Anda di halaman 1dari 3

PEKERJAAN PEMADATAN TANAH 

TIMBUNAN.

Pekerjaan penimbunan merupakan pekerjaan yang selalu mengawali pelaksanaan sebuah


project, dimana pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan land preparation disamping
land clearing serta cut soil. Sepintas pekerjaan ini sepeleh, dan kenyataannya image para
pekerja dilapangan menganggapnya demikian.

Untuk menguraikan hal ini, akan memulai dengan memaparkan pengalaman saya bulan
kemarin sewaktu dimintai tolong salah seorang kawan untuk mendesign sejumlah pondasi
pressure vessel dan facility lainnya pada satu unit oil processing plant. Saat pertama kali
diberitahu bahwa rencana lokasi dari plant ini maka tanpa melihat data tanah yang ada saya
sudah terbayang type pondasi dan estimate ukuran pondasinya (hal ini dikarenakan saya
pernah mendesign oil processing unit yang sama disekitar lokasi tersebut). Tetapi disaat saya
telah memperoleh data tanah dan akan memulai menghitung q.allowable dari tanah
menggunakan formula Meyerhof, saya mulai sadar ada yang aneh dengan tanah ini sebab
perkiraan saya data tanah disekitar lokasi tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi tanah
dilokasi sebelumnya yang juga dilakukan pekerjaan yang sama dimana kondisi tanahnya
tergolong cukup baik, awalnya saya mengira jika perusahaan yang melakukan sondir ini salah
dalam mengambil data, akan tetapi prasangka saya tersebut salah ketika pihak perusahaan
tersebut penegaskan bahwa demikianlah hasil dari tes tanah tersebut. 

Kawan saya menambahkan kalau lokasi ini adalah lokasi timbunan, dengan kedalaman
timbunan sekitar 8 m, kemudian saya cek grafik CPT nya, nilai qc tanah tegolong sebagai tanah
sangat lunak dari elevasi 0.00 s/d -8.00, sama dengan ketinggian penimbunan kemudian pada
elevasi tanah dibawah 8 meter nilai qc > 20 kg/cm2 dan ini termasuk tanah dengan daya
dukung cukup bagus. 

Daya dukung tanah pada elevasi dibawah 8 meter ini sama dengan daya dukung yang
seharusnya pada lokasi sekitar plant tersebut merujuk pada pengalaman saya sebelumnya.
Beranjak dari data dan cerita yang ada dilapangan, saya berkesimpulan bahwa daya dukung
tanah menjadi jelek karena proses penimbunan yang kurang sempurna atau dengan kata lain
pekerjaan penimbunan ini tidak sesuai prosedur. 

Lho kok bisa terjadi? Gimana mekanisme kejadiannya? 

Kita ketahui bahwa daya dukung tanah ditentukan oleh faktor sudut gesek tanah serta faktor
nilai kohesi tanah, hal ini bisa dilihat dari persamaan berikut yang digunakan untuk menghitug
kapasitas tanah :
Dari persamaan diatas terlihat bahwa daya dukung tanah merupakan faktor sudut gesek tanah
dan kohesi. Trus apa korelasinya antara pekerjaan pemadatan dengan dua parameter tanah
tersebut? Ya jelas berhubungan, dimana pemadatan tanah salah satunya dapat meningkatkan
kuat geser tanah disamping juga akan meningkatkan kompresibiltas dan permeabilitas. 

Kalau begitu gimana caranya untuk mendapatkan kepadatan optimum? 

Untuk mendapatkan derajat kepadatan yang optimum banyak dipengaruhi oleh: jenis tanah,
kadar air sewaktu pemadatan serta energi dan jenis pemadatan yang dilakukan. Untuk jenis
tanah tidak menjadi concern saya dalam bahasan ini akan tetapi saya ingin menekankan pada
kadar air sewaktu pemadatan serta energy dan jenis pemadatan yang dilakukan, apa yang salah
dengan pekerjaan pemadatan pada proyek kawan saya yang telah saya ulas diatas? Pada saat
pemadatan kondisi tanah kadar airnya lebih rendah bahkan terlalu tinggi dari kadar air
optimum serta jumlah lintasan compactor saat melakukan pemadatan kurang dari yang
disyaratkan sehingga kepadatan optimum yang diharapkan tidak tercapai. 

Trus apa akibat dari kesalahan pemadatan ini terhadap konstruksi selanjutnya? 

Type pondasi yang digunakan bergantung dari daya dukung tanah, seharusnya dengan daya
dukung tanah sedang dan beban yang ditahan medium seharusnya type pondasi setempat
sudah memenuhi, akan tetapi karena kondisi tanahnya jelek akibat kurang optimumnya
pemadatan tanah makan pondasi yang digunakan adalah pondasi dalam, sehingga biaya
pekerjaan pondasi menjadi lebih mahal, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pondasi
dalam lebih lama dari pada pondasi setempat. 

Kan bisa dipadati lagi tanahnya untuk menaikan daya dukung tanahnya? 

Efek dari compactor saat melakukan pemadatan hanya significant pada kedalaman kurang dari
50 cm, sehingga apabila dilakukan pemadatan kembali maka timbunan yang setinggi 8 meter
tersebut harus dibongakar lagi, tentunya ini bukan pekerjaan mudah karena membutuhkan
biaya yang cukup besar. Sehingga berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan pemadatan,
perhatikan parameter-parameter yang berpengaruh saat akan melakukan pemadatan, lakukan
pemadatan layer by layer serta lakukan tes kepadatan pada setiap layer pemadatan dengan
optimum kedalaman layer pemadatan adalah 30cm padat.

Sumber :

https://badaruddin.wordpress.com/2008/02/06/hati-hati-dengan-pekerjaan-pemadatan-tanah-timbunan/

Anda mungkin juga menyukai