BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Proses Komputer
PV ADC Sensor
Port LPT1 akan dapat diakses apabila alamat port pada komputer diketahui.
Cara mengakses port ini tentunya dengan software. Adapun alamat dari LPT1 pada
PC sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.1.
DAC 0800 menghasilkan tegangan output dari 1 volt pada kondisi bit 00000000 2 dan
5 Volt pada kondisi bit 111111112. Besarnya tegangan output DAC 0800 ini bisa
diatur berdasarkan tegangan referensinya. Pada alat ini DAC 0800 diberi tegangan
referensi (Vref) sebesar 5 Volt sehingga output maksimal adalah 5 Volt.
Tegangan output dari DAC tidak dapat langsung dihubungkan dengan
rangkaian pengatur kecerahan lampu (plant). Hal ini disebabkan arus yang dipakai
pada kedua peralatan tersebut berbeda. Oleh karena itu diperlukan pemisah arus dari
26
kedua rangkaian ini. Optocoupler dipakai sebagai pemisah antara rangkaian DAC
dengan rangkaian pengatur kecerahan lampu. Tipe Optocoupler yang digunakan
dalam rangkaian ini yaitu 4N25.
Gambar 3.4 mengilustrasikan rangkaian DAC 0800. Dari Gambar 3.4 terlihat
bahwa data yang dikirim dari LPT1 langsung masuk ke DAC tanpa melalui rangkaian
Latch. Hal ini dikarenakan pada LPT1 telah memiliki rangkaian Latch internal
sendiri.
oleh komputer harus diubah terlebih dahulu menjadi data digital oleh rangkaian
ADC. Data analog ini berasal dari sensor yang selalu mengontrol kondisi suatu plant.
Inti dari rangkaian ADC ini ada pada IC ADC 0804. IC ini memiliki
kemampuan untuk merubah data analog menjadi data digital 8 bit. Tegangan yang
mampu dikonversi oleh IC ini antara 0 – 5 Volt. Tegangan 0 Volt akan dirubah
menjadi bit-bit digital 000000002 sedangkan tegangan 5 Volt akan berubah menjadi
111111112 pada data digital. Jadi tegangan keluaran sensor harus 0 – 5 Volt agar
mampu memenuhi spesifikasi ini.
Keunggulan dari IC ini terletak pada kemampuannya untuk mengkoversi data
dengan mode free running. Dengan mode ini maka IC ADC tidak memerlukan
rangkaian clock tersendiri dan hanya memanfaatkan rangkaian RC saja. Selain itu,
dengan mode ini pula maka data dari ADC dapat diambil kapan saja tanpa harus
menunggu proses interrupt dari ADC. Berikut Gambar 3.5 Rangkaian ADC.
Berbeda dengan rangkaian DAC maka rangkaian ADC tidak dapat bekerja
sendirian. Rangkaian ADC ini memerlukan dukungan dari rangkaian serta komponen
lain agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Komponen serta rangkaian
pendukung lainnya adalah IC Latch serta rangkaian auto-relay.
a. IC Latch
IC latch digunakan untuk menahan data sementara waktu hingga digantikan oleh data
lain. Dalam rangkaian ADC ini memerlukan sebuah IC 74LS244. IC 74LS244
digunakan sebagai penahan data yang akan diambil oleh komputer karena komputer
tidak dapat mengambil data 8 bit sekaligus. Susunan rangkaian IC Latch pada
Gambar 3.6.
Dari ADC
C0 dan C1 dikontrol oleh komputer untuk memilih data high bit atau low bit yang
akan diambil oleh komputer.
b. Rangkaian auto-relay
Rangkaian auto-relay ini digunakan untuk membuat kondisi awal dari sebuah ADC.
Kondisi awal ini diperlukan agar data yang dikonversi menjadi tepat. Harga kondisi
awal ini adalah dengan menjadikan seluruh bit-bit bernilai 0. Gambar 3.7
menunjukkan rangkaian auto-relay. Prinsip kerja dari rangkaian auto-relay ini adalah
29
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah dengan memanfaaatkan tegangan dari
DAC yang dipakai untuk mengatur kecerahan LED yang ada pada optocoupler.
Perubahan ini mengakibatkan besarnya arus yang mengalir dari kolektor ke emitor
berubah. Hal ini mengakibatkan perubahan tegangan pada resistor emitor yang
dibentuk oleh R12 dan VR1.
Tegangan ini diumpankan ke non-inverting sehingga tegangan yang terdapat
pada lampu akan sama dengan tegangan pada kaki inverting. Output dari Op-Amp
dihubungkan ke T2 dan D3 dipakai untuk mencegah tegangan negatif yang
berlebihan dari Op-Amp. Apabila tegangan output Op-Amp positif maka T2 akan
saturasi dan arus emitor T2 dihubungkan ke basis dari T3 dan T4. Arus dari emitor
T2 akan menyebabkan T3 dan T4 menjadi saturasi sehingga kedua transistor tersebut
mampu mengalirkan arus lampu dalam kondisi maksimal.
33
Start
Input
Parameter
Kontroler
Ambil
data dari
plant
e(t) = SP - PV
PID (e(t))
Kirim MV
ke plant
Tampilkan
ke Display
N
Stop
Y
End
Data-data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk angka dan grafik.
Data yang ditampilkan dalam bentuk angka adalah PV dan MV. Sedangkan yang
ditampilkan dalam bentuk grafik adalah PV dan SP. Hal ini diharapkan dapat
memberikan gambaran secara visual sehingga proses yang sedang terjadi dapat
37
terlihat dengan jelas. Program utama ini diletakan dalam obyek timer. Interval timer
tersendiri ditentukan oleh sampling rate yang diisi pada awal program ini dieksekusi.
Kirim Kontrol
High
Kirim Kontrol
Low
Ambil Data
Low
PV
Hal yang perlu diingat bahwa data masuk melalui LPT1 (Port Printer) oleh
karena itu data yang masuk dibagi menjadi empat bit high dan empat bit low. Seluruh
pengambilan bit-bit tersebut dikendalikan oleh program.
Dari flowchart diatas terlihat bahwa proses pengambilan data dilakukan dua
kali. Hal ini dikarenakan LPT1 tidak dapat memasukan data 8 bit sekaligus. Proses
pengambilan data melalui Printer Status (PS) yaitu S3, S4, S5, dan S6. Ketiga Printer
Status tersebut memiliki mode normal sehingga tidak memerlukan rangkaian atau
program tambahan untuk mengkomplenkannya. Pada komputer data yang terbaca
tetap 8 bit oleh karena itu data yang masuk perlu di-AND kan dengan 120 sehingga
selain bit yang tidak menampung data di nol kan. Selanjutnya data yang diperoleh
harus digeser bergantung apakah data low bit atau high bit.
Pada diagram pertama, mula-mula program mengirim data kontrol melalui
Printer Control (PC). Data kontrol tersebut adalah 02H yang artinya mengaktifkan
kontrol untuk high bit. Setelah itu, barulah data diambil dari PS dan langsung di and
kan dengan 120. Kemudian data digeser ke arah MSB satu bit dengan cara
mengalikan data tersebut dengan angka 2. Kemudian data tersebut disimpan dalam
sebuah variable yang bernama DH.
Proses pengambilan data kedua dilakukan dengan mengirimkan data kontrol
01H ke PC sehingga mengaktifkan kontrol low bit. Tahap selanjutnya proses
pengambilan data dari PS, dan data tersebut langsung di and kan dengan 120. Data
yang telah di and kan kemudian digeser ke LSB sebanyak 3 bit yaitu dengan cara
membaginya dengan 8. Data kemudian disimpan dengan variable DL. Proses terakhir
adalah menjumlahkan DH dan DL sehingga diperoleh 8 bit data yang utuh. Hasil
penjumlahan tersebut akan menjadi data PV setelah dikonversikan dalam skala 100
Proses ini diawali dengan adanya data dari MV yang merupakan hasil
perhitungan dari fungsi persamaan PID. Sebelum dikirim ke plant, maka data harus
dikonversikan dari skala 100 menjadi data dengan type byte (0 - 225).
MV
Kirim Data ke
LPT1
Parameter kedua yaitu TI (Time Integral). Harga dari parameter ini dapat diisi
mulai 0 sampai yang sebesar-besarnya. Akan tetapi, biasanya parameter ini diisi
dengan harga yang kecil untuk memperoleh respon yang cepat. Dan parameter yang
ketiga adalah TD (Time Differensial). Parameter ini hampir sama dengan TI dan
dapat diisikan harga mulai dari 0 hingga sebesar-besarnya. Harga yang dimasukkan
ke dalam parameter TI dan TD merupakan data tipe single. Sedangkan harga yang
dimasukkan ke PB merupakan tipe data integer.
Parameter yang terakhir adalah SP (Set Point). Parameter ini berfungsi untuk
menetukan harga setpoint dari plant. Harga yang dapat dimasukkan ke dalam
parameter ini antara 0 sampai 100.
Selain ketiga parameter diatas satu lagi perlu diisi adalah sampling rate.
Harga yang dapat diisikan untuk sampling rate ini berkisar antara 0 sampai 60.
Satuan waktu yang digunakan yaitu detik. Satuan ini juga berlaku untuk TI dan TD.
Sampling rate ini berfungsi untuk menentukan lamanya waktu sampling atau waktu
41
pengambilan data dari plant. Besarnya waktu sampling ini sebaiknya disesuaikan
dengan jenis plant yang ada. Jenis kontrol PID ini memakai struktur parallel.