Anda di halaman 1dari 3

Kelangkaan Barang Karena Virus Corona

Virus corona berimbas pada kenaikan harga dan kelangkaan sejumlah barang di


Indonesia. Kabar masuknya corona di Indonesia berawal setelah
Presiden Jokowi mengumumkan ada dua WNI positif virus corona di wilayah Depok, Senin
(2/03). Keduanya kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso,
Sunter, Jakarta Pusat.

Kabar masuknya corona di Indonesia membuat masyarakat panik. Sejumlah barang diborong.
Alhasil beberapa item barang menjadi langka dan sulit ditemukan. Tak hanya itu saja, harga
sejumlah barang juga menjadi makin mahal.

Berikut barang-barang yang makin langka dan mahal usai virus corona masuk ke Indonesia:

Masker
Penjualan masker semakin langka semenjak virus corona merebak di China. Kala itu,
China membutuhkan banyak masker dan meminta Indonesia mengekspor masker ke negaranya.
Alhasil masker di Indonesia langka dan harga makin malah.

Kini virus corona masuk ke Indonesia, harga jual masker bisa menyentuh 15 kali lipatnya. "Dari
Rp20.000 per box pas belum ramai Corona, sekarang bisa Rp300.000, itu yang biasa (masker),"
tegas Yunus saat melayani pembeli di Pasar Pramuka.

Bahkan, dia menyebut untuk jenis masker N95 harganya bisa mencapai Rp2 juta per kotak.
Yunus kemudian mengklaim bahwa stok persediaan masker sudah berkurang dan tidak mampu
memenuhi kebutuhan konsumen. "Belum ada kiriman (masker) lagi," imbuhnya.

Hand Sanitizer
Harga jual berbagai merek Sanitizer atau cairan pembasmi kuman melonjak tajam hingga
lebih dari tiga kali lipat di sejumlah pedagang Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Kenaikan sanitizer
sendiri disebutkan sejak Februari 2020, pasca maraknya pemberitaan terkait wabah Virus
Corona.

"Biasanya di Rp40 ribuan, sekarang bisa sampai Rp150.000. Dari bulan kemarin (Februari), sih
karena Corona," keras Rayhan seorang pedagang berbagai produk medis di Pasar Pramuka,
Jakarta.

Rayhan mengklaim penjualan produk sanitizer justru meningkat drastis, saat ramai-ramai
pemberitaan terkait Virus Corona. "Biasanya sehari 40 botol, sekarang bisa 100 botol lebih,"
jelas Rayhan.
Harga Rempah-Rempah Naik
Semenjak Guru Besar Biologi Molekuler Unair Chaerul Anwar Nidom mengusulkan
sejumlah rempah untuk menangkal virus, kini harga rempah-rempah makin melambung.
Rempah-rempah itu, seperti jahe, kunyit dan temulawak.

"Di beberapa tempat saya tawarkan apa yang bisa digunakan untuk menangkal virus corona. Kita
bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung curcuma
seperti jahe, kunyit dan temulawak," ujar Nidom, Selasa (18/2).

Seperti di Pasar Kemiri Muka Depok, pedagang membanderol temulawak Rp40.000/kg.


"Sekarang harganya (temulawak) Rp40.000/kg, biasanya saya jual cuma Rp10.000/kg," kata
Suyadi salah satu pedagang Pasar Kemiri, Rabu (4/3).

Selain temulawak harga rempah-rempah yang juga melonjak adalah jahe, sereh dan kunyit.
Namun kenaikan harga rempah-rempah tersebut tidak sesignifikan harga temulawak. "Jahe
harganya sekarang Rp40.000/kg dari Rp20.000/kg. Sereh Rp10.000/kg dari Rp6.000/kg dan
kunyit Rp12.000/kg dari 5.000/kg," paparnya.

Dirinya terpaksa menaikkan harga jual karena harga dari Pasar Induk sudah naik. "Di Induk saja
harga Rp40.000 (temulawak) langka barangnya. Ada tapi sedikit. Jadi ya saya jualnya juga
sesuai harga karena naik jadi saya naikkan juga," tuturnya.

Kenaikan harga rempah tradisional juga ditemui di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.

Salah satu pembeli, Tri harus mengocek kantong dalam-dalam untuk satu kilogram jahe. "Abis
dari pasar Palmerah harga jahe Rp80.000/kg, temulawak Rp40.000/kg," ungkap Tri.

Adanya Penimbunan Barang


Sejumlah tempat melakukan penimbunan masker saat gemparnya virus corona di
Indonesia. Penggerebekan dilakukan di Jalan Marsekal Surya Darma, Neglasari pada Selasa
(3/3) pukul 15.00 WIB. Hal ini, dibenarkan oleh Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Iwan
Kurniawan.

"Iya, ada dugaan tindak pidana penimbunan alat kesehatan berupa masker kesehatan atau
memperdagangkan masker tanpa izin edar," kata Iwan kepada wartawan, Rabu (4/3).

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa 180 karton berisi 360.000
masker merk Remedi dan 107 karton berisi 214.000 masker merk Volca dan Well-best.
Sebelumnya polisi menggerebek gudang penimbunan dan produksi masker ilegal di pergudangan
Central Cakung Blok i nomor 11, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (27/2) lalu.

Saat digerebek, polisi mengamankan 10 orang, masing-masing berinisial YRH ,EE, F, DK, SL,
SF, ER, D, S dan, LF. Selain itu, polisi juga mengamankan 600 kardus berisi 30.000 masker siap
edar.

Hukuman Bagi Penimbun Masker


Polisi mewanti-wanti para pedagang maupun masyarakat agar tidak menimbun atau
menyimpan masker untuk jangka waktu lama. Bahkan, polisi juga akan menangkap pedagang
yang menjual masker dengan harga yang tidak wajar. Langkah ini terkait dengan temuan kasus
virus Corona pertama di Indonesia yang menimbulkan panic buying atau belanja berlebihan.

"Sesuai pasal 107 undang-undang nomor 7 tahun 2014, pidana penjara 5 tahun, atau denda
maksimal Rp50 Miliar bagi yang menimbun atau menjual barang penting seperti masker dengan
harga tinggi," ujar Wakil Direktur Krimsus Polda Riau AKBP Fibri Karpiananto kepada
merdeka.com, Rabu (4/3).

Dia mengingatkan, dalam pasal 29 ayat (1) UU nomor 7 tahun 2014, berbunyi, pelaku usaha
dilarang menyimpan barang kebutuhan pokok dan atau barang penting seperti masker, dalam
jumlah dan waktu tertentu saat terjadi kelangkaan barang, gejolak harga dan atau hambatan lalu
lintas perdagangan barang.

Pihaknya telah menurunkan tim untuk mengantisipasi adanya potensi penimbunan masker
menyusul langkanya keberadaan masker. Pihaknya memantau penjualan masker di semua
tempat. Baik di ritel, apotek, pasar, perorangan maupun di media sosial. 

Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/daftarkan-sosok-merdeka-versi-anda.html?
utm_source=banner&utm_medium=skin-ads&utm_content=desktop&utm_campaign=sosok_merdeka

Menurut pandangan saya kelangkaan barang ini yang diakibatkan oleh covid- 19 ini atau
virus corona sangat menyulitkan bagi masyarakat ditambah dengan kelangkaan ini terjadi juga
karena masyarakat yang dengan sengaja menimbun barang,agar barang itu dapat dijual kembali
dengan harga yang sangat tinggi. Dengan kelangkaan barang ini juga pihak tenaga medis yang
sebenarnya mereka adalah tembok terdepan bagi masyarakat sangat kesusahan unutk
mendapatkan barang barang yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan masyarakat. Dan
juga masyarakat yang membutuhkan barang barang tersebut sangat banyak yang tidak
mendapatkannya karena ulah para segelintir orang yang memanfaatkan situasi seperti ini yang
semakin hari semakin besar yaitu menyebarnya virus corona (covid-19).

Anda mungkin juga menyukai