Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI….................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…................................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah…....................................................................... 6
C. Rumusan Masalah…........................................................................... 7
D. Tujuan Masalah…............................................................................... 7
E. Spesifikasi Produk…........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 9
A. Deskripsi Teori…................................................................................ 9
B. Kajian Relevan…................................................................................ 20
C. Kerangka Berfikir…............................................................................ 23
D. Hipotesisi Penelitian…........................................................................ 24
BAB III METODOLOGI.................................................................................... 25
A. Metodologi Penelitian…..................................................................... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian…......................................................... 26
C. Partisipan…......................................................................................... 28
D. Prosedur Penelitian….......................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian…........................................................................ 32
F. Analisis Penelitian…........................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35
LAMPIRAN......................................................................................................... 38

i
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 1 Kerangka Berfikir…................................................................. 23
DAFTAR TABEL
A. Tabel 1 Jadwal Kegiatan…....................................................................... 26

v
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai ajaran agama pembawa rahmat bagi sekalian alam, sesungguhnya
Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan segala aspek yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk mengenai pendidikan.
Asmawi (2005: 66) menyatakan bahwa, kualitas sumber daya manusia sangat
ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas
tidak lepas dari proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
Petunjuk Kitab Suci Al Qur'an maupun Sunnah Nabi SAW dengan jelas
menuntut dan nenuntun para penganut Islam untuk meningkatkan kecakapan
dan akhlak. Hal ini karena pendidikan adalah sebuah penanaman modal
manusia untuk masa depan, membekali generasi muda dengan budi pekerti
yang luhur dan kecakapan yang tinggi. Islam telah mengajarkan mengena i
anjuran untuk mengikuti pendidikan dan melakukannya berdasarkan pada
Allah agar ditinggikan derajatnya. Allah berfirman di dalam Al Qur'an surah
Al-Mujadalah (58), ayat 11:
Sesuai dengan ayat yang terdapat dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang
berbunyi:
ْ ‫ ُز‬D‫ٱنش‬
‫وا‬ ْ ‫ ُز‬D‫ٱنش‬
ُ َ‫وا ف‬ َ ِ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡۖ َوإِ َذا ق‬
ُ ‫ل‬D‫ي‬ ۡ ْ ‫ح‬D‫س فَ ۡٱف َس‬
ِ D‫ُوا يَف َس‬
ۡ
ِ ِ‫ُوا فِي ٱل َم ٰ َجل‬ ٓ Dُ‫ا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬Dَ‫ٰيَٓأَيُّه‬
ْ ‫ح‬D‫ َل لَ ُكمۡ تَفَ َّس‬D‫و ْا إِ َذا قِي‬D
١١ ‫ير‬ ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر ٰ َج‬
ٞ ِ‫ت َوٱهَّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُونَ خَ ب‬ ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ أُوت‬ْ ُ‫يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
Artinya "Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Dalam menghadapi dunia yang penuh persaingan dan tantangan, saat ini
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tinggi dalam
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal merupakan wadah peningkatan kualitas sumber daya

