Anda di halaman 1dari 12

Makalah Resume

MIK-IV Etik dan Hukum Kesehatan

Dosen Pengampu: RIA PUTRI ANGGRAENI, S.KEP., M.KES

Judul:

Pelepasan Informasi Kesehatan Paper Based

Oleh:

SANINDITA RIZKI FANIA RUHIYAT NPM.19.303.364

Kelas: RMIK-R37/19

POLITEKNIK

PIKSI GANESHA BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, 29 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................................ 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
2.1 Pelepasan Informasi Kesehatan Paper Based ................................................................................ 4
BAB III......................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................ 8
3.2 Saran .................................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit merupakan salah satu instansi yang mampu memberikan jasa pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, menurut Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit menyebutkan bahwa “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, perlu adanya pelayanan,
pengendalian dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan di bidang kesehatan disesuaikan
dengan kondisi social dan ekonomi masyarakat, jasa pelayanan di bidang kesehatan yang di
sediakan dan diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan manfaat umum untuk
masyarakat.
Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan harus
senantiasa memberikan kepuasan kepada setiap pasien yang membutuhkan. Maka dari itu
rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan dari pelayanan medis hingga non
medis, salah satu pelayanan non medis adalah penyelenggaraan rekam medis. Rumah sakit
menurut WHO (World Health Organization) adalah bagian integral dari suatu organisasi dan
social kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) menurut American
hospital association 1974, rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang di derita oleh pasien. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis
tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain,
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti
oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin
kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. Salah satu fungsi yang paling penting dan

1
utama dari sebuah rumah sakit adalah menyediakan perawatan berkualitas tinggi terhadap
pasien.
Rumah Sakit yang salah satu pelayanannya adalah menyelenggarakan pelepasan informasi
isi Rekam Medis pasien yang sesuai dengan standar yakni berisi informasi lengkap perihal
proses pelayanan kesehatan dimasa lalu, masa kini, dan perkiraan dimasa mendatang.
Berdasarkan PerMenKes RI No.269/MENKES/ PER/ III/ 2008 pasal 1 menyatakan bahwa
“Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.
Rekam Medis memiliki peran dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai dasar
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, bahan pembuktian dalam perkara hukum,
bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan, dasar pembayaran biaya pelayanan
kesehatan dan terakhir sebagai bahan untuk membuat statistik kesehatan. Hatta (2012:85).
Kepemilikan Rekam Medis seringkali menjadi perdebatan dilingkungan kesehatan, dokter
beranggapan bahwa mereka berwenang penuh terhadap pasien beserta pengisian Rekam Medis
akan tetapi petugas Rekam Medis bersikeras untuk mempertahankan berkas Rekam Medis
untuk tetap selalu berada di lingkungan kerjanya. Selain itu banyak pula pihak internal maupun
pihak eksternal yang ingin mengetahui isi dari Rekam Medis itu sendiri.
Karena informasi medis bersifat rahasia, maka dalam pelepasan informasi kepada pihak
lain (secondary release) sarana kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi
kesehatan yang terdapat didalam Rekam Medis terhadap kemungkinan hilang, rusak,
pemalsuan dan akses yang tidak sah. Rekam Medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan
otoritas Rumah Sakit yang berwenang, dan kerahasiaan isinya dikeluarkan berdasarkan izin
dari pasien yang bersangkutan, sehingga informasi yang terdapat didalamnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Secara keseluruhan, keamanan, privasi, kerahasiaan dan keselamatan adalah perangkat
yang membentengi informasi dalam Rekam Medis. Rumah Sakit selaku pemilik informasi
dalam Rekam Medis, prosedur pelepasan informasi Rekam Medis juga harus disertai dengan
izin tertulis dari pasien begitu pula dengan pemaparan isi Rekam Medis, haruslah dokter yang
merawat pasien tersebut.

2
1.2 Rumusan Masalah
Apa itu pelepasan informasi kesehatan paper based?

1.3 Tujuan Makalah


Untuk mengetahui apa itu pelepasan informasi kesehatan paper based.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelepasan Informasi Kesehatan Paper Based


Pelepasan informasi kesehatan adalah prosedur melepaskan, mengungkapkan data atau
informasi medis. Tujuan pelepasan informasi kesehatan adalah terlindunginya hak pasien
terhadap kerahasiaan data rekam medis. Pelepasan Informasi Kesehatan terdapat 3 macam alur
prosedur pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga yaitu:

a. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Ketiga Non Pengadilan

Prosedur pelepasan informasi kepada pihak ketiga non pengadilan terdiri dari
pelepasan informasi guna klaim asuransi dan permintaan resume medis.

Prosedur yang telah ditetapkan untuk dapat mengambil pemeriksaan penunjang atau
resume medis guna klaim asuransi yaitu apabila pihak ketiga merupakan petugas asuransi yang
menjadi mitra kerjasama dari pasien, harus membuat surat ijin secara tertulis atau surat hak
kuasa (tidak dengan lisan atau kuitansi pembayaran) yang ditanda tangani oleh pasien yang
bersangkutan, jika bukan pasien tersebut yang mengambil (famili atau orang lain). Bila pasien
tidak dapat atau belum membuat surat ijin secara tertulis, maka pihak Fasilitas pelayanan
kesehatan akan menyediakan surat ijin tersebut yang diganti dengan surat permohonan.

Setelah pemohon mengajukan permohonan pelepasan informasi dengan membawa surat


kuasa pelepasan informasi Rekam Medis pasien kepada petugas pelayanan serta mengisi surat
permohonan pelepasan informasi Rekam Medis dari Fasilitas pelayanan kesehatan beserta
persyaratannya, seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Surat Rujukan, Fotokopi kartu
peserta asuransi, dll. Selanjutnya petugas menerima surat permohonan yang diajukan,
kemudian mencatat surat permohonan tersebut ke dalam buku ekspedisi, lalu kemudian
mengambil berkas Rekam Medis pasien pada ruang penyimpanan berkas pasien kemudian
memeriksa berkas Rekam Medis pasien tersebut. Apabila data sosial dan data medis pasien
yang bersangkutan sudah lengkap, maka petugas Rekam Medis membuat dan mengisi draft
permohonan pelepasan informasi Rekam Medis tersebut. Akan tetapi, apabila data sosial
pasien dalam berkas Rekam Medis belum lengkap, maka petugas Rekam Medis melengkapi
data sosial terlebih dahulu. Sedangkan apabila data medis pasien yang belum lengkap, maka

4
petugas Rekam Medis mencari dokter yang merawat untuk melengkapi data medis pasien
tersebut, kemudian petugas Rekam Medis membuat dan mengisi draft permohonan pelepasan
untuk dibuatkan surat pengantar pengajuan klaim kepada PT. Asuransi dimana pasien menjadi
anggota dari asuransi tersebut. Jika pemohon menginginkan pembuatan resume medis, Semua
permintaan copy Rekam Medis harus tertulis dengan menggunakan formulir “Permintaan
Salinan RM” yang disediakan oleh Fasilitas pelayanan kesehatan. Didalam ruang Rekam
Medis, petugas mengisi formulir permintaan salinan Rekam Medis yang nantinya akan dicopy,
dilegalisir dan dilampirkan oleh pihak petugas pelayanan informasi kesehatan serta meminta
rincian biaya perawatan sebelumnya.

Kemudian petugas meminta autentifikasi kepada dokter yang merawat untuk mengisi
dan menandatangani formulir klaim maupun surat-surat hukum lain guna mendapatkan
persetujuan dokter. Setelah mendapat tanda tangan dokter yang merawat, kemudian petugas
pelayanan informasi kesehatan meminta pemohon untuk mengisi dan menandatangani bukti
serah terima salinan Rekam Medis atau menandatangani buku pernyataan pelepasan informasi,
meminta melanjutkan pembayaran pada bagian administrasi lalu petugas memberikan copy
salinan Rekam Medis, resume medis serta memberikan perincian biaya pelayanan yang
sebelumnya telah dipinjam. Kemudian Rekam Medis asli berikut bukti permintaan salinan dan
bukti serah terima salinan Rekam Medis disimpan kembali oleh petugas yang berwenang.

Bahwa dalam pelepasan informasi Rekam Medis bagi pasien pribadi yang ingin
mengetahui riwayat pasien itu sendiri ataupun pihak keluarga yang diminta langsung oleh
pasien, penggunaan izin secara lisan dapat dilakukan pemrosesan tanpa harus ada persetujuan
ijin secara tertulis atau tanpa memberikan surat kuasa. Hasil penunjang medis seperti hasil
Ultrasonography (USG) ataupun hasil Rontgen diberikan pada saat pemeriksaan. Bagi pihak
asuransi yang berkaitan dengan pembayaran keuangan, untuk copy laboratorium atau copy
resep pengobatan, pasien harus membawa rincian biaya perawatan rawat inap maupun rawat
jalan. Untuk isi dari Rekam Medis yang boleh diberikan adalah resume medis dan hasil
pemeriksaan penunjang (Laboraturium, Radiologi, USG, dll).

Pelepasan informasi kepada pihak asuransi sebelumnya telah ada ijin tertulis dari
pasien, yakni surat kuasa persetujuan antara pasien sebagai anggota asuransi dan pihak asuransi
sendiri yang merupakan persyaratan wajib pengajuan klaim. Untuk surat ijin tersebut, hanya

5
berlaku 30 hari setelah tanggal pembuatan. Hal ini sebagai bukti bahwa pihak pasien telah
memberikan wewenang kepada pihak asuransi untuk mengambil Rekam Medisnya guna
keperluan klaim asuransi.

Kelengkapan lain yang diajukan oleh asuransi seperti kwitansi panjang bermaterai
maupun blanko pengisian dari PT. Asuransi, sementara pengisian formulir dilakukan oleh
pihak Fasilitas pelayanan kesehatan.

b. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Ketiga Dalam Lingkup Pengadilan

Prosedur Pelepasan Informasi kepada pihak ketiga dalam lingkup pengadilan terdiri
dari pelepasan informasi guna klaim Jasa Raharja dan permintaan Visum Et Repertum. Untuk
prosedur pelepasan informasi guna klaim Jasa Raharja dan permintaan Visum Et Repertum,
hampir sama dengan proses pelepasan informasi guna klaim Asuransi dan permintaan resume
medis, hanya saja untuk permintaan Visum Et Repertum, diharuskan ada surat resmi dari pihak
pemohon yaitu penyidik atau polisi yang diberi tanggungjawab langsung dari pihak pemohon
(Satlantas / Reskrim).

Pada wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam pelepasan informasi
Rekam Medis untuk keperluan Visum Et Repertum dan bukti pengadilan, pihak pemohon yaitu
penyidik tidak memerlukan ijin tertulis dari pasien, namun tetap harus menunjukkan surat
resmi dari kepolisian maupun dari pengadilan yang ditujukan kepada direktur Fasilitas
pelayanan kesehatan. Pasien yang akan divisum merupakan pasien yang dirawat di Fasilitas
pelayanan kesehatan, dimana pasien tersebut mempunyai riwayat kasus terakhir yang
bersangkutan dengan kepolisian. Pada pelaksanaan pelepasan informasi, kasus yang bisa
dilakukan Visum Et Repertum di Fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kasus perkosaan atau
pelecehan seksual, kasus penganiayaan/kriminal, kasus kecelakaan, kasus keracunan,
penganiayaan anak atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kasus-kasus umum
lainnya yang bersangkutan dengan hukum.

c. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Pendidikan Atau Penelitian

6
Prosedur pelepasan informasi guna penelitian di Unit Kerja Rekam Medis Fasilitas
pelayanan kesehatan, dimana Institusi pendidikan yang berkepentingan harus membawa surat
permintaan kerjasama dengan Fasilitas pelayanan kesehatan, selanjutnya pihak Diklat Fasilitas
pelayanan kesehatan memproses permintaan tersebut dengan meminta disposisi dari Direktur
Fasilitas pelayanan kesehatan. Setelah disetujui, pihak Diklat mengirimkan surat balasan
kepada Instansi pendidikan untuk dapat melakukan penelitian di Fasilitas pelayanan kesehatan.
Selanjutnya pihak diklat menyerahkan surat disposisi kepada Asisten Manajer Rekam Medis.
Penelitian dapat dilakukan dengan persyaratan dalam membuka informasi Rekam Medis,
peneliti harus tetap berada di dalam ruangan tanpa boleh membawanya ke luar dari ruangan
Unit Kerja Rekam Medis.

Dari proses pelaksanaan pelepasan informasi kepada pihak ketiga, bahwa untuk setiap
permintaan Rekam Medis yang digunakan untuk pendidikan maupun penelitian belum
ditetapkan Standar Operasional Prosedur. Hal ini belum sesuai dengan Permenkes RI No.
269/Menkes/Per/III/2008 pasal (14) yang menyebutkan “Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan / atau penggunaan oleh orang atau badan
yang tidak berhak terhadap Rekam Medis”. Dimana masih terbukanya peluang rentan jatuhnya
informasi kepada pihak yang tidak bertanggung jawab. Selanjutnya belum dioptimalkannya
penggunaan ijin tertulis pada setiap pengeluaran informasi medis dimana hanya diganti dengan
surat permohonan saja. Menurut PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 BAB V
Pasal 12 ayat (4) menyebutkan bahwa “Ringkasan Rekam Medis sebagaimana dimaksud dapat
dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis
pasien atau keluarga pasien yang berhak.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelepasan informasi kesehatan adalah prosedur melepaskan, mengungkapkan data
atau informasi medis. Tujuan pelepasan informasi kesehatan adalah terlindunginya hak
pasien terhadap kerahasiaan data rekam medis. Pelepasan Informasi Kesehatan terdapat
3 macam alur prosedur pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga yaitu:

a. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Ketiga Non Pengadilan


Prosedur pelepasan informasi kepada pihak ketiga non pengadilan terdiri
dari pelepasan informasi guna klaim asuransi dan permintaan resume medis.

b. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Ketiga Dalam Lingkup Pengadilan


Prosedur Pelepasan Informasi kepada pihak ketiga dalam lingkup
pengadilan terdiri dari pelepasan informasi guna klaim Jasa Raharja dan permintaan
Visum Et Repertum.

c. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Pendidikan Atau Penelitian


Prosedur pelepasan informasi guna penelitian di Unit Kerja Rekam Medis
Fasilitas pelayanan kesehatan, dimana Institusi pendidikan yang berkepentingan
harus membawa surat permintaan kerjasama dengan Fasilitas pelayanan kesehatan,
selanjutnya pihak Diklat Fasilitas pelayanan kesehatan memproses permintaan
tersebut dengan meminta disposisi dari Direktur Fasilitas pelayanan kesehatan.

3.2 Saran
Sebagai seorang calon PMIK harus mampu memahami pelepasan informasi
kesehatan paper based.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/434586142/BAB-I-Pelepasan-Informasi
https://media.neliti.com/media/publications/299195-analisis-sistem-pelepasan-informasi-
reka-24f97fb0.pdf

Anda mungkin juga menyukai