Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Ketahanan dan Keamanan Pangan


“Keamanan Pangan pada Daerah Kabupaten Sambas”

DISUSUN OLEH:

Ovi Febiona 191031043

Dosen Pengampu:

Mulyanita, S.T, M.TP

Ikawaty Sulistyaningsih, S.Gz., M.Gizi

AHLI MADYA GIZI

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


2
KATA PENGANTAR

Assalammu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia-
Nya saya bisa menyusun makalah yang berjudul " Keamanan Pangan pada Daerah
Kabupaten Sambas " dengan lancar.
Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Ikawaty Sulistyaningsih, S.Gz., M.Gizi dan Ibu
Mulyanita, S.T, M.TP selaku dosen pengampu dan saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Saya menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saya berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun saran. Kritik dan saran
tersebut akan menjadi bahan evaluasi saya kedepannya.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Kamis, 23 September 2021

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sambas.........................................................................3
B. Analisis Ketahanan Pangan........................................................................................................5
C. Komoditas Unggulan di Wilayah Kabupaten Sambas.................................................................6
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan suatu
Negara (Simatupang, 2007). Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, sektor
pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena sektor ini menjadi penyedia
pangan utama (Sumastuti, 2010), lebih-lebih negara yang sedang berkembang, karena
memiliki peran ganda yaitu sebagai salah satu sasaran utama pembangunan dan salah
satu instrumen utama pembangunan ekonomi. Fungsi ketahanan pangan sebagai
prasyarat untuk terjaminnya akses pangan determinan utama dari inovasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan tenaga kerja produktif serta fungsi ketahanan pangan
sebagai salah satu determinan lingkungan perekonomian yang stabil dan kondusif bagi
pembangunan.

Tujuan program ketahanan pangan menurut Haryanto (2014), yaitu menjamin hak
atas pangan, menjadi basis pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
menjadi pilar ketahanan nasional. Tujuan pembangunan ketahanan pangan itu sendiri
adalah untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu
dan gizi seimbang, baik pada tingkat nasional, daerah, hingga rumah tangga.

Kebijakan Umum Ketahanan Pangan oleh Dewan Ketahanan Pangan Indonesia


menyebutkan bahwa padi merupakan komoditas pangan strategis di Indonesia. Padi
menghasilkan beras yang menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia.

Pentingnya beras dalam hal kebutuhan pangan menurut Juanda (2012), yaitu
beras sebagai komoditas basis strategis. Pemerintah selalu berupaya meningkatkan
ketahanan pangannya dari produksi dalam negeri (Darwanto, 2011). Sasaran indikatif
produksi komoditas utama tanaman pangan dan cadangan pangan pemerintah berbasis
pada beras. Namun demikian, dengan semakin berkurangnya areal garapan per-petani,
keterbatasan pasokan air irigasi dan mahalnya harga input serta relatif rendahnya harga
produk dapat menjadi faktor-faktor pembatas atau kendala untuk program peningkatan
kesejahteraan dan kemandirian petani yang berbasis 4 sumberdaya lokal tersebut. Selain
itu penduduk yang semakin membesar, dengan sebaran populasi yang menyebar dan
cakupan geografis yang luas. Indonesia memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah
yang mencukupi, terdistribusi secara merata sepanjang waktu dengan harga terjangkau
serta memenuhi kriteria kecukupan konsumsi maupun persyaratan operasional logistik,
oleh karena itu program pengelolaan distribusi dan pasar pangan sangatlah diperlukan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum wilayah Kabupaten Sambas?
2. Bagaimana ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sambas?
3. Pangan apa yang menjadi unggulan di wilayah Kabupaten Sambas?

C. Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum wilayah Kabupaten Sambas.
2. Mengetahui analisis ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sambas.
3. Mengetahui pangan apa saja yang menjadi pangan unggulan di wilayah
Kabupaten Sambas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sambas


1. Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Sambas merupakan daerah bagian paling utara Provinsi Kalimantan
Barat atau diantara 2°08' Lintang Utara serta 0°33' Lintang Utara dan 108°39' Bujur
Timur serta 110°04' Bujur Timur. Secara administratif, letak geografis Kabupaten
Sambas adalah :

Utara : Serawak (Malaysia Timur) dan laut Natuna.


