Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kependudukan sudah menjadi masalah global. Pertambahan penduduk yang


tidak terkendali dapat mengakibatkan kebutuhan hidup meningkat, sedangkan kualitas
lingkungan semakin menurun. Hal tersebut mengakibatkan tidak seimbangnya antara
persediaan sumber-sumber daya yang ada dengan kebutuhan sehingga kesejahteraan hidup
kurang terwujud. Tanpa ada pengendalian laju pertumbuhan penduduk, suatu saat manusia
akan mengalami kekurangan bahan makanan. Saat itu seluruh sumber daya yang ada tidak
mampu menghidupi  penduduknya secara layak atau kesejahteraan tidak terwujud. Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut, pertumbuhan  penduduk harus dikendalikan dan
perlunya usaha konservasi terhadap sumber-sumber daya alam.
Masalah kependudukan yang terjadi di dunia berimbas pula pada  Negara bagian
seperti Indonesia, bahkan di Indonesia lebih kompleks karena Indonesia termasuk negara
kepulauan yang mempunyai lebih dari 13.666 pulau dan berbagai suku bangsa dengan adat
dan lingkungan yang berbeda-beda. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk
terbesar ke-5 sesudah RRC, India, USSR, dan USA, sangat merasakan dampaknya.
Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah
semakin banyaknya sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri untuk memajukan
Negara disegala bidang. Namun jika pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi dengan
peingkatan kualitas sumber daya manusianya  juga akan berdampak negative bagi Negara
tersebut. Dampak negative itu seperti munculnya masalah-masalah kependudukan akibat
kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk dan penyebarannya yang tidak
merata, masalah social, dan sebagainya yang semakin lama semakin kompleks. Jika hal ini
tidak segera ditanggulangi maka akan terjadi ledakan penduduk. oleh sebab itu, pertumbuhan
penduduk harus dikontrol setiap saat agar dapat dikendalikan lajunya.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Perkembangan Penduduk Dunia dan Indonesia?
b. Apakah Itu Transisi Demografi?

1.3 Tujuan
a. Menjelaskan perkembangan penduduk dunia dan Indonesia.
b. Menjelaskan Mengenai Transisi Demografi

2
BAB II
PEMBAHASAN

 
2.1 Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia dan Indonesia

Perkembangan penduduk Dunia Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat


kaitannya dengan  perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitar.
Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini yaitu:

- Jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi


kehidupannya. Jaman ini berlangsung beberapa juta tahun lalu yang terbagi atas jaman
peralatan batu tua, batu muda, dan  perunggu.
- Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian menetap yang mengubah
kehidupannya yang semula dengan berburu dan nomaden menjadi bertani dan menetap
disekitar pertanian tersebut.
- Jaman mulainya era industrialisasi sekitar abad ke-17 sesudah Masehi yang ditandai
dengan tumbuhnya pusat-pusat industry dan  berkembangnya kota-kota permukiman
manusia (Tomlison, 1965)

Pertumbuhan penduduk terlihat meningkat kira-kira pada 6000-9000 tahun lalu ketika
teknik bertani sudah mulai dikenal dan menyebar dibeberapa  bagian dunia yang
memungkinkan produksi pangan meningkat sehingga manusia semakin makmur. Selain itu
berkembangnya ilmu pengetahuan dan  perkembangan teknologi dalam mengolah sumber
daya alam yang ada juga membuat kehidupan manusia semakin baik.
Revolusi petanian yang memungkinkan bertambahnya manusia melebihi  jumlah 20
juta. Pada 6000 tahun yang lalu, yaitu kira-kira saat munculnya Kerajaan Mesir, penduduk
manusia diperkirakan sudah mencapai 90 juta  jiwa. Itu berarti sekitar 4000 tahun penduduk
telah bertambah kira-kira 10-16 kali lipat. Di sekitar jaman kristus ditaksir penduduk sudah
mencapai antara 200-300 juta jiwa dan pada tahun 1650 permulaan jaman modern  jumlah itu
menjadi sekitar setengah milyar jiwa. Pada permulaan jaman Revolusi Industri (1750)
penduduk diperkirakan telah menjadi 728 juta  jiwa. Berkaitan dengan tahap perkembangan
teknologi maupun peristiwa- peristiwa sosial ekonomi penting yang dialami penduduk dunia,

3
maka sejak tahun 1650 Thomson dan lewis (1978) membagi periode perkembangan
penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu:

1. Periode 1650-1800
Ditandai dengan perkembangan teknik-teknik pertanian baru,  pendirian pabrik-pabrik
dalam tahap awal serta pengembangan sarana transportasi dan perhubungan, disertai
dengan kestabilan politik yang relatif terjadi dibanyak negara di dunia. Penduduk
dunia pada akhir  periode ini diperkirakan sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 0,4 persen per tahun.

2. Periode 1800-1850
Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antara negara satu dengan
yang lain maupun antara satu kawasan benua dengan kawasan benua yang lain. Di
Eropa dalam waktu 50 tahun  penduduknya bertambah sekitar 33,3 persen.
Peningkatan penataan kehidupan politik dan ekonomi bangsa-bangsa pada masa ini
mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup bagi penduduk, di samping
kesadaran kesehatan lingkungan.

3. Periode 1850-1900
Ditandai dengan sudah banyaknya negara di dunia yang sudah melaksanakan sensus
penduduk secara lengkap, sehingga data kependudukan dunia sudah semakin banyak
dan reliabilitasnya semakin tinggi. Kemajuan teknologi pada masa ini semakin
mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pengorganisasian kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik penduduk negara-negara barat semakin nampak terutama daerah
urban. Dalam periode ini juga telah mulai menurunnya tingkat fertilitas di beberapa
negara, sudah timbul kesadaran dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk
sepenuhnya dapat dikendalikan dari tingkat kelahiran dan kematian.

4. Periode 1900-1930
Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah Perang Dunia
1. Dalam peristiwa ini banyak penduduk yang meninggal di medan perang, ataupun
meninggal karena buruknya keadaan ekonomi. Banyak negara yang dilanda penyakit
yang menyebabkan kematian terutama infeksi.

4
5. Periode 1930 sampai sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar terutama setelah
Perang Dunia II. Peningkatan pelayanan kesehatan semakin meningkat terutama
dengan penemuan berbagai jenis obat anti biotika. Penemuan teknologi-teknologi
modern semakin mendorong peningkatan kualitas hidup. Disatu pihak keadaan ini
justru semakin mensukseskan usaha pengendalian penduduk negara-negara maju,
namun sebaliknya di negara-negara yang belum maju terutama pada awal periode
justru mendorong pertambahan penduduk yang cukup besar. Dalam periode inilah
angka 4 Milyar dari jumlah  penduduk dunia dicapai. Dalam periode ini pula,
kesadaran akan  penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha menekan laju
pertumbuhan  penduduk, menjadi progam internasional yang mencakup hampir semua
negara di dunia.

Jika penduduk dunia terus bertambah dengan kecepatan 2% setahun maka dalam
sekitar tujuh abad lagi maka hanya akan ada tempat untuk duduk di dunia ini. Penduduk
dunia tidaklah bertambah secara merata menurut tempat. Sebagian daerah bertambah secara
cepat dari yang lainnya, jadi disamping jumlah, distribusi penduduk menurut geografi juga
perlu diperhatikan.
Terjadinya ledakan penduduk dimulai dari Eropa karena Revolusi Industri dimulai
disana. Bangsa Eropa kemudian menyebar ke Amerika (utara sampai selatan), Australia,
Afrika Selatan, dan Selandia Baru. Kemudian menjajah hampir seluruh dunia. Perkembangan
penduduk dunia mula-mula berjalan lambat hingga zaman modern dan kemudian berjalan
dengan semakin cepat sepanjang sejarah manusia hingga tahun 2000. Sehingga pertumbuhan
penduduk sulit dikendalikan dan akan berakibat pada ledakan penduduk
Kemudian Penduduk Indonesia Abad ke-20 Dalam zaman sebelum Indonesia
merdeka, pengumpulan data jumlah  penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh
wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai
Sensus Penduduk 1920. Sesudah itu berlangsung lima kali pengumpulan data penduduk
melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia merdeka  pada tahun 1930, dan empat kali
setelah Indonesia merdeka masing-masing  pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990. Data
jumlah penduduk dari keempat sumber ini cukup dapat dipercaya.
Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia hampir
menjadi tiga (3) kali lipat. Suatu percepatan perkembangan  penduduk telah terjadi di
Indonesia dalam jangka waktu lima (5) dekade terakhir hingga tahun 1980. Namun pada

5
periode 1980-1990 perkembangan  penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun
menjadi sekitar 2,0  persen per tahun. Perkembangan penduduk tahunan yang sedang
berlangsung dewasa ini lebih rendah di Jawa dibandingkan dengan kebanyakan pulau-pulau
lain di luar Jawa.
Jumlah Penduduk di suatu Negara tidak terlepas dari masalah pertambahan  penduduk
alami. Dimana beberapa Negara berkembang mempunyai  pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi (Sunarto, 1985: 1). Negara  berkembang seperti Indonesia, angka
pertumbuhannya berada dikisaran 2,3%, berbeda dengan Negara maju seperti Belanda,
Inggris ataupun Jerman yang berada di angka kisaran -0,2%.
Dengan angka 2,3% maka Indonesia akan mengalami lonjakan jumlah  penduduk
yang tinggi. Berdasar pada hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 1980, jumlah penduduk
Indonesia sebesar 147.490.000 jiwa. Kemudian menurut Sensus Penduduk Indonesia pada
tahun 2010 penduduk Indonesia sudah berjumlah 238.500.000 jiwa. Kita bisa bayangkan
betapa dahsyatnya perkembangan penduduk Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun. Dengan
jumlah tersebut Indonesia menempati posisi ke empat dengan jumlah penduduk Negara
terbanyak. Kedudukan tersebut ternyata tidak berubah sejak tahun 1961.
Jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan permasalahan apabila tidak
dimanfaatkan dengan baik. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia lebih merupakan beban
daripada modal pembangunan. Hal ini disebabkan karena  penduduk Indonesia bersifat
konsumtif (Sunarto, 1985: 2). Selain konsumtif, masyarakat Indonesia dirasa masih belum
mampu menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Keadaan itu berbeda jauh dari Negara
Jepang, yaitu jumlah penduduk yang besar merupakan kekayaan dan modal utama bagi
lajunya pertumbuhan ekonomi. Banyak orang-orang Jepang membuka lapangan pekerjaan
sendiri dengan berskala Internasional.
Besarnya jumlah penduduk di Indonesia dari sensus ke sensus terus meningkat,
sedangkan daya dukung alam (kekayaan alam) yang tersedia tidak pernah bertambah, bersifat
terbatas, sehingga makin lama makin menipis (Muhsinatun dkk, 2002: 24). Sehubungan
dengan peningkatan  jumlah penduduk dan penipisan sumber alam, kesejahteraan hidup pun
semakin rendah dan akan menambah jumlah masyarakat miskin.
Besarnya jumlah penduduk juga akan berdampak pada penyempitan lahan hijau. Hal
ini dikarenakan banyaknya orang yang membutuhkan lahan untuk  pemukiman dan juga
untuk membuka usaha, yang mana mengorbankan lahan terbuka hijau. Hal inilah yang
menyebabkan kepadatan penduduk semakin tinggi. Kepadatan ini biasanya terjadi di kota-
kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung. Di kota-kota besar harga tanah terus

6
meninggi, sehingga hanya golongan ekonomi kuat yang mampu memiliki rumah, sementara
golongan terbesar masyarakat tidak memiliki rumah yang layak,  bahkan tidak sedikit yang
tunawisma dan hidup sebagai gelandangan.

Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan perbaikan terpadu dari seluruh
bidang kehidupan, dalam hal ini meliputi sarana kesehatan, sarana pendidikan, kebutuhan
pangan.

1. Sarana kesehatan
Pemenuhan sarana kesehatan perlu untuk dikaji lebih lanjut, apabila dalam
pemenuhan sarana kesehatan tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah
penduduk yang setiap tahun bertambah. Hal ini akan menjadikan sebuah masalah baru
yang akan menambah masalah yang telah ada sebelumnya. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan akan sarana kesehatan pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan
kualitas sarana kesehatan, diantaranya dengan membuat jaminan pemeliharaan
kesehatan berupa asuransi sosial kesehatan seperti penduduk negara maju.

2. Sarana Pendidikan
Kebutuhan akan pendidikan tidak dapat dipungkiri merupakan kebutuhan pokok
penduduk yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Sebab hal ini
sangat terkait dengan indikator laju  pertumbuhan penduduk lainnya. Pemenuhan
sarana pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah harus dapat memenuhi permintaan
masyarakat terutama bila terkait dengan laju pertumbuhan penduduk yang tiap tahun
mengalami kenaikan. Sarana pendidikan ini digunakan untuk membentuk SDM yang
tangguh untuk bersaing di dunia kerja. Pendidikan yang dapat membangun manusia
Indonesia yang mampu mengantisipasi, melakukan prevensi dan adaptasi serta
berjuang melawan pengaruh-pengaruh luar negeri agar tidak mengganggu kehidupan
bangsa Indonesia. Namun, hal itu harus di dukung dengan dengan sarana dan
prasarana yang memadai seperti memperkuat kelembagaan pendidikan dan
fasilitasnya, program pendidikan  berkualitas tersebar secara geografi, dan juga
penguasaan pengetahuan ekonomi dasar dan ekonomi pembangunan yang benar.

7
3. Kebutuhan Pangan
Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang tidak dapat
ditunda lagi upaya pemenuhannya. Hal itu merupakan  bagian yang penting terutama
terkait dengan proses dan ciri makhluk hidup yaitu makan. Pertumbuhan penduduk,
baik dunia maupun Indonesia menjadi permasalahn paling mendasar dalam
pemenuhan  pangan. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan
menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi masyarakat.
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat permintaan  pangan yang
tinggi. Sebetulnya, permasalahan pemenuhan kebutuhan  pangan ini justru dapat
menjadi peluang bagi Indonesia sebagai Negara agraris karena sebagian besar mata
pencaharian penduduk tergantung  pada sektor pertanian. Perolehan pangan yang
cukup sesuai norma gizi merupakan hak azasi manusia karena hidup dan kehidupan
yang sehat adalah hak azasi manusia. Ketahanan pangan merupakan indikator
kesejahteraan individu (keluarga) sehingga mestinya menjadi salah satu tujuan utama
pembangunan. Ketahanan pangan sebagai prasyarat untuk pembangunan sumber daya
manusia yang sehat menjadikannya sebagai instrumen  pembangunan. Pembangunan
hanya dapat berhasil jika dilaksanakan dan didukung oleh insan yang sehat dan
produktif. Ketahanan pangan yang mantap juga esensial untuk menjaga stabilitas
sosial-politik yang pada gilirannya berfungsi sebagai prasyarat pelaksanaan
pembangunan.
  
Jumlah penduduk yang besar harusnya menjadi sumber kekuatan bagi negaranya dan
bukan malah menjadi beban untuk negaranya. Bila  penduduk yang berada di dalam Negara
tersebut memiliki daya saing yang tinggi dan kompetensi yang teruji, secara otomatis
penduduknya menjadi sumberdaya bagi negaranya. Ketika penduduk di suatu Negara telah
menjadi sumberdaya bagi negaranya. Maka, ini merupakan suatu  point penting berkenaan
dengan ketahanan nasional di negaranya. Apa sebabnya? penduduk yang menjadi
sumberdaya, mereka mempunyai kekuatan untuk dapat menghasilkan sesuatu ketika negara
tersebut di embargo oleh negara lain.

8
2.2 Transisi Demografi

Transisi demografi, sesuai dengan namanya yaitu “TRANSISI” yang berarti “perubahan”,
dan DEMOGRAFI yang artinya ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan. Jadi
transisi demografi adalah teori yang menjelaskan tentang perubahan yang terjadi pada
struktur penduduk. Perubahan yang terjadi dari struktur penduduk dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi menjadi struktur penduduk yang tingkat pertumbuhannya rendah.

Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk


dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan  mortalitas yang tinggi) ke
tingkat pertumbuhan yang stabil rendah ( tingkat fertilitas dan mortalitas rendah) yang terjadi
dari waktu ke waktu. Hal ini didasarkan pada interpretasi yang dimulai pada tahun 1929 oleh
para ahli demografi (demografer),perubahan yang diamati adalah tingkat fertilitas dan
mortalitas dalam masyarakat selama dua ratus tahun terakhir atau lebih.Tren populasi
penduduk  yang terjadi,seperti pasca-Perang Dunia II (1939-1945) disebut dengan istilah
"baby boom," telah  menurunkan tingkat fertilitas dengan drastis yang terjadi di Eropa.Akan
tetapi sekarang transisi demografi  merupakan fenomena global, bukan hanya tren Barat
ataupun Eropa,bahkan sejak tahun 1960 sebagian besar dunia telah menunjukkan  penurunan
tingkat  fertilitas,dengan pengecualian sub-Sahara Afrika yang mungkin terakhir
menunjukkan penurunan tingkat fertilitas

Transisi demografi adalah suatu model grafik yang menggambarkan perubahan


penduduk dari pertumbuhan penduduk tinggi menuju pertumbuhan penduduk yang
stabil. Transisi demografi istilah awalnya hanya menggambarkan pergeseran sosial yang
terjadi di masyarakat Barat dari abad 19 ke tahun 1930-an. Pada masa itu masyarakat Eropa
yang bertempat tinggal di luar negeri, bergerak dengan kecepatan yang cukup dari tingkat
fertilitas dan mortalitas tinggi, ke tingkat fertilitas dan  mortalitas rendah dengan konsekuensi
sosial yang besar.

A. KONSEP TRANSISI DEMOGRAFI


Konsep transisi demografi mencoba menerangkan mengapa negara-negara yang kini
tergolong maju mengalami tahapan transisi demografi ini. Tahapan transisi demografi
meliputi 3 kurun perkembangan yaitu

Tahap 1 : Kelahiran tinggi dan kematian tinggi


Tahap 2 : Kelahiran masih tinggi, kematian cenderung menurun

9
Tahap 3 : Kelahiran menurun dan kematian menurun dan menuju stabil

Grafik transisi demografi dapat dilihat pada gambar dibawah ini

faktor yang memengaruhi terhadap transisi penduduk yaitu :

a. tingkat kesehatan
b. keadaan geografis
c. kebijakan politis 
d. kemajuan iptek
e. perubahan pola pikir masyarakat dan lainnya

Akibat Perubahan Transisi Demografi :

 Efek pertama dari transisi adalah penurunan angka kematian, yang berlanjut selama
masa transisi. Angka kelahiran meningkat sedikit pada awalnya, tetapi kemudian jatuh
ke tingkat yang lebih rendah sama dengan angka kematian. Selama transisi, tingkat
kelahiran kelebihan atas tingkat kematian (tingkat kenaikan alamiah) menghasilkan
peningkatan besar dalam ukuran populasi.
 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Dunia

10
B. TEORI TRANSISI DEMOGRAFI BLACKER (1947)

Transisi demografi menurut Blacker di bedakan menjadi 5 tahapan yaitu:

Tahap Tingkat Tingkat Pertumbuhan Contoh


fertilitas mortalitas alami

1.Stabil tinggi Tinggi Tinggi Nol atau sangatEropa,awal abad 14


rendah

2.Perkembangan Tinggi Turun pelan Lambat India,sebelum PD II


awal

3.Perkembangan Turun Turun lebihPesat Eropa Sltn&Tgh Sblm PD


akhir cepat II,India stlh PD II

4.Stabil rendah Rendah Rendah Nol,atau sangatAustralia,NZ,AS,1930an


rendah

5.Menurun Rendah Lebih tinggiNegatif Prancis sebelum PD


dp kelahiran II,Jerman 1970an

5 tahapan transisi demografi menurut Blacker  ( 1947 )

1. Tahapan 1
Dalam tahapan satu terjadi pada  masyarakat pra-industri, tingkat fertilitas dan tingkat
mortalitas tinggi.Tingginya tingkat fertilitas di sebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya seperti ; belum tersedianya program Keluarga Berencana dan alat
kontrasepsi  (fertility control ),sehingga tingkat fertilitas pada dasarnya hanya dibatasi
oleh kemampuan seorang wanita untuk melahirkan anak.Sedangkan tingginya tingkat
mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ;gagal panen dan income yang
menurun sehingga mengakibatkan kelaparan karena kurangnya ketersediaan bahan
pangan,tidak adanya teknologi kesehatan untuk mengontrol masyarakat terhadap 
penyakit seperti wabah penyakit menular tidak terkontrol yang berakibat mortalitas,dan
adanya substitution effect.(Peritiwa ini terjadi misalnya,di Eropa dan khususnya Timur
Amerika Serikat selama abad ke-19).

Dalam tahapan satu ini peran anak masih sangat penting dalam membantu
perekonomian keluarga.Biaya membiayai anak dianggap lebih sedikit dari pada biaya

11
makannya,karena dalam tahap satu ini belum ada pendidikan dan tempat
hiburan(India).Teori Malthus mengatakan bahwa yang menjadi penentu populasi  pada
tahap satu adalah jumlah pasokan makanan.(Afrika)

2. Tahapan 2
Tahapan kedua menyebabkan penurunan  tingkat mortalitas pelan dan peningkatan
populasi.Penurunan tingkat mortalitas ini juga dialami oleh Negara berkembang seperti  
Yaman, Afghanistan, wilayah Palestina, Bhutan dan Laos.Sedangkan penurunan tingkat
mortalitas di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu;
a. Adanya perbaikan penyediaan makanan yang dihasilkan dari perbaikan
pertanian(rotasi tanaman, pembiakan selektif, dan teknologi benih berkualitas) dan
transportasi yang lebih baik untuk mencegah kematian akibat kelaparan dan
kekurangan air.
b. Perbaikan signifikan kesehatan masyarakat untuk mengurangi tingkat mortalitas,
khususnya pada usia dini.Seperti di temukannya pengembangan
vaksinasi,imunisasi,dan juga antibiotik.

Akan tetapi di Eropa melewati dua tahap sebelum kemajuan dari pertengahan abad
ke-20 karena mereka melakukan perbaikan penyebab penyakit dan peningkatan
pendidikan dan status sosial ibu.(Perubahan populasi terjadi di barat laut Eropa selama
abad ke-19 dan di India sebelum Perang Dunia  II).

3. Tahapan 3
Pada tahapan ini tingkat mortalitas yang turun dengan cepat dengan di ikuti
penurunan tingkat fertilitas tetapi tidak secepat penurunan tingkat mortalitas. Penurunan
tingkat fertilitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;
a. Adanya fertility control yang sudah mulai berkembang di masyarakat dan sudah
banyak digunakan. Perbaikan penggunaan  kontrasepsi merupakan faktor yang cukup
penting untuk mengurangi fertilitas.
b. Kedua adalah Industrilization ,yaitu perubahan yang berangsur-angsur dari
masyarakat pertanian menuju ke masyarakat industri.Ini juga merubah gaya hidup
baik itu makanan,pola hidup,maupun seksualnya.
c. Ketiga yaitu  meningkatnya urbanisasi mengubah nilai-nilai tradisional pada
masyarakat pedesaan, perubahan pola pikir masyarakat di daerah pedesaan
mempengaruhi penurunan fertilitas  anak  yang berarti bahwa sebagian  orang tua

12
menyadari bahwa mereka tidak perlu membutuhkan begitu banyak anak yang akan
dilahirkan untuk masa yang akan datang.
d. Keempat adalah Sosial dan Ekonomi, kedudukan sosial seorang wanita juga dapat
mempengaruhi tingkat penurunan fertilitas. Meningkatkan melek huruf perempuan
dan pekerjaan sebagai ukuran status perempuan,seperti Eropa selatan atau Jepang.
Penilaian terhadap perempuan tidak hanya melahirkan anak saja.
4. Tahapan 4
Ini terjadi di mana kelahiran dan angka kematian keduanya rendah atau NOL. Oleh
karena itu jumlah penduduk yang tinggi dan stabil. Beberapa teori beranggapan bahwa 
pada  tahapan 4 inilah  penduduk suatu negara akan tetap pada tingkat ini.Negara-negara
yang berada pada tahap ini (Total Kesuburan kurang dari 2,5 pada tahun 1997) meliputi:
Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Australia, Selandia Baru, seluruh Eropa.
5. Tahapan 5
Model transisi demografi yang sebenanya hanya terjadi 4 tahapan tetapi ada suatu
persetujuan bahwa sekarang menjadi 5 tahapan berdasarkan teori  Transisi Demografi
menurut C.P.Blacker 1947. Pada tahap kelima ini bahwa tingkat mortalitas lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat fertilitas yang berada dalam keadaan stabil.Hal ini dapat
dipengaruhi oleh gaya kehidupan masyarakat yaitu degenerative diseases.Bisa karena
gaya hidup yang tidak baik,seperti sering mengonsumsi makanan instan serta
mengonsumsi alkohol untuk mengikuti kebiasaan Negara Barat.Keadaan ini di alami
oleh Negara seperti Perancis sebelum Perang Dunia ke II dan Jerman pada tahun 1970
an.

C. TRANSISI DEMOGRAFI DI INDONESIA

Transisi demografi yang terjadi di Indonesia terjadi sama seperti pada teori yang
disepakati. Hanya saja pada tahap tertentu ada sedikit perbedaan dalam proses pertumbuhan
penduduknya. Mungkin Indonesia juga termasuk yang tadi disebutkan sebagai Negara
dengan proses transisi demografi berbeda, yaitu Indonesia mengalami penurunan angka

13
kelahiran sebelum Indonesia menjalani proses industrialisasi. Seperti kita tahu Indonesia
adalah Negara agraris jadi sampai saat ini Indonesia masih menjadi Negara agraris.
Penurunan angka kelahiran Indonesia dilakukan dengan cara menjalankan program KB atau
keluarga berencana.
Dalam menjalankan program KB digalakkan juga pemakaian alat kontrasepsi
sehingga angka kelahiran bisa ditekan. Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk
terbesar ke empat di dunia. Dengan luas wilayah yang seperti ini, semakin terlihat jelas
bahwa Indonesia adalah masih menjadi Negara berkembang. Biasanya cirri-ciri Negara
berkembang adalah memiliki penduduk yang masih mempunyai anak banyak. Seperti kita
tahu, masyarakat jawa pada beberapa generasi lalu adalah masyarakat dengan jumlah anak
yang bisa dibilang banyak. Jumlah anak 10 atau lebih itu menjadi lumrah. Itu menunjukkan
bahwa masyarakat Indonesia masih belum mempunyai kebudayaan atau gaya hidup sebagai
masyarakat modern. Jadi menurut saya Indonesia masih menjalani proses menuju kondisi
yang stabil sesuai alur yang disepakati di teori transisi domografi. Semakin berkembangnya
jaman kebiasaan memiliki anak banyak juga sudah mulai ditinggalkan, proses industrialisasi
sudah semakin membaik, dan angka kelahiran sudah cukup berhasil ditekan. Tidak khayal,
beberapa waktu yang akan datang Indonesia akan mencapai keadaan yang stabil dan
menyelesaikan transisi demografi.
Beberapa hal yang menghalangi Indonesia dalam menyelesaikan trasnsisi
demografinya adalah sebagai berikut:

1.      Tidak meratanya pembangunan di Indonesia sehingga jurang pemisah semakin jelas.
Seperti kita tahu, di Indonesia masih ada masyarakat primitive dengan gaya hidup yang
masih sangat sederhana, sedangakan di sisi lain pembangunan dan proses industrialisasi
terus berkembang.
2.      Pendidikan Indonesia masih perlu ditngkatkan dan diratakan. Salah satu faktor penentu
pertumbuhan penduduk adalah pendidikan wanita. Pendidikan masyarakat yang tinggi
juga akan merangsang pemikiran masyarakat untuk mempunyai gaya hidup modern.

3.      Indonesia adalah Negara agraris. Mungkin ini salah satu penyebab sulitnya Indonesia
berubah menjadi Negara industri karena sebagian masyarakat Indonesia adalah petani.

Gambaran Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050


Sumber : World Population Prospect, Economic and Social Affairs, UN

14
Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050 Sumber : World Population Prospect,
Economic and Social Affairs, UN

Garis yang berwarna biru itu menggambarkan angka kelahiran.


Garis yang berwarna merah itu menunjukkan angka kematian.

Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi,
menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
a. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi/pembangunan).
b. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi
makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga

15
kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi
angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa
tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode
tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya
tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan
penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan
penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
d. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau
tanpa pertumbuhan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

16
Dari uraian sejarah perkembangan penduduk baik di dunia, indonesia, maupun di
Pulau Jawa, dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk selalu mengalami peningkatan dari
zaman batu tua, batu muda hingga zaman  perunggu pertambahan penduduk cukup
signifikan. Pertumbuhan penduduk ini tak terlepas dari dukungan angka kelahiran yang tinggi
dan angka kematian yang rendah. Laju pertumbuhan penduduk dunia meningkat dengan
cepat dimulai pada tahun 1650, dimana revolusi pertanian mulai dilakukan sehingga terjadi
peningkatan mutu kualitas hidup masyarakat luas. Revolusi pertanian pertama kali terjadi di
Eropa dan mulai menyebar keseluruh negara-negara bagian.  

Namun menjelang permulaan abad ke-20, dibeberapa negara barat telah terjadi
penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Namun sebaliknya di  beberapa negara yang
sedang berkembang justru tingkat kelahiran tinggi yang tidak dibarengi oleh tingginya tingkat
kematian. Sehingga negara-negara berkembang cenderung berpenduduk banyak dan padat.
Seperti halnya negara Indonesia, yang merupakan salah satu negara sedang  berkembang
yang memiliki jumlah penduduk besar ke-4 dunia dengan  jumlah pulau lebih dari 13.666.
namun jumlah penduduk terbesar ada di  pulau Jawa, karena Pulau Jawa dilihat secara
geografis letaknya sangat strategis dan subur. Selain itu juga sarana prasarana sosial di pulau
jawa cukup memadai. Sehingga tingkat mutu hidupnya tinggi.

Melihat jumlah penduduk yang kian meningkat, maka pemerintah serta  pihak –pihak
yang menangani maslah kependudukan perlu menanganinya  baik secara regional maupun
internasional. Dimaksudkan agar pertumbuhan  penduduk dunia dapat dikendalikan.

Kemudian Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya
transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka penyakit akibat perilaku dan perubahan
gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin
kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan
pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu
memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30-35% terhadap derajat
kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka
diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Mantra,Ida Bagoes.2000.Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

17
https://www.academia.edu/7621978/TRANSISI_DEMOGRAFI

https://www.scribd.com/doc/240923796/Sejarah-Perkembangan-Penduduk-Dunia-Dan-
Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai