Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Faktor Pembentuk Tanah

Dosen pengampu : 1. Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.si,M.sc


2. Dra. Elvayetty, M.p

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. Irfan Yesaya Situmorang 3203131021
2. Novita E Sihombing 3203331024
3. Putra Laksmana Tanjung 3202131003
4. Valda Azura Hutagaol 3203331010

Mata Kuliah : Ilmu Tanah


Kelas : Geografi C 2020

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Pembentuk Tanah.”

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dosen


pengampu mata kuliah Ilmu Tanah yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Kami berharap makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenaan.

Medan, 2 September 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1. Latar belakang............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3. Tujuan Makalah..........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Faktor Bahan Induk.....................................................................................................................6
2.2 Faktor Iklim.................................................................................................................................8
2.3 Faktor Organisme........................................................................................................................9
2.4 Topografi.....................................................................................................................................9
2.5 Faktor Waktu.............................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak
dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan
lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan
waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari
ciri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya.

Dalam pandangan Ilmu Tanah, tanah jauh lebih kompleks dari sekedar bahan di alam
yang merupakan hasil pelapukan dari batuan (rock). Tanah tersusun dari komponen organik
dan komponen anorganik dalam berbagai tahapan dekomposisi dan disintegrasi, berbagai
macam gas, dan juga air. Tanah juga mengandung berbagai macam organisme baik mikro,
meso maupun makro dalam jumlah yang banyak.

Tanah merupakan bahan alam yang terbentuk melalui proses pembentukan tanah
(pedogenesis) dalam waktu yang sangat lama. Proses pembentukan tanah tersebut
dikendalikan oleh lima faktor pembenrtukan tanah, yaitu Bahan Induk (parent material),
Iklim (Climate), Organisme (Organism), Topografi (Topograpi), dan Waktu (Time). Dalam
kenyataannya kelima faktor tersebut bersifat saling mempengaruhi satu sama lain atau ada
interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim.

Pola distribusi tanah di permukaan bumi mengikuti konsep geomorfologi (Daniels,


1971 dalam Jungerius, 1985). Secara garis besar, faktor pembentuk tanah hampir sama
dengan faktor pembentuk bentuklahan (Jamulya, 1996). Menurut Jenny (1994), faktor
pembentuk tanah meliputi bahan induk, relief/topografi, iklim, organisme, dan waktu.
Adapun faktor pembentuk bentuklahan meliputi batuan induk, relief/topografi, dan proses
(yang dipengaruhi iklim, organisme, dan waktu). Dalam proses pembentukannya, faktor-
faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan saling bekerja sama sehingga
menghasilkan tanah. Tubuh tanah secara umum dapat dipandang sebagai suatu media yang
dinamik. Pada keadaan tertentu salah satu atau beberapa faktor pembentuk tanah dapat lebih
dominan pengaruhnya dibanding faktor yang lain, sehingga sifat-sifat tanah yang terbentuk
menjadi heterogen.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana faktor pembentukan tanah
terhadap suatu jenis tanah?

1.3. Tujuan Makalah


Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami faktor-faktor
yang membentuk suatu jenis tanah
BAB II

PEMBAHASAN

Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerja sama dalam
berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula
dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah Bahan induk, iklim, organisme,
Tofografi (relief) dan Waktu. yang dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut:

2.1 Faktor Bahan Induk

Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun
pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik. Batuan
dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan
pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan
dapat dibedakan menjadi 4 jenis batuan, adalah sebagai berikut :

1. Batuan Beku

Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan
gunung berapi, batuan beku atau batuan vulkanik terdiri dari meneral yang tinggi dan banyak
mengandung unsur hara tanaman. Di Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang
lebih penting, hal ini di sebabkan karena gunung berapi tersebar mana-mana, dan karena
letesan gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan
tanah.

2. Batuan Vulkanik
Perbedaan lain adalah mengenai daya tahannya terhadap proses pelapukan, batuan
asam lebih tahan terhadap proses pelapukan karena warnanya kebih muda. Akibatnya tanah
yang berasal dari batuan asam tektunya lebih kasar daripada tanah yang berasal dari bari
batuan basis, maka dapat dikatakan tanah yang berasal dari batuan asam mempunyai
kandungan unsur hara yang sedikit dibandingkan dengan tanah yang berasal dari batuan
basis.

3. Batuan endapan
Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau
udara dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya
yaitu, batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan
adanya keseragaman yangnyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusun. Adanya
lapisan dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang masing-
masing berbeda bahan, tekstur, warna dan tebalnya.
4. Batuan Malihan
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat
terbentuk dari batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan dan
sentuknya yang akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Batuan malihan
adalah batuan yanga memiliki sifat-sifat akibat telah malihnya batuan semula baik batuan
beku maupun endapan.
Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan
dan menyebabkan pengkristalan kembali bahan induk. Adapun sarat tejadinya proses malihan
yaitu di sebabkan oleh temperatur tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.Temperatur tinggi
saling mempercepat reaksi kimia juga penting untuk dapat melampaui temperatur
mineralnya.

Tekanan yang mempengaruhi proses malihan ada macam, yaitu tekanan hidrostastik
dan tekanan yang berarah berupa desakan. Yang pertama menyebabkan perubahan volume
dan menghasilkan stuktur butir yang tidak teratur, sedangkan desakan menyebabkan bentuk
dan menghasilkan struktur sejajar.Tekanan yang seragam mempengaruhi keseimbangan
kimia dengan memacu pengeluaran volume dan pembentukan mioniral-mineral yang rapat
jenisnyalebih tinggi, sedangkan desakan mewujudkan berbagai pengaruh terhadap susunan
mineral batuan. Waktu yang lama lambat laun membentuk batuan malihan.
Faktor yamg mempengaruhi bahon organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan
kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah
makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin
tinggi pula bahan organik yang terkandung dalam tanah remah dan sisa-sisa vegetasi dan
hewan tanah adalah medium bagi tanaman.

2.2 Faktor Iklim


Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari
matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi
matahari menyebabkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin
menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi).
Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan
secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah
hujan dan suhu (temperatur). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan
dan suhu adalah sebagai berikut :

1. Curah Hujan
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau
pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi
misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah
tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Semakin lembab suatu tanah maka makin
jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini disebabkan karena adanya pergantian antara air
dan udara dalam tanah.
2. Suhu (temperatur)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi
yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar
maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.

2.3 Faktor Organisme


Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh
terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi
karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan
dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian
bahan organik menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan humus
(bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekomposisi) serasah. Pada waktui
malam hari cacing-cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-
lubangmnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah.
Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah
kepermukaan tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di
pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan
organik.
Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama
cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau
penggarapan, permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.

2.4 Topografi
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah
datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring
mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya
genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak
begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan
terbentuk latosol merah. Di daerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada
topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng
pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning coklat.
Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi di
daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol,
baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk
cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga
terbentuk tanah rawang atau merawang.

2.5 Faktor Waktu


Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama.
Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada
bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk
horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang
tidak berubah dalam waktu yang lama.
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan
penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi mengendapkan lava
dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava
ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama. Semua tingkatan
perkembangan tanah dapat di temukan kembali pada endapan-endapan itu. Di daerah
beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung
cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup
subur.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun
pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik.Di
Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang lebih penting, hal ini di sebabkan karena
gunung berapi tersebar mana-mana, dan karena letesan gunung berapi yang menghasilkan
batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan tanah.Faktor yamg mempengaruhi bahon
organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik yang
ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah makin berkurang, faktor iklim
menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula bahan organik yang
terkandung dalam tanah remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah adalah medium bagi
tanaman. Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari
matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Akibat
langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara
tidak langsung berupa pemindahan panas.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah sendiri hendaknya menampilkan banyak acuan agar para
pembaca mendapatkan informasi yang luas, makalah diajukan bagi pembaca sebagai sumber
referensi alternative sehingga diharapkan kedepanya pembaca dapat mencari referensi lainya
agar lebih lengkap, pembaca hendaknya mencari referensi lainya untuk model pengguna
sehingga didapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://geografisku.blogspot.com/2015/08/faktor-pembentuk-tanah.html

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6818/55.%20Dr.Kuswaji%20Dwi
%20Priyono%2C%20M.Si%20%26%20Drs.Yuli%20Priyana%2CM.Si.pdf?
sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Menurut%20Jenny%20(1994)%2C%20faktor,%2C
%20organisme%2C%20dan%20waktu).

https://www.google.com/search?
q=Faktor+Pembentuk+Tanah&sxsrf=AOaemvKV6vKpbrqEOBL7JX58sZSe8A8nGQ:16301
49749082&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwia0-
WFzdPyAhVaWH0KHVszC7MQ_AUoAnoECAEQBA&biw=1366&bih=625#imgrc=Q1VF
UNoK9skrxM

https://www.panehutan.com/2020/06/makalah-ilmu-tanah-faktor-pembentuk.html

https://www.mastoming.com/2021/03/ilmu-tanah-10-proses-pembentuk-tanah-4.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai