Anda di halaman 1dari 3

Dwi Sheila Hurilin

NIM 03031381924115
Kelas A
Kampus Palembang

Girder Tol Desari terguling

1. Identifikasi Hazard
 Kinetic Hazard

Kasus yang saya ambil yaitu robohnya balok atau girder proyek tol Depok-Antasari pada
2 januari 2018 PT Citra Wasphutowa selaku pengelola proyek Tol Depok-Antasari
memberikan penjelasan soal detail robohnya girder yang menimpa truk. Enam girder
roboh akibat tersenggol ekskavator yang sedang menggali dimana masing-masing balok
sepanjang 30,8 meter membentur girder paling pinggir yang menimbulkan efek domino
tergulingnya lima girder di sebelahnya. Girder yang terguling menimpa dump truck yang
berada di bawahnya. Dump truck dalam keadaan kosong atau tidak ada pengemudinya.
Pada kecelakaan ini tidak ada korban jiwa. Hazard pada kecelakaan kerja ini yaitu,
kinetic hazard dimana kecelakaan terjadi akibat pergerak suatu benda. Pada kasus ini,
pergerakan ekskavator pada penggalian tanah dengan kurang hati-hati menyebabkan
terjadinya persenggolan pada balok girder yang tersusun.
2. Mitigasi Hazard

 Eliminasi
Yaitu memodifikasi pada design untuk menghilangkan bahaya. Misalnya memperkecil
bentuk alat agar tidak mudah tersenggol. Atau menghilangkan operator pengemudi
dengan alat yang otomatis.
Prinsip ini tidak dapat digunakan, dikarenakan, alat berat pada proyek digunakan dalam
skala yang besar, sehingga alat-alat yang digunakan juga berukuran besar guna untuk
mempercepat proses pekerjaan. Alat otomatis pada proses penggalian tidak dapat
dilakukan juga, karena alat ini tidak hanya dapat difungsikan dengan system.
 Substitusi
Yaitu mengganti bahan kurang bahaya atau mengurangi energi sistem, seperti pasa
tekanan suhu dll.
Prinsip ini juga tidak dapat dilakukan, karena dasar dari bahan ekskavator ini berasal dari
besi. Dan tidak terhubung dengan energi sistem. Tanah yang digali pun jumlahnya
disesuaiken dengan alat. Kemungkinan kecil untuk menggali dan mengangkat tanah lebih
dari kapasitas penampungan.
 Engineering
Yaitu meminimalisir bahaya dengan design yang aman atau memodifikasi kondisi yang
tidak aman menjadi aman.
Prinsip ini dapat dilakukan, yaitu dengan cara sumber-sumber yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan, seperti balok grider yang ditempatkan, ditengah-tengah proses
penggalian tanah. Dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman, tempat yang jauh dari
proses pengerjaan, sehingga meminimalisir untuk kecelakaan kerja terjadi. Pada hal ini
juga dapat dilakukan dengan memberikan sensor pada mesin, sehingga jika alat terlalu
dekat atau hampir menyenggol benda lain, terdapat peringatan melalui bunyi.
 Administratif
Yaitu dilakukan dengan menginstal tanda-tanda keselamatan, tanda daerah bahaya, alarm,
sirine, kontrol akses dll. Serta mengacu pada aspek pekerja dalam menerapkan prosedur
kerja, pembekalan pada pelatihan atau penyuluhan.
Prinsip ini dapat dilakukan, dimana daerah pada balok girder dapat dibatasi dengan
tanda-tanda seperti pembatas cone. Serta sikap dari operator yang mengemudi perlu
ditingkatkan dalam bertanggung jawab serta memiliki kehati-hatian dan ketelitian dalam
menggunakan alat berat ekskavator.
 Personal Protective Equipment
Prinsip ini dapat dilakukan yakni dengan menggunakan alat pelindung diri yang
disesuaikan dengan pekerjaan. Pada kasus ini contohnya seperti helm khusus untuk
pekerja proyek, safety shoes agar melindungi kaki dari timpaan beban berat.

Anda mungkin juga menyukai