Selatan : Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang
Timur : Kab. Bengkayang dan Serawak.
Barat : Laut Natuna.

Kabupaten Sambas terdiri dari 19 kecamatan, 193 Desa, 594 Dusun, 1.147 Rukun
Warga dan 2.929 Rukun Tetangga. Luas wilayah Kabupaten Sambas adalah 6.395,70
Km² atau sekitar 4,36 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, memiliki
panjang pantai ± 198,76 km; perbatasan negara ± 97 km; dan perairan laut seluas
1.467,84 Km². Kecamatan terluas di Kabupaten ini adalah Kecamatan Sajingan Besar
dengan luas 1.391,20 Km² atau 21,75 persen sedangkan yang terkecil adalah
Kecamatan Salatiga dengan luas sebesar 82,75 Km² atau 1,29 persen dari luas
wilayah Kabupaten Sambas.

2. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sambas merupakan wilayah relatif datar
(kelerengan 0 % - 15 %) dengan luas 468.196 hektar atau 67,59 %, dan luas wilayah
dengan kelerengan 15 % - 40 % adalah 160.396 hektar atau 25,08 %, sedangkan kelas
lereng > 40 % seluas 46.832 hektar atau 7,3 %. Ketinggian wilayah berbeda
berdasarkan kecamatan. Ketinggian 0 - 7m dpl terdapat: Kecamatan Sejangkung,
Sambas, Tebas, Selakau, Jawai, Paloh dan Teluk Keramat. Ketinggian 8-25 m dpl
terdapat : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat dan Teluk
Keramat. Ketinggian 26-100m dpl Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau,
Pemangkat, Teluk Keramat dan Paloh.

3. Jenis Tanah
Dilihat dari tekstur tanahnya, maka sebagian besar daerah Kabupaten Sambas
terdiri dari tanah aluvial yang meliputi areal sebesar 230,63 ribu hektar atau sekitar
36,06 persen dari luas daerah yang 0,64 juta hektar dan selanjutnya tanah podsolid

3
merah kuning sekitar 157,32 ribu hektar atau 24,60 persen yang terhampar hampir
di seluruh kecamatan.

4. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Sambas terdapat 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan
luas hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah kabupaten yang
terdiri dari DAS Paloh (64,375 ha), DAS Sambas (245.700 ha) yang meliputi Sungai
Sambas, Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar serta DAS Sebangkau (193,125
ha) yang meliputi Sungai Sebangkau dan Selakau.

5. Klimatologi
Keadaan Cuaca Kabupaten Sambas Pada tahun 2020 berdasarkan data dari
stasiun meteorologi Paloh Kabupaten Sambas, suhu udara rata-rata berkisar antara
22,70C sampai 33,60C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar
33,60C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Maret sebesar 22,7 0C.
Jumlah hari hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Sambas mencapai 177 hari
hujan atau rata-rata 16 hari hujan per bulan. Rata-rata bulanan hari hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember di Kecamatan Salatiga, Sambas, Teluk Keramat dan
Galing yaitu mencapai 17, 16, 16, dan 16 hari hujan.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah
curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Jumlah curah
hujan tertinggi pada tahun 2015 di Kabupaten Sambas mencapai 3.266,90 milimeter
atau rata-rata 272,24 milimeter per bulan yang terjadi di Kecamatan Sambas,
sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Teluk Keramat dengan rata-
rata 100,64 milimeter per bulan.

6. Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan dapat menggambarkan pola keruangan suatu wilayah
yang menjadi salah satu aspek dalam perencanaan pembangunan suatu daerah atau
wilayah. Hal itu karena jenis-jenis pemanfaatan lahan pada suatu wilayah
memberikan gambaran bagi aktivitas penduduk dan perekonomiannya.
Lahan Pertanian terdiri dari 2 yaitu lahan pertanian sawah dan lahan pertanian
bukan sawah. Dari sisi penggunaan lahan, sampai dengan tahun 2021, lahan
pertanian di Kabupaten Sambas seluas 564.998 ha terdiri dari lahan sawah seluas
68.644 ha dan lahan bukan sawah seluas 496.354 ha. Sedangkan lahan bukan
pertanian seluas 74.572 ha.
Lahan pertanian sawah terluas berada di Kecamatan Teluk Keramat yaitu 6.911
ha, diikuti Kecamatan Tebas 6.110 ha, Kecamatan Jawai 5.524 ha, Kecamatan
Selakau 4.643 ha, dan terkecil di Kecamatan Sajad seluas 1.454 ha, sedangkan lahan
pertanian bukan sawah terluas berada di Kecamatan Sajingan Besar yaitu 135.899

4
Ha, diikuti Kecamatan Paloh seluas 107.802 ha, Kecamatan Subah seluas 47.506 Ha,
Kecamatan Teluk Keramat seluas 38.802 Ha dan terkecil Kecamatan Semparuk yaitu
2.051 ha.

7. Kawasan Perbatasan
Kawasan perbatasan negara adalah kecamatan - Kecamatan terluar yang
berbatasan langsung dengan negara lain.
Berdasarkan Buku III Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015 - 2019, Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di
Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk meningkatkan peran sebagai halaman
depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara Malaysia di perbatasan darat
dan laut. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Pulau Kalimantan
diarahkan pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Pulau
Kalimantan.
Cakupan kawasan perbatasan berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 31
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan,
bahwa Kawasan perbatasan di darat dan di laut Kabupaten Sambas Provinsi
Kalimantan Barat terdiri atas dua kecamatan yaitu Kecamatan Sajingan Besar dan
Kecamatan Paloh, dengan Pusat Kegiatan Strategis Nasional pada PKSN Aruk dan
PKSN Paloh.

B. Analisis Ketahanan Pangan


Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan
manfaatnya sudah dirasakan oleh sebagian besar penduduk di Kalimantan Barat
khususnya Kabupaten Sambas. Untuk itu, produksi pangan baik beras maupun non beras
perlu terus ditingkatkan guna lebih memantapkan swasembada pangan. Di samping itu
juga ditujukan untuk memperbaiki mutu gizi masyarakat melalui penganekaragaman
jenis bahan makanan.
Dari 496.120 jiwa penduduk Kabupaten Sambas, 331.205 jiwa (67,30%) di antaranya
adalah penduduk usia kerja (tenaga kerja). Jumlah angkatan kerja sebanyak 258.908 jiwa
(78,17% dari jumlah tenaga kerja). Angkatan kerja yang bekerja 94,47% dan yang sedang
mencari pekerjaan (disebut pengangguran terbuka) adalah 4,53%. Tingkat pengangguran
terbuka (TPT) laki-laki (6,14%) jauh lebih tinggi dibanding TPT perempuan (2,64%).
Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 78,17%. Ini berarti tiap
100 angkatan kerja, 78 orang di antaranya aktif dalam kegiatan ekonomi. Angkatan kerja
yang bekerja sebagian besar (71,82%) terserap di sektor pertanian, selebihnya terserap di
sektor manufaktur (8,82%) dan sektor jasa (19,36%). Kaum perempuan yang bekerja di
sektor pertanian (79,44%) lebih banyak dibanding kaum laki-laki (65,09%). Berdasarkan
status pekerjaan, 86,49% angkatan kerja bekerja di sektor informal. Jam kerja mereka
melebihi 35 jam per minggu namun penghasilan yang diperoleh relatif rendah.
Kemampuan pemerintah dan swasta menyediakan lapangan kerja formal baru mancapai

5
13,51%. Kualitas angkatan kerja yang bekerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan
produktivitas kerja. Berdasarkan dua aspek ini dapat dinyatakan bahwa kualitas pekerja
masih tergolong rendah. Sebagian besar (70,65%) pekerja berpendidikan SLTP ke bawah.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa sebagian besar masyarakat di Kabupaten
Sambas bekerja di sektor pertanian yang salah satunya adalah petani jeruk. Tidak
dipungkiri bahwa Kabupaten Sambas merupakan penghasil jeruk terbesar di Kalimantan
Barat, dan hasil produksi jeruk di Kabupaten sambas tidak hanya untuk kebutuhan
masyarakat di Kalimantan Barat tetapi juga diperdagangan di wilayah lain (provinsi lain),
dan bahkan ada yang diekspor ke luar negeri.
Perkembangan tanaman jeruk di Kabupaten Sambas mengalami pasang surut. Tata
niaga jeruk di Kabupaten Sambas pernah mengalami kehancuran yang berdampak sangat
besar bagi kesejahteraan petani jeruk, dan bahkan sampai dengan saat ini tanaman jeruk
di Kabupaten Sambas terus mengalami penurunan akibat diserang oleh berbagai hama
(virus), sehingga petani jeruk mengalami kerugian yang pada akhirnya berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Produksi jeruk di Kabupaten Sambas di satu sisi merupakan andalan dari Kabupaten
Sambas, namun di sisi lain kondisi tanaman jeruk terus mengalami penurun akibat
diserang oleh hama (virus), sehingga berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan
petani, sehingga diperlukan peran pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan
terhadap petani jeruk di Kabupaten Sambas. Hal ini didasarkan pada salah satu tujuan
dari penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.

C. Komoditas Unggulan di Wilayah Kabupaten Sambas


Komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Sambas pada subsektor tanaman
pangan adalah padi dan subektor hortikultura jeruk siam dan jeruk besar telah sesuai
dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 830/Kpts/RC.040/14/2016 tentang Lokasi
Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional, Kabupaten Sambas ditetapkan sebagai
Kawasan Pertanian dengan prioritas komoditas padi dan jeruk.
Faktor pengaruh perkembangan komoditas unggulan di Kabupaten Sambas terdiri
dari faktor yang sangat berpengaruh yaitu ketersediaan dan kualitas bibit, ketersediaan
dan kualitas pupuk, ketersediaan dan kualitas pembasmi hama, jenis tanah/kesesuaian
lahan, dan pengaitan. Adapun faktor yang berpengaruh yaitu pengangkutan, kepemilikan
lahan, luas lahan, peran kelompok tani, peran penyuluh pertanian, dukungan pemerintah
melaui kebijakan, kerjasama kemitraan, fluktuasi harga, investasi, pengolahan pasca
panen, aliran produksi pertanian, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Faktor kurang
berpengaruh yaitu jaringan listrik dan tingkat pendidikan, sedangkan faktor yang tidak
berpengaruh yaitu peran koperasi.

6
Strategi pengembangan wilayah berdasarkan sektor unggulan pertanian di
Kabupaten Sambas dengan konsep agropolitan dengan mengedepankan upaya
intensifikasi pertanian dan diversivikasi pertanian komoditas padi dan komoditas jeruk

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kabupaten Sambas merupakan daerah bagian paling utara Provinsi Kalimantan
Barat atau diantara 2°08' Lintang Utara serta 0°33' Lintang Utara dan 108°39'
Bujur Timur serta 110°04' Bujur Timur.
2. Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan
manfaatnya sudah dirasakan oleh sebagian besar penduduk di Kalimantan Barat
khususnya Kabupaten Sambas. Untuk itu, produksi pangan baik beras maupun
non beras perlu terus ditingkatkan guna lebih memantapkan swasembada
pangan. Di samping itu juga ditujukan untuk memperbaiki mutu gizi masyarakat
melalui penganekaragaman jenis bahan makanan.
3. Komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Sambas pada subsektor tanaman
pangan adalah padi dan subektor hortikultura jeruk siam dan jeruk besar telah
sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 830/Kpts/RC.040/14/2016
tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional, Kabupaten Sambas
ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian dengan prioritas komoditas padi dan
jeruk.

B. Saran
Perlu dukungan pemerintah pusat dan daerah (provinsi-kabupaten) untuk
membantu petani dalam pengembangan tanaman jeruk siem di Kabupaten Sambas
khususnya mengenai pengadaan bibit bermutu (okulasi) dan pupuk serta perlu
adanya pembinaan, sosialisasi dan gelar teknologi budidaya padi sawah yang
dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan wawasan, pengetahuan
dan pola pikir serta minat petani.

7
Daftar Pustaka

RPJMD Kabupaten Sambas. 2016. Gambaran Umum Kabupaten Sambas. Sambas: RPJMD
Kabupaten Sambas

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sambas Tahun 2015- 2035

Santoso, D. A. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas


Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri .
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 5, 2337-3539.

Sudarwin, SE. 2018. PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SAMBAS DALAM


MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP PETANI JERUK DIHUBUNGKAN DENGAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH. Publikasi Ilmiah

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sambas. 2012 . Rencana Strategis 2012-2016,
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sambas, Sambas.
Badan Pusat Statistik. 2016. Sambas Dalam Angka. BPS. Sambas. Kalimatan Barat.

Anda mungkin juga menyukai