Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga makalah
ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Penulisan makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin. Namun, karena
keterbatasan pengetahuan, tentu makalah ini belum sempurna. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran untuk membangun makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memperluas pengetahuan kita.
Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak yang telah
mendukung guna mencapai penulisan makalah ini.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................................................................i


Daftar lsi ....................................................................................................................................ii
.BAB I SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA ..............................................................1
A. Pembelahan Sel ....................................................................................................................1
1. Pembelahan Mitosis...............................................................................................................1
2. Pembelahan Meiosis ............................................................................................................. 2
B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia ........................................................2
1. Organ Reproduksi pada Laki-Laki ........................................................................................2
2. Spermatogenesis ................................................................................................................... 3
3. Organ Reproduksi pada Perempuan ..................................................................................... 4
4. Oogenesis ..............................................................................................................................6
5. Siklus Menstruasi ..................................................................................................................7
6. Fertilisasi dan Kehamilan ......................................................................................................8
C. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Upaya Pencegahanya.................................8
1. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia ......................................................................... 8
2. Upaya Pencegahan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia......................................... 10
BAB II SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWAN ....................... 11
A. Perkembangbiakan pada Tumbuhan....................................................................................11
1. Perkembangbiakan Tumbuhan Angiospermaer ................................................................. 11
2. Perkembangbiakan Tumbuhan Gymnospermae................................................................. 12
3. Perkembangbiakan Tumbuhan Paku ...................................................................................12
4. Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut ................................................................................14
5.Teknologi Perkembangbiakan pada Tumbuhan ...................................................................15
B. Perkembangbiakan pada Hewan . ...................................................................................... 16
1. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan ......................................................................... 16
2. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan ........................................................................... 18
3. Perkembangan Hidup Hewan.............................................................................................. 18
4. Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan ....................................................................... 21

ii
BAB I
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

A. Pembelahan Sel

1. Pembelahan Mitosis

Dalam pembelahan mitosis memiliki tahap-tahap pembelahan yang biasa juga disebut
fase-fase pembelahan mitosis. Sebelum itu mari kita membahas pertama-tama pengertian
pembelahan mitosis. Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti sel menjadi dua inti
sel baru melalui tahap-tahap tertentu dan menghasilkan sel anak dengan jumlah dan jenis
kromosom yang sama dengan sel induknya. Dari satu sel lalu menjadi dua sel anak identik,
masing-masing sel anak mewarisi kromosom yang sama banyak dengan kromosom induknya.
Jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak juga memiliki 2n kromosom
Pembelahan mitosis terjadi melalui beberapa tahapan. Mula-mulai bagian inti sel membelah,
setelah diikuti pembelahan sitoplasma. Adapun tahap-tahap pembelahan mitosis yang dapat
dilihat seperti yang ada dibawah ini..

Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariot. Pembelahan sel
secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan mitosis ini, satu sel
membelah menjadi dua sel yang sama persis.
Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma. Pembelahan
mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu, bila kita melihat kumpulan sel
yang sedang membelah, mungkin kita akan menemukan satu atau beberapa sel yang
mempunyai dua inti. Hal ini berarti sel telah selesai melakukan pembelahan inti tetapi belum
melakukan pembelahan sitoplasma.

1
2. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis berasal dari kata meioun yang artinya pengurangan.
Pembelahan meiosis adalah proses pembelahan bersifat reduksi yang bertujuan untuk
menghasilkan gamet. Mengapa pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi? Hal
ini dikarenakan terjadi pengurangan jumlah kromosom diploid (2n) menjadi haploid (n).
Pembelahan meiosis terjadi pada sel penghasil gamet seperti organ kelamin jantan dan betina.
Ciri-ciri pembelahan meiosis adalah membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
pembelahan mitosis serta dengan proses yang lebih kompleks. Meiosis dibagi menjadi dua
pembelahan nukleus (kariokinesis), yaitu meiosis I dan meiosis II. Perbedaan Meiosis 1 dan
Meiosis 2 yang paling menonjol adalah adanya pindah silang dan penggandaan kromosom.
Tujuan dari pembelahan meiosis yakni:
 Menghasilkan gamet
 Mengurangi separuh jumlah kromosom
 Meningkatkan variabilitas genetik pada gamet

