Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru
ABSTRAK
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman terjadi kecenderungan penurunan capaian indikator program
kesehatan dalam dua tahun terakhir. Salah satunya disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan program dan kegiatan
yang direncanakan setiap tahunnya. Ini bisa saja terjadi karena dalam proses penyusunan perencanaan tersebut tidak mengikuti
alur perencanaan, konsultasi, bimbingan teknis maupun koordinasi. Tujuan penelitian diketahuinya proses penyusunan
perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan
teknik wawancara mendalam dengan 17 orang informan. Hasil penelitian menyatakan alur perencanaan belum sesuai dengan
langkah perencaaan terpadu, konsultasi belum maksimal, bimbingan teknis langsung ke Bappeda dan koordinasi juga masih
belum optimal. Agar perencanaan berkualitas, maka perlu pedoman dalam penyusunan perencanaan, konsultasi perlu
dimonitoring pimpinan, bimbingan teknis disosialisasikan dan rapat koordinasi tiap akhir tahun dengan lintas sektor.
Kata kunci: Alur Perencanaan, Konsultasi, Bimbingan Teknis, Koordinasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
ABSTRACT
Dinas Kesehatan Padang Pariaman occured trends decreasing indicators achievement of health programs in the last
two years. This is one of them caused by defective planning programs and activities that are planned each year. This caused by
the planning was not following the path planning, consulting, technical guidance and coordination. The purpose of this
research will know the annual planning process in Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. The research method uses
a qualitative approach with using the technique of personal interviews with 17 informants. The results explain the chronology
of the path planning has not followed the steps according to the rules, monitoring of supervisors on the implementation of
consultation is still lacking, the technical guidance of accomplished and implementation coordination is still less than optimal.
In order for planning has quality, it is necessary to gives guidance of planning, monitoring on the implementation of
consultation, socialization of the technical guidance and the meet of coordinating every end of the year with correlated sectors.
Key words: planning path, consulting, technical guidance and coordination Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
Alamat Korespondesi: Jasrida Yunita, Prodi Magister IKM STIKes Hang Tuah Pekanbaru, Jl. Mustafasari No.05 Tangkerang Selatan,
Pekanbaru Riau, Hp: 08129210225
dianggarkan untuk GFK, kalau sudah jelas dananya Kalau tidak, apabila kita ragu kita yang memanggil
baru disusun berapa kebutuhan obat. Biasanya dilihat mereka”( Informan 16).
dulu obat bantuan dari pusat/propinsi. Apa yang
Sedangkan konsultasi ke Propinsi terkait
kurang atau tidak ada baru direncanakan” (Informan
dengan penyusunan perencanaan sejak otonomi daerah
13).
ini tidak lagi dilakukan. Untuk menyinkronkan
”Kita biasanya melihat permasalahan dari berapa program dan kegiatan dengan propinsi biasanya
sasaran kita, dan kita lihat capaian tahun lalu. Apakah propinsi yang melakukan sosialisasi ke Dinas
rendah atau mencapai target, kalau rendah berarti Kesehatan Kabupaten/Kota atau mengundang para
harus ditingkatkan lagi, maka untuk tahun sekarang pemegang program ke Dinas Kesehatan Propinsi
biasanya kegiatan ini kita rencanakan lagi. Atau Sumatera Barat. Kegiatan menyinkronkan program dan
analisa tahun lalu dulu, lalu dilihat sasaran tahun kegiatan ini oleh sebagian informan dianggap sebagai
sekarang, seperti itu kita menentukan permasalahan. kegiatan konsultasi dalam penyusunan perencanaan,
Kalau untuk menentukan prioritas masalah \biasanya seperti yang disampaikan informan berikut ini:
kita melihat perkembangan tahun lalu dan bagaimana
“Kalau konsultasi ke propinsi dalam perencanaan kita
tahun sekarang, kalau memang masih jauh capaiannya
tidak melakukan, karena semenjak otonomi ini kita
maka diprioritaskan lagi” (Informan 14).
langsung konsultasi ke Pemda/Bappeda. Untuk
”Kita lihat dulu apa permasalahan yang ada, menyinkronkan kegiatan dengan propinsi biasanya
kemudian baru kita lihat dari semua masalah yang pemegang program dinkes kabupaten diundang
ada mana yang paling prioritas. Cara menentukan langsung oleh pemegang program di dinkes propinsi.
prioritas disini masih ngambang, kalau kita merasa Sehingga dari situ orang-orang pemegang program di
masalah itu perlu maka kita prioritaskan”( Informan dinkes kabupaten mengetahui program-program
15). propinsi. Apabila ada program yang didanai dari
dana dekonsentrasi biasanya tidak dianggarkan lagi
Dari hasil wawancara mendalam dapat
untuk usulan dalam APBD II” (Informan 2).
disimpulkan bahwa tenaga perencana menggunakan
alur perencanaan yang masih berbeda akan tetapi Konsultasi tentang penyusunan perencanaan
dalam menentukan program/kegiatan selalu berangkat untuk tingkat bidang, seksi maupun UPT, selain
dari masalah yang menjadi prioritas. Dari telaah diundang ke Propinsi atau menanyakan langsung
dokumen dalam penyusunan perencanaan tidak ada program-program Propinsi juga melakukan konsultasi
panduan tertulis yang jadi pedoman tenaga perencana langsung ke Kepala Dinas, seperti disampaikan
dalam menyusun perencanaan dan perencanaan yang informan berikut:
diusulkan ada dibahas secara bersama-sama yang dapat “Konsultasi ke propinsi tidak ada dilakukan tetapi
dilihat dari notulen rapat. dalam menyusun perencanaan konsultasi dilakukan ke
Kepala Dinas” (Informan 10).
Konsultasi
Pelaksanaan konsultasi sangat perlu dilakukan Informan dari salah satu puskesmas
guna memperoleh masukan dan informasi tentang menyatakan dalam menyusun perencanaan tidak ada
penyusunan perencanaan tahunan ke tingkat yang lebih melakukan konsultasi, tetapi dokumen perencanaan
tinggi. Sehubungan dengan penyusunan perencanaan yang telah disusun dimasukkan langsung ke Dinas
tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, seperti
melakukan konsultasi ke Pemerintah Daerah (Pemda) disampaikan informan berikut:
Kabupaten Padang Pariaman, seperti disampaikan ”Konsul biasanya tidak ada, yang penting dibuat saja
informan berikut: perencanaan itu dan dimasukkan ke dinkes”(informan
15)
“Konsultasi dalam menyusun perencanaan ada
dilakukan terutama ke Pemda/Bappeda. Biasanya Permasalahan terkait konsultasi ini disampaikan oleh
yang terlibat dalam kegiatan konsultasi itu Kadiskes, informan berikut ini:
Sekretaris maupun Subbag Perencanaan. Dalam “Permasalahnnya kadang para pemegang program
melakukan konsultasi ataupun mengikuti rapat-rapat langsung saja konsultasi ke propinsi dan melakukan
di Bappeda, kemampuan melobi sangat penting agar kegiatan yang didanai propinsi kadang tidak
apa yang kita usulkan dapat dimasukkan dalam melaporkan dulu ke tingkat Dinkes Kabupaten Padang
anggaran dana APBD”( Informan 2) Pariaman berapa anggaran dananya, tetapi hal
tersebut tidak terlalu masalah karena setelah kegiatan
Informasi yang didapat dari Bappeda menyatakan
selesai biasanya kegiatan selalu di laporkan”
bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
(informan 2).
ada melakukan konsultasi, seperti yang disampaikan
informan berikut ini: Dari hasil wawancara mendalam di Dinas
“Konsul yang dilakukan oleh Dinkes ada, biasanya Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman terkait
kalau mau mengajukan program selalu berkonsultasi. konsultasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 4, Mei 2012 Page 212
Jasrida Yunita, Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman 2012
konsultasi sehubungan dengan perencanaan dilakukan adanya perubahan dalam sistem perencanaan maka
ke Bappeda yang mewakili Pemda. Untuk dilakukan bimbingan teknis dan arahan terkait dengan
menyinkronkan program dan kegiatan dengan propinsi perencanaan. Sedangkan bimbingan teknis yang
agar nantinya bisa memanfaatkan dana dekonsentrasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
propinsi biasanya konsultasi langsung dilakukan oleh Barat adalah terkait dengan pelaksanaan kegiatan di
para pemegang program, sehingga dalam menyusun masing-masing program.
perencanaan nantinya para pemegang program sudah
Koordinasi
mengetahui program dan kegiatan yang didanai
Koordinasi lintas program maupun lintas
propinsi dan tidak menganggarkan lagi program dan
sektor di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
kegiatan tersebut dalam anggaran APBD. Tetapi dalam
Pariaman sudah dilakukan tetapi masih dirasakan
pelaksanaan konsultasi ke propinsi kontrol/monitoring
kurang oleh sebagian informan, seperti yang
dari pimpinan masih kurang sehingga dalam
disampaikan informan berikut ini:
perencanaan program-program yang didanai propinsi
tidak terangkum dalam dokumen perencanaan karena “Koordinasi ini dalam pelaksanaan masih setengah
masing-masing program melaksanakannya sendiri. hati. Untuk lintas program maupun lintas sektor. Saat
perencanaan ada kesepakatan tetapi setelah
Bimbingan Teknis
pelaksanaan sendiri-sendiri” (informan 1).
Dalam penyusunan perencanaan sangat
dibutuhkan bimbingan teknis, tetapi bimbingan teknis “Untuk lintas program koordinasi dalam penyusunan
dalam penyusunan perencanaan program maupun perencanaan agak kurang, seharusnya mereka saling
kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan berkoordinasi sehingga diharapkan nantinya tidak
Propinsi Sumatera Barat tidak ada, bimbingan teknis banyak kegiatan yang diusulkan. Kalau dapat satu
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi kegiatan untuk mencapai beberapa indikator, bukan
Sumatera Barat baru sebatas bimbingan teknis terkait satu kegiatan satu indikator yang ingin dicapai. Kalau
pelaksanaan program, seperti yang disampaikan lintas sektor seperti program KB, kita koordinasinya
informan berikut ini: dengan BKKBN, atau untuk mengatasi rabies kita ada
juga koordinasi dengan dinas peternakan”(informan
“Bimtek sehubungan dengan program ada dari
12).
propinsi, tetapi bimtek terkait perencanaan itu belum
ada” (informan 4). ”Koordinasi agak kurang disini, koordinasi lintas
program ada tapi kurang optimal. Koordinasi lintas
Bimbingan teknis terkait penyusunan
sektor ada biasanya dengan kecamatan maupun
perencanaan sejak otonomi ini dilakukan oleh
nagari. Kembali kepada mau tidak lintas sektor itu
Bappeda. Untuk tahun 2010, Dinas Kesehatan
mau bekerja sama. Kadang ada juga lintas sektor yang
Kabupaten Padang Pariaman mendapat bimbingan
tidak mau tahu jadinya program kita susah
teknis dari Bappeda Kabupaten Padang Pariaman,
terlaksananya”(informan 14).
seperti yang disampaikan oleh informan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dan Bappeda Saran yang disampaikan oleh informan terkait dengan
Kabupaten Padang Pariaman, sebagai berikut: koordinasi ini adalah sebagai berikut:
“Kalau bimtek dari propinsi sendiri dalam menyusun “Sarannya kalau dapat semua lintas terkait maunya
perencanaan itu tidak ada, yang ada itu dari memberikan pemahaman khusus terhadap
Bappeda” (informan 2). permasalahan yang ada sehingga bisa dijalankan
sesuai yang direncanakan” (informan 1).
