73 138 1 SM
73 138 1 SM
Abstrak
Teh hitam merupakan salah satu bahan minuman yang sangat diminati di Indonesia. Pada
umumnya, penilaian kualitas produk teh hitam dilakukan oleh tea taster menggunakan metode
organoleptis. Variabilitas komposisi kandungan kimia merupakan faktor penting yang
menentukan rasa, aroma, dan manfaat terhadap kesehatan. Kafein merupakan senyawa alkaloid
golongan metilxantin menjadi perhatian khusus, mengingat kandungannya yang cukup tinggi
dan berperan pada penentuan kualitas teh hitam. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis
kadar kafein pada produk teh hitam dengan Spektrofometer FTIR (Fourier Transform Infrared).
Sampel teh hitam yang diuji berasal dari 12 produk teh hitam yang beredar di Indonesia. Hasil
analisis menunjukkan metode ini dapat memberikan hasil analisis yang baik dengan nilai
koefisien korelasi (R2) sebesar 0,997, Relatif Standar Deviation (RSD) sebesar 1,2743 %, serta
nilai persentase rekoveri dengan rentang 97 - 102 %. Selain itu, hasil analisis kadar kafein teh
hitam menunjukkan bahwa kadar kafein berada pada rentang 1 – 5%. Sampel BBT_GOL
memiliki kadar kafein terendah dengan persentase sebesar 1,56 %, sedangkan sampel
BBT_QUA memiliki kadar kafein tertinggi, dengan persentase kadar sebesar 4,44%.
Abstract
Black tea is one of the most popular beverage ingredients in Indonesia. Generally, tea quality
assessment is done by tea taster using organoleptic method. The variability of chemical
composition is an important factor that determines taste, flavor, and health benefits. Caffeine is
a type of methylxanthin alkaloid compound of particular concern, given its high content and a
role in determining the quality of black tea. The analysis of caffeine content has been done in
black tea product with FTIR (Fourier Transform Infrared) Spectrophotometer. The sample of
black tea tested from 12 black tea products marketing in Indonesia. The result of the analysis
shows that this method can give good analysis result with correlation coefficient value (R2)
equal to 0.997, Relative Standard Deviation (RSD) equal to 1.2743%, and value of recovery
percentage with range 97 - 102%. The results showed that black tea analysis for caffeine
content in range 1 - 5%. In Sample BBT_GOL caffeine content averages at 1.56% (lowest),
while in sample BBT_QUA caffeine content averages at 4.44% (highest).
41
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
vitamin (seperti vitamin C), kuersetin, Tinggi (Ferruzzi, 2005 ; Muhtadi dkk, 1990
naringenin, dan polifenol (Scoparo dkk., ; Hurst dan Martin,1993 ; Garrigues dkk,
2016). Teh hitam bermanfaat terhadap 2000). Namun metode-metode tersebut
karena memiliki metabolit sekunder yang membutuhkan biaya cukup mahal dan
memberikan aktivitas seperti diabetes, waktu analisis yang relatif lama. Salah satu
antioksidan, kanker paru, kanker prostat, metode alternatif lain adalah menggunakan
kanker payudara, anti ulser, dan gangguan Spektrofotometer FTIR. Selain cepat,
pernapasan. Selain itu, simplisia ini metode ini dapat mengurangi risiko
memiliki aktivitas antioksidan (Sharangi, kontaminasi karena proses kerja yang
2009). panjang, dan meminimalisir penggunaan
Konsumsi teh hitam di Indonesia pelarut dalam analisis. Sebelumnya analisis
adalah sebesar 0,61 kg/kapita/tahun, yang kadar kafein dengan menggunakan FTIR
beredar dalam berbagai merk (Direktorat telah uji pada daun teh, kopi, dan minuman
Jenderal Perkebunan, 2015). Adanya merk- soda (Singh dkk, 1998 ; Paradkar dan
merk tersebut memungkinkan terdapat Irudayaraj, 2002 ; Ohnsmann dkk, 2002).
perbedaan kualitas, yang dapat dipengaruhi Berdasarkan kajian diatas dapat suatu
variabilitas komposisi kandungan kimia. hipotesa bahwa analisis kadar kafein pada
Komposisi kandungan kimia pada teh produk teh hitam dianalisis menggunakan
tergantung pada tempat tumbuh, tanah, spektrofotometer FTIR.
ketinggian penanaman, pemetikan, sortasi,
pengolahan, ekstraksi, pengeringan, dan METODOLOGI
penyimpanan (Pelillo dkk., 2002; Le Gall Alat
dkk., 2002; Adnan dkk., 2012). Terdapat Pada penelitian ini alat-alat yang
beberapa senyawa metabolit sekunder pada akan digunakan antara lain cawan penguap,
teh hitam yang menjadi perhatian khusus, labu ukur, mikropipet, beaker glass,
mengingat kandungannya cukup tinggi, erlenmeyer, termometer, batang pengaduk,
salah satunya adalah kafein (Scoparo dkk., spatel, kertas perkamen, kertas saring
2016). Kafein merupakan senyawa alkaloid whatman, penangas air, serta gelas ukur.
golongan metilxantin dengan kadar rata- Adapun instrument yang digunakan antara
rata pada teh hitam sekitar 1,5 - 5 % lain spektrofotometer FTIR (Thermo
(Engelhardt., 2010). Scientific® Nicolet iS5 dengan detektor
Beberapa metode analisis kadar DGTS (Deuterated Triglycine Sulfate),
kafein teh hitam yang sering digunakan Holder ZnSe iD3 ATR (Attenuated Total
adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Reflectance). Pengukuran FTIR dilakukan
Kromatografi Ion, Elektroforesis Kapiler, pada resolusi 8 cm-1, dengan 16 kali
dan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja pemindaian.
42
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
43
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
44
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
45
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
46
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
SIMPULAN
Determinasi kadar kafein teh hitam Commercialized In Pakistan.” Pak.
menggunakan FTIR memberikan hasil J. Bot. 45(3). 901-907
analisis yang baik dengan nilai koefisien Banerjee, B., 1993. Tea Production and
korelasi (R2) sebesar 0,997, Relatif Standar Processing. Oxford & IBH: New
Deviation (RSD) sebesar 1,2743 %, serta Delhi.
nilai persen recovery dengan rentang 97 - Christian, G.D., (1986): Analytical
102 %. Hasil analisis kadar kafein dalam Chemistry. Edisi 4. New York. J.
sampel teh hitam yang menunjukkan bahwa Wiley.
setiap sampel memiliki kadar kafein yang Daghbouche Y., Garrigues S., Vidal M.T.,
bervariasi pada rentang 1–5 %. Sampel dan de la Guardia M. 1997. “Flow
BBT_GOL memiliki kadar kafein terendah Injection Fourier Transform
dengan persentase kadar sebesar 1,56%, Infrared Determination of Caffeine
sedangkan BBT_QUA kadar kafein in Soft Drinks.” Anal Chem, 69.
tertinggi dengan persentase kadar sebesar 1086–1091
4,44%. Direktorat Jenderal Perkebunan 2015.
Statistik Perkebunan Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Komoditas Teh 2013 – 2015.
Adnan, M., Ahmad, A., Ahmed, A., Khalid, Jakarta.
N., Hayat, I., dan Ahmed. I., 2002. Engelhardt, Ulrich H., 2010. Chemistry of
“Chemical Composition And Tea, Comprehensive Natural
Sensory Evalution of Tea Products II. 3. 999-1032.
(Camellia Sinensis)
47
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
Garrigues J.M., Bouhsain, Z., Garrigues, S., Different Food Products.” J. Liq.
dan de la Guardia M. 2000. Chrom. 13. 1013−1028
“Fourier transform infrared Nicolet Thermo. 2001. Introduction to
determination of caffeine in roasted Fourier Transform Infrared
coffee samples.” Fresenius J Anal Spectrometry. Nicolet Thermo
Chem. 366. 319–322. Corporation.
Griffiths, P. R., Haseth, J.A.D., dan Ohnsmann, J., Quintás, G., Garrigues, S.,
Winefordner, J. D. 2007. Fourier dan de la Guardia, M. 2002.
Transform Infrared Spectrometry. “Determination of caffeine in tea
Edisi ke 2. J. Wiley : New York. samples by Fourier transform
Harmita, 2004. Review Artikel. Petunjuk infrared spectrometry.” Anal
Pelaksanaan Validasi Metode dan Bioanal Chem. 374. Hal 561–565.
CaraPerhitungannya.Jurnal Paradkar, M.M., dan Irudayaraj J. 2002.
Majalah. Ilmu. Kefarmasian, “Rapid determination of caffeine
Departemen Farmasi: FMIPA UI, content in soft drinks using FTIR–
Vol. 1, No. 3. ATR spectroscopy.” Food
Hashimoto, A., Mori, H., Kanou, M., Chemistry. 78. 261–266.
Yamanaka, A., dan Kameoka, T. Ren, G., Wang, S., Ning, J., Xu, R., Wang,
2009. Mid-Infrared Spectroscopic Y., Xing, Z., Wan, X., dan Zhang,
Analysis on Brewed Coffee Z., 2013. “Quantitative analysis and
Characteristics. Journal of the IEJ. geographical traceability of black
Volume 93 (2009) 8A issue. 501 - tea using Fourier transform near-
509. infrared spectroscopy (FT-NIRS).”
Hartoyo, Arif. 2003. Teh dan Khasiatnya Food Res. Int. 53. 822-826.
bagi Kesehatan. Kanisius: Scoparo, Camila T., Rattmann, Yanna D.,
Yogyakarta. Kiatkoski, Elaine C., Dartora, N.,
Hollas J.M. 2004. Modern Spectroscopy, dan Iacomini, M. 2016. “The
Edisi . J. Wiley: New York. protective effect of green and black
Modder, W.W.D., dan Amarakoon, A.M.T. teas (Camellia sinensis) and their
2002. Tea and Health. Tea identified compounds against
Research Institute: Talawakelle. Sri murine sepsis.” J. Food Research
Lanka, 1–179. International. Accepted
Muhtadi, F. J., El-Hawary, S. S., Manuscript.
Hifnawy, M. S., 1990. Senthilkumar, S.R., Sivakumar1, T.,
“Comparative HPLC and GLC Arulmozhi, K.T., dan Mythili, N.
Determination of Caffeine in 2017. “FT-IR analysis and
48
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.VII , No.1, Januari 2018
49