Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HADITS DISTRIBUSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Ekonomi Islam yang
Diampu Oleh :
Bapak Ach. Baiquni, M.Ag

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Devia Susilaradini 19383022092
Silsilia dwi Dayanti 19383022085
Istiq Lailiyah 19383022122
Sitti Hosnol Hotimah 19383022124

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
Jalan Raya Panglegur No. Km. 4, Barat Ceguk Tlanakan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur 69371

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat taufik
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “
Hadits Distribusi ”. Sholawat dan salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam kepintaran seperti saat ini.

Adapun makalah “ Hadits Distribusi ” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah “ Hadits Distribusi ”.

Akhir kata, kami mengharapkan semoga dari makalah “ Hadits Distribusi ” ini dapat
diambil hikmah dan manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca. Terima
kasih

Pamekasan, 9 April 2020

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Distrbusi......................................................................................................5
B. Tujuan dan Nilai Distribusi...........................................................................................6
C. Saluran Sistem Distribusi ............................................................................................7
D. Faktor dan Prinsip Distribusi.........................................................................................9
E. Hadits Mengenai Distribusi.........................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Saran.............................................................................................................................14
B. Penutup.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Distribusi menjadi posisi penting dari teori ekonomi mikro baik dalam system
ekonomi Islam maupun kapitalis sebab pembahasan dalam bidang distribusi ini tidak
hanya berkaitan dengan aspek ekonomi belaka tetapi juga aspek social dan politik
sehingga menjadi perhatian bagi aliran pemikir ekonomi Islam dan konvensional
sampai saat,ini.
Pada saat ini realita yang nampak adalah telah terjadi ketidakadilan dan ketimpangan
dalam pendistribusian pendapatan dan kekayaan baik di negara maju maupun di
negara-negara berkembang yang memepergunakan system kapitalis sebagai system
ekonomi negaranya, sehingga menciptakan kemiskinan dimana-mana. Menanggapi
kenyataan tersebut islam sebagai agama yang universal diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut dan sekaligus menjadi sistem perekonomian
suatu negara.
Dari permasalahan di atas kami ingin membahas tentang distribusi dalam makalah ini
dengan di lihat dalam perspektif islam dengan melalui hadits-hadit rasullulah sebagai
pendukung,oleh karena itu kami sepakat memberikan judul makalah ini
yaitu:”Distribusi Dalam Perspektif Islam”.sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Distribusi
2. Apa tujuan dan nilai dari Distribusi ?
3. Bagaimana sistem saluran Distribusi ?
4. Apa Faktor dan Prinsip Distribusi ?
5. Apa saja Hadits Mengenai Distribusi ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari Distribusi
2. Memaparkan tujuan dan nilai Distribusi

4
3. Menjelaskan sistem saluran distribusi
4. Menjelaskan Faktor dan Prinsip Distribusi
5. Memaparkan Hadits mengenai Distribusi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi
Dalam usaha untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen dan
konsumen, maka faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara
tepat saluran distribusi (channel of distributon).
Untuk itu perlu halnya pemahaman tentang saluran distribusi yang tepat dalam
sebuah usaha. Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang
mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen
Dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian distribusi adalah pembagian
pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat.1
Dalam perspektif Ekonomi Islam distribusi memiliki makna yang luas, yaitu
mencakup pengaturan kepemilikan, unsur-unsur produksi dan sumber- sumber
kekayaan. Oleh karena itu, distribusi merupakan permasalahan utama dalam Ekonomi
Islam. karena, distribusi memiliki hubungan erat dengan tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat. Adapun kesejahteraan dalam Ekonomi Islam diukur berdasarkan prinsip
pemenuhan kebutuhan setiap individu masyarakat, bukan atas dasar penawaran dan
permintaan, pertumbuhan Ekonomi, cadangan devisa, nilai mata uang ataupun indeks
harga-harga di pasar non-riil, sebagaimana dialami dalam sistem Ekonomi
Kapitalisme. Hal ini juga dipengaruhi oleh pandangan para Ekonom Kapitalis tentang
masalah utama dalam Ekonomi, yaitu produksi2
Adapun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan Islam ialah
peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat

1
Dessy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia,(Surabaya: Karya Abditama, 2001), Cet. Ke-1, hal. 125
2
Taqiyuddin an-Nabhani, Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam, Penerjemah Hafizh Abdurrahman, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta:
Hizbuttahrir Indonesia, 2004), Cet. Ke-4, h. 16.

5
ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak
hanya beredar di antara golongan tertentu saja. (Rahman, 1995 : 93)3
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
(jenis, harga, tempat dan saat yang dibutuhkan).

B. Tujuan dan Nilai dalam Distribusi


1. Tujuan Distribusi
a. Islam menjamin kehidupan tiap pribadi rakyat serta menjamin masyarakat
agar tetap sebagai sebuah komunitas yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya.
b. Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani urusan jamaah, serta
menjaga eksistensi negara dengan kekuatan yang cukup sehingga mampu
memikul tanggung jawab perekonomian negara.
c. Mendistribusikan harta orang kaya yang menjadi hak fakir miskin, serta
mengawasi pemanfaatan hak milik umum maupun negara. 
d. Memberikan bantuan sosial dan sumbangan berdasarkan jalan Allah agar
tercapai maslahah bagi seluruh masyarakat. 
e. Menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
f. Mempercepat sampainya hasil produksi ketangan konsumen.
g. Tercapainya pemerataan produksi.7
h. Menjaga kontinuitas produksi.
i. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
j. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa.4

2. Nilai dalam Distribusi

Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada nilai-nilai manusiawi yang


sangat mendasar dan penting, yaitu nilai kebebasan dan nilai keadilan.

3
Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,( Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1997) h. 204

4
www.artikelsiana.com, Tujuan dan Fungsi Distribusi. Diakses pada Tanggal 12 april 2020

6
1. Keadilan
Keadilan dalam Islam merupakan pondasi yang kokoh meliputi semua ajaran
dan hukum Islam. Persoalan yang menjadi perhatian Islam dalam keadilan
adalah pelarangan berbuat kezaliman. Ketidak seimbangan distribusi kekayaan
adalah sumber dari semua konflik individu dan sosial. Untuk itu, agar
kesejahteraan sosial dapat diwujudkan, penerapan prinsip moral keadilan
ekonomi merupakan suatu keharusan. Keadaan itu akan sulit dicapai bila tidak
ada keyakinan dan prinsip moral tersebut.

2. Kebebasan

Nilai utama dalam bidang distribusi kekayaan adalah kebebasan. Nilai


kebebasan dalam Islam memberi implikasi terhadap adanya pengakuan akan
kepemilikan individu. Setiap hasil usaha seorang Muslim dapat menjadi
miliknya menjadi motivasi yang kuat bagi dirinya untuk melakukan aktivitas
ekonomi. Dalam Islam, legitimasi hak milik sangat terkait erat dengan pesan
moral untuk menjamin keseimbangan. Hak milik pribadi diakui, dan hak
kepemilikan itu harus berfungsi sebagai nafkah bagi diri dan keluarga,
berproduksi dan berinvestasi, mewujudkan kepedulian sosial dan jihad
fisabilillah. Ini berarti pengakuan hak kepemilikan dapat berperan sebagai
pembebas manusia dari sikap matrealistis. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa konsep kepemilikan dalam perspektif Islam menjadikan nilai-nilai
moral sebagai faktor endogen, dan menjadikan nilai nilai itu bersentuhan
dengan hukum-hukum Allah 5

3. Akidah
Akidah mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia. Ia
mempunyai dampak yang kuat dalam cara berpikir seseorang. Akidah begitu
kuat pengaruhnya sehingga dapat mengendalikan manusia agar mau mengikuti
ajaran yang diembannya6
4. Moral

5
 Heri sudarsono, Konsep Ekonomi islam : suatu pengantar, (Yogyakarta, Ekonisia 2004) hal. 29

6
Ismail Nawawi, Ekonomi Islam, (Surabaya: Cv. Putra Media Nusantara, 2009)hal. 43

7
Moral berasal dari kata moralis. Disini moralitas menunjuk kepada perilaku
manusia itu sendiri. Hukum yang berlaku pada moralitas berbeda dengan
hukum formal. Pada hukum formal memberi sanksi jika melanggar. Akan
tetapi hukum moral tidak tetapi menembus kedalam sehingga melihat hal yang
bersifat niatnya saja. Misalnya dalam kasus orang yang bersedekah, hukum
moral memandang niat dari sedekah ini. Jika niatnya baik demi menolong
orang yang lemah maka sedekah ini baik dan berarti pula sama persis dengan
nilai moral. Tapi jika niatnya jelek hanya untuk riya’ (show belaka) maka
sedekah demikian dianggap salah dan divonis sebagai tindakan yang tidak
berakhlakul karimah. 
5. Hukum Syariah 
Dengan adanya hukum syariah agar dalam menjalankan kegiatan ekonomi ada
batasannya yaitu sesuai dengan jalan Al-Quran dan sunnah. 7

C. Sistem Saluran Distribusi


Sistem saluran distribusi adalah cara yang ditempuh atau yang digunakan untuk
menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sistem saluran distribusi
bertujuan agar hasil produksi sampai kepada konsumen dengan lancar, tetapi harus
memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam masyarakat, dimana
sistem saluran distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan
konsumsi. Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen. Saluran
distribusi memiliki elemen yang dalam proses distribusi yaitu perantara. Perantara
yang dimaksud adalah pengecer, pedagang grosir atau pedagang besar. Pengecer
adalah pedagang yang menjual barang hasil produksi yang dihasilkan oleh produsen
langsung kepemakai akhir atau konsumen. Pedagang grosir adalah pedagang yang
menjual barang hasil produksi produsen dengan kapasitas lebih besar dibanding
pengecer. Pedagang besar adalah pedagang yang menjual barang hasil produksi
produsen dengan kapasitas yang besar.8
Berikut ini adalah beberapa saluran distribusi yang lazim digunakan dalam
perusahaan yaitu sebagai berikut:
1. Produsen – Konsumen

7
Ismail Nawawi, Ekonomi Islam, (Surabaya: Cv. Putra Media Nusantara, 2009)hal. 43
8
Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 228-229.

8
Disebut saluran langsung atau saluran nol tingkat (zero level channel) yaitu
dari produsen langsung ke konsumen tanpa melibatkan pedagang perantara.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara penjualan pribadi (door to door) melalui
pos dari toko milik produsen sendiri.
2. Produsen-Pengecer-Konsumen
Disebut saluran satu tingkat (one level channel) adalah saluran yang sudah
menggunakan perantara. Dalam pasar konsumsi, perantara ini adalah
pengecer. Perantara pengecer disini adalah membeli dalam jumlah besar dari
produsen kemudian dijual eceran kepada konsumen.
3. Produsen-Pedagang Besar-Pengecer-Konsumen
Sering disebut saluran dua tingkat (two level channel) yaitu mencakup dua
perantara. Dalam hal ini perantara tersebut adalah pedagang besar dan
pengecer. Produsen hanya melayani pembelian dalam jumlah yang besar yaitu
oleh pedagang besar, kemudian pedagang besar menjual lagi ke pengecer, baru
kemudian ke konsumen. Saluran ini sering juga disebut saluran tradisional.
4. Produsen-Agen-Pengecer-konsumen
Tipe saluran ini hampir sama dengan tipe saluran yang ketiga, dimana
melibatkan dua perantara. Hanya saja disini bukan pedagang besar tetapi agen.
Agen disini bertindak sebagai pedagang besar yang dipilih oleh produsen.
Sasaran penjualan agen disini terutama ditujukan kepada pengecer besar.
5. Produsen-Agen-Pedagang Besar-Pengecer-Konsumen
Disini terdapat tiga perantara (three level channel) atau disebut saluran tiga
tingkat. Dari agen yang dipilih perusahaan masih melalui pedagang besar
terlebih dahulu sebelum ke pengecer.