“Bimtek ada dilakukan, kalau ada perubahan sistem
kita melakukan bimtek. Awal tahun kita juga Dari hasil wawancara mendalam terkait
memberikan pengarahan kepada mereka untuk koordinasi lintas program di Dinas Kesehatan
membuat RKT. Bimtek yang kita lakukan terkait Kabupaten Padang Pariaman masih belum optimal
perencanaan seperti kemana arah program, arah pelaksanaannya karena dalam menentukan kegiatan
kebijakan” (informan 16). belum dibahas secara bersama-sama, sehingga
nantinya dari masing-masing bidang menghasilkan
Dari hasil wawancara mendalam di Dinas
usulan kegiatan yang banyak, padahal indikator yang
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dapat
ingin dicapai sama.
disimpulkan bahwa bimbingan teknis dalam hal
penyusunan perencanaan tidak ada dilakukan oleh
PEMBAHASAN
Dinas Kesehatan Propinsi karena di era otonomi ini
masalah perencanaan merupakan kewenangan dari Dalam penyusunan perencanaan di Dinas
Pemda dan bimbingan teknis terkait perencanaan Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman ditemukan
biasanya dilakukan langsung oleh Bappeda. tenaga perencana belum memakai alur perencanan
Bimbingan teknis yang diberikan menurut informan yang sama akan tetapi dalam menetapkan
dari Bappeda adalah apabila ada kebijakan baru atau program/kegiatan semua sudah berdasarkan pada
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 4, Mei 2012 Page 213
Jasrida Yunita, Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman 2012
prioritas masalah. Langkah-langkah perencanaan yang kegiatan yang didanai propinsi dan tidak
digunakan oleh masing-masing tenaga perencana atau menganggarkan lagi program dan kegiatan tersebut
masing-masing seksi masih berdasarkan pengetahuan dalam anggaran APBD. Tetapi dalam pelaksanaannya,
dan mengadopsi dari cara-cara penentuan prioritas dari monitoring terhadap pelaksanaan konsultasi masih
bidang masing-masing. Ada yang memulai perencaaan kurang maksimal, sehingga berakibat pada kurang
dari meriview renstra serta melakukan analisis masalah terakomodirnya usulan rencana dari propinsi dalam
berdasarkan masalah yang berdampak kepada Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman.
peningkatan angka kematian maka itu yang dijadikan Padahal program-program yang didanai oleh propinsi
prioritas dalam perencanaan nantinya, ada juga dengan juga mempunyai potensi yang cukup besar dalam
melihat target program yang tak tercapai tahun lalu pencapaian target indikator kesehatan di Kabupaten
direncanakan lagi serta ada juga dengan memulai dari Padang Pariaman.
menganalisa data sepuluh penyakit terbanyak. Hal ini Menurut Ernawati (2004) pelaksanaan
disebabkan karena belum ada panduan ataupun konsultasi sangat diperlukan untuk proses penyusunan
pedoman yang jadi acuan tiap seksi dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kesehatan pada era
perencanaan. otonomi ini karena masih banyak keterbatasan-
Untuk perencanaan tahunan, alur perencanaan keterbatasan yang ada di daerah, konsultasi diperlukan
dimulai dari review renstra SKPD, analisis kondisi dan guna memperoleh informasi mengenai perencanaan
masalah sektor SKPD, perumusan tujuan dan sasaran dan penganggaran terutama dari propinsi dan pusat,
tahun rencana, perumusan program dan kegiatan dalam hal ini Dinas Kesehatan Propinsi dan
SKPD tahun rencana dan dalam perumusan program Departemen Kesehatan, yang frekuensinya belum
dan kegiatan perlu memperhatikan standar pelayanan optimal, hal ini dikarenakan dana yang sangat terbatas.
minimal, serta identifikasi program kegiatan pusat dan Pelaksanaan konsultasi saat ini bukan sesuatu
propinsi, sampai nantinya disusun rancangan akhir hal yang sulit lagi karena sekarang berbagai sarana
renja SKPD (LGSP, 2007). banyak tersedia. Untuk menghemat waktu, biaya serta
Dalam menyusun perencanaan kesehatan perlu tenaga konsultasi dapat dilakukan melalui telepon,
memperhatikan alur proses penyusunannya dan setiap sarana informatika (e-mail) dan sebagainya. Dalam
tenaga perencana diberikan panduan penyusunan pelaksanaan konsultasi tetap harus dimonitoring oleh
rencana, sehingga nantinya dapat dihasilkan sebuah pimpinan sehingga rencana yang ada di Dinas
perencanaan yang bermutu dan sesuai dengan aturan Kesehatan Propinsi bisa terakomodir juga dalam Renja
yang ada. di Dinas Kesehatan Kabupaten.
Selain memperhatikan alur perencanaan yang Untuk menghasilkan perencanaan yang
terpadu, maka konsultasi sangat diperlukan juga bagi bermutu, perlu dilakukan bimbingan teknis bagi tenaga
kelancaran proses perencanaan terutama konsultasi ke perencana. Bimbingan teknis dalam hal penyusunan
pimpinan dan juga ke Pemerintah Daerah yang perencanaan tidak ada dilakukan oleh Dinas Kesehatan
diwakili oleh Bappeda. Konsultasi berguna dalam Propinsi karena di era otonomi ini masalah
memahami maupun memperjelas program/kegiatan perencanaan merupakan kewenangan dari Pemda dan
yang diusulkan. bimbingan teknis terkait perencanaan biasanya
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang dilakukan langsung oleh Bappeda. Bimbingan teknis
Pariaman ditemukan bahwa pelaksanaan konsultasi yang diberikan menurut informan dari Bappeda adalah
sehubungan dengan perencanaan dilakukan ke apabila ada kebijakan baru atau adanya perubahan
Bappeda yang diwakili oleh Kepala Dinas, Sekretaris dalam sistem perencanaan maka dilakukan bimbingan
Dinas maupun Sub Bagian Perencanaan. Hal yang teknis dan arahan terkait dengan perencanaan.
dikonsultasikan lebih kepada berapa anggaran dana Sedangkan bimbingan teknis yang dilakukan oleh
yang dialokasikan untuk semua kegiatan yang Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat adalah
diusulkan. Dalam konsultasi, kemampuan melobi dari terkait dengan pelaksanaan kegiatan di masing-masing
tenaga perencana yang datang ke Bappeda sangat program.
menentukan besaran anggaran dana yang akan Bimbingan teknis dari pusat/propinsi masih
dialokasikan untuk seluruh kegiatan. Apabila bisa diperlukan terutama guna memberika arahan terhadap
meyakinkan pihak Bappeda akan pentingnya kegiatan cara pencapaian program ataupun mengkomfirmasikan
tersebut dilakukan maka kemugkinan kegiatan yang program-program yang inovatif sehingga daerah bisa
diusulkan tidak akan dihapus dari usulan rencana. melaksanakan dengan baik..
Untuk menyinkronkan program dan kegiatan Koordinasi lintas program dan sektor sangat
dengan propinsi agar nantinya bisa memanfaatkan perlu dilakukan guna menyinkronkan kegiatan dari
dana dekonsentrasi propinsi biasanya konsultasi masing-masing bidang. Di Dinas Kesehatan Kabupaten
langsung dilakukan oleh para pemegang program, Padang Pariaman masih belum maksimal
sehingga dalam menyusun perencanaan nantinya para pelaksanaannya. Dalam rapat penyusunan perencanaan
pemegang program sudah mengetahui program dan sepakat dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
indikator yang sama, akan tetapi setelah pelaksanaan mulai proses penyusunan sampai pelaksanaan suatu
masing-masing bidang banyak yang melaksanakan kegiatan.
sendiri-sendiri kegiatannya. Koordinasi lintas sektor 3. Mensosialisasikan setiap bimbingan teknis dari
juga belum maksimal pelaksanaannya walaupun ada Bappeda kepada semua tenaga perencana terkait
beberapa kegiatan yang dilakukan bersama dengan dengan hal-hal baru yang berkaitan dengan
sektor lain, seperti kerjasama dengan BKKBN dalam perencanaan.
program KB dan pemberantasan rabies dengan Dinas 4. Untuk lintas program disarankan tiap-tiap
Peternakan. pemegang program saling berkoordinasi dalam
Koordinasi sangat ditentukan oleh kemampuan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai indikator
sumber daya manusia untuk melakukan persamaan yang sama sehingga dapat menghemat waktu,
persepsi, sehingga memperoleh keterpaduan dalam tenaga dan biaya. Bagi lintas sektor agar melakukan
penyusunan perencanaan dan penganggaran kesehatan, rapat koordinasi rutin tiap akhir tahun terkait
yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk dengan kesehatan sebelum memulai penyusunan
mempunyai share vision serta kemampuan untuk perencanaan untuk menyinkronkan kegiatan dalam
mempersiapkan data di masing-masing program mengatasi permasalahan yang sama.
(Ernawati, 2004).
Kurang maksimalnya pelaksanaan koordinasi DAFTAR PUSTAKA
disebabkan pemahaman yang kurang akan koordinasi.
Bakri, Hamzah., 2001. Penguatan Sistem Perencanaan
Makna koordinasi yang dilakukan selama ini hanya
Kesehatan Kabupaten/Kota. Disampaikan
dalam konteks pelaksanaan kegiatan, padahal dalam
pada Pelatihan Perencanaan dan
merencanakan juga diharapkan ada koordinasi
Penganggaran Kesehatan Terpadu (P2KT)
sehingga apabila ada kesamaan maksud dan tujuan
Kabupaten/Kota Se Sulawesi Selatan Tahun
yang ingin dicapai dapat direncanakan bersama
2001. Makasar.
sehingga dapat menghemat dari segi tenaga, biaya dan
waktu. Bappenas. 2009. Pembangunan Kesehatan dan Gizi di
Koordinasi lintas sektor harus lebih Indonesia: Overview dan Arah Kedepan.
ditingkatkan lagi dan melakukan sosialisasi serta Background Study RPJMN 2010-2014.
pertemuan-pertemuan secara rutin sehingga sektor lain Jakarta. [15 April 2010].
akan memahami dan mengerti permasalahan-
Ernawati, Ch. Tuty., 2004. Analisis Sistem
permasalahan kesehatan yang ada dan diperlukan
Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan di
pemahaman khusus terhadap permasalahan yang
Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Provinsi
dihadapi sehingga nantinya bisa direncanakan dan
Sumatera Barat Tahun 2004. Tesis.
dijalankan sesuai dengan yang disepakati bersama.
Universitas Indonesia, Jakarta.
KESIMPULAN LGSP, 2007. Seri Perencanaan Partisipatif:
Penyusunan Perencanaan Pembangunan
Alur perencanaan di Dinas Kesehatan Daerah Bagi Eksekutif, Legislatif dan
Kabupaten Padang Pariaman belum mengikuti alur Organisasi Masyarakat Sipil (Bahan Pelatihan
ataupun langkah-langkah perencanaan terpadu. dan Pendampingan), Bagian 5: Rencana Kerja
konsultasi dalam penyusunan perencanaan, bimbingan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Jakarta.
teknis dan koordinasi lintas program maupun sektor
sudah berjalan tetapi dalam pelaksanaannya masih Muninjaya, A.A. Gde., 2004. Manajemen Kesehatan.
belum maksimal. Edisi 2. EGC. Bandung.
Padang Pariaman, Dinkes., 2008. Rencana Strategis
SARAN Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2006-2010.
1. Pedoman dalam proses penyusunan perencanaan
harus dibagikan kepada seluruh tenaga yang terlibat Padang Pariaman, Dinkes., 2010. LPPD Dinas
dalam perencanaan. Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
2. Dalam melakukan konsultasi terkait penyusunan Periode 2006 s/d 2010.
perencanaan perlu dimonitoring oleh pimpinan