PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan yang lain
dalam memberikan asuan keperawatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan
tanggung jawabnya.Keperawatan hubungannya erat dengan manusia dan
kemanusiaan, oleh karenanya perawat memandang manusia secara utuh dan unik
sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmupengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif
pasien/klien. Keunikan hubunganperawat dengan klien harus dipelihara interaksi
dinamika dan kontinuitasnya.
Perawat sebagai profesi pelayanan kesehatanmempunyai tanggung jawab
utama yaitu melindungi masyarakat / publik, profesi keperawatan dan praktisi
perawat.Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan
system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan
keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja. ( PPNI,
2000).Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional
diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983.
Oleh karena itu kita sebagai perawat yang mengedepankan profesionalitas
harus mampu memenuhi standar praktek keperawatan yang telah di tetapkan
tersebut agar mampu memelihara interaksi antara perawat dengan klien dan
tenaga kesehatan lainnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksuddengan pengertian standar praktek keperawatan?
1.2.2 Apa standar kompetensi keperawatan?
1.2.3 Apa tujuan standar kompetensi keperawatan?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian standar praktek keperawatan yang telah
ditetapkan.
1.3.2 Untuk mengetahui standar kompetensi keperawatan.
1.3.3 Untuk mengetahui tujuan standar kompetensi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kompetensi
a.Pengertian Kompetensi berasal dari bahasa inggris competence yang
mempunyai arti
kemampuan atau kecakapan. Kompetensi dalam sebuah cakupan yang luas
dapat juga dideskripsikan sebagai suatu karakteristik yang mendasari individu
yang berkaitan erat dengan sebuah kinerja seseorang dalam melakukan
pekerjaannya dimana didalamnya mencakup motivasi, sifat dan sikap, konsep
diri, pengetahuan dan perilaku atau keterampilan
(Taylor, Ian., 2007). Taylor, Ian (2007) dalam bukunya juga menuliskan
deskripsi kompetensi menurut UK’s CIPD adalah kompetensi dapat dipahami
sebagai kinerja dalam suatu organisasi, dengan dijelaskan bahwa kompetensi
adalah suatu hasil yang diharapkan dari individu dalam suatu kegiatan yang
dilakukan.
Sedangkan menurut UU RI No 14 tahun 2005 dijelaskan bahwa
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. 10 11 Kompetensi adalah suatu karakteristik dasar
individu yang memiliki suatu hubungan yang kausal atau hubungan sebab akibat
dengan kriteria yang dijadikan acuan atau standar, efektif, atau berpenampilan
superior di tempat kerja pada situasi tertentu (Nursalam. Efendi, 2008).
Kompetensi menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi adalah
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu. Elemen-elemen kompetensi
terdiri atas :
1) Landasan kepribadian,
2) Penguasaan ilmu dan keterampilan,
3) Kemampuan berkarya,
4) Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai,
5) Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya. Melalui beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan: kompetensi yang merupakan suatu kemampauan (Kognitif,
afektif dan psikomotor) yang dimiliki oleh seseorang sesuai dengan profesi
yang dijalani. Kompetensi dalam penelitian ini adalah kompetensi pembimbing
klinik, sehingga dapat didefinisikan kompetensi pembimbing klinik adalah
suatu kemampuan (Kognitif, afektif dan psikomotor) yang dimiliki oleh
perawat yang mempunyai tugas dan peran sebagai seorang pembimbing klinik
di tempat mahasiswa praktik.
2. Pembimbing Klinik
a. Pengertian Pembimbing klinik adalah seorang yang diangkat dan diberikan
tugas oleh institusi pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk memberikan
bimbingan kepada mahasiswa yang sedang mengikuti pembelajaran praktik
klinik di Rumah Sakit (Pusdiknakes, 2004). Perawat pembimbing klinik adalah
seorang perawat profesional yang terpilih yang ahli dalam praktik klinik
keperawatan (Indawati, 2013) Menurut Baillie (1994) dalam Martono (2009)
pembimbing klinik (clinical teacher) adalah pembimbing/guru perawat (nurse
teacher). Kegiatan pembelajaran klinik merupakan suatu bentuk kegiatan
belajar mengajar dalam konteks pelayanan nyata.
