Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“AGRIBISNIS DAN PERMASALAHANNYA DI


INDONESIA

Dosen Pengampu

Dr. Dindy Darmawati Putri, SP., MP.

Disusun Oleh :

ASMAUL JAUZA
A1A021015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2021/2022
i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Makalah ini saya beri judul “Agribisnis dan permasalahanya
diIndonesia”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari
dosen pengampu Dr.Dindy Darmawati Putri,SP.,MP. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pemahaman
jurusan agribisnis sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr.Dindy Darmawati Putri,SP.,MP ., selaku dosen pengampu. Tidak
lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu saya terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan saya, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para
pembaca.

Demak, 21 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Agribisnis ................................................................................................................................. 3
B. Strategi dalam mengembangkan kegiatan agribisnis ................................................................ 8
C. Peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam pengembangan sektor pertanian
di Indonesia .................................................................................................................................... 12
D. Permasalahan atau kendala dalam membangun agribisnis di Indonesia ................................... 13

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tidak dapat dipungkiri jika pertanian masih menjadi bidang yang banyak
dijadikan sebagai mata pencaharian oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut
didasari oleh tanah di wilayah Indonesia yang subur dan cocok untuk dijadikan
sebagai lahan untuk bercocok tanam dan bertani. Karena alasan ini pula, Indonesia
dikenal sebagai negara agraris di mata negara tetangga, atau bahkan dunia. Sektor
pertanian juga masih menjadi salah satu sumbangsih terbesar bagi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Dengan kata lain, sektor pertanian di Indonesia sangat
berpotensi untuk dijadikan sebagai lahan bisnis, tidak hanya untuk mendapatkan
untung individu namun juga membantu kesejahteraan rakyat Indonesia secara
menyeluruh.
Berbicara soal sektor pertanian, Anda pasti pernah mendengar istilah
agribisnis. Secara singkat, agribisnis dapat diartikan sebagai sebuah bisnis dengan
basis usaha pertanian, maupun bidang lain yang mendukungnya. Sektor agribisnis
menyerap lebih dari 75% angkatan kerja nasional termasuk di dalamnya 21,3 juta
unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga diperhitungkan maka sebesar
80% dari jumlah penduduk nasional menggantung hidupnya pada sektor
agribisnis. Peranan sektor agribisnis yang demikian besar dalam perekonomian
nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional ke
depan (Saragih,1997).
Sebagai negara agraris, Indonesia tentu tidak bisa mengabaikan pengaruh
dari agribisnis pada sektor pertanian. Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi
terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional Indonesia. Bahkan, jika
masih dianggap sepele dan tidak dikembangan secara maksimal, ketergantungan
Indonesia untuk ekspor bahan pangan akan terus berjalan. Dari penjelasan singkat
tersebut, dapat ditarik kesimpulan jika agribisnis merupakan bidang keilmuan
yang sepatutnya dipahami oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, akan sangat
disayangkan jika sebagai negara agraris, masyarakat Indonesia belum bisa
memanfaatkan dan mengembangkannya guna memaksimalkan potensi Agribisnis.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:


1. Apa yang di maksud Agribisnis?
2. Apa saja Strategi dalam mengembangkan kegiatan agribisnis?
3. Apa saja peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam pengembangan
sektor pertanian di Indonesia?
4. Apa saja permasalahan atau kendala dalam membangun agribisnis di
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Untuk memahami secara detail tentang Agribisnis
2. Untuk mengetahui mengembangkan kegiatan agribisnis
3. Untuk mengetahui Peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam
pengembangan sektor pertanian di Indonesia
4. Memaparkan permasalahan atau kendala dalam membangun agribisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. AGRIBISNIS

Pengertian Agribisnis
Pada dasarnya yang dimaksud dengan agribisnis adalah sebuah bisnis
dengan basis usaha pertanian maupun bidang lain. Tujuan dari agribisnis adalah
untuk mendukung pertanian, mulai dari sektor hulu hingga hilir. Artinya,
pandangan pokok di bidang ini mengacu pada rantai sektor pangan atau food
supply chain. Sehingga, agribisnis juga dapat diartikan sebagai cara pandang
ekonomi dalam upaya penyediaan pangan. Selain itu, mengacu pada cara pandang
ekonomi, agribisnis diartikan sebagai usaha mempelajari strategi guna
memperoleh keuntungan berdasarkan pengelolaan pada aspek budidaya dan
persiapan bahan baku. Agribisnis juga bertanggung jawab pada kegiatan pasca
panen, hingga cara pengolahan hasil panen sampai masuk ke fase pemasaran.
Oleh karena itu, bidang ini sering dikaitkan dengan konteks manajemen pada
dunia akademik atau biasa dikenal sebagai jurusan agribisnis. Jurusan agribisnis
yaitu sebuah ilmu tentang strategi menjalankan rantai produksi dengan seefektif
mungkin.
Beberapa ahli juga mengungkapkan pendapatnya mengenai bidang ini.
Yang pertama adalah E. Paul Roy yang menjelaskan jika agribisnis adalah sebuah
proses koordinasi dari sejumlah sub-sistem dan saling memengaruhi. Sub-sistem
tersebut bisa meliputi penyediaan pada input pertanian, pengolahan hasil,
produksi pertanian, serta pemasaran pada hasil pertanian. Dilansir dari Saragih
(1998), W. David Downey serta Steven P. Erickson juga memaparkan bahwa
agribisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditas
pertanian secara luas.

Pengertian sistem agribisnis


Agribisnis merupakan sistem pertanian yang saling terkait mulai dari sistem hulu
sampai dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. (Saragih,1997) Industri
3
hulu adalah sektor yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri
sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sementara
industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan
baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industry pascapanen dan
pengolahan hasil pertanian.
Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi
Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan
dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari
sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana
produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah,
tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
b. Subsistem Usahatani atau proses produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan
usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian.
Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi,
komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan
produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan
sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal
mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah
pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga
ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang
subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka.
c. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat
petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan
pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan
dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi
primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan,

4
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan
mutu.
d. Subsistem Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan
agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama
sub-sistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan
market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
e. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen
yang meliputi :
• Sarana Tataniaga • BUMN
• Perbankan • Swasta
• Penyuluhan • Penelitian dan
Agribisnis Pengembangan
• Kelompok tani • Pendidikan dan
• Infrastruktur Pelatihan
agribisnis • Transportasi
• Koperasi Agribisnis • Kebijakan Pemerintah

Ruang Lingkup dari Ilmu Agribisnis


Melihat pengertian dan penjelasan dari para ahli di atas, agribisnis memiliki
ruang lingkup yang luas. Beberapa di antaranya adalah:
 Usaha dalam memproduksi benih serta bahan kimia untuk pertanian.
 Makanan ternak.
 Alat serta mesin pertanian.
 Cara memproses bahan pertanian.
 Produksi biofuel serta wisata pertanian.
Jadi, dapat disimpulkan jika bidang keilmuan ini tidak serta-merta tentang bertani
dan membudidayakan tanaman. Melainkan, peternakan, kehutanan, dan perikanan
juga termasuk dalam cakupannya.
Sebagai contoh, biofuel yang menjadi hasil tanaman pertanian kini sudah
banyak menarik perhatian masyarakat secara umum serta akademisi. Pasalnya,

5
perubahan iklim menjadi isu yang semakin gencar dipublikasikan serta adanya
peningkatan harga dari bahan bakar fosil. Oleh karena itu, penelitian serta
produksi pada biofuel saat ini terus dikembangkan dan menjadi salah satu dari
bentuk agribisnis.

Fungsi dan Manfaat Memahami Agribisnis


 Meningkatkan pendapatan dari produsen.
 Menambah penyerapan tenaga kerja.
 Menumbuhkan devisa negara.
 Meningkatkan jumlah agroindustri.
 Mendukung tingkat keberhasilan pembangunan di bidang pertanian.
Untuk Indonesia sendiri, agribisnis bisa dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan dari teknologi baru dan canggih, serta memberlakukan efisiensi pada
semua bidang guna menekan modal produksi. Dengan begitu, melalui sistem ini,
sektor pertanian di Indonesia dapat menghasilkan keuntungan lebih besar. Salah
satu caranya adalah dengan memprioritaskan komoditas unggulan yang ada di
Indonesia.

Aspek dalam Sistem Agribisnis


Sebagai sebuah pendekatan pembangunan utut, sistem agribisnis
mempunyai 4 aspek, yaitu penyediaan pada sarana produksi serta peralatan, usaha
pertanian, pengolahan, dan juga pemasaran. Agar keempat subsistem mampu
berjalan dengan lebih baik dan lancar, subsistem lain seperti pembinaan dan
infrastruktur juga diperlukan. Jika koordinasi dari seluruh aspek tersebut dapat
berjalan lancar, penciptaan kondisi kondusif serta memadai di area pedesaan akan
diperlukan. Penciptaan kondisi tersebut meliputi perlengkapan komponen,
wirausaha serta kemitraan, serta kondisi lain yang bisa mendukung sistem
agribisnis di wilayah pedesaan. Studi dan penelitiannya juga seringkali berasal
dari bidang keilmuan Ekonomi Pertanian serta Manajemen dan membuatnya
sering dikenal sebagai manajemen agribisnis. Pemerintah sendiri sebenarnya
sudah melakukan beragam upaya untuk meningkatkan pengembangan ekonomi
pada sektor bahan pangan. Namun, hingga kini, upaya tersebut belum cukup

6
dalam mengoptimalkan kerja agribisnis Indonesia agar kegiatan impor bahan
pangan dapat dikurangi.

Prospek dalam Agribisnis


Beberapa prospek dalam agribisnis di Indonesia meliputi:
 Tanah Indonesia yang relatif subur serta cocok ditanami tanaman pangan.
 Iklim yang bersahabat dan berisiko kecil mengalami bencana.
 Lokasi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis
membuat petani mudah mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk
mengembangkan tanaman.
 Aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan yang berlimpah.

Perkembangannya di Indonesia
Secara umum, di Indonesia, perkembangan dari agribisnis terbagi menjadi
beberapa fase:

 Fase Konsolidasi: Fase konsolidasi terjadi pada tahun 1967 hingga 1978,
dan dengan pertumbuhan di sektor pertanian 3,39 persen lebih besar
ditengarai dari kinerja sub-sektor tumbuhan pangan serta perkebunan
sebesar 3,58 persen dan 4,53 persen. Terdapat 3 kebijakan penting
pemerintah yang terjadi di fase ini, yakni penggunaan teknologi atau
intensifikasi, perluasan area dengan mengkonversi hutan yang tidak
produktif atau ekstensifikasi, serta penganekaragaman dalam usaha
agribisnis guna menambah pendapatan petani atau diversifikasi.
 Fase Tumbuh Tinggi: Dalam periodi ini, tahun 1978 hingga 1986,
agribisnis pada sektor pertanian memiliki angka pertumbuhan lebih dari
5,7 persen. Di lain sisi, produksi pangan, perikanan, perkebunan, dan
peternakan memiliki angka produksi mencapai 6,8 persen dan puncak
terjadi swasembada pangan.
 Fase Dekonstruksi: Di fase dekonstruktif tahun 1986 hingga 1997, sektor
pertanian Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan, yakni di bawah
angka 3,4 persen per tahun. Alasannya adalah adanya pengacuhan dari
7
perumusan kebijakan karena anggapan telah mencapai swasembada
pangan. Sehingga, persepsi dari pengembangan agribisnis menjadi tergulir
dengan sendirinya.
 Fase Krisis: Lanjut pada masa krisis moneter di tahun 1997 hingga 2001,
nilai tukar Rupiah pada Dolar Amerika mengalami lonjakan dan membuat
komoditas ekspor di sektor pertanian menjadi lebih tinggi, khususnya
perikanan dan perkebunan. Kendati demikian, sektor pertanian masih
kewalahan dan harus menyerap limpahan dari tenaga kerja di sektor
informal serta perkotaan sebagai dampak dari krisis yang terjadi.
 Fase Desentralisasi: Terjadi di tahun 2001 hingga sekarang, perkembangan
agribisnis di Indonesia berada pada fase desentralisasi. Artinya, transisi
politik yang terjadi membuat banyak perda dibuat dan menimbulkan tidak
sedikit penyimpangan administrasi serta korupsi menurut survey dari
LPEM-FEUI. Alhasil, terdapat banyak biaya tambahan untuk bisa
menjalankan birokrasi pemerintah

B. Strategi dalam mengembangkan kegiatan agribisnis

Ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan


kegiatan agribisnis diantaranya :
1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian
serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan
harmonis.Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan
(Agroindustri) berkembang di Indonesia, tapi bahan bakunya dari impor.
Di pihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak diikuti oleh
perkembangan industri pengolahan (membangun industri berbasis
sumberdaya domestik/lokal), sehingga perlu pengembangan Agribisnis
Vertikal.
2. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing di atas
keunggulan komparatif.Dalam arti bahwa membangun daya saing produk
agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi
keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:

8
 Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro
kimia) dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri
pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara
internasional.
 Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan
inovasi.
3. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.
Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik
langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian.
Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai
bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran
dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri.
4. Membangun Sistem Agribisnis melalui Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan
atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk
agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut
nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut
keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat,
residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri
perbenihan.
5. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan
sistem networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun horisontal
(sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan
penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang
terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah.
6. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya
terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan
usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif
layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau

9
Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan
usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.
7. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi
agribisnis.
Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi,
dan informasi pengolahan serta informasi pasar.
8. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan
industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan
terjadi di setiap daerah.
9. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai
lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim
pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya
agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi
kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm
agribisnis.
10. Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya
terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus
mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut,
sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual
apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
11. Pengembangan sumberdaya agribisnis.
Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya
agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta
pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis
sebagai aktor pengembangan agribisnis.
12. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.

10
Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas
unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis,
potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.
13. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.
Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan
pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut,
darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan
pelabuhan ekspor dan lain-lain.
14. Kebijaksanaan terpadu pengembangan
 Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas di tingkat
perusahaan.
 Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan
usaha sejenis.
 Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur keterkaitan
antara beberapa sektor.
 Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan
perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap agribisnis.
15. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan
agribisnis dan ekonomi
Dalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor
pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan
aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan
wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan
pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena
itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan
formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP
yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi Klinik
Konsultasi Agribisnis.

11
C. Peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam pengembangan sektor
pertanian di Indonesia

Sektor pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sector


pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, mampu mendukung sektor
industri baik industri hulu maupun industri hilir, mampu menyediakan
keragaman menu pangan dan karenanya sektor pertanian sangat
mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh
besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya
sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-
1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan
yang positif.
Peranan agribisnis sektor pertanian misalnya dalam penyediaan bahan
pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada
waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting
bagi keberhasilan pem-bangunan di Indonesia. Sejarah modern Indonesia
menunjukkan bahwa krisis pangan secara langsung mempengaruhi kondisi
sosial, politik, dan keamanan nasional. Pada dasarnya tidak perlu diragukan
lagi, bahwa pembangunan ekonomi yang berbasiskan kepada sektor pertanian
(agribisnis), telah memberikan bukti dan dan peranan yang cukup besar dalam
pembangunan perekonomian bangsa, dan tentunya lebih dari itu.
Contoh kasus:
Selama terjadinya krisis ekonomi, penyerapan tenaga kerja secara nasional
juga mengalami penurunan sebanyak 6,4 juta atau sekitar 2,13 %. Namun,
sector pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru sebanyak
432.350 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sector pertanian terbukti
tangguh menghadapi gejolak ekonomi dan fleksibel dalam penyerapan
tenaga kerja sehingga sesungguhnya dapat berfungsi sebagai basis dan
landasan perekonomian basional indonesia. (Saragih, 1997)

12
Manfaat pembangunan sistem agribisnis dalam meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan perekonomian adalah :

a) Banyak melibatkan tenaga kerja karena sistem agribisnis menggunakan


sumberdaya alam yang ada yang dapat diperbaharui serta lebih banyak
tenaga kerja yang dilibatkan baik yang berpendidikan maupun yang tidak
berpendidikan.
b) Mampu meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga hingga menjadi
kegiatan yang sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian.
c) Agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
d) Mampu meningkatkan ketahanan dan keamanan bahan pangan.
e) Mewujudkan pemerataan hasil pembangunan. Untuk mewujudkan
pemerataan di Indonesia perlu digunakan teknologi produksi output
nasional yang banyak menggunakan sumberdaya tersebut. Melalui
pembangunan agribisnis, yang sumberdayanya tersebar di seluruh pelosok
tanah air, diharapkan mampu melibatkan partisipasi seluruh wilayah dan
rakyat Indonesia dan sekaligus ikut menikmati outputnya melalui
pendapatan yang diperoleh dari pembayaran faktor produksi.

D. Permasalahan atau kendala dalam membangun agribisnis di Indonesia

1. Iklim tidak bisa dikendalikan sehingga perlu membangun strategi dalam


membangun agribisnis.
2. Kurangnya modal bagi para pelaku agribisnis.
3. Infrastruktur yang belum berkembang dengan baik sehingga menghambat
distribusi dalam pemasaran.
4. Kurangnya pendampingan agribisnis bagi para pelakunya secara
profesional.Kurangnya partisipasi masyarakat dalam membangun
agribisnis dan minimnya pengetahuan dalam pengembangan agribisnis
sebagai pelaku utama.

13
Upaya konkrit yang perlu dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut
adalah:
1. Melakukan penelitian dan mencari strategi dengan teknologi yang tepat
dalam mengantisipasi iklim yang terjadi.
2. Adanya kebijakan pemerintah bagi dunia perbankan untuk memudahkan
permodalan bagi para pelaku agribisnis.Membangun dan membenahi
infrastruktur khususnya di pedesaan yang menunjang kegiatan agribisnis.
3. Melakukan pendampingan agribisnis kepada pelaku utama secara
profesional dan berkelanjutan.
4. Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keuntungan agribisnis
kepada pelaku utama.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari subsystem
hulu hingga hilir yang berorientasi pada pasar dengan memperhatikan kuantitas,
kualitas dan kontuinitas serta berdaya saing tinggi untuk dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. Jika konsep agribisnis dapat
diterapkan dengan baik secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang
besar terhadap pertumbuhan perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja
yang banyak dari masing-masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional.
Berbagai permasalahan dalam agribisnis selayaknya bisa diatasi, untuk itu
diperlukan adanya kordinasi lintas sektoral, baik antara Kementerian Pertanian,
Perindustrian, Perdagangan atau Koperasi Usaha Kecil dan Menengah. Begitu
pula dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait, serta
dunia usaha nasional. Indonesia hanya bisa bangkit secara ekonomi jika sector
pertanian terlebih dahulu dibenahi, tentu saja dengan konsep agribisnis yang
memadukan manajemen dan teknologi pertanian paling mutakhir, dengan tetap
mengutamakan upaya peningkatan kesejahteraan petani

B. Saran
Untuk mewujudkan agribisnis yang berdaya saing tinggi diperlukan SDM
yang professional, inovatif, kreatif. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai mahasiswa
agribisnis kita ikut turut memberikan kontribusi di masa depan dan mendampingi
masyarakat Indonesia untuk mensukseskan agribisnis.

15
DAFTAR PUSTAKA
Saragih, bungaran, siswono Yudo Husodo, dkk. 2005. Pertanian Mandiri.
Penebar swadaya, Jakarta.
Saragih, bungaran. Refleksi Agribisnis. Bogor: IPB Press.
http://agribisnis.umm.ac.id/id/umm-news-2489-bidang-ilmu-agribisnis-
apa-itu-agribisnis-.html
https://www.kompasiana.com/atep_afia/kendala-pengembangan-
agribisnis_5500f25ca33311c56f512aed
https://www.cermati.com/artikel/ini-dia-yang-dimaksud-dengan-
agribisnis-dan-perkembangannya-di-indonesia
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/25/278765637/strategi-
pengembangan-pertanian-agribisnis.

16

Anda mungkin juga menyukai