INTRANATAL CARE
A. PENGERTIAN
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu [
CITATION Mit11 \l 1057 ].
Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janinkeluar ari uterus [
CITATION Sap14 \l 1057 ].
Ketika proses persalinan dimulai, kontrasi ini menjadi kuat dan teratur. Pada akhirnya,
usaha mengejan yang disadari memperkuat kontrasinya, yang mengakibatkan terjadinya
kelahiran. Mulai timbul persalinan terjadi akibat beberapa faktor:
Meningkatkan jumlah reseptor oksitosin pada serabut otot uterus.
Peregangan uterus selama perjalannan kehamilan.
B. BENTUK-BENTUK PERSALINAN
Terdapat beberapa bentuk persalinan diantaranya sebagai berikut:
1. Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir[CITATION
roh11 \l 1057 ]
2. Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar[CITATION roh11 \l
1057 ]
3. Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff,
persalinan dengan tindakan operasi.[CITATION roh11 \l 1057 ]
C. ETIOLOGI PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
a) Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan
estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenangotot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesteron
turun.
b) Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c) Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikal (fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
D. SIFAT HIS PERSALINAN
1. Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
2. Sifatnya teratur, interval semakin pendek, dan kuatnya makin besar
3. Mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks.
4. Makin beraktivitas ( jalan), kekuatan makin bertambah.
E. PATHWAY
F. TAHAPAN PADA PROSES PERSALINAN
Proses kelahiran anak dapat dibagi menjadi tiga tahap. Durasi setiap tahap bervariasi
menurut ukuran uterus, usia perempuan dan jumlah kehamilan sebelumnya [ CITATION
Sap14 \l 1057 ]
Tahap-tahap persalinan
1. Kala 1
Mulai timbul persalinan yang sebenarnya, dimana janin mulai turun yang di
tandai dengan penipisan dan dilatasi serviks yang dapat berlangsung antara 6 - 24
jam pada wanita primipara, tetapi umumnya lebih singkat secara bermakna pada
perempuan multipara[ CITATION Sap14 \l 1057 ]
Pada kala 1 di bagi menjadi 3 fase yaitu :
Fase laten : serviks berdilatasi dari 0 – 3 cm
Fase aktif : serviks berdilatasi dari 4 – 7 cm
Fase transisional : serviks berdilatasi dari 8 – 10 cm
2. Kala 2
Diawali dengan dilatasi serviks penuh dan berakhir dengan kelahiran janin.
Rata-rata sekitar 45 menit pada wanita primipara; dapat lebih singkat pada wanita
multipara yang melibatkan pecahnya kantong amnion seiring dengan peningkatan
frekuensi dan intensitas kontraksi uterus. Ketika kepala janin yang mengalami
fleksi memasuki panggul,otot panggul ibu mendorong kepala untuk melakukan
rotasi anterior dan bagian kepala belakang untuk bergerak di bawah simfisis pubis.
Seiring dengan kontraksi uteru, kepala janin yang mengalami fleksi di
dorong lebih dalam ke panggul; resistensi dasar panggul secara bertahap memaksa
kepala untuk melakukan ekstensi.
Kepala janin berotasi balik ke posisi sebelumnya setelah melewati lubang
vulvo vagina biasanya kepala berotasi ke lateral (eksternal) ketika bahu anterior
berotasi kedepan untuk melintas di bawah arkus pubis di ikuti dengan kelahiran
bahu dan sisa tubuh janin[ CITATION Sap14 \l 1057 ]
3. Kala 3
Dimulai setelah kelahiran anak dan berakhir dengan keluarnya plasenta [ CITATION
Sap14 \l 1057 ].
4. Kala 4
Dimulai dari lahirnya uri sampai 1-2 jam. Kal ini dimaksudkan untuk
melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering pada 2 jam
pertama. Perdarahan diangap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
[CITATION Placeholder1 \l 1057 ]
G. FAKTOR PERSALINAN
a. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir
tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
b. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1. His (kontraksi otot uterus)
Merupakan kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong
janin dan kantung amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
a) kontraksi otot-otot dinding perut
b) kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
c) ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1) Kontraksi Simetris
2) Fundus Dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his :
1) Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
2) Pada ibu rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim,juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
3) Pada janin pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
1) Frekuensi his jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
2) Intensitas his kekuatan his diukur dalam mmHg. Intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah
besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
3) Durasi atau lama his lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
4) Datangnya his apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5) Interval jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit
6) Aktivitashis frekuensixamplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari
sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu
dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai
pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
1) Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang
terbagi menjadi :
Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah.
Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah
pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu
maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
a) Persalinan Presipitatus
b) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibatnya mungkin
fatal
c) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
d) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
e) T rauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan
inversion uteri
f) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin
dalam rahim
3) Inkoordinasi otot rahim
Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran
janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah
a) Faktor usia penderita relatife tua
b) Pimpinan persalinan
c) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d) Rasa takut dan cemas
c. PASSANGER
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan
keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan.
Kelainan–kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus,
kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
kedudukan lintang atau letak sungsang.
d. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi
hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
e. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
I. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
J. PERSIAPAN PERSALINAN
a. Ibu :
1. Gurita, 3 buah
2. Baju tidur, 3 buah
3. Underware secukupnya
4. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
5. Pembalut khusus, 1 bungkus
6. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
b. Bayi :
1. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
2. Baju bayi, 1-2 buah
3. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
4. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
5. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
c. Penolong :
1. Memakai Alat Pelindung Diri, terdiri dari : Sarung tangan steril, Masker, Alas
kaki, celemek
2. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan yang
cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain
tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas), harus
rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan
peralatan yang diperlukan.
3. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa ruangan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC), pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
a. Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
1. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
2. Gunting tali pusat
3. Benang tali pusat
4. Kateter nelaton
5. Gunting episiotomy
6. Alat pemecah selaput ketuban
7. 2 psang sarung tangan dtt
8. Kasa atau kain kecil
9. Gulungan kapas basah
10. Tabung suntik 3 ml dengan jarum intramuskuler sekali pakai
11. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
12. 4 kain bersih
13. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
b. Bahan :
1. Partograf
2. Termometer
3. Pita pengukur
4. Feteskop / dopler
5. Jam tangan detik
6. Stetoskop
7. Tensi meter
8. Sarung tangan bersih
c. Obat-Obatan
Ibu:
1. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
2. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
3. 3 botol RL
4. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C )
Bayi:
1. Salep mata tetrasiklin
2. Vit K 1 mg
ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL CARE
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan [ CITATION Mit11 \l 1057 ].
a. Tanyakan alasan masuk ke kamar bersalin: apakah ada kontraksi, ketuban
pecah, DLL.
b. Tanyakan riwayat perawatan prenatal, kapan mulainya dan jumlah
kunjungannya.
c. Tanyakan kapan taksiran persalinan.
d. Status obstetri (gravid, partus, abortus, hidup – GPAH), riwayat medis,
operasi, dan kehamilan.
e. Tanyakan riwayat alergi : obat-obatan, dan makanan.
f. Tanyakan adanya riwayat hipertensi, DM dan penyakit lainnya.
g. Tanyakan asupan nutrisi, jenisnya, dan kapan dikonsumsi.
h. Tanyakan rencana persalinan dan bagaimana metode mengurangi nyeri.
i. Dukungan keluarga
3. Pemeriksaan fisik [ CITATION Doe01 \l 1057 ]
a. Kala 1
Fase laten
1) Intregritas ego
Dapat senang atau cemas
2) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontraksi regular, peningkatan frekuansi, durasi dan keparahan
.
Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30
detik.
3) Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengan pada umbilikus
(tergantung pada posisi janin)
4) Seksualitas
Membran mungkin/ tidak pecah.
Serviks dilatasi dari 0-4 cm
Bayi mungkin pada 0(primigravida) atau dari0-+ 2 cm
(multigrabida)
Raba vagina sedikit, mungkin lendir merah muda (“ show
“), kecoklatan atau terdiri dari plak lendir.
Fase aktif
1) Akivitas/istirahat
Dapat menunjukkan bukti kelelahan
2) Integritas ego
Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses
persalinan
Ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernapasan
dan/atau melakukan teknik relaksasi
3) Nyeri/ketidaknyamanan
Kontrasi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir 30-
45 detik
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada
posisi verteks
Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya teramati pada respon terhadap kontraksi,
palpasi abdominal, dan gerakan janin
5) Seksualitas
Dilatasi serviks dari kira-kira 4-8 cm (1,5 cm/jam
multipara,1,2 cm/jam nulipara)
Perdarahan pada jumlah sedang
Janin turun +1-+2 cm dibawah tulang iskial
Fase transisi
1) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmhg diatas nilai normal
klien
Nadi meningkat
2) Integritas ego
Perilaku peka
Dapat mengalami kesulitan mempertahankan kontrol,
memerlukan pengingat tentang pernapasan
Mu ngkin amnesik
Dapat menyatakan “ saya tidak tahan lagi” atau dapat
menginginkan untuk “pulang dulu dan nanti kembali lagi”
3) Eliminasi
Dorongan untuk menghindari atau defekasi melalui fase
( janin pada posisi posterior)
4) Makanan/ cairan
Mual dan muntah dapat terjadi
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontrasi uterus kuat terjadi setiap 2-3 mnt dan berakhir 45-
60 detik
Ketidaknyamanan tingkat hebatpada daerah abdomen/
sakral
Dapat menjadi sangat gelisah, menggeliat-geliat karena
nyeri, atau ketakutan
Dapat melaporkan menjadi (terlalu panas) sensasi
kesemutan pada ujung jari, ibu jari, dan wajah
Tremor kaki dapat trjadi
6) Keamanan
Diaforetik
Irama jantung janin terdengar tepat diatas simfisis pubis
Denyut jantung janin dapat menunukkan deselerasi lambat (
sirkulasi uterus terganggu ) atau deselerasi awal ( kompresi
kepala )
7) Seksualitas
Dilatasi serviks dari 8-10 cm
Penurunan janin dari +2-+4 cm
Tampilan darah dalam jumlah berlebihan
b. Kala 2
1) Aktivitas/istirahat
Laporan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/ teknik
relaksasi
Letargi
Lingkaran hitam dibawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3) Integritas ego
Respon emosiaonal dapat direntang dari perasaan
fear/iritation/relief/joy
Dapat merasa kehilangan kontrol atau kebalikannnya seperti saat
ini klien kembali mengejan secara akktif
4) Eliminsi
Keinginan untuk defekasi/ mendorong involunter pada kontraksi,
disertai tekanan intraabdomen dan tekanan uterus
Dapat mengalami rabas fecal saat mengejan
Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan
selama upaya mendorong.
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat, terjadi selama 1,5-2 mnt masing -masing
dan berakhir 60-90 detik.
Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak
6) Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan
7) Keamanan
Diaforesis sering terjadi
Bradikardia janin ( tampak saat deselerasi awal pada pemantau
elektik ) dapat terjadi selama kontrksi ( kompresi kepala )
8) Seksualitas
Serviks dilatasi penuh (10 cm ) dan penonjolan 100%
Peningkatan penampakan perdarahan vagina
Penonjolan rektal/perineal dengan turunya janin
Membran mungkin ruptur pada saat ini bila maih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraks
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi verteks.
c. Kala3
1) Aktivitas/istirahat
Prilaku dapat direntang senang sampai keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian
kembali ketingkat normal dengan cepat
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon dari analgesik dan anatesi
Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah
janung
3) Makanan/ cairan
Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki/ menggigil
5) Keamanan
Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan dan laserasi.
Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada
6) Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saaat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam waktu 1-5 menit setelah
melahirkan bayi
Tali pusat memanjang pada muara vagina
Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globular dan
meninggikan abdomen.
d. Kala4
Pemeriksaan fisik, TTV, dan keadaan umum.
Kontraksi rahim, after pain
Perdarahan
Kandung kemih
Luka episiotomi
Bonding attachment
Keadaan bayi
Kebutuhan khusus
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kala 1
a. Fase laten :
Ansietas
Kekurangan volume cairan
Resiko infeksi
Resiko cedera
b. Fase aktif :
Nyeri akut
Gangguan pola eliminasi
Ansietas
c. Fase transisi:
Nyeri akut
Resiko penurunan curah jantung
Kekurangan volume cairan
Keletihan
2. Kala 2
Nyeri akut
Kerusakan integritas kulit
Keletihan
3. Kala 3
Kekurangan volume cairan
Nyeri akut
4. Kala 4
Kekurangan volume cairan
Resiko infeksi
C. INTERVENSI
Ansietas Anxiety Level Anxiety Reduction ( Penurunan Kecemasan)
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau Sosial anxiety level 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
kekhawatiran yang samar disetai respon autonom Kriteria Hasil: 2. Nyatakan dengan jelas harapan pelaku pasien
( sumber seringkali tidak spesifik atau tidak Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
diketahui oleh individu); perasaan takut yang mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur.
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Mengidentivikasi, mengungkapkan dan 4. Pahami prespektif pasien terhadap situasi
Batasan karakteristik menunjukan tehnik untuk mengontol cemas. stress
Perilaku Vital sign dalam batas normal 5. Temani pasien untuk memberikan
- Penurunan produktivitas Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh keamanaan dan mengurangi takut.
- Gerakan yang relevan dan tingkat aktivitas menunjuikan 6. Dorong keluarga untuk menemani anak.
- Gelisah berkurangnya kecemasan. 7. Lakukan back / neck rub
- Melihat sepintas 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
- Insomnia 9. Identivikasi tingkat kecemasan.
- Kontak mata yang buruk 10.Bantu pasien mengenai situasi yang
- Mengekspresikan kekhawatiran karena menimbulkan kecemasan.
perubahan dalam peristiwa hidup 11.Dorong pasien untuk mengungkapkan
- Agitasi perasaan. Ketakutan, persepsi.
- Mengintai 12.Instruksiksan pasien menggunakan tehnik
- Tampak waspada relaksasi.
Afektif: 13.Beriakn obat untuk mengurangi kecemasan.
Gelisa distres Relaksation Therapy
Kesedihan yang mendalam 14.Jelaskan alasan untuk relaksasi dan manfaat,
Ketakutan batas, dan jenis relaksasi yang tersedia.
Perasaan tidak adekuat 15.Menciptakan lingkungan yang tenang
Berfokus pada diri sendiri dengan cahaya redup dan suhu yang
Peningkatan kewaspadaan senyaman mungkin.
Iritabilitas 16.Ajak pasien untuk bersantai dan membiarkan
Gugup senang berlebihan sensasi terjadi.
Rasa nyeri yang meningkatkan 17.Menunjukan dan berlatih tehnik relaksasi
ketidakberdayaan dengan pasien.
Bingung menyesal
Ragu / tidak percaya diri
Khawatir
Kekurangan volume cairan Fluid balance Fluid management
Defenisi : penurunan cairan intravaskuler, Hydration - Timbang popok/pembalut jika diperlukan
intenstitial, dan/ intravaskular, ini mengacu pada Nutritional status: food and fluit intake - Pertahankan catatan intake dan output yang
dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa ada Kriteria hasil: akurat
perubahan pada natrium Mempertahankan urin output sesuai dengn - Monitor status hidrasi (kelembapan
Batasan karakteristik: usia, dan BB,BJ, urine normal, HT normal membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
Perubahan status mental Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal darah, ortostastik) jika diperlukan
Penurunan tekanan darah Tidak ada tanda-tanda dehidrasi elastisitas - Monitor vital sign
Penurunan tekanan nadi turgor kulit baik, membran mukosa lembab, - Monitor masukan makanan/ ciaran dan
Penurunan volume nadi tidak ada rasa haus yang berlebihan. hitung intake kalori harian
Penurunan turgor kulit - Kolaborasi pemberian cairan IV
Penurunan turgor lidah - Monitor status nutrisi
Penurunan haluaran urin - Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Penurunan pengisian vena - Dorong masukan oral
Membran mukosa kering - Berikan pengantian nasogastriktik sesuai
Kulit kering output
Peningkatana hematokrit - Dorong keluarga untuk membantu pasien
Peningkatan suhu tubuh makan
Peningkatan frekuensi nadi - Tawarkan snack
Peningkatan konsentrasi urin - Kolaborasi dengan dokter
Penurunan berat badan - Atur kemungkinan transfusi
Tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga) Hypovolemia management
Haus - Monitor status cairan termasuk intake dan
Kelemahan output cairan
Faktor yang berhubungan - Pelihara IV line
Kehilangan cairan aktif - Monitor tingkat Hb dan Ht
Kegagalan mekanisme regulasi - Monitor tanda vital
- Monitor responpasien terhadap
penambahan cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk menambah intake oral
- Pemberian cairan IV monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan volume cairan
- Monitor adanya tanda gagal ginjal
-
Nyeri akut Pain level - Lakukan pengkajian nyeri secara konfrensif
Defenisi : pengalaman sensori dan emosional Pain control termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
yang tidak menyenangkan yang muncul akibat Comfort level frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial Kriteria hasil : - Observasi reaksi nonverbal dan
atau digambarkan dalam hal kerusakan Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab ketidaknyamanan
sedemikian rupa ( internatioanal Assotiation for nyeri, mampu menggunakan teknik - Gunakan komunikasi therapeutik untuk
study of pain) : awitan yang tiba-tiba atau lambat nonfarmakologi, untuk menguranggi nyeri, mengetahui pengalaman nyeri pasien
dari intesnsitas ringan hingga berat dengan akhir mencari bantuan) - Kaji kultur yang mempengaruhi respon
yang dapat antisipasi atau diprediksi dan Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan nyeri
berlangsung< 6 bulan menggunakan menejemen nyeri - Evaluasi respon nyeri dimasa lampau
Batasan karakteristik : Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, - Evaluasi bersama pasien dengan tim
- Perubahan selera makan frekuensi dan tanda nyeri) kesehatan lain tentang ketidakefektifan
- Perubahan tekanan darah Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri kontrol nyeri masa lampau
- Perubahan frekuensi jantung berkurang - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
- Perubahan frekuensi pernafasan dan menemukan dukungan
- Laporan isyarat - Kontrol lingkungan yang dapat
- Diaforesis mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan ,
- Perilaku distraksi pencahayaan dan kebisiangan
- Mengekspresikan perilaku - Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Masker wajah - Pilih dan lakukan penanganan nyeri
- Sikap melindungi area nyeri ( farmakologi, nonfarmakologi dan
- Fokus menyempit interpersonal)
- Indikasi nyeri yang dapat diamati - Kaji tipe sumber nyeri untuk menentukan
- Perubahan posisi untuk menghindari intervensi
nyeri - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Sikap tubuh melindungi - Berikan analgesik untutk mengurangi nyeri
- Dilatasi pupil - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Melaporkan nyeri secara verbal - Tingkatkan istirahat
- Gangguan tidur - Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
Faktor berhubungan : dan tidakan nyeri tidak berhasil
Agen cedera (mis; biologis, fisik, zat kimia, - Monitor penerimaan pasien tentang
psikologi manajemen nyeri
Analgesic administration
- Tentukan lokasi. Karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
- Cek istruksi dokter tantang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dengan analgesik ketika
pemberian lebih dari satu tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik pilihan rute pemberian,
dan dosis optimal
- Pilih rute secara IV, Imuntuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
- Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
- Evaluasi efektifitas analgesik tanda dan
gejala.
Resiko infeksi NOC NIC
Defenisis : mengalami peningkatan terserang Imune status Infection control
organisme patogenik Knowledge: infection control - Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Faktor-faktor resiko: Risk control pasien lain
Penyakit kronis : DM, obesitas Kriteria hasil : - Pertahankan teknik isolasi
Pengetahuan yang tidak cukup untuk - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Batasi pengunjung bila perlu
menghindari pemanjangan patogen - Mendeskripsikan proses penularan - Instruksikan pada pengunjung untuk
Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat penyakit, faktor yang mempengaruhi, mencuci tangan sangat berkunjung dan
- Gangguan peristalsis penularan serta penatalaksanaannya stelah berkunjung menemui pasien
- Kerusakan integritas kulit - Menunjukkan kemampuan untuk - Gunakan sabun antimikroba untuk cuci
- Perubahan sekresi pH mencegah timbuknya infeksi tangan
- Penururnan kera siliaris - Jumlah leokosit dalam batas normal - Cusi tangan setiap sebelum dan sesudah
- Pecah ketuban dini - Menunjukkan prilaku hidup sehat melakukan tindakan keperawatan
- Pecah ketuban lama - Gunakan baju, saruga tangan sebagai
- Merokok pelindung
- Status cairan tubuh - Pertahankan lingkungan aseptikselama
- Trauma jaringan pemasangan alat
Ketidakadekuatan pertahanan sekunder - Ganti letak dan IV perifer dengan line
- Penurunan hemoglobin central dan dressing sesuai dengan
- Imunosupresi petunjuk umum
Vaksinasi tidak adekuat - Gunakan kateter intermiten untuk
Pemajangan terhadap patogen lingkungan menurunkan infeksi kandung kencing
meningkat - Tingkatkan intake nutrisi
Prosedur invasif - Beriakan terapi antibiotik bila perlu
Malnutrisi infection
- Monitor tand adan gejala sistemik dan
lokasi
- Monitor hitung granulosit, WBC
- Monitor kerentangan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Pertahankan teknik isolasi
- Berikan perawatan kulit pada daerah
epidema
- Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, pesan dan drainase
- Inspeksi kondisi luka
- Dorong masukan nutrisi yang cukup
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai rasa
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang
tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur posisitif.
DAFTAR PUSTAKA