1
2

manusia. Manusia yang berkualitas menjadi tumpuan utama suatu bangsa


untuk dapat bersaing dengan bangsa – bangsa lain di dunia.
Dalam Muhibbin Syah (2016:32) pendididkan disebut education yang kata
kerjanya to educate. Padanan kata ini adalah to civilize, to develop, yang
artinya memberi peradaban dan mengembangkan. Istilah education memiliki
dua arti, yakni arti dari sudut orang yang menyelenggarakan pendidikan dan
arti dari sudut orang yang dididik. Dari sudut pendidikan education berarti
perbuatan atau proes memberikan pengetahuan atau mengajarkan
pengetahuan. Sedangkan dari sudut peserta didik, education berarti proses
atau perbuatan memperoleh pengetahuan.
Pendidikan merupakan suatu usaha dalam mengubah tingkah laku individu
maupun kelompok melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan dapat
terjadi di lingkungan sekitar dimana terdapat aktivitas sosial, Interaksi antara
guru dan siswa dalam bidang pendidikan dapat disebut sebagai proses
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian
ilmu dari guru ke siswa. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para
siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial
bsudaya. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai
kompetensi seperti yang diharapkan.
Bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah pembangunan sumber daya
manusia yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan dan
kesinambungan pembangunan nasional. Untuk mencapai itu semua,
diperlukan paradigma baru oleh sorang guru dalam proses pembelajaran, dari
yang semula pembelajaran berpusat pada guru menuju pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Perubahan tersebut dimulai dari segi kuri kulum, model
pembelajaran, ataupun cara mengajar. Aris Shoimin (2014:16)
Penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar bertujuan
memberikan bekal kepada siswa untuk hidup bermasyarakat dan dapat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Wahyudin (2008:1.1) Pendidikan
adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya manusia
agar mampu mewujudkan diri agar sesuai dengan martabat kemanusiaannya.
3

Guna mewujudkan tujuan tersebut maka lembaga pendidikan perlu


melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan serta mengajak
seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif, mengingat pendidikan
adalah usaha untuk mengajarkan disiplin ilmu terpilih dalam kehidupan yang
terbaik. Penyusunan kurikulum yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan prinsip –prinsip berikut: (1)
berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) relevan dengan
kebutuhan kehidupan, (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar
sepanjang hayat. Trianto (2011: 4).
Dalam proses pembelajaran, guru selalu dihadapkan pada suatu kenyataan
tentang keanekaragaman kemampuan siswa. Keanekaragaman kemampuan ini
akan membuat tingkat penguasaan belajar yang berbeda antara siswa yang
amat baik, dalam arti menguasai seluruh arahan pelajaran.. tetapi ada pula
siswa yang tidak mampu mencapai hasil belajar secara tuntas. Begitu pula ada
siswa yang memang tergolong memiliki kemampuan akademik yang kurang.
Jika siswa tidak mampu menguasai bahan pelajaran secara tuntas ini dibiarkan
terus menerus, akan berdampak negatif terhadap penguasaan bahan pelajaran
pada pembelajaran berikutnya, sehingga siswa yang belum mampu dikuasai
menjadikan siswa mengalami kesulitan untuk mengejarnya.
Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari mengenai
gejala alam beserta isinya sebagaimana adanya, serta terbatas pada
pengalaman manusia. Dalam usaha menafsirkan gejala alam tersebut, manusia
berusaha untuk mencari penjelasan tentang kejadian, penyebab, serta dampak
yang ditimbulkan dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
sebagai jembatan antara penjelasan secara teoritis dengan pembuktian secara
empiris. Sudjana (2010) Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak usia
sekolah dasar adalah model pemebelajaran yang menyesuaikan situasi belajar
siswa dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Siswa diberi kesempatan
4

untuk menggunakan alat – alat dan media belajar yang ada di lingkungannya
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Usman (2006: 12)
Menurut Rohani (2014: 19) ada 2 macam cara menggunakan lingkungan
sebagai sumber pengajaran/belajar. Pertama, membawa peserta didik dalam
lingkungan dan masyarakat untuk keerluan pelajaran (outdoor study,
karyawisata, service projects, school camping, interview, survei). Kedua,
membawa sumber-sumber dari masyarakat kelas pembelajaran untuk
kepentingan pembelajaran (resources persons, benda – benda, seperti pameran
atau koleksi).
Mengajar diluar kelas (outdoor learning) adalah suatu kegiatan
menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar
mengajar berlangsung diluar kelas. Outdoor learning merupakan upaya
mengarahkan peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membawa mereka
pada perubahan perilaku terhadap lingkungan. Pembeajaran ini melibatkan
peserta didik secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka, sesuai
dengan materi yang diajarkan. Lingkungan dapat memberikan rangsangan
yang baik bagi perkembangan kreativitas anak. Kesempatan yang sama
diberikan pada setiap anak untuk menjelajahi lingkungan sekitar mereka dapat
memberikan gagsan yang baru bagi mereka untuk mengembangkan potensi
kreatif yang dimiliki. Yeni (2010: 49)
Tercapaiya tujuan pembelajaran IPA berbasis outdoor learning di Sekolah
Dasar (SD) , harus mengacu pada salah satu teori belajar yaitu teori Piaget.
Berdasarkan teori ini tahap operasional knokret imuali pada usia 7 – 11 tahun,
dinaman anak mulai berfikir rasional, tetapi belum dapat menghadapi hal – hal
yang abstrak. Yatim (2012: 124)
Konsep pembelajaran guru modern, guru sebagai fasilitator yang
mendampingi dan membimbing peserta didik dalam belajar, sedangkan
peserta didik ditekankan menjadi lebih aktif, terampil dan mandiri, dimana
peserta didik diharapkan mampu menggunakan konsep yang diberikan untuk
memecahkan permasalahn kehidupan nyata. Maka dalam suatu pembelajaran
sangat diperlukan adanya perangkat pembelajaran antara lain adalah media
5

dan bahan ajar. Media pembelajaran yaitu suatu alat atau sarana yang
difungsikan untuk membantu guru dalam menyajikan dan meyampaikan
materi secara mudah dan menarik. Bahan ajar ajar merupakan komponen
penting dalam proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan pembelajaran
yang dirancag sesuai tuntutan kurikulum, sarana, dan pemecahan masalah
belajar. Dalam hal ini pada umumnya buku sebagai fasilitator yang
menjelaskan materi, konsep dan prosedur yang disajikan dengan sangat serius
dan tidak ada unsur kemenarikan belajar, padahal kemenarikan belajar salah
satu penentu minat dan hasil belajar peserta didik.
Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara
sistematis yang digunakan peserta didik di dalam pembelajaran. Bahan ajar
dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat berupa visual
auditif . bahan ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik dapat berbentuk
bku teks, modul, handout, LKS (Lembar Kerja Siswa), dapat juga dalam
bentuk lainnya. Soegiranto (2010: 1)
Bahan ajar yang dibutuhkan tidak jarang bisa kita dapatkan dari
lingkungan sekitar kita. Ada pun factor lingkungan lebih berpengaruh dalam
hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, sikap, dan sebagainya. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu. Lingkungan dalam
pembelajaran dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang mendunkung proses
pembelajaran itu sendiri yang berfungsi sebagai sumber belajar. Banyak hal
yang dapat dipelajari dan dijadikan sumber belajar bagi peserta didik.
Pembelajaran yang menghiraukan lingkungan akan mengakibatkan peserta
didik tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan sesungguhnya. Pengetahuan
mungkin ia kuasai tetapi belum menjamin pada bagaimana ia menerapkan
pengetahuannya itu bagi lingkungan yang ia hadapi.
Bahan ajar yang dapat mendukung proses pembelajaran IPA salah satunya
adalah bahan ajar berbasis outdoor learning. Bahan ajar ini dapat berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang secara praktis dapat diaplikasikan dalam
proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran berbasis outdoor learning
ini, diharapkan berdampak terhadap perkembangan mental positif peserta
6

didik, serta peserta didik mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan
menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran.
Pembelajaran berbasisi outdoor learning juga mengarah pada kemandirian
peserta didik yakni diminta untuk mengamati sendiri sehingga dapat
“menemukan” jawaban berdasarkan bahan ata data yang telah disediakan
guru, Sumihatul (2012: 6). Materi pokok yang dibahas dalam bahan ajar IPA
berbasis outdoor learning diklas IV adalah bagian tumbuhan dan fungsinya.
Materi struktur tumbuhan dan fungsinya menerangkan tentang bagian –
bagian tumbuhan yang semuanya memiliki fungsi berbeda – beda untuk
kelangsungan hidup tumbuhan itu sendiri. Materi pokok struktur bagian
tumbuhan dan fungsinya ini perlu dijelaskan dengan melakukan percobaan
maupun pengamatan secara langsung dengan mengamati tumbuhan yang
berada di sekitar sekolah sehingga siswa benra – benar mengerti dan paham
tentang materi tersebut, hal ini mengharuskan siswa belajar diluar kelas.
Maka, materi ini cocok diajarkan menggunakan metode outdoor leaning agar
dapat mengantar peserta didik berperan aktif dlam kegiatan belajar mengajar
dan guru berperan sebagai fasilitator.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian dan
pengembangan tentang “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
Outdoor Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD
Negeri 1 Purbawinangun”,
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini diokuskan pada
ha – halberikut:
1. Produk yang dikembangkan adalah lembar kerja siswa (LKS) berbasis
outdoor learning. Bahan ajar yang dikembangkan adalah LKS sesuai
dengan kurikulum 2013 dilengkapi dengan gambar – gambar yang relevan,
soal – soal latihan, rangkuman dan evaluasi diri.
2. Penggunaan LKS berbasis outdoor learning yaitu materi IPA kelas IV
Semester 1 “struktur bagian tumbuhan dan fungsinya”
3. Penelitian ini dilakukan hanya sampai pada tahap validasi.
7

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah – langkah pengembangan bahan ajar berbasis outdoor
learning untuk kelas IV sekolah dasra materi struktur dan fungsi tumbuhan
betdasarkan kevalidan?
2. Bagaimana keefektifan bahan ajar berbasis outdoor learning yang
dikembangakan pada materi struktur dan fungsi tumbuhan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui langkah – langkah pengembangan lembar kerja siswa (LKS)
IPA berbasis outdoor learning untuk kelas IV sekola h dasar materi
strukturdan fungsi tumbuhan berdasarkan kevalidan.
2. Mengetahui keefektifan lembar kerja siswa (LKS) IPA berbasis outdoor
learning untuk kelas IV sekolah dasar materi strukturdan fungsi tumbuhan
untuk kelas IV sekolah dasar
E. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Produk pengembangan berbentuk buku Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) disajikan dengan menggunakan pembelajaran
berbasis outdoor learning
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat efektif digunakan sebagai panduan
pembelajaran di luar kelas (outdoor learning)
4. Materi yang disampaikan adalah materi struktur bagian tumbuhan dan
fungsinya kelas IV Sekolah Dasar
5. Lembar Kerja Siswa (LKS) disertai dengan kegiatan – kegiatan aktif siswa
yang menggunakan pendekatan lingkungan, kegiatan tersebut disajikan
dalam bentuk tugas kelompok yang di lakukan diluar kelas.
F. Manfaat Penelitian
Ridwan (2009: 359) menyatakan bahwa, manfaat penelitian dibedakan
menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis, erikut penjelasan
manfaat penelitian yang dilakukan.
1. Manfaat Teoritis
8

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi lanjutan yang


relevan dan digunakan sebagai reverensi baru terkait dengn pengembangan
bahan ajar IPA berbasis outdoor learning. Selain itu, sebagai langkah
praktis mengembangkan ilmu – ilmu pendidikan khususnya pada
pendidikan sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
Pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning ini diharapkan
dapat menjadi alternative pengembangan bahan ajar materi struktur dan
fungsi tumbuhan secara khusus antara lain:
a. Bagi Siswa
Meningkatkan motivasi dan penguasaan materi dalam belajar struktur
dan fungsi tumbuhan serta membantu peserta didik dalam belajar
mandiri.
b. Bagi Sekolah/Guru
Sebagai bahan pertimbangan sekolah dan guru unuk tetap
melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan bahan ajar berbasis
outdoor learning. Diharapakan dengan adanya bahan ajar ini dapat
mempermudah dan memperjelas penyampaian materi sehingga
kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan keilmuan baru dibidang
pendidikan juga dapat menambah pengetahuan mengenai
pengembangan bahan ajar khususnya pengembangan bahan ajar IPA
berbasis outdoor learning.
9

Anda mungkin juga menyukai