b. Syarat atau Kriteria Pembimbing Klinik Berdasarkan Pusdiknakes RI (2004)
menetapkan persyaratanpersyaratan menjadi pembimbing klinik yaitu :
1) Memiliki latar belakang pendidikan profesional yang sesuai
2) Memiliki pengalaman bekerja memberikan pelayanan keperawatan di klinik
selama tiga tahun. Menurut Alspah, Griff (1994) dalam Martono (2009)
pengalaman bekerja sebagai perawat klinik selama 2-3 tahun memungkinkan
individu tersebut menjadi kompeten dalam bidang pelayanan keperawatan
3) Memiliki ijin praktik yang diterbitkan oleh organisasi profesi
4) Memiliki latar belakang pendidikan kependidikan/keguruan (akta mengajar,
pekerti)
5) Memiliki pengalaman mengikuti pelatihan pembimbing klinik Menurut
Nursalam dan Effendi (2008) untuk menjadi preceptor atau pembimbing klinik
harus mempunyai kriteria seperti :
1)Berpengalaman dan kompeten di lingkungan klinik serta memiliki
pengetahuan keilmuan yang dalam dan luas, minimal memiliki latar belakang
pendidikan setara dengan jenjang pendidikan peserta didik.
2) Berjiwa pemimpin
3) Mempunyai ketrampilan komunikasi yang baik
4) Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan
5) Mempunyai kemampuan dalam mengajar
6) Tidak mempunyai sikap yang menilai terlalu awal pada rekan kerja
7) Mempunyai fleksibilitas untuk berubah
8) Mampu beradaptasi dengan kebutuhan pembelajaran individu Berdasarkan
referensi diatas tentang syarat atau kriteria menjadi pembimbing perlu juga
memperhatikan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pada pasal 31 tentang :
1) Pendidik pada pendidikan tinggi, memiliki kualifikasi pendidikan :
a) Lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program diploma
b) Lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1); dan
c) Lulusan program doctor (S3) untuk program magiester (S2) dan program
doctor (S3) 2) Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1)
butir
a, pendidik pada program vokasi harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan tingat dan bidang keahlian.
Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir
3) The Clinical Teaching Evaluation (CTE) CTE dikembangkan oleh Fong and
McCauley’s pada tahun 1993, alat ukur ini dikembangkan bertujuan untuk
mengevaluasi pengajaran diklinik. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur
kompetensi perawat pendidik yang melihat dari 3 indikator yaitu
(1) Kompetensi mengajar,
(2) Keterampilan keperawatan, dan
(3) Hubungan interpersonal. CTE ini terdiri dari 25 item dengan menggunakan
skala likert.
1. Pelayanan Profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, selalu
memandang pasien secara holistic/menyeluruh baik Bio-Psiko-sosial-kultural-
Spiritual. Dalam setiap tindakan, perawat dituntut untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional sesuai dengan standarisasi profesi keperawatan.
Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan telah
menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi.
1. Aspek Transformasi
Perawat membantu klien untuk mengontrol perasaannya dan berpartisipasi
aktif dalam asuhan.
2. Integrasi asuhan
Engintegrasikan individu ke dalam sosialnya.
3. Aspek Pembelaan
4. Aspek penyembuhanà Membatu klien memilih support social, emosional,
spiritual.
5. Aspek Partisipasi.
6. Pemecahan masalah dengan metoda ilmiah.
– mengorganisasikan
– mengarahkan
– mengontrol
– Kemajuan teknologi
– Perubahan Lisensi-regulasi
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan
dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan
harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit
kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
BAB III
PEMBAHASAN
Filosofi dan prinsip yang mendasari standar kita sebagai perawat percaya bahwa:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas
asuhan kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim
sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar
bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi
dan pendekatan yang saling mendukung.
Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi
pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan.
Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan
sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.
Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek
yang nyata yaitu pemberian asuhan secara langsung kepada pasien, keluarga,
kelompok ataupun komunitas. Untuk menjamin mutu asuhan yang di berikan
diperlukan suatu ukuran untuk mengevaluasikannya. Uraian ini adalah suatu
standar. Profesi keperawatan harus mulai menata diri dengan membuat standar
untuk berbagai keperluan seperti pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan
keperawatan akan diterima dan dipercaya oleh konsumen bila mutu pelayanannya
terjamin melalui standar yang baku dan selalu ditingkatkan dari waktu-ke waktu.
3.2 Saran
Setelah mengetahui tentang keperawatan sebagai profesi perawat
diharapkan untuk lebih meningkat kulitas kerja sebagai perawat dan mampu
menjadi perawat yang profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA