis
elektroda serta elektrolit yang digunakan. Pada sel ini proses pengaliran elektron
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi elektroda. Reaksi total merupakan
perpindahan materi elektroda yang satu ke elektroda yang lain. Elektroda gas dan
amalgam masuk ke dalam klasifikasi ini.
Sel Konsentrasi Elektroda Gas

Sel konsentrasi elektroda yang terdiri dari elektroda gas dapat diilustrasikan
sebagai berikut :

Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt

Reaksi yang terjadi

Reaksi keseluruhan yang terjadi bukan reaksi Kimia melainkan hanya transfer gas
o
hidrogen dari tekanan yang satu ke hidrogen pada tekanan yang lain. E untuk sel
o
di atas berharga nol, karena elektroda kanan dan kiri sama. Ingat bahwa E =
o o
E kanan-E kiri

Dapat dilihat bahwa transfer hidrogen akan terjadi spontan dari yang bertekanan
tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

Sel Konsentrasi Elektroda Amalgam

Sel ini dapat dibuat dari amalgam dengan dua konsentrasi yang berbeda dari

logam yang sama. Sel :

Reaksi elektroda bisa :


Tak ada reaksi kimia yang terjadi, dan reaksi terdiri dari transfer timbal dari
o
suatu amalgam yang berkonsentrasi tertentu ke konsentrasi lainnya. Disini E
= 0, dan emf sel demikian adalah :

Timbal akan cenderung berpindah melalui proses elektrokimia secara spontan


dari amalgam dengan aktivitas tinggi ke aktivitas rendah.

Contoh : Jika maka E berharga positif dan reaksi berlangsung


seperti arah yang ditunjukkan.

Jika maka E berharga negatif dan proses berlangsung


sebaliknya.

Sel konsentrasi elektroda yang terdiri dari elektroda gas dapat diilustarsikan
sebagai berikut : Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep termodinamika saat ini tidak hanya berhubungan dengan mesin uap
saja, atau transfer energi berupa kalor dan kerja. Di dalam konteks kehidupan
sehari-hari aplikasi termodinamika sangat luas mulai dari pemanfaatan baterai
untuk menjalankan hampir semua alat elektronik hingga pelapisan logam pada
permukaan logam lain.

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan


reaksi kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani, adalah suatu alat
dimana reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik
antara dua elektroda.

Dalam elektrokimia terdapat jenis-jenis elektroda reversible yang terdiri dari


elektroda logam-ion logam, elektroda amalgam, elektroda logam-garamnya yang
tak larut, elektroda gas, elektroda redoks, dan elektroda membran selektif-ion.

B. Saran

Melalui makalah ini kami berharap agar mahasiswa dapat lebih memahami
mengenai elektrokimia dan dapat mengaplikasikannya dengan lebih efektif dan
praktis dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Ed. ke-3. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Rosenberg, Jerome L. 1985. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Kimia Dasar.
Ed. ke-6. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://kimia.upi.edu

www.chem-is-try.org

Anda mungkin juga menyukai