Kekhawatiran Publik
Munculnya kekhawatiran publik menyangkut isu presiden tiga periode adalah hal
yang wajar, bukan sesuatu yang berlebihan. Sebab, bagaimana pun tidak ada yang bisa
menjamin bahwa amendemen terbatas yang akan dilakukan itu tidak disusupi klausul wacana
presiden tiga periode. Apalagi, di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung dan
kontrol publik yang tidak maksimal karena keterbatasan ruang ekspresi. Belajar dari
pengalaman sebelumnya, apa yang menjadi keresahan publik ternyata benar terjadi. Beberapa
rancangan undang-undang yang menuai kontroversi publik juga akhirnya terealisasi dengan
mulus dan cepat. Untuk kepentingan segelinter elite politik, segala hal yang mustahil
terwujud pada faktanya bisa terjadi. Komunikasi politik di Indonesia itu memang pelik. Ada
anomali. Terjadi tumpang tindih dan penuh ketidakpastian. Sarana komunikasi yang
dilakukan penuh intrik dan kebohongan kepada khalayak.
Berkali-kali masyarakat diberikan harapan palsu atas janji-janji semu para elite
politik. Ada banyak keganjilan komunikasi politik di Indonesia antara penyampaian dengan
perbuatan yang dilakukan tidak senada. Jika sejak awal janji yang disampaikan para elite
politik hanya sekadar permainan kata-kata atau pengelolaan kesan untuk menarik simpati
pemilih tanpa dilandasi niat tulus, akan sulit mewujudkan kepentingan rakyat. Tak heran
ketika sudah menempati jabatan strategis yang dipikirkan hanya kepentingan diri sendiri dan
kelompoknya. Bahkan, mungkin sudah hilang rasa malu ketika melakukan kesalahan dan
mencederai hati rakyat.
Tanggapan
Kemampuan komunikasi publik pemimpin harus hadir dan ditunjukkan kepada
masyarakat. Hilangkan stigma rakyat yang beranggapan bahwa rezim hari ini gemar
menghambur-hamburkan uang rakyat, menumpuk kekayaan melalui kekuasaan dengan
mengubah konstitusi. Dalam ilmu komunikasi, ruang adalah konteks yang memengaruhi
proses dan efek komunikasi. Sudah saatnya ruang tersebut digunakan untuk mengatasi dan
menjawab berbagai problematika sehingga tercipta komunikasi yang efektif antara
pemerintah, wakil rakyat dan rakyat.
Solusi
Ciptakan komunikasi yang sehat. Tanpa komunikasi yang sehat, tidak akan terwujud
tata kelola pemerintahan yang baik. Komunikasi konteks menengah menjadi salah satu solusi
yang ditawarkan dalam mewujud komunikasi yang efektif. Selain itu, tentu saja presiden
sama-sama mengingatkan mitra kerja yang lainnya, untuk tidak bermain-main dalam
kekuasaan. Dalam teori Chester Barnard, kekuasaan yang sejati akan selalu berdampingan
dengan kemampuan dan kesediaan berkomununikasi dengan rakyat. Akan tetapi, barang
siapa yang bermain-main dengan kekuasaan, ia akan digilas oleh kekuasaannya sendiri
karena tidak ada kekuasaan yang kekal dan abadi.