Anda di halaman 1dari 10

PERUBAHAN METABOLISME TUBUH SELAMA KEHAMILAN

Perubahan tubuh yang signifikan dapat terjadi pada tubuh wanita selama hamil.
Penyesuaian perubahan fisiologis termasuk transformasi metabolisme maternal untuk menyuplai
janin. Metabolisme itu sendiri adalah metode dimana tubuh yang hamil mengubah makanan dan
minuman yang dikonsumsi menjadi energi agar tubuh dapat berfungsi. Ada perubaan
metabolisme tubuh selama kehamilan, dimana metabolisme sang ibu meningkat, untuk
memenuhi kebutuhan janin.

TINGKAT METABOLISME BASAL

Pengeliaran total energy wanita hamil selama kehamilan sebagian besar karena
meningkatnya tingat metabolisme basal, atau BMR. Kebutuhan energy dari metabolisme basal
dipengaruhi oleh nutrisi kehamilan dan ukuran janin. BMR akan menurun untuk menyimpan
energy, jika energy maternal yang tersimpan terlalu rendah, saat seorang wanita menjadi hamil.
Juga wanita yang memiliki janin yang besar cenderung meningkat BMR-nya untuk menyimpan
tenaga untuk sang ibu hamil, daripada seorang ibu yang memiliki janin dengan berat normal
atau dibawah normal.

TINGKAT ENERGI

Metabolisme maternal selama kehamilan mempengaruhi kebutuhan dasar energy. Olahraga dan
bentuk aktifitas fisik lainnya memiliki pengaruh besar terhadap tubuh ibu hamil, metabolisme
tubuh, dan juga perkembangan ayi. Pada waktu yang sama, kehamilan mempengaruhi kapasitas
ibu untuk melakukan aktifitas fsik. Disepanjang kehamilan, metabolisme selama istirahat akan
meningkat, karena juga meningkatnya berat tubuh. Dan pada akhirnya, jantung jadi lebih dipacu
lebih cepat untuk melakukan aktifitas fisik.

Nutrisi maternal selama kehamilan dapat sangat memengaruhi perkembangan janin serta
metabolisme tubuh. Kombinasi dari kalori yang terdapat dalam makanan dan minuman yang
dikonsumsi, bersama dengan oksigen, menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh ibu hamil
agar dapat beraktifitas. Tubuh wanita hamil membutuhkan energy untuk berfungsi dengan baik,
seperti memompa darah, bernafas, mengatur hormone, dan juga perkembangan janin. Pada
beberapa minggu pertama kehamilan, tbuh akan secara aktif menumpuk lemak dan meningkat
sensitivitas insulin. Pada akhir trimester kehamilan, tubuh akan menjadi lebih kebal terhadap
insulin, yang akan menyebabkan tubuh wanita hamil memecahkan makanan dan nutrisi untuk
meningkatkan lemak dan glukosa didalam tubuh, dengan demikian akan meningkatkan
perkembangan janin, serta energy maternal dan metabolisme tubuh.

Indeks Massa Tubuh


INDEK MASA TUBUH PADA IBU HAMIL

Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg
diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko
komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
            Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema,laju
metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik  dan ukuran
janin, semuanya harus diperhitungan.  Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis, ras-
etenisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat  bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada
indeks masa tubuh prekehamilan (Body Mass Index) yang mengambarkan perbandingan berat
badannya lebih sedikit  daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.
Kenaikan berat badan selama kehamilan dapat dihitung dengan menghitung indeks
masa tubuh (IMT) sebelum hamil, yaitu kilogram BB/(TB dalam m 2)atau pon BB/ (inchi
TB)2nilai BB dan TB yang digunakan adalah sebelum hamil. kemudian hasil perhitungan IMT
dikonsultasikan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 kenaikan BB yang dianjurkan selama hamil berdasarkan IMT sebelum
hamil.

