Anda di halaman 1dari 3

Nama :

NIM :
Semester/Prodi : VII/ S-1 Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Bencana
Nama Dosen :
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Mei 2021
Waktu : 90 menit
Kelas : 17.Kep.A

Jawaban :
1. Perisitwa tanah longsor tersebut maka diperoleh fase-fase kasus tanah longsor tersebut
adapun fasenya, yaitu:
 Perencanaan dalam tahap ini perlu adanya konstribusi yang begitu cepat dan juga
penanganan yang meningkat. Dari situlah akan diperoleh sesuatu yang dibuat
penanganan yang lebih cepat tanggap didalam penindakan peristiwa tanah longsor.
 Tahap perencanaan dalam tahap ini harus ada penindakan secara cepat untuk
menanggulangi dan meminimalisir terjadinya korban jiwa.
 Tahap penyelesaian dalam tahap ini setelah perencanaan dan pelaksanaan
dilakukan secara matang maka harus ada kolaborasi untuk mengetahui peristiwa
tanah longsor tersebut. Dengan begitu peristiwa tanah longsor dikabupaten
kuningan akan diketahui secara jelas, tranparan, akuntabel, trukstur, terprogram,
terdeteksi sehingga dapat meminimalisir korban jiwa dan juga untuk mengetahui
titik mana saja yang terdampak peristiwa tanah longsor
2. RPB
- Perencanaan yang terprogram dan terstruktur, pada bagian ini perlu adanya
perenccanaan yang terprogram dan terstruktur sehinngga akan terlihat jelas dan
tranparan.
- Alokasi dan akeungan daerah dalam bagian ini harus adanya alokasi dana yang
mengumpuni agar keuangan daerah bisa disalurkan tempat sasaran.
- Analisis data dalam bagian ini perlu adanya analisis data yang jelas
- Pengolahan data dalam bagian ini dana keuangan daerah harus diolah semaksimal
mungkin agar erpebe daerah bisa ditangani.
- Akumulasi data dalam bagian ini pengumpulan data harus jelas dan tidak
sempangsiur
- Penyelesaian program yang terstruktur agar terlihat jelas dan rapi.
3. Samaritan Law adalah menolong karena kerelaan menolong yang membutuhkan, jadi
memberikan bantuan secara umum terhadap regalitas dan juga kepatuhan hokum
sehingga bisa dijadikan untuk menawarkan bantuan hukum, bantuan solusi
4. Triage
- Dilakukan pada seluruh pasien
- Waktu perorang tidak boleh lebih dari 30
- Pelaksanakan prioritas dengan urutan nyawa, fungsi dan penampilan
- Pemasangan triage tage
5. Jenis metode triage
- Meminta untuk semua korban (jenis start) yang membutuhkan pengobatan, nilai
pernafasan air way, jika tidak ada respirasi setelah resposisi untuk membuka jalan
nafas
- Jenissalt : pasien yang bisa berjalan untuk berjalan kesuatu area tertentu
- Live seving
6. Kegiatan timbal balik terhadap seseorang untuk menangani kendala korban-korbnan
yang ada di Lombok dan penanganan ekstra terhadap bencana tersebut untuk
meminimalisir terjadinya korban jiwa di tempat kejadian
7. Strateginya yaitu harus secara tanggap terhadap konswekuensi yang ada agar
pendapatnya bisa diterima dengan baik. Dalam Perencanaan, pelaksaanaan, dan
penyelesaian secara matang agar tindakaan yang dilakukannya terarah, terstruktur,
terprogram, trencana, dan terdeteksi sejak dini.
8. Peran tahap pra bencana
(Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan)
 Penyusunan peta rawan bencana
 Penyusunan standar ketenagaan, sarana dan pembiayaan
 Penempatan tenaga kesehatan disesuaikan dengan situasi wilayah setempat
(kerawanan terhadap bencana)
 Pemberdayaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan khususnya puskesmas
dan RS, terutama di daerah rawan bencana
 Pembentukan Tim Reaksi Cepat (BSB atau Brigade Siaga Bencana)
 Pelatihan-pelatihan dan gladi
9. Vulnerability (kerentanan) yaitu keadaan atau kondisi yang mengurangi kemampuan
masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman
bencana
10. a. Peran surveilens bencana
- Saat bencana merupakan rapid health assessment, jumlah korban, fasilitas yang
dibutuhkan, berapa banyak jumlah pengungsi, seberapa parah tingkat kerusakan,
kondisi sanitasi
- Setelah bencara merupakan rekapitulasi dan analisis seluruh data yang sudah
diperoleh dan buat kesimpulan untuk dasar pembuatan kebijakan
- Menetukan arah penanggulan bencana dan mengevaluasi keberhasilan dari
penanggulangan bencana

b. Epidemiologi
suatu rangkaian proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam
pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan. Kegiatan ini merupakan
upaya untuk mengurangi dan memantau suatu peristiwa kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai