KEGIATAN PENGAMBILAN
SAMPLE SEDIMEN
TA 2018
Laporan Pengambilan Sedimentasi di wilayah sungai Pemali-Juana adalah salah satu bentuk
realisasi tugas dari bidang OPSDA I BBWS Pemali Juana, yang berisi data hasil pengambilan
sample sedimen pada bulan Agustus dan Desember 2018 di 16 lokasi titik pengambilan yang
berlokasi di wilayah sungai Jratunseluna, beserta hasil analisanya berupa Konsentrasi
Suspended Load di setiap lokasi pemantauan.
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh PPK OPSDA I yang mendapat banyak pengarahan teknis dari
Kepala Bidang OP BBWS Pemali Juana dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Jratunseluna.
Guna kesempurnaan Laporan Pengambilan Sedimentasi tahun 2018 ini, maka kami mohon
kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran serta masukan yang membangun.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
Laporan Pengambilan Sedimentasi tahun 2018 di wilayah sungai Jratunseluna ini.
Demikian semoga data hasil pengambilan sample sedimen ini dapat bermanfaat khususnya bagi
pengelola Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Jratunseluna dan pada umumnya bagi pihak
yang memerlukannya.
Selain dari USGS, metode standar pengambilan sampel sedimen juga terdapat pada
SNI 3414-2008 tentang Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di
sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit. Standar ini
menggunakan metode Equal Discharge Increment (EDI) yang pengambilan contoh
sedimennya dilakukan pada titik tengah pada sub penampang melintang sungai/saluran
yang memiliki besaran debit yang sama. Pada prinsipnya metode pada standar ini
hampir sama dengan standar USGS. Sampel aliran yang didapatkan kemudian dibawa
ke laboratorium untuk dianalisis.
Data dalam penelitian ini menggunakan data pengukuran langsung yang dilakukan
di Saluran Irigasi Mataram pada sembilan lokasi tampang trapesium dengan beberapa
variasi debit. Penelitian ini merupakan tahap awal dalam rangka mengetahui
karakteristik sedimen pada suatu saluran, sehingga saluran yang diteliti pada penelitian
ini adalah pada ruas yang lurus. Pada ruas yang lurus kondisi aliran akan lebih mudah
untuk diamati serta diharapkan tidak terjadi perubahan parameter aliran secara
signifikan selama pengukuran.
Besarnya angkutan sedimen pada suatu sungai merupakan salah satu komponen
informasi hidrologi selain banjir, kekeringan dan potensi sumber daya air. Data
angkutan sedimen merupakan data yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan
prasarana sumber daya alir antara lain untuk memperkirakan umur guna waduk (dead
storage), perhitungan dimensi kantong lumpur (sandtrap) dan untuk operasi dan
pemeliharaan irigasi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi angkutan sedimen
dalam suatu sungai antara lain vegetasi penutup (land covering), penggunaan lahan
(landuse) jenis tanah/batuan, kemiringan lahan dan intensitas hujan yang mempengaruhi
besarnya debit.
2.1 Definisi
a. Muatan sedimen atau debit sedimen (sediment load or sediment discharge) adalah
seluruh sedimen total yang terangkut oleh aliran sungai di suatu lokasi pengukuran,
umumnya dinyatakan dengan satuan berat per-satuan waktu (ton/hari, kg/det atau
satuan volume (m3/han)
b. Sedimen layang adalah zat padat yang terdiri atas bahan anorganik dan organik
yang melayang dalam air hanya sedikit sekali berinteraksi dengan dasar sungai
karena selalu terdorong ke atas oleh turbulensi aliran
c. Sedimen dasar adalah bagian dari muatan sedimen yang bergerak di sepanjang
dasar sungai dengan cara menggelinding, meloncat-loncat ataupun bergeser.
d. lntegrasi kedalaman adalah cara pengambilan muatan sedimen melayang mulai dari
permukaan sampai hampir ke dasar sungai tertentu.
e. Pengukuran debit sedimen suspensi adalah dengan cara mengukur debit dan
pengambilan sampel sedimen suspensi
Gambar 1
Pengambilan sampel sedimen suspended
Gambar 2
Sedimen sampler
Dengan cara ini maka pada setiap vertikal/raai, sampel suspensi ditampung dalam
satu (1) botol.
Gambar 4
Pengambilan sampel sedimen dengan cara EDI
Gambar 5
Pengambilan sampel sedimen dengan cara EWI
Gambar 3.2
Pengambilan Sample Sedimen di Sungai Lusi Tawangharjo
Gambar 3.4
Pengambilan Sample Sedimen di Hulu Bendung Jragung
Gambar 3.6
Pengambilan Sample Sedimen di Serang Girimargo
Gambar 3.8
Pengambilan Sample Sedimen di Serang Guwo
4.1 Hasil Uji Sampel Sedimen Sungai – sungai Das Serang dan Wulan
Dari hasil pengujian terlihat bahwa di sungai serang Guwo Terjadi penurunan
konsentrasi sedimen sebesar 129.74 mg/lt, di sungai serang- Jengglong terjadi penurunan
Sebesar 33.90 mg/lt, sedangkan untuk sungai kedung uter dan wulan karanganyar terjadi
peningkatan dari pengambilan sample pertama dan kedua peningkatan konsentrasi sedimen
tersebut sebesar 26.87 mg/lt dan 183.69 mg/lt.
Tabel 4.1
Hasil Pengujian DAS Serang Wulan
Hasil laboratorium Pengujian (Mg/ltr)
Sungai/Lokasi Peningkatan Penurunan
DAS
Pengambilan 18 Agustus 2018 26 Desember 2018 (mg/lt) (mg/lt)
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Lusi peningkatan
konsentrasi sedimentasi pada lokasi titik pantau terjadi peningkatan yang sangat pesat jikja
dilihat dari pengambilan pada bulan agustus ( Musim Kering) dibandingkan Bulan Desember
( Musim Penghujan) peningkatan Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar 1060.10 mg/lt
dan 1059.06 mg/lt.
Tabel 4.2
Hasil Pengujian DAS Lusi
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Juana peningkatan
konsentrasi sedimentasi pada lokasi titik pantau terjadi peningkatan yang sangat pesat jikja
dilihat dari pengambilan pada bulan agustus ( Musim Kering) dibandingkan Bulan Desember
( Musim Penghujan) peningkatan Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar 179.20 mg/lt.
Tabel 4.3
Hasil Pengujian DAS Juana
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Tuntang
peningkatan konsentrasi sedimentasi pada lokasi titik pantau terjadi peningkatan yang sangat
pesat jikja dilihat dari pengambilan pada bulan agustus ( Musim Kering) dibandingkan Bulan
Desember ( Musim Penghujan) peningkatan Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar
428.25 mg/lt dan 360.62 mg/lt.
Tabel 4.4
Hasil Pengujian DAS Tuntang
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Penggaron
peningkatan konsentrasi sedimentasi pada lokasi titik pantau terjadi peningkatan yang sangat
pesat jikja dilihat dari pengambilan pada bulan agustus ( Musim Kering) dibandingkan Bulan
Desember ( Musim Penghujan) peningkatan Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar
7179.53 mg/lt dan 7782.64 mg/lt.
Tabel 4.5
Hasil Pengujian DAS Penggaron
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Garang pada sungai
kreo di hulu waduk jatibarang terjadi penurunan tingkat konsentrasi sedimen dari
pengambilan pada bulan agustus ( Musim Kering) dibandingkan Bulan Desember ( Musim
Penghujan) Penurunan Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar 39.06 mg/lt peningkatan
konsentrasi sedimentasi pada lokasi titik pantau terjadi di sungai garang tepatnya pada
pengambilan di tugu suharto peningkatan Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar 97.40
mg/lt.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian DAS Garang
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS BKT pada sungai
BKT terjadi penurunan tingkat konsentrasi sedimen dari pengambilan pada bulan agustus (
Musim Kering) dibandingkan Bulan Desember ( Musim Penghujan) Penurunan Konsentrasi
sedimentasi tersebut sebesar 31.24 mg/lt.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian DAS BKT
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Bringin pada sungai
Bringin Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar 78.24 mg/lt.
Tabel 4.8
Hasil Pengujian DAS Bringin
Dari hasil pengujian laboratorium dapat terhilat bahwa pada DAS Plumbon pada Hulu
Bendung Plumbon Konsentrasi sedimentasi tersebut sebesar 163.45 mg/lt.
Tabel 4.9
Hasil Pengujian DAS Plumbon