Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN

PEKERJAAN JASA PENGAWASAN


PEKERJAAN PENGAWASAN

Nomor :
Tanggal :

Pada hari ini Senin tanggal Sembilan bulan Desember tahun Dua Ribu Sembilan Belas, kami
yang bertanda tangan dibawah ini setuju mengadakan perjanjian pekerjaan Konsultan Pengawasan :

Antara :

1. Nama :

Jabatan : Direktur

Nama Badan Usaha : PT.


Alamat :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. BSH, yang berkedudukan di Jawa Barat
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
Dengan :

2. Nama :
Jabatan : Direktur
Nama Perusahaan : PT.
Alamat :

bertindak untuk dan atas nama PT. yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK
KEDUA.

Maka dengan ini disetujui oleh dan diantara pihak-pihak tersebut, ketentuan-ketentuan
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini:

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut , yaitu untuk melaksanakan : Pekerjaan Pengawasan pekerjaan

2. Tugas pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana yang tercantum
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), seperti antara lain :

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecahkan persoalan
yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan
bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat, lapangan, laporan
harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 2
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti ketentuan yang
tercantum dalam perjanjian.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan Pengawasan akan sesuai
dengan perjanjian ini.

3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 perjanjian ini dan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh PIHAK
KEDUA.

4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK
PERTAMA kepada pihak lain.

5. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH. Perdata.

Pasal 3
HASIL PEKERJAAN PENGAWASAN

Hasil pekerjaan Pengawasan disamping harus sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), harus
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dalam rangkap 3 (tiga), yang masing-masing terdiri dari :

1. Laporan harian, berisi keterangan tentang :


a. Tenaga Kerja,
b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
c. Alat-alat
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.

Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pengawasan sampai selesai 100% yang disebut
dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini adalah 120 (Seratus Dua puluh ) hari kalender, terhitung
sejak Surat Perjanjian ini ditandatangani yaitu tanggal 9 Desember 2019 dengan
kewajiban bahwa PIHAK KEDUA harus menyerahkan hasil pekerjaan Pengawasan
sebagaimana tercantum dalam pasal 4 surat perjanjian ini.

2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat (1) pasal ini tidak dapat diubah
oleh PIHAK KEDUA kecuali adanya “keadaan memaksa” seperti diatur dalam pasal 14
perjanjian ini, atau adanya surat perintah penambahan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA
secara tertulis, yang mengakibatkan bahwa adanya perpanjangan / penambahan waktu
penyelesaian pekerjaan dan diatur dalam perjanjian tambahan (addendum).

Pasal 5
BIAYA PENGAWASAN

1. Besarnya biaya pekerjaan pengawasan tersebut dalam Pasal 1 perjanjian ini ditetapkan
sebesar Rp. 172.500.000,- (Seratus Tujuh Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) sudah
termasuk PPN, dan belum termasuk PPh Final
2. Jumlah biaya tersebut diatas sudah termasuk segala pengeluaran beserta pajak-pajak, bea
materai dan biaya-biya lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6
CARA DAN SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN

1. Pembayaran biaya pekerjaan pengawasan tersebut dalam pasal 5 surat perjanjian ini
dilaksanakan secara bertahap melalui KPPN dengan mentransfer ke Bank Cabang Utama.
nomor rekening : atas nama PT.

2. Pembayaran biaya pekerjaan jasa Pengawasan tersebut dalam pasal 5 perjanjian ini, akan
dilakukan PIHAK PERTAMA, melalui KPPN kepada PIHAK KEDUA secara bertahap,
dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pembayaran Tahap 1( Satu ) dibayarkan sebesar 30 % atau sebesar Rp. 51.570.000


( Lima Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah ) Sebagai Uang
Muka dan Dibayarkan setelah Invoice asli bermaterai pembayaran pertama
diterima Pihak Pertama dan SPK setelah ditandatangani kedua Belah Pihak
b. Pembayaran ke 2 ( dua ) sebesarr 50 % atau sebesar Rp .86.250.000,- ( Delapan
Puluh Enam Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah ) dibayarkan setelah selesai
pekerjaan 75 % telah ditandatangani oleh kedua belah pihak beserta invoice asli
bermaterai pembayaran kedua diterima Pihak Pertama
c. Pembayaran ke 3 ( tiga ) sebesar 20 % atau sebesar Rp 34.500.000,- ( Tiga Puluh
Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah ) dibayarkan setelah berita acara selesai
pekerjaaan 100 % telah ditandatangani oleh kedua belah pihak beserta invoice asli
bermaterai pembayaran ketiga diterima Pihak Pertama.

Pasal 7
BEA MATERAI DAN PAJAK

1. Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini termasuk
biaya materai tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibebankan kepada PIHAK
KEDUA.

2. Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan Jasa Pengawasan ini ditanggung oleh


PIHAK KEDUA, dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-udangan yang
berlaku.
Pasal 8
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Ditempat pekerjaan Pengawasan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk
sebagai Pimpinan /Tenaga Ahli, yang mempunyai wewenang /kuasa penuh untuk
mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/memberikan/memutuskan segala
petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai
akibat perbuatan orang orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA sehubungan
dengan pekerjaan pengawasan ini.

Pasal 9
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

1. Ditempat pekerjaan Pengawasan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk
sebagai pimpinan / Tenaga ahli, yang mempunyai wewenang / kuasa penuh untuk
mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat menerima /memberikan /memutuskan segala
petunjuk yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA.
2. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Tenaga Ahli dari Pengawas yang
ditunjuk PIHAK KEDUA tidak memenuhi maka PIHAK PERTAMA akan menolak
Tenaga Ahli tersebut dan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA
segera menggantikan /tenaga ahli lain yang memenuhi syarat sebagaimana yang
diminta oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 10
SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugas dan kewajibannya sesuai Surat Perjanjian ini dan
telah mendapat peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA, 3 ( tiga ) kali berturut – turut
tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak memperbaiki kelalaian tersebut, maka untuk setiap kali
melakukan kelalaian PIHAK KEDUA dikenakan “ denda “ sebesar 1 % ( satu permil )
dari biaya Pengawasan, dengan ketentuan PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk
memperbaiki kesalahan/kelalaian yang diperingatkan tersebut .

2. Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tersebut dalam pasal 10 ayat ( 1 )
surat perjanjian ini baik dalam bentuk organisasi, kualifikasi tenaga ahli maupun jumlah
tenaga ahli yang telah ditetapkan, maka PIHAK KEDUA setuju akan diberikan imbalan
biaya pekerjaan Jasa Pengawasan sebesar perhitungan yang nyata – nyata digunakan
dalam menjalankan tugas pengawasan

Pasal 11
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan Pengawasan


tersebut dalam Pasal 1 perjanjian ini, maka pada saat itu pila PIHAK PERTAMA
bersama sama dengan PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap bagian pekerjaan
yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

2. Biaya Pekerjaan Jasa Pengawasan yang telah disyahkan dan diterima dengan baik oleh
PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
melalui KPPN Bandung I.
Pasal 12
KEADAAN MEMAKSA ( FORSE MAJEURE )

1. Yang dimaksud “ keadaan Memaksa “ dalam perjanjian ini adalah peristiwa – peristiwa
yang berada diluar kemapuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dapat
memperngaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak, yaitu :

a. Bencana alam ( gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir )


b. Perang revolusi, makar, huru – hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan
( kecuali karyawan kontraktor )
c. Kebakaran, ( kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian
PIHAK KEDUA )
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah.

2. Apabila terjadi “ keadaan memaksa “ maka :

a. PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bahwa


telah terjadi “ keadaan memaksa “
b. Apabila selama 14 ( empat belas ) hari sejak terjadinya keadaan memaksa
PIHAK PERTAMA tidak membuat pernyataan tersebut ayat 2 a pasal ini,
maka PHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan tersebut kepada PIHAK
PERTAMA untuk mendapat persetujuan tertulis.
c. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA tentang “ keadaan Memaksa “ tersebut, PIHAK
PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap
menyetujui terjadinya “ keadaan memaksa “ tersebut.
d. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan berdasarkan
perhitungan dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban keuangan
kepada para pegawai dan tenaga ahli yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.

3. Apabila “ keadaan Memaksa “ itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku ketentuan
ketentuan pasal 13 Perjanjian ini.

Pasal 13
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa mengunakan
ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab undang – undang Hukum Perdata setelah PIHAK
PERTAMA memberikan peringatan / teguran tertulis 3 ( tiga ) kali berturut – turut tetapi
PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :

a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas Pengawasan sebagaimana mestinya yang


dimaksud dalam pasal 1 dan Pasal 4 Perjanjian ini.
b. Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal 5 ayat (2) perjanjian ini tidak ditepati,
c. Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Kerja ( SPK ) tidak atau
belum memulai melaksanakan Pekerjaan Pengawasan, sebagaimana diatur dalam Pasal 1
Surat Perjanjian ini.
d. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh PIHAK
PERTAMA.
e. Telah dikenakan denda komulatif sebesar 5 % ( lima prosen ) dari biaya pekerjaan
Pengawasan sebagimana dalam Pasal 10 ayat (2) Perjanjian ini.
2. Jika terjadinya Pemutusan Perjanjian Pengawasan ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk Konsultan Pengawasan lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam pasal 1
diatas dan atas biaya yang ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
3. Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi
kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran prestasi dengan memperhitungkan
nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, serta kerugian Negara.
4. Selain yang tersebut dalam ayat ( 1 ) pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat dibatalkan
dengan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah Pihak, maka pada dasarnya akan dilesaikan
secara musyawarah.

2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu “ Panitia Perdamaian “ yang berfungsi sebagai juri / wasit, yang
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah Pihak, dan terdiri dari 3 ( tiga ) orang yaitu :

a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota


b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anngota, dan
c. Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
pihak.

3. Keputusan “ Panitia Perdamaian “ ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.

4. Jika Keputusan sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ) pasal ini tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan
Negeri.

Pasal 16
TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan Perjanjian Pengawasan ini , beserta segala akibat hukumnya, kedua belah
pihak telah memilih tempat kedudukan ( domisili ) yang tetap dan sah dikantor Pengadilan
Negeri.

Pasal 17
PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat Perjanjian ini atau perubahan – perubahan
yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Tambahan ( Addendum ) dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari surat Perjanjian ini, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat
Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 ( Dua ) bermaterai cukup, dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

3. Surat Perjanjian Pengawasan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan
tanggal tersebut diatas, dan dinyatakan berlaku sejak diterbitkannya Surat Perintah Kerja
dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Konsultan Pengawas PEMBERI TUGAS

Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai