Anda di halaman 1dari 7

Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No.

2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
PROFIL KREATIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA
SUBKONSEP ORGANEL SEL HEWAN DAN TUMBUHAN

Aditya Rahman1), Eti Ernawati2), Bambang Ekanara3)

Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: adityauntirta@gmail.com

ABSTRACT
This research was aimed to know the creativity and understanding profile on sub concept of animal
and plant organelle cells at class XI SMA Negeri 3 Cilegon. Method used in this research was a
descriptive method. The research population was 24 students of Class XI IPA 1 SMA Negeri 3
Cilegon. The sampling technique used was simple random sampling. The instruments used in this
research were creativity grading sheets, creative product grading sheets, and multiple choice
questions. The result shows that the students’ creativity in the creativity process was categorized as
“good” with average score of 78,69 and for creative product created by the students was also
categorized as “good” with average score of 80,7. As for the concept understanding of the students,
was categorized as “good” as well with the average score of 74,8.

Keywords: creativity, concept understanding, cell organelle.

PENDAHULUAN dirinya sendiri (Slameto, 2010: 146). Selain


Pelajaran Biologi merupakan pelajaran kreativitas, pemahaman konsep juga tidak kalah
yang menarik dan menyenangkan serta penting untuk dinilai. Oleh karena itu,
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, agar penelitian ini tidak hanya fokus pada ranah
pembelajaran Biologi dapat terlaksana dengan psikomotor saja, tetapi peneliti tetap
baik dan tercapainya tujuan pembelajaran yang memperhatikan aspek kognitif dengan cara
maksimal maka siswa harus dapat memahami memberi penjelasan di awal pembelajaran
konsep-konsep materi yang diberikan oleh guru kepada siswa terkait dengan materi yang akan
pada saat proses pembelajaran. Ketersediaan di ajarkan sehingga siswa memahami konsep
sarana dan prasarana seperti media yang diberikan pada saat proses pembelajaran.
pembelajaran yang digunakan dalam proses Pemahaman konsep merupakan salah satu
pembelajaran juga membantu siswa untuk faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
memahami konsep (Kurniawan, 2013: 8). siswa dalam pembelajaran. Pemahaman konsep
Menurut Rahmatulloh (2011: 178), menunjukkan bahwa siswa tidak hanya dituntut
pemanfaatan media merupakan salah satu dari untuk menghapalkan materi yang diberikan
sekian banyak masalah dalam pembelajaran saja, tetapi juga harus paham akan konsep dan
disekolah. Pengetahuan dan pemahaman yang implementasinya. Penilaian pemahaman konsep
telah dimiliki siswa akan membantu untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah
mengembangkan kreativitasnya. mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru,
Kreativitas merupakan kemampuan untuk selain itu juga dapat mengetahui apakah materi
membuat kombinasi baru berdasarkan data, yang di ajarkan serta model dan metode yang
informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada digunakannya sudah tepat bagi siswa (Arikunto,
atau sudah dikenal sebelumnya, yaitu semua 2009: 8).
pengalaman dan pengetahuan yang telah Salah satu kegiatan pembelajaran yang
diperoleh selama hidupnya baik di lingkungan dapat memunculkan kemampuan kreativitas
sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan siswa dan membantu meningkatkan
masyarakat (Munandar, 2009: 12). Kreativitas pemahaman konsep siswa yaitu dengan
merupakan kemampuan menghasilkan atau menggunakan model pembelajaran Project
menciptakan sesuatu yang baru dirinya, maka Based Learning (PjBL). Model pembelajaran
kreativitas perlu dikembangkan pada peserta Project Based Learning (PjBL) adalah suatu
didik karena dalam kreativitas bukanlah sesuatu model pembelajaran yang melibatkan suatu
yang belum pernah diketahui oleh orang lain proyek dalam proses pembelajaran. Proyek
sebelumnya tetapi sesuatu yang baru bagi yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek

24
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan langsung dalam pembuatan media agar siswa
dalam jangka waktu tertentu, yang kemudian paham terhadap konsep yang diajarkan oleh
akan menghasilkan produk yang kemudian akan guru. Diharapkan dengan praktikum pembuatan
ditampilkan dan dipresentasikan. Pada akhirnya sel dalam pembelajaran biologi dapat melihat
siswa akan memahami konsep tersebut dengan kreativitas yang dimiliki oleh siswa dan
proyek yang mereka lakukan dan menambah pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
kreativitas siswa. Hal ini sesuai dengan hasil sehingga hasil belajarnya lebih meningkat.
penelitian Lindawati (2013: 43) yang Pentingnya kreativitas dan pemahaman
mengatakan bahwa kreativitas siswa meningkat konsep siswa sebagai faktor yang
setelah menggunakan model project based mempengaruhi hasil belajar siswa, maka
learning. Itu menunjukkan bahwa model peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan
project based learning terbukti efektif untuk suatu penelitian disekolah tentang “Profil
proses pembelajaran dikelas. Hasil penelitian Kreativitas dan Pemahaman Konsep Siswa
yang dilakukan oleh Amanda et al., (2014: 8) Pada Subkonsep Organel Sel Hewan dan
mengatakan bahwa model pembelajaran Tumbuhan Kelas XI Di SMA Negeri 3
berbasis proyek sebagai salah satu alternatif Cilegon”.
pembelajaran yang mampu meningkatkan
pencapaian hasil belajar. METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan
salah satu guru Biologi di SMA Negeri 3 Metode penelitian yang digunakan dalam
Cilegon bahwa dalam proses pembelajaran penelitian ini adalah metode deskriptif.
sudah pernah menggunakan model Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pembelajaran Project Based Learning (PjBL), siswa kelas XI SMA Negeri 3 Cilegon semester
tingkat kreativitas siswa masih rendah. Tingkat ganjil tahun ajaran 2017. Sampel dipilih dengan
kreativitas siswa yang teramati melalui sejumlah siswa pada kelas XI. Pengambilan
kemampuan berpikir kreatif siswa antara lain sampel menggunakan teknik simple random
terlihat kurang aktif dalam mengungkapkan sampling.
pendapat, belum banyak mengungkapkan saran Teknik Pengumpulan Data
atau pertanyaan, kurang mampu menjelaskan
permasalahan yang terperinci, kurang mampu Teknik pengumpulan data pada penelitian
menjawab pertanyaan ketika ditanya oleh guru, ini yaitu dengan teknik tes dan non tes. Teknik
selain itu dari hasil belajar ranah kognitif, tes menggunakan soal objektif berupa soal
afektif, dan psikomotor yang bermasalah hanya pilihan ganda untuk mengukur pemahaman
di ranah kognitifnya saja dengan nilai rata-rata konsep siswa setelah membuat produk media
56,1. Hal ini dikarenakan siswa kurang paham sel. Sedangkan teknik non tes menggunakan
dengan konsep-konsep yang diberikan pada saat lembar penilaian proses, lembar penilaian
proses pembelajaran sehingga untuk memahami produk, dan lembar observasi.
konsep yang baru siswa merasa kesulitan, Lembar penilaian proses digunakan untuk
karena konsep yang awal saja tidak paham. menilai proses yang dilakukan dalam
Konsep yang dipilih dalam penelitian ini pembuatan media sel. Lembar penilaian produk
adalah sel dengan subkonsep organel sel hewan digunakan untuk menilai produk media organel
dan tumbuhan. Organel sel merupakan sel hewan dan tumbuhan yang telah dibuat oleh
subkonsep yang abstrak karena tidak dapat siswa. Lembar observasi keterlaksanaan
diamati oleh kasat mata, sehingga siswa sulit pembelajaran digunakan untuk mengetahui
untuk membayangkan struktur dan bentuk kegiatan guru dan siswa dalam melakukan
tubuhnya. Oleh karena itu diperlukan media tahapan pembelajaran selama pembelajaran
pembelajaran dalam pembelajaran supaya berlangsung dikelas.
konsep tersebut dapat dipahami oleh siswa. Sebelum instrumen soal digunakan,
Pada pembelajaran biologi sudah pernah dilakukan terlebih dahulu uji instrumen dengan
melakukan kegiatan pembuatan media sel, menggunakan aplikasi ANATES untuk menguji
tetapi membuat media selnya itu hanya dengan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
menggunakan bahan lilin plastisin saja. Maka daya pembeda.
dalam penelitian ini siswa diajak untuk kreatif
dalam proses pembelajaran yaitu dengan
membuat media sel dan siswa dilibatkan

25
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
HASIL PENELITIAN lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes
Kreativitas Siswa Berdasarkan Lembar (flexibility), keterampilan berpikir orisinil
Penilaian Proses Kreativitas (originality), keterampilan memerinci
Secara keseluruhan nilai rata-rata aspek proses (elaboration), dan keterampilan menilai
kreativitas yaitu 76,68. Penilaian proses (evaluation).
meliputi 5 kategori yaitu keterampilan berpikir
100 86.7
80 76.7
80 73.3
66.7 Lancar
Nilai Rata-Rata

60 Luwes

40 Orisinil
Merinci
20
Menilai
0
Lancar Luwes Orisinil Merinci Menilai

Gambar 1. Rata-rata aspek proses kreativitas.

Berpikir lancar diukur dari seberapa bahan yang sesuai dengan kriteria yang diminta
banyak alat dan bahan yang dibawa oleh siswa oleh guru. Kriteria penilaian yang diminta yaitu
dalam pembuatan model sel. Berpikir lancar memilih bahan yang mudah didapatkan dan
memiliki nilai rata-rata 86,7 yang termasuk murah. Kebanyakan siswa memilih bahan yang
dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dilihat mudah didapatkan dengan membeli bahan yang
melalui kemampuan siswa dalam dijual di toko, tetapi ada saja siswa yang
menyelesaikan proyek pembuatan produk memilih bahan yang mudah didapatkan dengan
kreatif yang akan dibuat, seperti membawa alat membeli bahan di toko tetapi memiliki harga
dan bahan yang akan digunakan. Pada saat jual yang tinggi (mahal), sedangkan guru
pelaksanaannya, siswa diberi kebebasan dalam membatasi harga bahan jika harus membeli
membawa alat dan bahan yang akan digunakan bahan di toko. Menurut Sadiman (2009: 42),
dalam pembuatan model sel. memanfaatkan barang sederhana dan murah
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan menjadi media merupakan hal cukup efektif
bahwa kemampuan berpikir lancar memiliki untuk membantu siswa memahami materi
nilai yang tertinggi jika dibandingkan dengan pelajaran yang diajarkan oleh guru, mereka bisa
aspek proses kreativitas lainnya. Tingginya belajar sambil berkarya dan bisa
kemampuan berpikir lancar siswa dicirikan mengembangkan kemampuan menuangkan ide
dengan kemampuan siswa dalam membawa alat dan berkreativitas.
dan bahan yang akan digunakan dalam Berpikir orisinil diukur dari kemampuan
pembuatan model sel. Kemampuan siswa dalam siswa dalam mengkombinasi bahan dalam
membawa alat dan bahan ini berkaitan erat pembuatan model sel. Berpikir orisinil memiliki
dengan kemampuan siswa untuk dapat berpikir nilai rata-rata 66,7 yang termasuk dalam
luwes, karena siswa harus memikirkan dan kategori tinggi. Penilaian pada proses ini
berdiskusi secara kelompok terlebih dahulu alat dengan cara melihat bahan yang dijadikan
dan bahan yang akan dibawa untuk membuat dalam model sel tersebut. Jika siswa
model sel sebelum alat dan bahan tersebut menggunakan bahan yang sama dengan
dibawa. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang kelompok yang lainnya berarti siswa belum
dikemukakan oleh Munandar (1999: 88) bahwa bisa berpikir orisinil, dan jika siswa
kelancaran merupakan sikap yang mampu menggunakan salah satu bahan yang berbeda
mengajukkan banyak gagasan untuk pemecahan dengan kelompok yang lainnya berarti siswa
suatu masalah. tersebut sudah mampu berpikir orisinal.
Berpikir luwes memiliki nilai rata-rata 80 Kombinasi bahan-bahan yang mereka ciptakan
dengan kategori sangat tinggi. Berpikir luwes memiliki dasar dan alasan yang kuat sesuai
diukur dari kemampuan siswa dalam memilih dengan sudut pandangnya masing-masing.

26
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Keterampilan merinci mengukur siswa dilingkungan sekitar, karena bahan yang
dalam menyerasikan warna dan memberikan mereka gunakan dalam pembuatan produk
keterangan setiap bagian sel. Keterampilan bukan memanfaatkan bahan yang sudah tidak
memerinci memiliki nilai rata-rata sebesar 76,7 terpakai melainkan membeli bahan ditoko. Hal
dengan kategori tinggi. Kemampuan ini sesuai dengan penelitian Anggriyani (2015:
memperinci terlihat dari kemampuan siswa 31) yang menyatakan bahwa siswa lebih
dalam membuat detil-detil dari gambar sel yang cenderung membeli bahan daripada
mereka buat. Berdasarkan hasil penelitian, memanfaatkan bahan yang sudah tidak terpakai
masih ada kelompok yang masih belum bisa karena siswa lebih memilih yang praktis yang
menyesuaikan warna setiap bagian dalam sel, gampang ditemukan daripada harus mencari
sedangkan penyesuaian warna setiap bagian bahan yang sudah tidak terpakai. Selain itu juga
dalam sel itu sangat penting agar siswa dipengaruhi oleh faktor waktu. Waktu yang
memahami setiap bagian-bagian yang terdapat ditentukan dalam mencari bahan sangatlah
dalam sel dan bisa membedakannya. Ketika cepat sehingga siswa lebih memilih sebagian
produk telah dihasilkan, masih ada bagian yang bahannya beli di toko. Padahal pembuatan
belum diberi keterangan, sedangkan memberi produk model sel menggunakan limbah yang
keterangan itu sangat penting agar siswa ditemui di lingkungan sekitar sangat bermanfaat
memahami setiap bagian-bagian yang ada di bagi lingkungan, yaitu untuk mengurangi
dalam sel tersebut. Pada aspek ini, siswa sampah yang berserakan dan sudah tidak
bekerja secara kelompok dalam menyerasikan terpakai di lingkungan sekitar. Pada aspek ini,
warna dan keterangan setiap bagian sel. siswa bekerja secara kelompok dalam
Kemampuan menilai diukur dari memberikan saran dan pendapat sehingga siswa
pendapat siswa (mengevaluasi) tentang hasil bisa saling bertukar pendapat dalam
produk yang mereka buat. Kemampuan menilai memberikan saran serta alasan dari suatu
memiliki nilai rata-rata 73,3 dengan kategori persoalan.
tinggi. Semua kelompok berpendapat bahwa
produk yang mereka buat tersebut sudah Kreativitas Siswa Berdasarkan Lembar
memenuhi semua aspek produk tetapi tidak Penilaian Produk Kreatif
memenuhi semua kriteria dari setiap aspek Secara keseluruhan nilai rata-rata aspek produk
produk, hanya beberapa kriteria saja yang kreatif yaitu 80,76 dengan kategori sangat baik.
mereka penuhi dari semua aspek. Kebanyakan Penilaian produk menurut meliputi 3 kategori
kelompok berpendapat bahwa produk yang yaitu kebaruan, pemecahan masalah, dan
mereka buat tersebut belum mengurangi limbah keterperincian.

100 82.2 88.9


71.1
Nilai Rata-Rata

80
60
40
20
0
Pemecahan Masalah Kebaruan Keterperincian
Gambar 2. Rata-rata aspek produk kreatif.

Aspek pemecahan masalah memiliki nilai selanjutnya siswa dapat membuat model sel
rata-rata sebesar 82,2 dengan kategori sangat tersebut dengan baik dan sistematis.
baik. Aspek ini dilihat dari sejauh mana produk Bahan yang digunakan oleh siswa
yang dibuat bermanfaat bagi mereka sendiri dan beragam, ada yang menggunakan limbah
lingkungan sekitar. Pembuatan model sel ini organik dan ada juga yang menggunakan
dilakukan secara berkelompok, dimana sebelum limbah anorganik. Limbah organik yang
pembuatan produk dimulai, siswa mncari digunakan seperti kardus dan biji-bijian yang
sumber dan bentuk sel yang ditugaskan, dapat mengurangi sampah di lingkungan
kemudian siswa membuat rancangannya sekitar. Limbah anorganik yang digunakan oleh
terlebih dahulu sehingga pada pertemuan siswa seperti botol air mineral dan bola plastik

27
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
yang jika dibuang begitu saja akan susah terurai kerincian dapat dilihat dari sejauh mana produk
dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Hal yang dibuatnya ini mudah dipahami,
ini sejalan dengan penelitannya Purwani (2012: menambahkan assesoris pada produk, dan
29) yang menyatakan bahwa produk yang telah menunjukkan keterampilan yang baik.
dibuat oleh siswa sudah memenuhi semua Berdasarkan hasil penelitian yang
aspek pemecahan masalah. Produk yang telah dilakukan, produk yang telah dibuat semuanya
dibuatnya pun digunakan sebagai media jelas & mudah dipahami. Bentuk produknya
pembelajaran untuk memperjelas materi. Bahan juga sesuai dengan bentuk organel sel yang
yang digunakan dalam pembuatan medianya telah ditetapkan oleh guru. Produk yang dibuat
berbahan limbah yang sudah tidak terpakai. oleh siswa berukuran besar (dapat dilihat semua
Aspek kebaruan ini dilihat dari sejauh siswa). Siswa menambahkan assesoris agar
mana produk tersebut orisinil atau buatan dapat membedakannya dengan hasil produk
sendiri. Pada pembuatan model sel ini siswa orang lain seperti menggunakan kunciran
mencari ide sendiri untuk menentukan bahan- rambut sebagai salah satu bagian dari sel
bahan yang akan mereka gunakan dalam tersebut sehingga produk yang dibuat terlihat
pembuatan model sel sehingga setiap kelompok bagus dan rapih. Hal ini sesuai dengan
dapat mengembangkan daya imajinasi serta pernyataan Munandar (2012: 43), bahwa
kreativitasnya dengan bebas dalam memilik tampilan produk yang jelas menunjukkan
bahan dan membuat produk kreatif. Aspek keterampilan atau keahlian yang baik. Pada sisi
kebaruan memiliki nilai rata-rata sebesar 88,9 lain, ada beberapa siswa yang masih kurang
dengan kategori sangat baik. menunjukkan keterampilan yang baik dalam
Pada aspek ini siswa memiliki membuat produk. Hal ini dikarenakan waktu
kecenderungan meniru bahan yang digunakan yang terlalu mendesak bagi siswa sehingga
oleh temannya seperti menggunakan bahan dalam mempersiapkan atau mengerjakannya
plastisin. Hal ini sejalan dengan penelitian tidak terlalu matang saat siswa merencanakan
Masada & Dachmiati (2016: 229) yang dan memikirkan ide.
menyatakan bahwa kegiatan meniru dapat terus
berlanjut sampai dewasa bahkan sudah Pemahaman Konsep Siswa
dianggap biasa dan menjadi jalan pintas untuk
mendapatkan sesuatu tanpa harus bekerja keras. Pemahaman konsep siswa diukur melalui tes
Sebagian besar kelompok menggunakan objektif yang dilakukan setelah selesai proses
bahan yang berbeda dengan menggunakan pembelajaran. Tes ini digunakan untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa setelah
bahan sederhana sehingga menimbulkan
tampilan yang menarik dari produk yang dibuat, proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
sedangkan kelompok lainnya menggunakan siswa dalam pembuatan media sel ini mampu
bahan yang sama seperti menggunakan bahan meningkatkan pemahaman dalam menerima
dasar sterofoam tetapi dari segi tampilannya suatu informasi, karena apa yang dilakukan
berbeda. Hal ini sejalan dengan Munandar oleh siswa dapat diserap langsung dan tidak
(2009: 21) mengungkapkan bahwa suatu dapat terlupakan begitu saja. Hal ini sesuai
produk yang bersifat orisinil tidak berarti sama dengan hasil penelitian Nurlaelati (2015: 46)
sekali melahirkan sesuatu yang baru, melainkan yang mengatakan bahwa penggunaan model sel
produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi membantu siswa untuk memahami bagian-
baru atau hasil mengintegrasikan kembali hal- bagian sel dan fungsinya. Pemahaman siswa
hal yang sudah ada. pada subkonsep organel sel ini memperoleh
Aspek kerincian memiliki nilai rata-rata nilai rata-rata sebesar 74,8 yang termasuk
sebesar 71,1 dengan kategori baik. Pada aspek dalam kategori tinggi.

28
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

100
80.3 77.4

Nilai Rata-Rata
80 66.7
60
40
20
0
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Gambar 3. Rata-rata pemahaman konsep siswa.

Pada indikator pembelajaran pertama, rata-rata sebesar 77,4 dengan kategori tinggi.
siswa mampu menjelaskan struktur bagian- Pada soal tersebut siswa diminta untuk dapat
bagian sel beserta fungnsinya. Pada indikator menjelaskan fungsi dari masing-masing organel
ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 66,7 yang terdapat dalam sel. Siswa mampu
dengan kategori tinggi. Pada soal tersebut siswa memahami fungsi dari masing-masing organel
diminta untuk menjelaskan mengenai struktur tersebut sehingga mendapatkan nilai yang
yang terdapat pada sel dan fungsi dari bagian- tinggi. Pada saat pembelajaran siswa membuat
bagian sel tersebut. Hal ini dikarenakan siswa berbagai macam organel yang terdapat pada sel
diminta untuk merancang sebuah produk bentuk hewan maupun sel tumbuhan. Sebelum
sel. Sebelum merancang produk siswa harus membuat organel, siswa diharuskan membaca
terlebih dahulu memahami struktur bagian sel literatur yang terkait dengan struktur dan fungsi
sehingga siswa dapat memahami struktur sel. dari organel tersebut. Hal ini sejalan dengan
Hal ini sejalan dengan Dahar (2011: 80) penelitian Kurniawan (2013: 10) yang
menyatakan bahwa penemuan konsep dari hasil menyatakan bahwa siswa yang berperan
pencarian pengetahuan secara aktif dalam langsung dalam pembuatan suatu karya (media)
memecahkan masalah akan lebih lama diingat. yang berkaitan dengan materi dapat
Pada indikator ke dua, siswa harus meningkatkan pemahaman konsep dalam
mampu membandingkan yang termasuk ke menerima suatu informasi karena apa yang
dalam organel sel hewan dan organel yang dilakukan siswa dapat diserap langsung dan
terdapat dalam sel tumbuhan. Pada indikator ini tidak dapat terlupakan begitu saja karena
memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,3 dengan kegiatan tersebut merupakan pembelajaran yang
kategori sangat tinggi. Indikator ini efisien dan tersimpan atau membebri kesan
memperoleh nilai rata-rata yang paling tinggi yang lebih lama dalam ingatan.
dibandingkan dengan indikator yang lainnya.
Pada soal, siswa diminta untuk membedakan KESIMPULAN
antara organel yang terdapat dalam sel hewan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dan organel yang terdapat dalam sel tumbuhan. di SMA Negeri 3 Cilegon dapat disimpulkan
Pada soal tersebut siswa dapat menjawab bahwa hasil profil kreativitas siswa dari segi
dengan baik hingga skor yang diperolehnya proses dan produk termasuk pada kategori
maksimal. Pada saat pembelajaran, siswa kreativitas baik. Pada proses kreativitas siswa
membuat berbagai macam organel yang memiliki nilai rata-rata sebesar 78,69 yang
terdapat dalam sel hewan maupun sel termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut
tumbuhan. Dengan kegiatan tersebut siswa menggambarkan bahwa siswa dalam satu kelas
memahami bagaimana struktur, bentuk, dan mampu melaksanakan tahapan proses
letak organel-organel tersebut. Hal ini sejalan kreativitas dengan sangat baik. Kreativitas
dengan pendapat Trianto (2011: 91) yang siswa dalam pembuatan produk memiliki nilai
menyatakan bahwa siswa yang berusaha sendiri rata-rata sebesar 80,7 yang termasuk dalam
untuk mencari pemecahan permasalahan dan kategori sangat baik. Hal tersebut
pengetahuan yang menyertainya akan memiliki menggambarkan bahwa siswa dalam satu kelas
pengetahuan yang benar-benar bermakna. mampu membuat suatu produk yang baik yang
Pada indikator ke tiga, siswa dapat berasal dari pemikirannya sendiri. Hasil
menjelaskan fungsi dari masing-masing pemahaman konsep siswa mengenai sub konsep
organel. Pada indikator ini memperoleh nilai organel sel memiliki nilai rata-rata sebesar 74,8

29
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 Juli 2018
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
yang termasuk dalam kategori baik. Hal Tumbuhan Kelas XI Di SMA AL-
tersebut menggambarkakn bahwa siswa sudah ISHLAH CILEGON. Skripsi, Universitas
memahami materi yang dipelajarinya. Sultan Ageng Tirtayasa.
Rahmatullah, M. 2011. Pengaruh pemanfaatan
DAFTAR PUSTAKA media pembelajaran film animasi
Amanda, N.W.Y., I.W. Sabagia, I.N Tika. terhadap hasil belajar. Jurnal Penelitian
2014. Pengaruh model pembelajaran Pendidikan 12 (1): 178-186
berbasis proyek terhadap hasil belajar Sadiman. 2009. Media Pembelajaran,
IPA di tinjau dari Self Efficacy siswa. e- Pengertian, Pengembangan,
journal Program Pascasarjana Pemanfaatan. Rajawali Press, Jakarta: vii
Universitas Pendidikan Ganesha + 330 hlm.
Program Studi IPA 4 (1): 1-10 Slameto, 2003. Belajar dan Fakto-faktor yang
Anggriyani, Linda. 2015. Penerapan Model Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta,
Project Based Learning Terhadap Jakarta: viii + 195 hlm.
Kreativitas dan Pemahaman Konsep
Siswa Pada Subkonsep Bakteri di Kelas
X SMA NEGERI 3 Kota Serang. Skripsi,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan (Edisi Revisi). Bumi Aksara,
Jakarta: x + 165 hlm
Kurniawan, A.D. 2013. Metode inkuiri
terbimbing dalam pembuatan media
pembelajaran biologi untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan
kreativitas siswa SMP. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia 2 (1): 8-11
Lindawati, F. Siska & M. Arif. 2013. Penerapan
Model Pembelajaran Project Based
Learning Untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa MAN I Kebumen.
Radiasi 3 (1): 42-45
Masada, C & Dachmiati, S. 2016. Faktor
Pemengaruh Perilaku Siswa dan
Mahasiswa Menyontek. SOSIO-E-
KONS 8 (3): 227-233
Munandar, U. 1999. Mengembangakan Bakat
dan Kreativitas Anak Sekolah. PT
Grasindo, Jakarta: xviii + 216 hlm
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Rineka Cipta, Jakarta: vii
+ 286 hlm.
Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Rineka Cipta, Jakarta: vii
+ 286 hlm.
Nurlaelati. 2015. Upaya Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
VII.1 Tahun Pelajaran 2013/2014 Pada
Materi Sel Di SMP Negeri 1 Maja
Dengan Menerapkan Cooperative
Learning Tipe TGT Dan Model Sel
Tumbuhan. Biodidaktika 10 (2): 34-50
Purwani, Ratri. 2016. Kreativitas Siswa Dalam
Pembuatan Model Sel Berbahan Limbah
Pada Subkonsep Organel Sel Hewan Dan

30

Anda mungkin juga menyukai