Bazigha Dan Pesona Yusuf
Bazigha Dan Pesona Yusuf
Pada mulanya adalah sebuah kekaguman. Seorang wanita jelita nan kaya
raya terpesona akan keindahan Yusuf alaihis salam yang ramai dibicarakan
orang. Rasa kagum tersebut membawanya menemui sang pujaan. Mata menjadi
silau dan bibir pun menjadi kelu; sorot mata sang pujaan menghujam kalbu
sehingga kata-kata tak mampu melukiskan sebuah ketakjuban.
Bazigha, demikian nama wanita tersebut, jatuh pingsan dibuai pesona dan
keindahan Yusuf. Lepas dari puncak keterpesonaannya, Bazigha bangun dan
berlutut seraya memuja ketampanan dan keindahan Yusuf.
Bazigha terperangah. Boleh jadi dia terkejut mendapati bahwa sosok nan
sempurna dihadapannya ternyata tidaklah hakiki; hanya sekuntum bunga
yang akan layu dan pantulan cahaya yang tertutup oleh kebesaran Maha
Cahaya; Cahaya di atas cahaya (nur 'ala nur). Keterpesonaannya ternyata
baru pada level "asesoris"; belum "substantif".
Boleh jadi kita seperti Bazigha. Kita terpesona pada hal-hal yang tidak
hakiki. Lihatlah diri kita...betapa kita terpesona akan gelar akademik
yang kita miliki, harta dan anak yang menemani kita, isteri cantik yang
melayani kita bahkan sandang, pangan dan papan yang menjadi incaran
kita.