PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa
atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Komplikasi
yang terjadi pada masa nifas adalah pre eklamsia yang biasanya ditandai dengan
dahulu dari pada tanda-tanda lain untuk menegakkan diagnosis pre eklamsia
(Prawirohardjo, 2006).
Dampak hipertensi pada ibu nifas, dilihat dari adaptasi psikologi adalah
pada periode taking hold. Ibu nifas merasa belum mampu merawat bayinya
sendiri dan masih memerlukan bantuan dari keluarga atau orang lain untuk
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam
AKI di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup.
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab terbesar kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu perdarahan 28%,
eklampsi 24%, infeksi 11%, dan lain-lain sebesar 11% (depkes RI, 2008)
Sesuai hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia termasuk salah satu
dalam pembangunan kesehatan. Dari target MDGs 102 per 100.000 kelahiran
hidup (KH), pada tahun 2007 AKI telah mengalami penurunan 228 per 100.000
Pemeriksaan pada masa nifas tidak banyak mendapat perhatian ibu, karena
sudah dirasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancar. Pemeriksaan kala nifas
kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka akibat proses persalinan.
kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat
yaitu ”Bagaimana Asuhan Kebidanan Post Natal pada Ny “I” dengan Hipertensi di
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu
Secara garis besar terdapat tiga proses penting di masa nifas, yaitu
sebagai berikut:
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat
selnya. Pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram
dengan ukuran kurang lebih besar telur ayam. Setelah bayi lahir,
umumya berat rahim menjadi sekitar 1000 gram dan dapat diraba kira-
kira 2 jari dibawah pusat. Secara alamiah rahim akan kembali mengecil
darah relative lebih encer, karena cairan darah bertambah tetapi sel
kembali normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15
pascasalin.
a. Periode early postpartum atau nifas dini (24 jam-1 minggu). Pada
fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
baik.
b. Periode late postpartum atau nifas lanjut (1 minggu- 6 minggu). Pada
involusi.
b. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Pada 0-3 hari keluar cairan berwarna
cairan berwarna merah kuning berisi darah dan lendir atau disebut
berwarna kuning atau disebut lochea serosa, cairan ini tidak berdarah
c. Endometrium
pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata,
d. Serviks
(Sulistyawati, 2009).
persalinan.
f. Perubahan perkemihan
1) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celsius.
Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celsius dari
keadaan normal.
partus.
yaitu fase taking in, fase taking hold, fase letting go (Lubis, 2010).
a. Fase Taking-in
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu,
jahitan.
3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
fase taking hold, ibu merasa khawatir atau ketidak mampuan dan rasa
percaya diri.
c. Fase Letting Go
b. Pil progestine;
c. Pil kombinasi;
d. Suntik progestine;
e. Suntik kombinasi;
h. Kondom wanita;
i. Kondom pria;
j. Tubektomi ;
k. Vasktomi
bulan (BKKBN.pdf).
kelemahannya jika ibu tidak menyusui secara penuh atau eksklusif maka
darah haid;
d. IMD pada bayi baru lahir sampai 1 jam; (5) memberikan kolostrum
pada bayi;
6. Evidence Based
khusunya pada ibu muda dan paruh baya. Indeks massa tubuh yang tinggi
Child Cohort Study (MoBa), sebuah studi kohort ibu hamil berbasis
badan selama usia gestasi 0-15 minggu dan 15-30 minggu. Selain itu,
1. Definisi Hipertensi
terjadi pada seorang wanita setelah bayinya lahir. Ini biasanya terjadi pada
setelah kelahiran bayi anda, itu adalah sesuatu yang harus dipantau ketat
dokter mereka, bidan, dan perawat sehingga lebih mudah untuk mengawasi
kondisi.
melahirkan.
setelah kehamialn lewat lima hari pertama. Maka wanita yang telah
spontan dalam beberapa minggu (rata-rata 16 ± 9,5 hari) dan hampir selalu
2. Etiologi
dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak
paling kecil.
Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan
3. PATOFISIOLOGI
ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah.
b. Pusing-pusing
d. Mual-mual
e. Sesak napas
anda. Tapi itu juga penting untuk dicatat bahwa itu adalah kondisi yang
relatif jarang.
Hal ini seharusnya tidak mungkin bahwa banyak wanita akan mengalami
tekanan darah tinggi baru setelah melahirkan. Hal ini terutama berlaku jika
mereka melakukan apapun yang mereka bisa untukt tatap sehat selama
anda dapat berkonsentrasi pada mengurus bayi baru anda yang berharga.
6. Penanganan
a. Penanganannya bisa cukup diberi obat anti hipertensi atau bila perlu bisa
oral sekali atau dua kali per hari selama lima hari) dapat memfasilitasi
STUDI KASUS
Nama : Ny.I/Tn.A
Umur : 35thn/40th
Nikah/lamanya : 15x/±15thn
Suku : Makassar/Bugis
Pendidikan : SMA/SMA
Alamat : Ds.Tiromanda
DATA SUBJEKTIF (S)
3. Tanda-tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ᵒC
Respirasi : 20x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut lurus, hitam, tidak rontok, tidak teraba benjolan dan odema
Hidung : Simetris, bersih, tidak terlihat polip dan secret yang keluar
Mulut : Bibir tidak terlihat pucat, lidah bersih, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Mammae : Simetris, papilla kecoklatan, tidak teraba adanya benjolan
- Involusi Uterus
Kontraksi : Baik
- Pengeluaran pervaginam
Lochea : Rubra
Bau : Amis
5. Pemeriksaan Penunjang
Gol Darah : -
PLANNING (P)
1. Membangun hubungan saling percaya antara Ibu dan bidan dengan cara
meyakinkan Ibu bahwa keadaannya akan membaik, bersikap ramah, dan sopan
Hasil : Antara bidan dan klien telah terjalin hubungan baik dan saling percaya.
T=36,5ᵒC dan memberitahukan kepada Ibu bahwa saat ini kondisinya nifas
dengan hipertensi.
4. Menjelaskan kepada Ibu penyebab sakit kepala adalah karena efek dari tekanan
darah tinggi dan kondisi yang lemah setelah persalinan dan cara mengatasinya
melaksanakannya.
5. Memberitahukan pada Ibu tanda-tanda bahaya nifas, antara lain :
a. Pandangan Kabur
c. Pusing berlebihan
g. Perdarahan hebat
1omg/oral
7. Menganjurkan Ibu untuk makan makanan bergizi agar keadaan Ibu cepat pulih
8. Menganjurkan Ibu agar istirahat yang cukup dan agar tidak terlalu lelah dan
produksi ASI lancar, serta proses involusi uterus berjalan lancar sehingga dapat
mencegah perdarahan.
membersihkan daerah genetalia dengan air bersih setelah BAK/BAB dan pada
saat mandi, mengganti pembalut sesuai dengan kebutuhan dan mencuci tangan
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama bagian putting susu
jam
12. Mengajarkan Ibu cara menyusui yang baik dan benar, yaitu:
b. Sebelum menekan payudara, tangan dan buah dada serta putting susu harus
dibersihkan dulu
c. Sebelum menyusui tekan daerah areola di antara telunjuk dan Ibu jari
sehingga ASI keluar 2-3 tetes kemudian oleskan ke putting hingga areola
d. Pegang bayi pada bahu belakangnya dengan tangan satu, kepala bayi
diletakkan pada lengkung siku Ibu, dan bokong bayi ditahan dengan telapak
e. Memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi sampai areola mammae tidak
terlihat
punggung atau tinggikan kepala dan badan bayi lalu ditepuk-tepuk punggung
bayi.
PEMBAHASAN
A. Data Subjektif
baik dari ibu maupun dari keluarga. Data atau fakta yang merupakan informasi
wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.
TTV. Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa post partum yang mengalami
hipertensi akan merasakan beberapa keluhan seperti sakit kepala dan mual
muntah.
gejala yang terdapat pada tinjauan pustaka. Dengan demikian apa yang
dikemukakan di tinjauan pustaka dan pada tinjauan kasus telah sejalan atau tidak
C. Analisis
masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut.
berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan didukung oleh beberapa data baik data
subjektif maupun data objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang telah
dilaksanakan.
berlebihan, Suhu tubuh ≥38ᵒC, ibu tidak nafsu makan dan Perdarahan hebat.
Begitu pula dengan kasus Ny ”I” data yang diperoleh keadaan umum ibu baik
dengan hipertensi.
tinjauan kasus telah sejalan atau tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
D. Penatalaksanaan
obat Nifedipine 1omg/oral, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup agar
tidak terlalu lelah dan produksi ASI lancar serta proses involusi uterus berjalan
untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan vitamin, istirahat
menjelaskan tanda bahaya post partum dan menganjurkan ibu berkunjung setiap
ada keluhan.
BAB V
PENUTUP
Puskesmas Bua tanggal 28 Januari 2019 dalam bab ini penulis menarik kesimpulan
A. Kesimpulan
1. Dari hasil yang diperoleh dari kasus Ny”i” dengan Hipertensi didapat dari
saat persalinan.
B. Saran
1. Bagi Ilmiah
3. Bagi Institusi
asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiroharjo.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Salemba Medika
Yayasan Bina