DISUSUN OLEH:
Dosen Pengampu:
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sambas.........................................................................3
B. Analisis Ketahanan Pangan........................................................................................................5
C. Komoditas Unggulan di Wilayah Kabupaten Sambas.................................................................6
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan suatu
Negara (Simatupang, 2007). Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, sektor
pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena sektor ini menjadi penyedia
pangan utama (Sumastuti, 2010), lebih-lebih negara yang sedang berkembang, karena
memiliki peran ganda yaitu sebagai salah satu sasaran utama pembangunan dan salah
satu instrumen utama pembangunan ekonomi. Fungsi ketahanan pangan sebagai
prasyarat untuk terjaminnya akses pangan determinan utama dari inovasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan tenaga kerja produktif serta fungsi ketahanan pangan
sebagai salah satu determinan lingkungan perekonomian yang stabil dan kondusif bagi
pembangunan.
Tujuan program ketahanan pangan menurut Haryanto (2014), yaitu menjamin hak
atas pangan, menjadi basis pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
menjadi pilar ketahanan nasional. Tujuan pembangunan ketahanan pangan itu sendiri
adalah untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu
dan gizi seimbang, baik pada tingkat nasional, daerah, hingga rumah tangga.
Pentingnya beras dalam hal kebutuhan pangan menurut Juanda (2012), yaitu
beras sebagai komoditas basis strategis. Pemerintah selalu berupaya meningkatkan
ketahanan pangannya dari produksi dalam negeri (Darwanto, 2011). Sasaran indikatif
produksi komoditas utama tanaman pangan dan cadangan pangan pemerintah berbasis
pada beras. Namun demikian, dengan semakin berkurangnya areal garapan per-petani,
keterbatasan pasokan air irigasi dan mahalnya harga input serta relatif rendahnya harga
produk dapat menjadi faktor-faktor pembatas atau kendala untuk program peningkatan
kesejahteraan dan kemandirian petani yang berbasis 4 sumberdaya lokal tersebut. Selain
itu penduduk yang semakin membesar, dengan sebaran populasi yang menyebar dan
cakupan geografis yang luas. Indonesia memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah
yang mencukupi, terdistribusi secara merata sepanjang waktu dengan harga terjangkau
serta memenuhi kriteria kecukupan konsumsi maupun persyaratan operasional logistik,
oleh karena itu program pengelolaan distribusi dan pasar pangan sangatlah diperlukan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum wilayah Kabupaten Sambas?
2. Bagaimana ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sambas?
3. Pangan apa yang menjadi unggulan di wilayah Kabupaten Sambas?
C. Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum wilayah Kabupaten Sambas.
2. Mengetahui analisis ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sambas.
3. Mengetahui pangan apa saja yang menjadi pangan unggulan di wilayah
Kabupaten Sambas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kabupaten Sambas terdiri dari 19 kecamatan, 193 Desa, 594 Dusun, 1.147 Rukun
Warga dan 2.929 Rukun Tetangga. Luas wilayah Kabupaten Sambas adalah 6.395,70
Km² atau sekitar 4,36 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, memiliki
panjang pantai ± 198,76 km; perbatasan negara ± 97 km; dan perairan laut seluas
1.467,84 Km². Kecamatan terluas di Kabupaten ini adalah Kecamatan Sajingan Besar
dengan luas 1.391,20 Km² atau 21,75 persen sedangkan yang terkecil adalah
Kecamatan Salatiga dengan luas sebesar 82,75 Km² atau 1,29 persen dari luas
wilayah Kabupaten Sambas.
2. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sambas merupakan wilayah relatif datar
(kelerengan 0 % - 15 %) dengan luas 468.196 hektar atau 67,59 %, dan luas wilayah
dengan kelerengan 15 % - 40 % adalah 160.396 hektar atau 25,08 %, sedangkan kelas
lereng > 40 % seluas 46.832 hektar atau 7,3 %. Ketinggian wilayah berbeda
berdasarkan kecamatan. Ketinggian 0 - 7m dpl terdapat: Kecamatan Sejangkung,
Sambas, Tebas, Selakau, Jawai, Paloh dan Teluk Keramat. Ketinggian 8-25 m dpl
terdapat : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat dan Teluk
Keramat. Ketinggian 26-100m dpl Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau,
Pemangkat, Teluk Keramat dan Paloh.
3. Jenis Tanah
Dilihat dari tekstur tanahnya, maka sebagian besar daerah Kabupaten Sambas
terdiri dari tanah aluvial yang meliputi areal sebesar 230,63 ribu hektar atau sekitar
36,06 persen dari luas daerah yang 0,64 juta hektar dan selanjutnya tanah podsolid
3
merah kuning sekitar 157,32 ribu hektar atau 24,60 persen yang terhampar hampir
di seluruh kecamatan.
4. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Sambas terdapat 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan
luas hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah kabupaten yang
terdiri dari DAS Paloh (64,375 ha), DAS Sambas (245.700 ha) yang meliputi Sungai
Sambas, Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar serta DAS Sebangkau (193,125
ha) yang meliputi Sungai Sebangkau dan Selakau.
5. Klimatologi
Keadaan Cuaca Kabupaten Sambas Pada tahun 2020 berdasarkan data dari
stasiun meteorologi Paloh Kabupaten Sambas, suhu udara rata-rata berkisar antara
22,70C sampai 33,60C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar
33,60C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Maret sebesar 22,7 0C.
Jumlah hari hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Sambas mencapai 177 hari
hujan atau rata-rata 16 hari hujan per bulan. Rata-rata bulanan hari hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember di Kecamatan Salatiga, Sambas, Teluk Keramat dan
Galing yaitu mencapai 17, 16, 16, dan 16 hari hujan.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah
curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Jumlah curah
hujan tertinggi pada tahun 2015 di Kabupaten Sambas mencapai 3.266,90 milimeter
atau rata-rata 272,24 milimeter per bulan yang terjadi di Kecamatan Sambas,
sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Teluk Keramat dengan rata-
rata 100,64 milimeter per bulan.
6. Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan dapat menggambarkan pola keruangan suatu wilayah
yang menjadi salah satu aspek dalam perencanaan pembangunan suatu daerah atau
wilayah. Hal itu karena jenis-jenis pemanfaatan lahan pada suatu wilayah
memberikan gambaran bagi aktivitas penduduk dan perekonomiannya.
Lahan Pertanian terdiri dari 2 yaitu lahan pertanian sawah dan lahan pertanian
bukan sawah. Dari sisi penggunaan lahan, sampai dengan tahun 2021, lahan
pertanian di Kabupaten Sambas seluas 564.998 ha terdiri dari lahan sawah seluas
68.644 ha dan lahan bukan sawah seluas 496.354 ha. Sedangkan lahan bukan
pertanian seluas 74.572 ha.
Lahan pertanian sawah terluas berada di Kecamatan Teluk Keramat yaitu 6.911
ha, diikuti Kecamatan Tebas 6.110 ha, Kecamatan Jawai 5.524 ha, Kecamatan
Selakau 4.643 ha, dan terkecil di Kecamatan Sajad seluas 1.454 ha, sedangkan lahan
pertanian bukan sawah terluas berada di Kecamatan Sajingan Besar yaitu 135.899
4
Ha, diikuti Kecamatan Paloh seluas 107.802 ha, Kecamatan Subah seluas 47.506 Ha,
Kecamatan Teluk Keramat seluas 38.802 Ha dan terkecil Kecamatan Semparuk yaitu
2.051 ha.
7. Kawasan Perbatasan
Kawasan perbatasan negara adalah kecamatan - Kecamatan terluar yang
berbatasan langsung dengan negara lain.
Berdasarkan Buku III Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015 - 2019, Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di
Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk meningkatkan peran sebagai halaman
depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara Malaysia di perbatasan darat
dan laut. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Pulau Kalimantan
diarahkan pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Pulau
Kalimantan.
Cakupan kawasan perbatasan berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 31
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan,
bahwa Kawasan perbatasan di darat dan di laut Kabupaten Sambas Provinsi
Kalimantan Barat terdiri atas dua kecamatan yaitu Kecamatan Sajingan Besar dan
Kecamatan Paloh, dengan Pusat Kegiatan Strategis Nasional pada PKSN Aruk dan
PKSN Paloh.
5
13,51%. Kualitas angkatan kerja yang bekerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan
produktivitas kerja. Berdasarkan dua aspek ini dapat dinyatakan bahwa kualitas pekerja
masih tergolong rendah. Sebagian besar (70,65%) pekerja berpendidikan SLTP ke bawah.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa sebagian besar masyarakat di Kabupaten
Sambas bekerja di sektor pertanian yang salah satunya adalah petani jeruk. Tidak
dipungkiri bahwa Kabupaten Sambas merupakan penghasil jeruk terbesar di Kalimantan
Barat, dan hasil produksi jeruk di Kabupaten sambas tidak hanya untuk kebutuhan
masyarakat di Kalimantan Barat tetapi juga diperdagangan di wilayah lain (provinsi lain),
dan bahkan ada yang diekspor ke luar negeri.
Perkembangan tanaman jeruk di Kabupaten Sambas mengalami pasang surut. Tata
niaga jeruk di Kabupaten Sambas pernah mengalami kehancuran yang berdampak sangat
besar bagi kesejahteraan petani jeruk, dan bahkan sampai dengan saat ini tanaman jeruk
di Kabupaten Sambas terus mengalami penurunan akibat diserang oleh berbagai hama
(virus), sehingga petani jeruk mengalami kerugian yang pada akhirnya berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Produksi jeruk di Kabupaten Sambas di satu sisi merupakan andalan dari Kabupaten
Sambas, namun di sisi lain kondisi tanaman jeruk terus mengalami penurun akibat
diserang oleh hama (virus), sehingga berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan
petani, sehingga diperlukan peran pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan
terhadap petani jeruk di Kabupaten Sambas. Hal ini didasarkan pada salah satu tujuan
dari penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
6
Strategi pengembangan wilayah berdasarkan sektor unggulan pertanian di
Kabupaten Sambas dengan konsep agropolitan dengan mengedepankan upaya
intensifikasi pertanian dan diversivikasi pertanian komoditas padi dan komoditas jeruk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kabupaten Sambas merupakan daerah bagian paling utara Provinsi Kalimantan
Barat atau diantara 2°08' Lintang Utara serta 0°33' Lintang Utara dan 108°39'
Bujur Timur serta 110°04' Bujur Timur.
2. Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan
manfaatnya sudah dirasakan oleh sebagian besar penduduk di Kalimantan Barat
khususnya Kabupaten Sambas. Untuk itu, produksi pangan baik beras maupun
non beras perlu terus ditingkatkan guna lebih memantapkan swasembada
pangan. Di samping itu juga ditujukan untuk memperbaiki mutu gizi masyarakat
melalui penganekaragaman jenis bahan makanan.
3. Komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Sambas pada subsektor tanaman
pangan adalah padi dan subektor hortikultura jeruk siam dan jeruk besar telah
sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 830/Kpts/RC.040/14/2016
tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional, Kabupaten Sambas
ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian dengan prioritas komoditas padi dan
jeruk.
B. Saran
Perlu dukungan pemerintah pusat dan daerah (provinsi-kabupaten) untuk
membantu petani dalam pengembangan tanaman jeruk siem di Kabupaten Sambas
khususnya mengenai pengadaan bibit bermutu (okulasi) dan pupuk serta perlu
adanya pembinaan, sosialisasi dan gelar teknologi budidaya padi sawah yang
dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan wawasan, pengetahuan
dan pola pikir serta minat petani.
7
Daftar Pustaka
RPJMD Kabupaten Sambas. 2016. Gambaran Umum Kabupaten Sambas. Sambas: RPJMD
Kabupaten Sambas
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sambas Tahun 2015- 2035
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sambas. 2012 . Rencana Strategis 2012-2016,
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sambas, Sambas.
Badan Pusat Statistik. 2016. Sambas Dalam Angka. BPS. Sambas. Kalimatan Barat.