IMT Sebelum Hamil Kenaikan BB yang Dianjurkan selama Hamil


Kg Pon
Rendah (IMT <19,8) 12,5-18 28-40
Normal (IMT 19,8- 11,5-16 25-35
26,00)
Tinggi (IMT >26,00- 7,0-11,5 15-25
29,00)
Obesa (IMT >29,00) <7,00 <15

Kenaikan berat badan pada trimester satu hanya sekitar 0,7-1,4 kg, sedangkan pada
trimester selanjutnya peningkatan berat badan per minggu 0,35-0,5 kg. Adapun perkiraan
distribusi dari penambahan berat badan selama hamil sebagai berikut.
Tabel 1.2 Penambahan Berat Badan Selama Hamil pada Masing-masing Komponen
Tubuh

Komponen Tubuh Penambahan Berat Badan


Jaringan Ekstrauterin 1 kg
Janin 3-3,8 kg
Jaringan Amnion 1 kg
Plasenta 1-1,1 kg
Payudara 0,5-2 kg
Tambahan Darah 2-2,5 kg
Tambahan Cairan Jaringan 1,5-2,5 kg
Tambahan Jaringan Lemak 2-2,5 kg
Total 11,5-16 (rentan kenaikan BB selama
hamil untuk ibu dengan IMT normal)

1.      Trimester I
            Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan berat badan, namun
penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg. karena pada masa ini saat
dimana otak, alat kelamin, dan panca indra janin sedang dibentuk.

2.        Trimester II
Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak
dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester II ini pertumbuhan janin juga
semakin besar. Dan sebagian besar penambahan berat badan selama masa kehamilan berasal
dari uterus dan isi-isinya. Pada trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil akan
mengalami penambahan berat badan kira – kira 0,35 – 0,4kg per minggu. Kenaikan berat
badan yang baik memang secara bertahap dan kontinyu. Bisa jadi catatan bahwa adanya
penambahan berat badan yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal keracunan
kehanilan atau diabetes.

3.        Trimester III
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11 – 12 kg.
Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. 
          Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan berat badan pada ibu hamil yaitu
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
IMT =  BB / ( TB)2
Ket :  IMT: Indeks masa tubuh
BB : Berat badan
TB : Tinggi badan

Cara menghitung kenaikan berat badan ideal selama hamil


Pertama, seorang wanita harus menghitung IMT-nya terlebih dahulu. Misalkan, seorang
wanita sebelum hamil memiliki berat badan 55 kilogram dan tinggi 1,6 meter, maka IMT-nya
adalah sebagai berikut:

IMT= (berat badan dalam kilogram)/(tinggi dalam meter)2 = 55/1,62 = 55/2,56 = 21,5
Setelah mendapatkan angka IMT ini, si ibu hamil kemudian bisa menghitung kenaikan berat
badan ideal selama kehamilan dengan rumus berikut:

Kenaikan berat badan ideal selama hamil (kilogram) = -1,2 x IMT + 42 (± 2)


Contohnya, karena seorang ibu di atas memiliki IMT sebesar 21,5 maka kenaikan berat
badannya yang ideal selama hamil adalah sebagai berikut:
Kenaikan berat badan ideal = -1,2 x 21,5 + 42 = 16,2

Jadi kenaikan berat yang ideal selama hamil untuk seorang wanita yang sebelum hamilnya
memiliki berat badan 55 kilogram dan tinggi 1,60 meter adalah 16,2 kilogram (±2 kilogram).
Atau jika diperinci, patokan kenaikan berat badan idealnya adalah antara 14,2 sampai 18,2
kilogram.

 
Sistem Integumen
Sistem integumen merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari
bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem integument berperan dalam homeostasis, proteksi, pengaturan suhu, reseptor,
sintesis biokimia dan penyerapan zat.
1.           Kulit
     Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena
adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit merupakan
organ terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh dan luas permukaan mencapai 1-2
meter.
Gambar.
Ciri-ciri kulit, yaitu:
a.  Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
b.  Organ terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh.
c.   Luas permukaan mencapai 1-2 meter.
d.  Tebal rata – rata 1,22mm.
e.  Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada
daerah penis.
Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu Epidermis (lapisan bagian luar tipis), Dermis
(lapisan tengah), Subkutis (bagian paling dalam).
·      Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan
lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan
dan diganti. Selain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang
mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih
pada kulit. Lapisan keempatmengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang
bertindak sebagai perlindunganterhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung
pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.
a.         Epidermis memiliki empat lapisan, terdiri dari:
  Lapisan basal / stratum germinativum
1.  Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
2.  Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
3. Lapisan terbawah dari epidermis.
4. Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari
sinar matahari.
b.        Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
·      Lapisan epidermis yang paling tebal.
·      Terdiri dari sel polygonal
·      Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c.         Lapisan Granular / s. granulosum.
Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik.
d.        Lapisan tanduk / korneum.
Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang
membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
1. Mengusir mikroorganisme patogen.
2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
a.    Sel merkel, fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini berperan dalam
pembentukan kalus dan klavus  pada tangan dan kaki.
b.    Sel langerhans, berperan dalam respon – respon antigen kutaneus, Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.

·           Dermis (korium)
Dermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap
hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
·           Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis
a.      Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
b.      Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan
tulang.
c.      Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
d.      Sebagai bantalan terhadap trauma.
e.     Tempat penumpukan energi.

2.             Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal
jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut, yaitu:
      1. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)
      2. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut antara lain sebagai berikut.


a.    Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
b.    Menyarig udara.
c.    Sebagai pengatur suhu,
d.   Pendorong penguapan keringat
e.    Indera peraba yang sensitif

Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel keratin). Bagiandermis yang
masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1).  Fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit
kepela.Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun.90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala
normal mengalami fasepertumbuhan pada satu saat.
2). Fase Istirahat( Telogen)
·       Berlangsung lebih dari 4 bulan, rambut mengalami kerontokan.
·      50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya.
·      Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi.
·      Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin .
·      Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks (rambut wajah, janggut,
kumis, dada, punggung, di kontrol oleh hormon Androgen)

3.  Kuku
      Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan
transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Berfungsi mengangkat benda – benda kecil.
Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki:
12- 18 bulan.sat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.

4.           Kelenjar – kelenjar pada kulit


a.    Kelenjar Sebasea
Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b.    Kelenjar keringat
Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
1. Kelenjar Ekrin
Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit, berfungsi melepaskan keringat sebagai reaksi
penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap
setress, nyeri, dan lain-lain
2. Kelenjar Apokrin.
Kelenjar Apokri terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folkel
rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada
sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh
bakteri menghasilkan bau khas pada aksila.
Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang
menghasilkan serumen(wax).
Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Ibu Hamil
1.      Trimerster I
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis menyebabkan timbulnya
beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa kehamilan. Perubahan yang umum
terjadi adalah peningkatan penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan
rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan
sirkulasi dan aktifitas vasomotor. Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan strie-
gravidarum, atau tanda regangan.Respon alegri kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini
disebabkan pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai diasmagravidarum. Didaerah
leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae.
Linea alba pada kehamila menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Linea nigra adalah
garis pigmentasi dari simpisis pubisa sampai kebagian atas fundus di garis tengah tubuh. Kulit
perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah menjadi putih disebut striae
albicans. Pada seorang multigraviada sering tanpak striae livide dan bersama dengan striae
albicans.
Angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung
arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol, berbebtuk kecil seperti bintang atau cabang.
Spiders hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di leher, daa,
lengan. Spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Vascular
spiders terlihat pada bulan ke-2 – ke-5 kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita
afrka-amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan.
Bercak berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna kemerahan tanpak pada
permukaan telapak tangan 60% wanita hamil berkulit putih dan 35% wanita afrika=amerika. 
Epulis ialah suatu noddul berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah lesi ini dapat imbul
pada sekitar bulan ke-3 dan biasasanya terus memebesar seiring kemajuan kehamilan.
Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne
vulgaris dapat timbul selama kehamilan. Pada wanita lain, kulit bersih dan kulit berseri. Dapat
terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang setelah kehamilan berakhir.
2.      Trimester II
Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun meningkat. Pada
terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba, areola
mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang.
3.      Trimester III
Pada kulit  dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan
kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan
striae gravidarum.
Pada mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna perak
berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit
digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea
nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut
dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga
akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.

C.     Penyakit Kulit
           Prurigo pada kehamilan
Lesi-lesi ini memiliki banyak nama. Menurut Shornick (1998), penyakit ini mencakup prurigo
gestasionis dan dermatitis papular, yang tampaknya adalah varian-varian dari penyakit yang
sama dan tidak spesifik untuk kehamilan. Varian yang ringan dan lebih sering ditemukan,
prurigo gestasionis, ditandai dengan lesi-lesi kecil, gatal, dan cepat mengalami ekskoriasi yang
terletak di lengan bawah dan badan. Lesi biasanya muncul pada minggu ke 25 sampai 30, dan
tidak dijumpai vesikel atau bula. Dermatitis papular, yang diuraikan oleh Spangler dkk. Pada
tahun 1962, adalah dermatitis pada kehamilan tahap lanjut yang jarang dijumpai. Penyakit ini
ditandai dengan erupsi pruntik generalisme. Lesi tampak sebagai papula-papula lunak, berwarna
merah, ungu sampai merah-coklat, dengan sebagian memiliki krusta hemoragik di bagian
tengahnya.
Prutus biasanya dapat dikendalikan dengan antihistamin dan krim kortikosteroid. Hasil perinatal
tampaknya tidak terganggu oleh sindrom ini (Vaughan Jones dan Black, 1999).
           Herpes gestasionis
Erupsi kulit berlepuh yang gatal ini biasanya timbul pada wanita nulipara pada kehamilan tahap
lanjut, walaupun dapat juga muncul sejak awal kehamilan atau sampai seminggu postpartum.
Herpes gestasionis kadang-kadang menyertai penyakit frofoblastik gestasional. Penyakit ini,
yang juga disebut sebagai pemfigoid gestasionis, serupa dengan pemfigoid bulosa yang dijumpai
pada pasien lansia (Fine, 1995). Secara imunologis, penyakit ini tidak dapat diberdakan dari
pemfigoid bulosa (Nousari dan Anhalt, 1999; Triffet dkk., 1999). Dengan demikian herpes
gestasionis yang spesifik organ (Engineer dkk., 2000).
Herpes gestasionis yang berat dapat berakibat serius, tetapi untungnya hal ini jarang dijumpai.
           Impetigo herpetiformis
Ini adalah suatu erupsi pustular yang jarang dan mungkin timbul pada kehamilan tahap lanjut.
Sebagian penulis menganggapnya sebagai suatu bentuk psoriasis pustulosa yang timbul
bersamaan dengan kehamilan,s sementara penulis lain menganggapnya sebagai suatu dermatosis
kehamilan ersendiri (Arionson dan Alaska, 1995). Oumeish dkk. (1982) melaporkan seorang
wanita yang mengalami sekambuhan dermatosis ini pada sembilan kehamilannya. Pada tiga
kehamilan terjadi hidrosefalus janin. Juga terjadi dua kematian perinatal yang sebabnya tidak
diketahui. Wanita ini juga mengalami lesi kulit khas saat mendapat kontrasepsi oral estrogen-
progesteron.
Tanda utama lesi impetigo herpetiformis adalah pustula-pustula steril yang terbentuk di
sekeliling tepi bercak eritematosa. Lesi-lesi eritematosa biasanya dimulai di daerah lipatan dan
meluas ke perifer. Selaput lendir biasanya terkena. Lesi histologi khasnya adalah mikroabses.
Rongga mirip spons di epidermis, yang terisi oleh neutrofil, diberi nama pustula spongiformis
Kogoj.
Pruritus tidak parah, tetapi sering timbul gejala konstitusi. Selain mual, muntah, diare, serta
menggigil dan demam, sering terjadi hipoalbuminemia dan hipokalsemia. Walaupun pada
awalnya steril, pustula dapat terinfeksi sekunder setelah pecah, dan sepsis merupakan penyulit
yang serius.
Terapi berupa kortikosteroid dan antimikroba sistemik untuk mengobati infeksi sekunder dan
sepsis. Penyakit mungkin menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah
melahirkan. Morbiditas dan mortalitas janin berkaitan dengan keparahan infeksi pada ibu, tetapi
mungkin terjadi bahkan pada penyakit yang sudah terkendali (Vaughan-Jones dan Black, 1999;
Wolf dkk., 1995).

http://rohmadhoni01.blogspot.com/2014/10/perubahan-sistem-integumen-pada-bumil.html

http://impiankesehatan.blogspot.com/2018/03/makalah-perubahan-imt-pada-ibu-hamil.html

https://kumparan.com/@kumparansains/begini-cara-hitung-kenaikan-berat-badan-ideal-selama-
hamil

Anda mungkin juga menyukai