OLEH:
KELOMPOK V
NAMA KELOMPOK :
1. ANNISA MUZRIAH
2. ANNISYA HIRDAYANTI
3. DESAK HARTAMI MALIK
4. DIANA NOVITA
5. EMA MAULINA
6. INDRAWAN PRAYUDA
MATARAM
2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah batu saluran kemih
dan infeksi saluran kemih ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi
besar muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan
menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta dalam
memberikan tugas megenai “TREND DAN ISSUE HIV/AIDS DI MASYARAKAT”.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. Kami
berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/AIDS........................................................................... 2
B. Penderita HIV/AIDS............................................................................. 2
C. Trend Dan Issue HIV/AIDS................................................................. 3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Ketentuan dalam konstitusi tersebut dapat dimaknai bahwa Negara
memiliki tanggung jawab atas keberlangsungan kesehatan dan hidup setiap warga
negaranya dari segala ancaman khususnya yang berkaitan dengan gangguan kesehatan
warga Negara terhadap penyakit ataupun virus (Dewa Putu Yudi Pardita, 2014; 19).
Adapun ancaman terbesar saat ini yang dihadapi khususnya oleh Indonesia
adalah HIV dan AIDS. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome yaitu suatu kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh
manusia. Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
HIV/AIDS merupakan isu kesehatan yang cukup sensitif untuk dibicarakan. Hal ini
berkaitan dengan sifat yang unik dari penyakit ini. Infeksi virus ini mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sedangkan Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditetapkan sebagai penyebab
AIDS, tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan
indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS (Hoyle, 2016; 12)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian HIV/AIDS ?
2. Apa Saja Trend Dan Issue HIV/AIDS Di Masyarakat ?
C. Tujuan
1. Menegetahui Apa Itu HIV/AIDS
2. Mengetahui Apa Saja Trend Dan Issue HIV/AIDS Di Masyarakat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome
yaitu suatu kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh manusia.
Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV/AIDS
merupakan isu kesehatan yang cukup sensitif untuk dibicarakan. Hal ini berkaitan
dengan sifat yang unik dari penyakit ini. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya
penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi
kekebalan tubuh. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditetapkan sebagai penyebab AIDS, tingkat HIV
dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa
infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS (Hoyle, 2016; 12)
B. Penderita HIV/AIDS
Menurut golongan umur, proporsi penderita AIDS terbesar terdapat pada
kelompok usia 20–29 tahun (53.6 %), kelompok umur 30–39 tahun (27.8%), dan
kelompok umur 40–49 tahun (7.9 %). Walaupun epidemi HIV di Indonesia biasanya
dihubungkan dengan penggunaan jarum suntik (Penasun) dan pekerja seks perempuan
(WPS), ternyata situasi epidemi HIV dan AIDS telah berubah. Pada tahun tahun
mendatang, jumlah terbesar infeksi HIV baru akan terjadi diantara laki-laki yang laki-
laki yang berhubungan seks dengan laki laki (LSL), dikuti oleh perempuan pada
populasi umum (perempuan resiko rendah), yang terdiri dari perempuan terinfeksi
melalui berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi serta wanita yang mereka
sendiri mungkin telah terlibat dalam perilaku beresiko pada tahun sebelumnya dan
mereka yang sebenarnya telah terinfeksi HIV dan baru dapat terdeteksi di kemudian
hari. Jumlah infeksi yang cukup besar terjadi pada laki-laki yang merupakan
pelanggan pekerja seks dan lakilaki populasi umum, yang terdiri dari laki-laki yang
terinfeksi melalui hubungan seksual dengan isteri-isteri mereka ditambah dengan laki-
laki yang berhubungan seks dengan WPS pada tahun sebelumnya (Kementrian
Kesehatan RI, 2016; 20)
2
HIV-AIDS masih menjadi masalah kesehatan global dan penyebab utama
kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia. Rendahnya pemahaman tentang
HIV-AIDS sampai saat ini karena masih banyak yang belum memahamirisiko
penularan penyakit tersebut dan angka kejadian belum dapat diprediksi dengan baik.
Permasalahan HIV-AIDS merupakan fenomena gunung es, artinya data yang ada
merupakan data kasus HIV-AIDS yang hanya muncul di permukaan. Masih banyak
kasus yang belum terdeteksi karena ada banyak orang yang sudah terinfeksi HIV
tetapi tidak terbuka untuk melakukan pemeriksaan di klinik. Hal ini disebabkan
karena perasaan takut dan malu untuk memeriksakan diri yang muncul karena adanya
stigma dan diskriminasi dari masyarakat.
3
perubahan mengenai bagaimana seseorang dipandang oleh orang lain, penolakan
social atau penurunan penerimaan dalam interaksi social, keterbatasan/ kehilangan
kesempatan seperti misalnya tempat tinggal, pekerjaan, akses terhadap pelayanan
kesehatan, perasaan malu dan benci terhadap diri sendiri, menurunkan kualitas
hidup seseorang, meningkatkan deskriminasi, dan menambah beban ganda
keluarga .
3. Dampak sosial ekonomi keluarga
Berdasarkan survei Dampak Sosial Ekonomi pada Individu dan Rumah Tangga
dengan HIV di Tujuh Provinsi di Indonesia, didapatkan hasil bahwa rerata
hilangnya pendapatan akibat merawat anggota rumah tangga yang sakit, 55%
lebih tinggi pada rumah tangga ODHA dibanding rumah tangga non ODHA. 74%
Menyatakan adanya tambahan pengeluaran akibat infeksi HIV. Rumah Tangga
ODHA mengeluarkan biaya kesehatan 5 kali lebih tinggi dari Rumah Tangga
Non-ODHA. Rerata biaya kesehatan ODHA sendiri 3 kali lebih tinggi dari Rumah
Tangga Non-ODHA.Dari data di atas dapat diketahui bahwa ODHA dan keluarga
ODHA akan menghadapi beban ganda, baik sosial maupun ekonomi, meskipun
mereka masih mendapat obat ARV gratis dari bantuan pemerintah, namun masih
banyak pengeluaran yang dibutuhkan oleh ODHA dan keluarganya. Kebijakan
nasional penanggulangan HIV dan AIDS menggarisbawahi kebutuhan
serangkaian program layanan yang komprehensif dan bermutu yang menjangkau
luas masyarakat dengan tujuan mencegah dan mengurangi penularan HIV,
meningkatkan kualitas hidup ODHA dan mengurangi dampak sosial dan ekonomi
akibat HIV dan AIDS pada individu,keluarga dan masyarakat.
4. Pemberdayaan penderita HIV/AIDS
Pemberdayaan ODHA/OHIDHA diyakini merupakan salah satu kunci bagi
penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS. Program pemberdayaan yang tepat
dalam hal ini sangat dibutuhkan (Rima Jauharoh, 2011).
Diantaranya dengan memandirikan mereka melalui kegiatan kegiatan social
entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial). Social Entrepreneurship akhir-akhir ini
menjadi makin popular. Namun di Indonesia sendiri kegiatan ini masih belum
mendapatkan perhatian yang sungguh sungguh dari pemerintah dan para tokoh
masyarakat karena memang belum ada keberhasilan yang menonjol secara
nasional. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang
mengerti permasalahan sosial dan menggunakankemampuan entrepreneursh ip
4
untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang
kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare). Keberhasilan
Sosial Entrepreneurship diukur dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
5. Pria pekerja seks
Di antara pria yang aktif berhubungan seksual, sekitar tiga persen di antaranya
adalah mereka yang berhubungan intim dengan sejenis. Mereka yang masuk
dalam kelompok ini dikenal dengan istilah lelaki yang berhubungan seks dengan
lelaki (LSL)(Candra, 2011). Kenyataan bahwa ada kaum lelaki di Indonesia yang
berorientasi atau memilih hubungan seks dengan sesamanya juga menumbuhkan
industri seks. Di kota-kota besar di Indonesia, jasa seks yang dilakukan oleh kaum
waria dan kaum laki-laki yang sama-sama melayani pelanggan lelaki banyak
bermunculan, diantaranya Pria Pekerja Seks (Nafikadini, 2009).
Gay pekerja seks merupakan salah satu bagian dari pelacuran. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengartikan pelacuran sebagai praktek hubungan seksual
yang dilakukan dengan siapa saja (promiskuisitas) untuk mendapatkan imbalan
berupa upah. Gay pekerja seks yang biasa disebut “kucing” merupakan pelacur
laki-laki yang menyediakan diri kepada sesama laki-laki (biasanya gay), untuk
mengadakan hubungan kelamin dengan mengharapkan imbalan uang yang sudah
ada standar harga secara relatif untuk setiap layanan yang diberikan (Indarwati,
2010:34).
6. Kepercayaan terhadap mitos HIV/AIDS di kalangan masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari responden
mempunyai kepercayaan terhadap mitos HIV AIDS yang positif yaitu sebesar
67,4% sedangkan responden yang mempunyai kepercayaan negatif terhadap mitos
HIV AIDS sebesar 32,6%. Sebanyak 89,1% OHIDHA setuju bahwa HIV dan
AIDS adalah penyakit karena penyimpangan seksual. Sebanyak 88% OHIDHA
menyatakan bahwa pengidap HIV mengetahui jika dirinya sakit. Sebanyak 64,1%
OHIDHA menyatakan bahwa mengalami nafsu makan menurun disertai berat
badan turun drastis sudah pasti tanda-tanda terinfeksi HIV. Sebanyak 60,9%
OHIDHA menyatakan bahwa melawan AIDS itu mustahil. Sebanyak 56,5%
OHIDHA menyatakan bahwa berhubungan seks sekali saja tanpa kondom tidak
ada resiko tertular HIV. Sebanyak 55, 4% OHIDHA menyatakan bahwa HIV dan
AIDS sama. Sebanyak 48,9% OHIDHA menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan
oleh seorang perempuan yang HIV positif pasti akan tertular HIV dari ibunya.
5
Sebanyak 44,6% OHIDHA menyatakan bahwa sama-sama HIV tidak perlu
pengaman saat seks. Sebanyak 22,8% OHIDHA menyatakan bahwa tidak perlu
waspada HIV. Sebanyak 21,7% OHIDHA menyatakan bahwa HIV hanya menular
pada pekerja seks.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu
kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut
dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus). Adapun berbagai macam trend dan
issue HIV/AIDS di masyarakat, diantaranya perekonomian keluarga terganggu, dan stigma
masyarakat yang buruk terhadap HIV/AIDS, dan banyak lainnya.
7
DAFTAR ISI
Adriansyah, A. A., & Firdausi, N. J. (2017). TREND KASUS BARU HIV/AIDS. Medical and Health Science
Journal , 1-11.
Maqfiroch, A. F., & Shaluhiyah, Z. (2014). Respons Orang Hidup Dengan HIV AIDS (OHIDHA) Dalam
Upaya. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia , 142-145.
Soedirham, O. (2013). HIV/AIDS SEBAGAI ISU HUMAN SECURITY1. Jurnal Promosi Kesehatan , 33-34.
Suryani, A. (2016). PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV DAN AIDS PADA GAY PEKERJA SEKS.
Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Wahyuningsih, S., Novianto, W. T., & Purwadi, H. (2017). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENCEGAHAN
dan. Jurnal Pasca Sarjana Hukum , 178-179.