AHMAD DAHLAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teologi Islam Indonesia
Kontemporer
Disusun Oleh:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Islam diartikan sebuah agama yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw,
Islam juga diartikan dengan selamat, sentosa, patuh, sejahtera, serta berserah diri. Inti
berserah diri yaitu hanya menyerahkan diri, jiwa dan raganya hanya kepada Allah Swt.
Mengenai teologi Islam, tauhid dan ilmu kalam mempunyai arti yang sama, hanya saja
pengertian yang dipakai cenderung dikotomis dan teologi Islam seolah hanya membicarakan
persoalan yang ghaib saja. Salah satu tokoh pembaharu dunia Islam, teologi sebagaimana
diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari sesuatu agama. Setiap orang ingin menyelami
seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam
agama yang dianutnya. Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan
yang berdasarkan pada landasannya.
Permasalahan teologi sudah mulai ada setelah Rosulullah wafat berawal sejak
terjadianya permasalahan tahkim, dan berlanjut kepada permasalahan aqidah yang berujung
kepada peperangan. Ditengah pergumulan politik menjelang abad ke-20, dunia Islam pun
diselimuti oleh kegelapan, sehingga pada saat itu muncullah paham-paham yang bernuansa
bid’ah, tahayul dan khurafat, pada saat itu banyak tokoh-tokoh Islam yang bermunculan,
untuk membebas umat Islam dari kehancuran. Bisa dikatakan wajah umat Islam pada abad
ke-19 hancur, karena banyak ibadah-ibadah yang dilakukan umat Islam yang jauh dari ajaran
Islam yang sesungguhnya, tidak sesuai dengan Alquran dan Sunnah. Khususnya di tanah
Jawa, permasalahan keagamaan sangat memprihatinkan bukan karena masyarakat Jawa pada
saat itu belum mengenal agama Islam, tetapi umat Islam di Jawa sudah mengenal agama
Islam tetapi amalan-amalannya jauh dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Sehingga hadirlah
tokoh-tokoh pembaharu Islam di Indonesia, untuk memperbaiki permasalahan keagamaan
yang ada pada saat itu. Salah satunya yaitu KH. Ahmad Dahlan.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan jika Corak pemikiran
teologi Kiai Haji Ahmad Dahlan meliputi dua bagian yakni, corak yang bersifat
rasional dan tradisional. Misalnya ketika Ahmad Dahlan berbicara mengenai duniawi.
Beliau lebih berpaham rasional, seperti dalam bidang pendidikan. Ahmad Dahlan
lebih rasional, bisa dilihat melalui terobosan-terobosan yang dibuatnya, seperti mulai
menggabungkan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Selain bidang pendidikan,
dalam bidang sosial Ahmad Dahlan juga lebih kepada paham rasional, terlihat dari
gerakan-gerakan yang di bawanya seperti mendirikan sekolah-sekolah. Ahmad
Dahlan dalam berbicara mengenai teologi, beliau selalu bersifat tradisional,
sebagaimana yang diketahui bahwa teologi dibagi kepada tiga bagian, pertama, Iman,
yang berbicara mengenai ketuhanan terlihat dari pemikirannya tidak terlalu suka
memperdebatkan masalah teologi,baginya cukup meyakin Allah sebagai yang Maha
Kuasa. Kedua, Islam, Ahmad Dahlan selalu merujuk kepada Alquran dan sunnah bagi
Ahmad Dahlan tidak ada sumber hukum yang paling otentik selain Alquran,
disamping itu Ahmad Dahlan tidak mengabaikan rasio. Ketiga, Ihsan, Ahmad Dahlan
lebih kepada tasawuf amali, terlihat dari amalan-amalan yang dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Soedja. 2019. Biografi dan dasar pemikiran KH. Ahmad Dahlan.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5496/2/BAB%20II,III.pdf. Diakses pada tanggal 10
September 2021.