B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia


1. Organ Reproduksi pada Laki-Laki

Seluruh organ reproduksi pria ini berperan penting dalam setiap tahapan proses reproduksi,
mulai dari pembuahan hingga terjadinya kehamilan. Pada saat pria atau anak laki-laki yang
telah melewati masa pubertas terangsang secara seksual, maka tubuhnya akan memunculkan
reaksi. Awalnya, terjadi perubahan ukuran penis karena pembuluh darah menjadi lebih besar
sehingga darah yang masuk menjadi lebih banyak. Membesarnya penis diiringi dengan
perubahan tekstur menjadi lebih kaku, inilah yang disebut kondisi ereksi.

2
Setelah pria mengalami ereksi, yang kemudian diikuti dengan ejakulasi, maka penis akan
mengeluarkan air mani bersama dengan sperma di dalamnya. Dalam tiap kali ejakulasi,
volume air mani yang dikeluarkan adalah 2,5 hingga 5 mililiter. Tiap mililiter mengandung
lebih dari 20 juta sperma. Setelah sperma memasuki vagina, maka sperma akan terus
bergerak menuju leher rahim hingga sel telur untuk mencapai proses pembuahan dan
akhirnya terjadi kehamilan.

2. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma di dalam testis pria.


Spermatogenesis sendiri berasal dari kata ‘spermato’ yang memiliki arti benih, dan ‘genesis’
yang berarti pembelahan.
Sel sperma diproduksi pada tubulus seminiferus di dalam testis. Di dalam dinding tubulus,
banyak sel yang tersebar secara acak, yang disebut sel sertoli. Sel ini berfungsi untuk
memberikan makanan untuk sel sperma yang belum matang. Ketika sel sperma telah matang
(spermatogonia), spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri dengan cara
mitosis dan meiosis.
Dari spermatogonium, sel sperma akan berubah menjadi spermatosit primer secara mitosis.
Setelahnya, spermatosit primer membelah secara meiosis menjadi spermatosit sekunder yang
berukuran sama. Melalui tahap meiosis kedua, spermatosit sekunder membelah diri lagi
menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukuran. Spermatid merupakan tahap akhir

3
sebelum akhirnya berubah menjadi sel sperma yang matang (spermatozoa) dan siap
dikeluarkan bersama dengan air mani ketika seorang pria mengalami ejakulasi.
Satu sel benih yang belum matang membutuhkan waktu hingga 74 hari untuk mencapai
kematangan akhir. Selama proses spermatogenesis, lebih dari 300 juta spermatozoa akan
diproduksi setiap hari. Sayangnya, dari sebanyak itu, hanya ada sekitar 100 juta sel sperma
yang berhasil matang dengan sempurna pada proses akhir.

3. Organ Reproduksi pada Perempuan

a. Ovarium

Ovarium, atau indung telur, berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang
bersebelahan dengan bagian rahim atas. Ovarium bertanggung jawab untuk memproduksi
hormon seks wanita seperti estrogen, progesteron dan ovum yang biasa disebut sel telur.

b. Tuba falopi

Tuba falopi memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-masing membentang
dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium. Tuba falopi bertanggung jawab
untuk mengangkut ovum yang dilepaskan dan membawanya ke dalam infundibulum untuk
dipindahkan ke rahim.

4
c. Rahim (uterus)

Rahim (uterus) adalah tempat di mana embrio ditanamkan dan kemudian tumbuh. Bagian
ini menyelimuti dan mendukung janin yang sedang berkembang. Selain itu, rahim
menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-otot dinding rahim
berkontraksi selama persalinan untuk mendorong janin melewati jalan lahir.

d. Vagina

Yang selama ini Anda bisa amati dari luar dengan mata telanjang  bukanlah vagina,
melainkan vulva. Di vulva terdapat bukaan vagina. Vagina itu sendiri sebenarnya terletak
dalam tubuh di belakang kandung kemih, lebih rendah dari rahim. Salah satu fungsi vagina
adalah sebagai jalan keluar darah saat menstruasi dan jalur lahir bayi saat persalinan.
Tanggung jawab utamanya adalah sebagai “terowongan” bagi sperma berenang
menuju rahim dan tuba falopi untuk pembuahan.

e. Vulva

Vulva adalah tampak luar dari anatomi vagina yang terdiri dari labia majora, labia minora,
bukaan saluran kemih untuk buang air kecil, dan klitoris. Fungsinya adalah untuk melindungi
vagina. Vulva juga merupakan bagian sensitif pada tubuh wanita yang mudah dirangsang dan
menghasilkan kenikmatan seksual.

5
4. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan dari sel telur sistem reproduksi wanita. Terjadinya
proses terbentuknya sel telur tersebut terjadi pada ovarium. Pada proses Oogenesis,
Oogonium ataupun telur ibu sel diploid akan mengalami peningkatan serta berubah jadi oosit
primer diploid.
Adapun Oogonium, ialah sel induk yang asalnya dari telur yang ada pada sel folikel pada
ovarium. Proses oogonium juga mengalami pembelahan mitosis sehingga berubah jadi oosit
primer dan memiliki 46 kromosom. Ketika itu oosit primer juga akan melakukan meiosis
sehingga menghasilkan 2 sel anak dengan ukuran sama.
Lalu sel anak yang ukurannya lebih besar ialah oosit sekunder yang memiliki sifat haploid.
Ukuran oosit sekunder memang lebih besar dibandingkan dengan ukuran oosit primer, sebab
oosit sekunder mempunyai banyak sitoplasma.
Proses berikutnya ialah sel anak yang berukuran lebih kecil disebut dengan badan polar
pertama dan kemudian dapat membelah diri lagi.
Kemudian oosit sekunder meninggalkan tuba ovarium menuju pada tuba fallopi. Bila oosit
sekunder telah dibuahi sel sperma, itu akan terjadi pembelahan meiosis kedua. Begitu juga
dengan badan polar yang pertama akan membelah dua badan polar kedua, sehingga proses
tersebut akan mengalami degenerasi. Tetapi bila tidak terjadi fertilasi, dengan begitu secara
cepat akan terjadi menstruasi serta siklus oogenesisi akan di ulang lagi.

6
Ketika pembelahan meiosis kedua, bagian oosit sekunder bakal berubah sifat jadi haploid
yang punya 23 kromosom atau disebut sebagai ootid. Di saat ovum dengan inti nukleus telah
siap melebur jadi satu, berarti pada saat itu mencapai perkembangan final jadi sel telur
matang. Peristiwa keluarnya sel telur dapat disebut dengan ovulasi.
Di setiap ovulasi cuma punya satu sel telur matang maka bisa hidup sampai 24 jam. Bila
sel telur tersebut tak dibuahi, sel telur pun akan mati kemudian akan luruh bersama dengan
dinding rahim ketika awal menstruasi.

5. Siklus Menstruasi
Adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian organ reproduksi.
Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena
tidak adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda, bisa
terjadi antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.
Hormon yang Memengaruhi Fase-fase dalam Siklus Menstruasi
Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima hormon
di dalam tubuh. Hormon yang dimaksud antara lain:
Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh, terutama pada
ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga berperan pada perubahan
tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim
setelah periode menstruasi.
Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan menjaga
kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium dan berperan
dalam penebalan dinding rahim.
Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone-GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh untuk
menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.
Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormon ini.
Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini berfungsi membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.

7
6. Fertilisasi dan Kehamilan
Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk
bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin. Fertilisasi
disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan.
Namun demikian, dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid
terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi. Mengapa
demikian? karena tanggal pasti proses fertilisasi tersebut tidak dapat diketahui, sedangkan
HPHT dapat dengan mudah diketahui dan diingat.

C. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Upaya Pencegahanya


1. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
Wanita lebih berisiko tertular penyakit kelamin daripada pria

Penyakit kelamin adalah infeksi yang didapatkan dari penetrasi seks tanpa kondom (secara
oral, vaginal, atau anal), atau bahkan dengan bergantian pakai mainan seks. Pria dan wanita
sama-sama berisiko terinfeksi penyakit kelamin.

Gejala penyakit kelamin tidak selalu tampak jelas. Namun, gejalanya bisa muncul lebih
parah pada wanita daripada pria. Jika wanita terkena penyakit kelamin dan lalu hamil,
dampaknya dapat menyebabkan masalah kesehatan serius bagi bayi.

Saat Anda merasa bahwa kemungkinan gejala yang Anda alami mengarah pada penyakit
menular seksual, sebaiknya segera kunjungi dokter.

8
Penyakit menular seksual yang paling sering menular

Beberapa penyakit menular seksual dapat disembuhkan dengan cepat, sementara beberapa
memerlukan diagnosis dan perawatan berkelanjutan dalam waktu lama.

Berikut ini penyakit kelamin yang paling sering terjadi, berikut gejalanya:

a. Klamidia

Klamidia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri chlamydia


trachomatis. Klamidia adalah salah satu penyakit kelamin paling umum. 

Cukup sulit bagi seseorang untuk mengetahui apakah mereka menderita klamidia atau tidak,
karena kebanyakan kasusnya tidak menimbulkan gejala apapun pada awalnya.

b. Gonore

Gonore juga salah satu penyakit kelamin yang umum, tapi bakteri tersebut bisa berpindah
menginfeksi mulut, tenggorokan, mata, dan anus

c. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit bersel satu
disebut Trichomonas vaginalis.

d. Herpes genital

Herpes disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang memasuki tubuh melalui luka
kecil di kulit atau selaput lendir. Orang yang terinfeksi virus ini tidak pernah menyadari
dirinya telah terinfeksi karena herpes umumnya tidak menimbulkan tanda-tanda.

e. Human papillomavirus (HPV)

Human papillomavirus (HPV) adalah salah satu virus yang umum tertular lewat hubungan
seksual tanpa kondom. Sama seperti yang lain, terkadang virus ini tidak menunjukkan tanda-
tanda kemunculannya, tapi tetap ada beberapa tanda yang bisa Anda waspadai.

9
f. Hepatitis

Hepatitis A, B, dan C merupakan virus yang menyerang hati dan dapat ditularkan melalui
cairan tubuh ketika berhubungan seks. Berikut ini beberapa gejala yang dapat muncul:

g. HIV

HIV merupakan salah satu virus yang cara penyebarannya melalui cairan tubuh. Virus ini
mematikan, sebab virus menyerang sistem kekebalan tubuh. Ketika sudah berkembang makin
parah, virus akan berkembang menjadi AIDS. Pertama kali Anda terinfeksi, mungkin tidak
akan menunjukkan gejala. Bahkan setelah bertahun-tahun, ada yang tidak menyadarinya.

2. Upaya Pencegahan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia


Berikut ini adalah cara mencegah penyakit menular seksual.
a. Setia pada pasangan Anda bisa memperkecil risiko tertular penyakit kelamin dengan
melakukan seks dengan lebih sedikit orang. Risiko terkecil tentu adalah setia pada satu-
satunya pasangan di rumah. Tentu saja, dengan catatan bahwa pasangan Anda juga tidak
terinfeksi penyakit kelamin.
b. Jauhi alkohol dan narkoba Mengapa menjauhi alkohol dan narkoba menjadi salah satu
bentuk pencegahan? Jika Anda melakukan seks namun dalam keadaan terpengaruh alkohol,
risiko untuk melakukan seks dengan aman akan berkurang. Dengan kata lain, ketika Anda
dalam keadaan tidak sadarkan diri atau mabuk, Anda lebih mungkin untuk melakukan seks
berisiko. Misalnya saja, Anda bisa melukai pasangan Anda sehingga bakteri atau virus
penyebab penyakit kelamin bisa masuk ke dalam luka.
c. Melakukan vaksinasi Anda bisa melakukan vaksinasi HPV untuk mengurangi risiko
terkena HPV. Berdasarkan data dari American Sexual Health Association, dalam 6 tahun
diberlakukannya vaksin HPV telah berhasil menurunkan prevalensi HPV pada wanita
berumur 14-19 tahun sebesar 64% dan 34% wanita pada usia 20-24 tahun. Jadi, vaksin HPV
sudah terbukti berhasil menurunkan risiko HPV.
d. Menjaga kebersihan terutama sebelum dan setelah melakukan seks Menurut WebMD,
Anda perlu membersihkan organ kelamin sebelum dan sesudah melakukan hubungan seks
untuk mencegah penyakit menular seksual.

10
BAB II
SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWAN

A. Perkembangbiakan pada Tumbuhan


1. Perkembangbiakan Tumbuhan Angiospermaer
 Angiospermae adalah bentuk yang dominan di darat; mereka berkembang biak
dengan cara seksual dan aseksual.
 Tanaman ini berkembang biak dengan organ reproduksi yang disebut bunga.
 Struktur jantan dikenal sebagai benang sari dan struktur betina dikenal sebagai karpel.
Anter dari benang sari menghasilkan serbuk sari biji-bijian yang mengandung gametofit
jantan.
 Karpel ini memiliki stigma, tabung sari dan bakal biji yang terletak pada ovarium.
 Penyerbukan adalah proses transfer gamet jantan dengan ovula betina, untuk
penyerbukan terjadi serbuk sari menempel ke stigma dari karpel tersebut.
 Serbuk sari bermigrasi ke ovula untuk membuahi sel telur dan inti endosperma dalam
gametofit betina, proses ini dikenal sebagai fertilisasi ganda.
 Hasilnya adalah zigot yang berkembang menjadi embrio.
 Endosperma dan jaringan betina menimbulkan jaringan disekitar benih yang
berkembang.
 Ovarium dari gametofit betina berkembang menjadi buah.
 Penyerbukan dapat penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang.

11
2. Perkembangbiakan Tumbuhan Gymnospermae
 Dalam gymnospermae baik gametofit betina dan gametofit jantan diproduksi secara
terpisah. Gymnospermae tergantung pada angin untuk penyerbukan.
 Strobilus dari gametofit mengandung sporofit berdaun hijau dan gametofit jantan dan
betina.
 Strobilus betina lebih besar dari strobilus jantan dan terletak lebih tinggi di atas
pohon.
 Strobilus jantan adalah mikrosporofil di mana gametofit jantan diproduksi dan dibawa
oleh angin ke megaspora atau gametofit betina.
 Strobilus betina memiliki sel induk megaspora dan membagi dengan meiosis untuk
menghasilkan megaspora haploid; megaspora membagi untuk membentuk gametofit
betina.
 Salah satu sel sperma menyatu dengan telur membentuk zigot diploid yang
berkembang membentuk embrio.

3. Perkembangbiakan Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku (Pteridophyta) berkembang biak dengan cara vegetative dan generative.
Antara vegetative dan generative mengalami pergiliran sehingga tumbuhan paku mengalami
metagenesis yaitu melalui tahap gametofit dan sporofit. Alat perkembangbiakan tumbuhan
paku yang utama adalah spora. Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara
aseksual yang dilakukan dengan menggunakan rizom atau pertunasan dan
seksual yang terjadi secara pergiliran keturunan antara dua generasi.

12
Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku terjadi secara bergantian antara generasi sporofit
dan generasi gametofit. Generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri yang sering kita
lihat dengan mudah, yaitu tumbuhan paku (sporofit) yang menghasilkan spora.

Tumbuhan paku (sporofit) dapat tumbuh dan bertunas melakukan perkembangbiakan


secara aseksual. Spora yang dikeluarkan dari sporangium dan jatuh di tempat yang sesuai
akan berkembang menjadi protalium. Generasi gametofit adalah Protalium yang berwujud
tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi
memiliki akar semu (rizoid) sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Pada
tahap ini akan menghasilkan sel kelamin jantan (anteridium) dan
betina (arkegonium). Protalium berumur lebih pendek dari pada sporofit. Baik anteridium
maupun arkegonium berukuran mikroskopik, tidak mudah dilihat mata tanpa bantuan alat
khusus. Pembuahan sel telur mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah dengan berenang menuju arkegonium untuk membuahi sel telur. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi sporofit baru.

13
4. Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora di dalam sporangium (kotak spora).
Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit.

Reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan
zigot. Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara
generasi gametofit yang berkromosom haploid dengan generasi sporofit yang berkromosom
diploid.

14
5. Teknologi Perkembangbiakan pada Tumbuhan

Teknologi reproduksi adalah cara perkembangbiakan yang dilakukan dengan


menggunakan peralatan tertentu untuk mendapatkan individu baru yang punya sifat dan
karakter lebih baik dari pada induk secara cepat. Teknologi reproduksi pada hewan dan
tumbuhan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti bahan makanan yang lebih
baik dan keseimbangan populasi dengan cara menghindari kepunahan suatu spesies.
Teknologi reproduksi pada tumbuhan meliputi vertikultur, hidroponik, dan kultur jaringan
tumbuhan. Sedangkan teknologi reproduksi pada hewan ialah melalui inseminasi buatan.

a. Hidroponik
Hidroponik merupakan cara penanaman tumbuhan dengan menggunakan larutan nutrisi
dan mineral dalam air dan tanpa menggunakan tanah. Tanaman darat khususnya sayuran
seperti paprika, tomat, timun, melon, terong, dan selada dapat ditumbuhkan secara langsung
dalam wadah yang berisi nutrisi atau dengan ditambah medium yang tak larut dalam air,
misalnya kerikil, arang, sekam, spons, serbuk kayu, dan lain sebagainya. Ilmuwan
menemukan bahwa tumbuhan menyerap nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang
terlarut dalam air.
Kelebihan teknik reproduksi hidropinik antara lain : keuntungan hidroponik tanaman
tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja

15
yang diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, hara dan pH lebih teliti, dan
masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi.

b. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman dengan cara membuat instalasi secara
bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah tanaman. Vertikultur diserap
dari bahasa Inggris yang berasal dari kata vertical dan culture. Penanaman teknik ini
menggunakan sistem budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor maupun outdoor.
Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal
mungkin.

B. Perkembangbiakan pada Hewan


1. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
Reproduksi secara aseksual adalah suatu cara perkembangbiakan yang dilakukan oleh
hewan tanpa melalui proses vertilisasi atau perkawinan dengan lawan jenisnya. Pada
umumnya proses perkembangbiakan ini dilakukan oleh hewan tingkat rendah yang tidak
mempunyai struktur tubuh yang sempurna. Beberapa contoh cara perkembangbiakan yang
dilakukan hewan secara tak kawin diantaranya yakni tunas, membelah diri, dan fragmentasi.
Pembahasannya adalah sebagai berikut :

a. Tunas

Hewan yang berkembang biak dengan cara tunas adalah hydra. Hydra (haidra) merupakan
genus yang berasal dari binatang air. Hewan ini juga termasuk ke dalam kelompok hewan
predator dalam filum cnidaria dan kelas hyrozoa. Bentuk tubuhnya menyerupai tabung dan
memiliki ukuran tubuh sepanjang 10 milimeter yang hanya dapat dilihat dengan bantuan
microskop (bersifat microskopis,) Hydra seringkali dijumpai di wilayah perairan tawar yang
memiliki suhu tropis.

Mekanisme perkembangbiakan hydra adalah dengan cara menumbuhkan tunas di dalam


tubuhnya. Selanjutnya tunas tersebut akan bertumbuh dan berkembang hingga batas ukuran
tertentu. Setelah tunas dewasa, ia akan melepaskan diri dari induknya dan menjadi hewan
yang baru.

16
b. Membelah Diri

Reproduksi tanpa perkawinan berikutnya adalah dengan cara membelah diri. Hewan yang
berkembang biak dengan cara ini adalah kelompok hewan bersel satu. Hewan bersel satu
mempunyai inti sel di dalam tubuhnya. Inti sel tersebut selanjutnya akan melakukan
pembelahan diri hingga menjadi dua bagian. Pembelahan pada inti sel tersebut turut diikuti
oleh membelahnya dinding sel serta cairan di dalamnya yang kemudian akan membentuk sel
dari individu yang baru. Sel individu baru akan melepaskan diri dari induknya dan
dikemudian hari akan melakukan bereproduksi dengan hal yang sama.

c. Fragmentasi

Fragmentasi adalah suatu bentuk reproduksi aseksual suatu organisme (hewan) dengan cara
memecah tubuhnya menjadi beberapa fragmen. Tiap-tiap fragmen tersebut selanjutnya
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa sebagai cloning dari tubuh hewan sebelumnya.
Cara reproduksi semacam ini dapat terjadi dengan adanya keterlibatan makhluk lain secara
sengaja ataupun tanpa disengaja. Hewan yang berkembang biak dengan fragmentasi secara
alamiah mampu mengembangkan organ tertentu pada tubuhnya sehingga dapat dengan
mudah untuk dilepaskan atau diputus.

Model reproduksi fragmentasi digunakan oleh sejumlah organisme semisal spons, cacing
annelid, bintang laut, cacing pipih, dan lain sebagainya. sistem reproduksi ini terbagi atas tiga
macam yakni arsitomi, tunas, dan paratomi. Pada arsitomi, hewan terpisah pada titik-titik
tertentu dan selanjutnya kedua fragmen melakukan regenerasi jaringan dan organ yang telah
hilang. pada paratomi, pemecahan terjadi secara tegak lurus pada sumbu antero-posterior.
Selanjutnya pelepasan didahului oleh pregenerasi struktur anterior pada bagian posterior.

Kekurangan dari sistem reproduksi ini adalah terletak pada tidak adanya keanekaragaman
genetika yang dihasilkan oleh proses perkembangbiakan tersebut. Oleh karenanya, individu

17
yang terlahir dari sistem fragmentasi secara fisik lebih rentan terhadap faktor perubahan
lingkungan yang mengancap senantiasa kehidupannya.

2. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan


Sebagian besar hewan mempertahankan hidupnya melalui perkembangbiakan seksual.
Bentuk adaptasi hewan untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses
perkembangbiakan, yaitu:
-        Mempunyai organ perkembangbiakan yang terpisah antara jantan dan betina. Namun
demikian, ada hewan yang mempunyai alat reproduksi jantan dan betina (hermafrodit),
misalnya ubur-ubur dan cacing.
-        Fertilisasi dapat dilangsungkan secara internal (di dalam tubuh) seperti mamalia, atau secara
eksternal (di luar tubuh) seperti ikan dan katak.
-        Memelihara embrio dengan cara yang berbeda, yaitu:
1.)   Vivipar , embrio berkembang di dalam tubuh induk, memperoleh makanan
dari  induk, kemudian dilahirkan. Contoh: kerbau. 
2.)   Ovipar, embrio dilindungi struktur bercangkan dikeluarkan dan menetas di
      luar  tubuh induk. Contoh: unggas.

3. Perkembangan Hidup Hewan


Salah satu ciri Makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan mengarah
pada bertumbuhan ukuran, seperti tinggi, panjang, lebar, volume akibat adanya pertambahan
materi hidup; sedangkan perkembangan mengarah pada perubahan yang mengarah pada
kedewasaan atau perubahan yang tidak dapat diukur, seperti tumbuhnya akar dan tunas pada
biji.

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terlihat dari proses metamorfosis.


Metamoforfosis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

o Metamorfosis sempurna
Yaitu metaforfosis dimana pada setiap tahapan pendewasaan, organism memiliki bentuk yang
berbeda, misalnya pada kupu-kupu dan katak.

18
Metamorfosis pada katak:

Awal kehidupan dimulai sebagai zigot dalam telur yang telah mengalami peleburan dengan
sperma jantan (terjadi fertilisasi) -> telur menetas -> berudu -> berudu dapat berenang,
memakan tumbuh-tumbuhan kecil, bernapas dengan insang -> berudu tumbuh dan bentuk
tubuhnya mulai berubah, yaitu tumbuh tungkai, paru-paru, dan gigi. Perubahan tersebut
merupakan awal pertumbuhan organ yang mendukung katak hidup di darat -> tungkai terus
tumbuh dan namapak -> ekor tidak lagi tumbuh -> katak dewasa.

Metamorfosis pada kupu-kupu:

19
Metamorphosis pada kupu-kupu juga termasuk pada metamorphosis sempurna karena
kupu-kupu melewati tahap perkembangan yang berbeda bentuknya dengan kupu-kupu
dewasa, yaitu telur, larva, pupa, dan individu dewasa.

Larva kupu-kupu juga kita kenal sebagai ulat. Sebagai persiapan makanan sebelum
memasuki tahap perkembangan pupa, ulat mengumpulkan makanan, yaitu daun ->  ular
berubah menjadi pupa. Ketika menjadi pupa, terdapat kulit jangat yang secara keseluruhan
membentuk jaringan pembungkus -> kularlah kupu-kupu dewasa.

o Metamorphosis tak sempurna

20
Metamorphosis tak sempurna yaitu metamorphosis yang terjadi pada organism jika bentuk
organisme ketika masih dalam perkembangan tidka jauh berbeda atau mirip dengan individu
dewasanya, misalnya pada belalang dan kecoa.

Jika diamati pada padang rumput, akan Nampak belalang yang ukuran kecil. Walaupun
tidak memiliki sayap, belalang kecil tersebut mirip dengan belalang dewasa bukan? Oleh
karena hal tersebut belalang merupakan salah satu hewan yang mengalami metabmorfosis tak
sempurna. Begitu pula pada kecoa. Kecoa yang masih berada pada tahap perkembangan tidak
berbeda jauh dengan kecoa dewasa.

4. Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan

 Kloning

21
Kloning adalah teknik reproduksi untuk menghasilkan organisme baru yang secara genetis
memiliki kesamaan dengan induknya. Konsep kloning didasarkan pada sifat totipotensi yang
dimiliki setiap makhluk hidup, dimana setiap sel penyusun tubuh makhluk hidup memiliki
kemampuan untuk membentuk spesies baru.

Spesies baru hasil kloning dinamakan klon, sehingga klon dapat diartikan sebagai
organisme yang mempunyai rangkaian kromosom sama dan sifat identik dengan induknya.

Klon diciptakan dari proses yang disebut dengan transfer inti somatik. Sel somatik terdapat
pada semua sel tubuh.

Mekanisme kloning dimulai dari  inti sel somatik yang dimasukkan ke dalam sel telur yang
tidak dibuahi dan sudah dihapus inti selnya.

Telur dengan inti somatik tersebut akan dijaga sampai terbentuk embrio. Embrio
selanjutnya akan ditempatkan ke dalam induk pengganti dan berkembang  di dalam induk
tersebut.

Informasi selengkapnya mengenai teknologi reproduksi secara kloning dapat dibaca di sini.

Inseminasi Buatan

22
Inseminasi buatan  (kawin suntik) merupakan proses memasukkan cairan sperma dari
hewan pejantan unggul ke dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan manusia.

Alat yang digunakan berupa suntikan (gun) untuk memasukkan spermatozoa ke dalam
uterus hewan betina menggunakan suntikan tersebut agar terjadi pembuahan dan bunting.

Tujuan inseminasi buatan adalah untuk memperbaiki mutu genetika hewan ternak dengan
mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara luas dengan jangka waktu lama

23

Anda mungkin juga menyukai