Anda di halaman 1dari 8

Nama : Halimah Tusadyah

No. BP : 1911312036

Kelas : 3A’ 19

Kelompok :D

LAPORAN PENDAHULUAN

SOP IRIGASI MATA & TETES MATA

A. IRIGASI MATA

1. Defenisi

Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari
mata. Irigasi kata diberikan untuk mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, dan zat
kimia dari mata. Larutan gar fisiologis atau RL biasa digunakan karena merupakan
larutan isotonik yang tidak mengubah komposisi elektrolit yang dibutuhkan oleh mata.
Bila hanya membutuhkan sedikit cairan, kapas steril dapat digunakan untuk meneteskan
cairan ke dalam mata.

2. Indikasi

Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi konjungtiva,


mempersiapkan pasien untuk pembedahan mata, dan untuk mengangkat sekresi
inflamasi. Juga digunakan untuk efek antiseptiknya. Adapun kondisi yang terkait adalah :

a. Cedera dekontaminasi kimiawi


b. Pembersihan debris (misalnya debu) dari mata.
c. Inflamasi mata

3. Kontra Indikasi

Luka karena tusukan pada mata


4. Komplikasi

a. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan tidak
hati-hati.
b. Kontaminasi silang pada mata yang sehat dapat terinfeksi.
c. Abrasi kornea dan konjungtiva.

5. Peralatan
a. Hnadscoon bersih.
b. Anestesi topical (bila perlu).
c. Cairan irigasi steril (biasanya normal saline) dengan kanul.
d. Plester katun.
e. Retractor desmares (bila ada).
f. Kasa secukupnya.
g. Bengkok.
h. Handuk atau laken untuk menutupi pakaian pasien.

6. Prosedur

a. Tahap Pra interaksi

1) Mengecek file (catatan medis atau keperawatan) pasien

2) Persiapan alat

b. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam dan memperkenalkan diri

2) Identifikasi pasien

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

4) Menjaga privasi pasien


c. Tahap Kerja

1) Miringkan pasien ke arah lateral mata yang akan diirigasi, pasang bengkok.

2) Bila perlu teteskan anestesi topical mata, gunakan retractor desmures untuk
membuka kelopak mata harus ditahan agar tetap terbuka, gunakan kasa.

3) Untuk menahan kelopak mata tetap terbuka, berikan tekanan pada tulang
prominen pada alis dan pipi, tidak pada bola mata.

4) Arahkan jatuhnya aliran irigasi langsung di atas cela kelopak mata bagian masal
(kantus), dari dalam kantus ke luar arah kantus.

5) Biasanya digunakan 1 liter cairan dengan cepat untuk cidera mata karena asam.

6) Biasanya digunakan 2 liter cairan untuk cidera karena alkali pada mata.

7) Keringkan bagian luar mta dan daerah sekitarnya setelah melakukan irigasi.

d. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien.

2) Membuat kontrak selanjutnya

3) Ucapkan salam dan terima kasih atas kerjasama pasien.

4) Cuci tangan

5) Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

7. Tindak lanjut

a. Periksa efektifitas irigasi, ukur pH fornis konjungtiva dengan indikator pH.

b. PH normal mata adalah 7,4 dan bila hasil pengukurannya abnormal, lanjutkan irigasi.
c. Bila pH hasil pengukuran menunjukkan angka yang normal, periksa kembali 20 menit
kemudian untuk memastikan bahwa hal ini normal.

d. Kaji rasa nyaman pasien.

B. OBAT TETES MATA

1. Definisi

a. Obat tetes mata adalah obat yang diteteskan pada mata yang berbentuk cairan steril

b. Salep mata dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah dioleskan yang
ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada bagian mata
atau sekitarnya.

2. Tujuan

a. Mengobati infeksi

b. Meneteskan obat sebelum pemeriksaan atau operasi mata

c. Melumasi mata

d. Mewarnai kornea untuk mengidentifikasi abrasi dan jaringan parut.

3. Peralatan

a. Sarung tangan bersih

b. Bola-bola kapas steril yang direndam dalam NaCl 0,9% steril

c. Obat

d. Bola-bola kapas steril kering

e. Alat kering steril dan plester.

f. Nierbekken.
4. Prosedur

a. Tahap Pra interaksi

1) Mengecek file (catatan medis atau keperawatan) pasien

2) Persiapan alat

b. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam dan memperkenalkan diri

2) Identifikasi pasien

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

4) Menjaga privasi pasien

5) Periksa:

▪ Alergi terhadap obat

▪ Penampakan mata dan struktur di sekitarnya.

▪ Lesi, eksudat, eritema, atau pembengkakan

▪ Lokasi dan sifat sekret

▪ Tingkat kesadaran dan kemauan untuk bekerja sama

▪ Pengetahuan pasien tentang obat

▪ Pemakaian lensa kontak

6) Periksa formulir permintaan obat

▪ Periksa instruksi dokter dan terkait persiapan, kekuatan obat, jumlah tetesan,
frekuensi penetesan, dan mata yang akan diterapi.
⮚ OD - Oculus Dexter (mata kanan)

⮚ OS - Oculus Sinister (mata kiri)

⮚ OU - Oculus Uterque (kedua mata)

▪ Periksa tanggal kadaluarsa dan label obat

7) Persiapkan pasien untuk terapi

▪ Jelaskan prosedurnya

▪ Bantu pasien kembali ke posisi nyaman - duduk atau berbaring dengan kepala
sedikit di hiperekstensi.

▪ Minta bantuan untuk menahan pasien anak-anak.

▪ Lepas lensa kontak bila ada.

c. Tahap Kerja

1) Dekatkan alat-alat ke pasien

2) Cuci tangan pasang APD sesuai kebutuhan

3) Bersihkan kelopak mata dan bulu mata

▪ Pakai sarung tangan steril

▪ Gunakan kapas usap steril yang dicelupkan dalam NaCl 0,9% steril dan lap
dari daerah kantus dalam ke kampus luar.

4) Berikan obat mata

▪ Periksa sediaan obat mata terkait nama kekuatan tanggal kadaluarsa dan
jumlah tetesan bila obatnya cair.
▪ Instruksikan pasien untuk melihat ke langit-langit. Berikan bola kapas
penyerap steril yang kering pada pasien.

▪ Buka sakus konjungtiva bawah dengan meletakkan ibu jari atau jari jari tangan
yang tidak dominan tetap dibawah mata pada lengkung zygomaticus dan tarik
ke bawah kulit pada pipi secara perlahan. Jika jaringannya bengkak, hati-hati
saat menyentuhnya agar jaringan sampai tidak mencederai nya.

Obat cair:

⮚ Buang tetesan pertama obat

⮚ Dekati mata dari samping dan teteskan obat dalam jumlah yang tepat ke
sepertiga luar konjungtiva bawah, dengan memegang obat 1 sampai 2 cm di
atas mata.

Salep mata:

⮚ Buang pipis salep pertama

⮚ Pegang tube diatas sakus konjungtiva, teras keluar 2 cm salep ke sakus


konjungtiva bawah dari kantus dalam mengarah keluar.

5) Instruksikan pasien untuk menutup kelopak matanya dan bukan memejamkan


secara kuat.

6) Instruksikan pasien untuk menekan ductus nasolacrimalis selama paling sedikit 30


detik setelah meneteskan obat cair.

7) Bersihkan kelopak mata sesuai kebutuhan dengan mengusap dari kantus dalam ke
kantus luar.

8) Pasang alas mata bila diperlukan dan rekatkan dengan plester dan instruksikan
pasien untuk tidak menggosok matanya.
9) Periksa respon pasien.

10) Bereskan obat dan alat-alat, melepaskan APD dan melakukan kebersihan tangan.

11) Catat pemberian obat: nama obat yang diberikan, jumlah tetesan, dan respon
pasien, dll.

d. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien.

2) Membuat kontrak selanjutnya

3) Ucapkan salam dan terima kasih atas kerjasama pasien.

4) Cuci tangan

5) Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai