Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
ASMAUL JAUZA
A1A021015
Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Makalah ini saya beri judul “Agribisnis dan permasalahanya
diIndonesia”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari
dosen pengampu Dr.Dindy Darmawati Putri,SP.,MP. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pemahaman
jurusan agribisnis sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr.Dindy Darmawati Putri,SP.,MP ., selaku dosen pengampu. Tidak
lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu saya terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan saya, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Agribisnis ................................................................................................................................. 3
B. Strategi dalam mengembangkan kegiatan agribisnis ................................................................ 8
C. Peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam pengembangan sektor pertanian
di Indonesia .................................................................................................................................... 12
D. Permasalahan atau kendala dalam membangun agribisnis di Indonesia ................................... 13
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tidak dapat dipungkiri jika pertanian masih menjadi bidang yang banyak
dijadikan sebagai mata pencaharian oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut
didasari oleh tanah di wilayah Indonesia yang subur dan cocok untuk dijadikan
sebagai lahan untuk bercocok tanam dan bertani. Karena alasan ini pula, Indonesia
dikenal sebagai negara agraris di mata negara tetangga, atau bahkan dunia. Sektor
pertanian juga masih menjadi salah satu sumbangsih terbesar bagi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Dengan kata lain, sektor pertanian di Indonesia sangat
berpotensi untuk dijadikan sebagai lahan bisnis, tidak hanya untuk mendapatkan
untung individu namun juga membantu kesejahteraan rakyat Indonesia secara
menyeluruh.
Berbicara soal sektor pertanian, Anda pasti pernah mendengar istilah
agribisnis. Secara singkat, agribisnis dapat diartikan sebagai sebuah bisnis dengan
basis usaha pertanian, maupun bidang lain yang mendukungnya. Sektor agribisnis
menyerap lebih dari 75% angkatan kerja nasional termasuk di dalamnya 21,3 juta
unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga diperhitungkan maka sebesar
80% dari jumlah penduduk nasional menggantung hidupnya pada sektor
agribisnis. Peranan sektor agribisnis yang demikian besar dalam perekonomian
nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional ke
depan (Saragih,1997).
Sebagai negara agraris, Indonesia tentu tidak bisa mengabaikan pengaruh
dari agribisnis pada sektor pertanian. Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi
terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional Indonesia. Bahkan, jika
masih dianggap sepele dan tidak dikembangan secara maksimal, ketergantungan
Indonesia untuk ekspor bahan pangan akan terus berjalan. Dari penjelasan singkat
tersebut, dapat ditarik kesimpulan jika agribisnis merupakan bidang keilmuan
yang sepatutnya dipahami oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, akan sangat
disayangkan jika sebagai negara agraris, masyarakat Indonesia belum bisa
memanfaatkan dan mengembangkannya guna memaksimalkan potensi Agribisnis.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Untuk memahami secara detail tentang Agribisnis
2. Untuk mengetahui mengembangkan kegiatan agribisnis
3. Untuk mengetahui Peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam
pengembangan sektor pertanian di Indonesia
4. Memaparkan permasalahan atau kendala dalam membangun agribisnis
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. AGRIBISNIS
Pengertian Agribisnis
Pada dasarnya yang dimaksud dengan agribisnis adalah sebuah bisnis
dengan basis usaha pertanian maupun bidang lain. Tujuan dari agribisnis adalah
untuk mendukung pertanian, mulai dari sektor hulu hingga hilir. Artinya,
pandangan pokok di bidang ini mengacu pada rantai sektor pangan atau food
supply chain. Sehingga, agribisnis juga dapat diartikan sebagai cara pandang
ekonomi dalam upaya penyediaan pangan. Selain itu, mengacu pada cara pandang
ekonomi, agribisnis diartikan sebagai usaha mempelajari strategi guna
memperoleh keuntungan berdasarkan pengelolaan pada aspek budidaya dan
persiapan bahan baku. Agribisnis juga bertanggung jawab pada kegiatan pasca
panen, hingga cara pengolahan hasil panen sampai masuk ke fase pemasaran.
Oleh karena itu, bidang ini sering dikaitkan dengan konteks manajemen pada
dunia akademik atau biasa dikenal sebagai jurusan agribisnis. Jurusan agribisnis
yaitu sebuah ilmu tentang strategi menjalankan rantai produksi dengan seefektif
mungkin.
Beberapa ahli juga mengungkapkan pendapatnya mengenai bidang ini.
Yang pertama adalah E. Paul Roy yang menjelaskan jika agribisnis adalah sebuah
proses koordinasi dari sejumlah sub-sistem dan saling memengaruhi. Sub-sistem
tersebut bisa meliputi penyediaan pada input pertanian, pengolahan hasil,
produksi pertanian, serta pemasaran pada hasil pertanian. Dilansir dari Saragih
(1998), W. David Downey serta Steven P. Erickson juga memaparkan bahwa
agribisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditas
pertanian secara luas.
4
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan
mutu.
d. Subsistem Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan
agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama
sub-sistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan
market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
e. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen
yang meliputi :
• Sarana Tataniaga • BUMN
• Perbankan • Swasta
• Penyuluhan • Penelitian dan
Agribisnis Pengembangan
• Kelompok tani • Pendidikan dan
• Infrastruktur Pelatihan
agribisnis • Transportasi
• Koperasi Agribisnis • Kebijakan Pemerintah
5
perubahan iklim menjadi isu yang semakin gencar dipublikasikan serta adanya
peningkatan harga dari bahan bakar fosil. Oleh karena itu, penelitian serta
produksi pada biofuel saat ini terus dikembangkan dan menjadi salah satu dari
bentuk agribisnis.
6
dalam mengoptimalkan kerja agribisnis Indonesia agar kegiatan impor bahan
pangan dapat dikurangi.
Perkembangannya di Indonesia
Secara umum, di Indonesia, perkembangan dari agribisnis terbagi menjadi
beberapa fase:
Fase Konsolidasi: Fase konsolidasi terjadi pada tahun 1967 hingga 1978,
dan dengan pertumbuhan di sektor pertanian 3,39 persen lebih besar
ditengarai dari kinerja sub-sektor tumbuhan pangan serta perkebunan
sebesar 3,58 persen dan 4,53 persen. Terdapat 3 kebijakan penting
pemerintah yang terjadi di fase ini, yakni penggunaan teknologi atau
intensifikasi, perluasan area dengan mengkonversi hutan yang tidak
produktif atau ekstensifikasi, serta penganekaragaman dalam usaha
agribisnis guna menambah pendapatan petani atau diversifikasi.
Fase Tumbuh Tinggi: Dalam periodi ini, tahun 1978 hingga 1986,
agribisnis pada sektor pertanian memiliki angka pertumbuhan lebih dari
5,7 persen. Di lain sisi, produksi pangan, perikanan, perkebunan, dan
peternakan memiliki angka produksi mencapai 6,8 persen dan puncak
terjadi swasembada pangan.
Fase Dekonstruksi: Di fase dekonstruktif tahun 1986 hingga 1997, sektor
pertanian Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan, yakni di bawah
angka 3,4 persen per tahun. Alasannya adalah adanya pengacuhan dari
7
perumusan kebijakan karena anggapan telah mencapai swasembada
pangan. Sehingga, persepsi dari pengembangan agribisnis menjadi tergulir
dengan sendirinya.
Fase Krisis: Lanjut pada masa krisis moneter di tahun 1997 hingga 2001,
nilai tukar Rupiah pada Dolar Amerika mengalami lonjakan dan membuat
komoditas ekspor di sektor pertanian menjadi lebih tinggi, khususnya
perikanan dan perkebunan. Kendati demikian, sektor pertanian masih
kewalahan dan harus menyerap limpahan dari tenaga kerja di sektor
informal serta perkotaan sebagai dampak dari krisis yang terjadi.
Fase Desentralisasi: Terjadi di tahun 2001 hingga sekarang, perkembangan
agribisnis di Indonesia berada pada fase desentralisasi. Artinya, transisi
politik yang terjadi membuat banyak perda dibuat dan menimbulkan tidak
sedikit penyimpangan administrasi serta korupsi menurut survey dari
LPEM-FEUI. Alhasil, terdapat banyak biaya tambahan untuk bisa
menjalankan birokrasi pemerintah
8
Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro
kimia) dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri
pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara
internasional.
Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan
inovasi.
3. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.
Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik
langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian.
Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai
bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran
dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri.
4. Membangun Sistem Agribisnis melalui Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan
atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk
agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut
nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut
keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat,
residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri
perbenihan.
5. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan
sistem networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun horisontal
(sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan
penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang
terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah.
6. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya
terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan
usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif
layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau
9
Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan
usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.
7. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi
agribisnis.
Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi,
dan informasi pengolahan serta informasi pasar.
8. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan
industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan
terjadi di setiap daerah.
9. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai
lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim
pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya
agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi
kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm
agribisnis.
10. Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya
terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus
mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut,
sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual
apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
11. Pengembangan sumberdaya agribisnis.
Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya
agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta
pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis
sebagai aktor pengembangan agribisnis.
12. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.
10
Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas
unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis,
potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.
13. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.
Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan
pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut,
darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan
pelabuhan ekspor dan lain-lain.
14. Kebijaksanaan terpadu pengembangan
Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas di tingkat
perusahaan.
Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan
usaha sejenis.
Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur keterkaitan
antara beberapa sektor.
Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan
perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap agribisnis.
15. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan
agribisnis dan ekonomi
Dalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor
pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan
aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan
wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan
pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena
itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan
formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP
yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi Klinik
Konsultasi Agribisnis.
11
C. Peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam pengembangan sektor
pertanian di Indonesia
12
Manfaat pembangunan sistem agribisnis dalam meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan perekonomian adalah :
13
Upaya konkrit yang perlu dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut
adalah:
1. Melakukan penelitian dan mencari strategi dengan teknologi yang tepat
dalam mengantisipasi iklim yang terjadi.
2. Adanya kebijakan pemerintah bagi dunia perbankan untuk memudahkan
permodalan bagi para pelaku agribisnis.Membangun dan membenahi
infrastruktur khususnya di pedesaan yang menunjang kegiatan agribisnis.
3. Melakukan pendampingan agribisnis kepada pelaku utama secara
profesional dan berkelanjutan.
4. Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keuntungan agribisnis
kepada pelaku utama.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari subsystem
hulu hingga hilir yang berorientasi pada pasar dengan memperhatikan kuantitas,
kualitas dan kontuinitas serta berdaya saing tinggi untuk dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. Jika konsep agribisnis dapat
diterapkan dengan baik secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang
besar terhadap pertumbuhan perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja
yang banyak dari masing-masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional.
Berbagai permasalahan dalam agribisnis selayaknya bisa diatasi, untuk itu
diperlukan adanya kordinasi lintas sektoral, baik antara Kementerian Pertanian,
Perindustrian, Perdagangan atau Koperasi Usaha Kecil dan Menengah. Begitu
pula dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait, serta
dunia usaha nasional. Indonesia hanya bisa bangkit secara ekonomi jika sector
pertanian terlebih dahulu dibenahi, tentu saja dengan konsep agribisnis yang
memadukan manajemen dan teknologi pertanian paling mutakhir, dengan tetap
mengutamakan upaya peningkatan kesejahteraan petani
B. Saran
Untuk mewujudkan agribisnis yang berdaya saing tinggi diperlukan SDM
yang professional, inovatif, kreatif. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai mahasiswa
agribisnis kita ikut turut memberikan kontribusi di masa depan dan mendampingi
masyarakat Indonesia untuk mensukseskan agribisnis.
15
DAFTAR PUSTAKA
Saragih, bungaran, siswono Yudo Husodo, dkk. 2005. Pertanian Mandiri.
Penebar swadaya, Jakarta.
Saragih, bungaran. Refleksi Agribisnis. Bogor: IPB Press.
http://agribisnis.umm.ac.id/id/umm-news-2489-bidang-ilmu-agribisnis-
apa-itu-agribisnis-.html
https://www.kompasiana.com/atep_afia/kendala-pengembangan-
agribisnis_5500f25ca33311c56f512aed
https://www.cermati.com/artikel/ini-dia-yang-dimaksud-dengan-
agribisnis-dan-perkembangannya-di-indonesia
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/25/278765637/strategi-
pengembangan-pertanian-agribisnis.
16