D. Faktor dan Prinsip Distribusi


1. Faktor-Faktor
saluran distribusi yang paling bagus dapat dilihat dari pertimbangan pasar,
pertimbangan produk, pertimbangan situasi dan kondisi, dan pertimbangan
perantara. Berikut ini merupakan penjelasannya9
a. Pertimbangan Pasar
Yang termasuk dalam pertimbangan pasar adalah:
9
Riejand G Lipsey, Peter Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi 2, (Jakarta: PT. Bima Aksara, 1985), cet. Ke-1, h. 221

9
1) Konsumen atau pasar industri, apabila pasarnya berupa pasar industri
maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam
saluran ini.
2) Jumlah pembeli potensial, jika jumlah konsumen relatif kecil maka
perusahaan dapat melakukan penjualan secara langsung.
3) Konsentrasi geografis, jika pasar sasaran terkonsentrasi di satu wilayah
tertentu atau lebih maka penjualan langsung melalui seorang tenaga
penjual.
4) Jumlah pesanan, jika jumlah pesanan kecil maka perusahaan dapat
menggunakan distribusi industri.

Namun bila pasarnya monopoli maka tidak diperlukan perantara penjualan


produk. Kedua jenis pasar tersebut umumnya jarang terdapat dalam
kehidupan, kalaupun ada jumlah produsen yang melayani pasar itu
jumlahnya sangat sedikit.

b. Pertimbangan Produk
Yang termasuk dalam pertimbangan produk adalah:
1) Nilai unit, apabila nilai unit produk makin rendah maka saluran
distribusi makin panjang. Sedangkan apabila nilai unit produknya
relatif tinggi maka saluran distribusinya pendek.
2) Besar dan berat barang, apabila ongkos angkut terlalu besar dibanding
nilai barangnya merupakan beban yang berat bagi perusahaan, maka
sebagian besar beban tersebut dialihkan kepada perantara.
3) Mudah rusaknya barang, apabila produk yang dijual mudah rusak
maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara dalam saluran
distribusinya.
4) Sifat teknis, produsen atau penyediaan harus mempunyai penjual
yangdapat menerangkan masalah teknis penggunaan dan pemeliharaan
serta 0memberi service baik sebelum maupun sesudah penjualan.
5) Barang standar dan pesanan, jika barang yang dijual merupakan barang
standar maka perlu diadakan persediaan pada penyalur. Sebaliknya,
jika barang yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalut tidak perlu
mengadakan persediaan.
c. Pertimbangan Situasi dan Kondisi

10
Pasar sasaran dengan geografis tertentu juga memerlukan pertimbangan
perantara saluran distribusi yang sesuai. Apabila produk diniatkan dengan
pasar sasaran dengan daerah geografis tertentu maka perantara distribusi
yang dipilih adalah perantara distribusi yang meliputi daerah geografis
tersebut.
d. Pertimbangan Perantara
Dari segi perantara beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
1) Pelayanan yang diberikan perantara, jika perantara memberikan
pelayanan yang baik maka produsen akan bersedia menggunakannya
sebagai penyalur.
2) Kegunaan perantara, perantara digunakan sebagai penyalur apabila
dapat membawa produk dalam persaingan dan bersedia menjualkan
lebih banyak macam produk perusahaan.
e. Memilih Tingkatan Cakupan Pasar
Setiap perusahaan yang memiliki perantara pemasaran harus menentukan
rencana atas cakupan pasar, atau tingkatan atas distribusi produk diantara
toko pengecer.
f. Memilih Alat Transportasi
Setiap distribusi produk dari produsen ke pedagang grosir atau dari
pedagang grosir kepengecer atau dari pengecer ke pemekai akhir
(konsumen) memerlukan transportasi. Biaya transportasi beberapa produk
dapat melebihi biaya produksinya. Bentuk transportasi yang tidak efisien
dapat menghasilkan biaya yang lebih tinggi dan keuntungan lebih
rendahbagi perusahaan. Untuk setiap bentuk transportasi, perusahaan harus
memperkirakan waktu, biaya dan kemampuannya.
2. Prinsip-Prinsip dalam Distribusi
Islam sangat mendukung pertukaran barang dan menganggap produktif dan
mendukung para pedagang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian dari
karunia Allah, dan membolehkan orang-orang memiliki modal untuk
berdagang tapi ia tetap berusaha agar pertukaran barang itu berjalan atas
prinsip-prinsip sebagai berikut10
10
Ifahhassifahgaleri.blogspot.Com, Prinsip-Prinsip Distribusi. Diakses pada Tanggal 10 April 2020

11
a. Tetap mengumpulkan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.
b. Antara dua penyelenggara muamalat tetap ada keadilan dan harus tetap
ada kebebasan ijab dan qabul dalam akad-akad.
c. Tetap berpengaruh rasa cinta dan lemah lembut.
d. Jelas dan jauh dari perselisihan.

E. Hadits
Berikut adalah hadits-hadits mengenai Distribusi :11
1. Etika dalam berdistribusi

َ‫و َكانَ َس ِع ْي ُد يَحْ تَ ِك ُر ال َّزيْت‬.ُ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬, ِّ‫العدوي‬


َ ‫الَ يَحْ تَ ِك ُر إالَّ خَ ا ِطئ‬:‫ي قال‬ ِ ِ‫عن سعيد بن المسيّب عن معمر بن عب ِد هللا‬

(َ‫)رواهُ أَحم ُد ومسلم وأبو داود‬

Artinya : “Dari Sa’id bin Al Musayyab, dari Ma’mar bin Abdullah


Al’Adawi,bahwasanya Nabi SAW bersabda, ’tidak ada orang yang
menahan barang(dagangan)kecuali orang yang durhaka(salah).’’Sa’id
sendiri pernah menahan minyak.(HR.Ahmad,Muslim,dan Abu Daud)

Dalam Islam, setiap orang dilarang menumpuk-numpuk atau menimbun-


nimbun harta kekayaan. Larangan ini selain karena pertimbangan bahwa
menimbun dan menumpuk kekayaan itu merupakan sikap yang berlebihan dan
tamak, juga karena penimbunan barang-barang kekayaan itu dapat
menghambat kelancaran arus distribusi barang-barang, dan ini mengganggu
stabilitas ekonomi.

ُ ِ‫ أَنا ثَال‬:‫ "قَا َل هَّللا ُ تَعالى‬:‫سلّم‬


‫ث‬ َ ‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ ِ ‫عَنْ أَبي ه َُر ْيرةَ َر‬
ُ ‫ قا َل َر‬:‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قال‬
َ ‫سو ُل هللا‬
‫ش ِر ْي َك ْي ِن‬
َّ ‫ال‬

َ ‫ َما لَ ْم يَ ُخنْ أَ َح ُد ُه َما‬.


َ ‫ فَإذا َخانَ َخ َر ْجتُ ِمنْ بَ ْينِ ِه َما" َواهُ أبو دا ُو َد َو‬،ُ‫صا ِحبَه‬
‫ص ّح َحهُ ا ْل َحا ِك ُم‬

11
https://www.kompasiana.com/amp/faiqohaini/hadis-ekonomi-distribusi-dalam-perspektif-
islam_58ceaea62223bdba26ed6149 (diakses tgl 10 april 2020)

12
Artinya: Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Allah
SWT berfirman: Aku menjadi pihak ketiga dari dua orang berserikat, selama
salah satu dari dua orang itu tidak berkhianat kepada sahabatnya (mitranya)
maka apabila ia berkhianat, maka Aku keluar dari keduanya (HR. Abu Daud)
dinilai Shahih oleh Al- Hakim.

2. Hadits mengenai Tujuan Distribusi

‫َب بِا‬َ ‫ُواالذه‬َّ ‫ الَ تَبِ ْيع‬: ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َقَا َل‬ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ اَ َّن َرسُوْ َل هللا‬ِ ‫ي َر‬ ِّ ‫ْث اَبِ ْي َس ِع ْي ِد ْال ُخ ْدر‬ ُ ‫َح ِد ي‬
‫ َوالَ ت َِش ُّفوْ ا‬، ‫ق بِا ْل َو ِرقِاالَّ ِم ْثالً بِ ِم ْث ٍل‬
ِ ‫ َوالَ تَبِ ْيعُوا ا ْل َو ِر‬، ‫ْض‬
ٍ ‫ضهَا َع َل بَع‬ َ ‫تَ ِش ُّفوْ ا بَ ْع‬ َ‫ َوال‬,‫ب اِ الَّ بِ ِم ْث ٍل‬
ِ َ‫ّلذه‬
‫ْض َوالَ تَبِ ْيعُوْ ا ِم ْنهَا غَا ئِبًا بِنَا ِج ٍز‬ َ ‫بَ ْع‬
ٍ ‫ضهَا ع ََل بَع‬
Artinya: Hadits Abi Sa’id Al-Kudri ra, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda: “Janganlah kamu sekalian menjual emas dengan emas kecuali
keadaannya sama, janganlah kamu sekalian melebihkan sebagian atas
sebagian yang lain, janganlah kamu sekalian menjual perak dengan perak
kecuali keadaannya sama, janganlah kamu melebihkan sebagian atas
sebagian yang lain, dan janganlah kamu sekalian menjual barang yang tidak
nampak dengan harga kontan.
3. larangan menimbun barang

‫ من احتكر فهو خاطئ )رواه مسلم‬:‫عن معمر قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: “Dari Ma’maria berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ Barangsiapa


yang menimbunbarang (harta), maka ia bersalah (berdosa).” (HR. Muslim)

Rasulullah melarang umat Islam menimbun barang dan tidak


mendistribusikannya ke pasar. Penimbunan barang (Ihtikar)biasanya
dilakukan dengan tujuan untuk di jual ketika barang tersebut sudah sedikit
atau langka sehingga harganya mahal. Penimbunan termasuk aktivitas
ekonomi yang mengandung kezaliman dan karenanya berdosa. Karena itu
Rasulullah sangat menganjurkan supaya memberikan bantuan kepada orang
lain yang membutuhkannya

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam perspektif Ekonomi Islam distribusi memiliki makna yang luas, yaitu
mencakup pengaturan kepemilikan, unsur-unsur produksi dan sumber- sumber kekayaan.
Oleh karena itu, distribusi merupakan permasalahan utama dalam Ekonomi Islam. karena,
distribusi memiliki hubungan erat dengan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
Adapun kesejahteraan dalam Ekonomi Islam diukur berdasarkan prinsip pemenuhan
kebutuhan setiap individu masyarakat, bukan atas dasar penawaran dan permintaan,
pertumbuhan Ekonomi, cadangan devisa, nilai mata uang ataupun indeks harga-harga di
pasar non-riil, sebagaimana dialami dalam sistem Ekonomi Kapitalisme. Hal ini juga
dipengaruhi oleh pandangan para Ekonom Kapitalis tentang masalah utama dalam
Ekonomi, yaitu produksi
Adapun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan Islam ialah
peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat
ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak
hanya beredar di antara golongan tertentu saja. (Rahman, 1995 : 93)
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,
harga, tempat dan saat yang dibutuhkan).

B. Saran

14
Penulis menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan .Oleh karena
itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama
Dosen.penulis hanyalah manusia biasa.Jika ada kesalahan, itu datangnya dari penulis
sendiri.dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,( Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1997)

Heri sudarsono, Konsep Ekonomi islam : suatu pengantar, (Yogyakarta, Ekonisia 2004)


Nawawi, Ismail.Ekonomi Islam. Surabaya: Cv. Putra Media Nusantara,2009

Dessy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya: Karya Abditama,2001)

Taqiyuddin an-Nabhani, Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam, Penerjemah Hafizh Abdurrahman,


Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Hizbuttahrir Indonesia, 2004),

Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),

Riejand G Lipsey, Peter Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi 2, (Jakarta: PT. Bima Aksara,
1985)

www.artikelsiana.com, Tujuan dan Fungsi Distribusi. (Diakses pada Tanggal 12 april 2020)

Ifahhassifahgaleri.blogspot.Com, Prinsip-Prinsip Distribusi.( Diakses pada Tanggal 10 April


2020)

https://www.kompasiana.com/amp/faiqohaini/hadis-ekonomi-distribusi-dalam-perspektif-
islam_58ceaea62223bdba26ed6149 (diakses tgl 10 april 2020)

16

Anda mungkin juga menyukai