B. Dasar-Dasar Kepribadian
Menurut Gerald corey (91988), Alder memandang kepribadian manusia sebagai berikut:
1. Kepribadian individu di landasi oleh motivasi untuk hidup
a. Motivasi bertanggung jawab secara social
Alder melihat bahwa individu termotifasi dalam hidupnya adalah untuk mewujudkan
tanggung jawab social. Menurut Alder (dalam Rochman Natawidjaya, 1987), perjuangan yang
paling penting dari manusia adalah perjuangan untuk mencapai keberartian yang merupakan
gerakan kearah pemenuhan tujuan untuk mencapai keberartian yang merupakan gerakan ke arah
pemenuhan tujuan. Menurut Agus Suyanto (1980), dorongan ini akan tampak dalam bentuk
keinginan bekerjasama, berkelompok, berhubungan social, hubungan antar pribadi, atau
termasuk dalam organisasi, dan sebagainya. Alder juga berpendapat bahwa dorongan
bertanggung jawab secara social itu merupakan potensi dasar yang di bawa semenjak lahir, dan
manusia tersebut memang pada dasarnya adalah makhluk social.
b. Motivasi untuk mencapai sesuatu
Sigmudnd Freud beranggapan bahwa tingkah laku seseorang di tentukan oleh kebutuhan dari
dala, sedangkan menurut Alder yang terpenting adalah interaksinya dengan lingkungannya.
Kepribadian individu di tentukan oleh tiga hal, yaitu pembawaan, lingkunga, dan interaksi antara
pembawaan dan lingkungan
1. Manusia tidak semata-mata bertujuan memuaskan dorongan-dorongannya, tetapi secara jelas
juga termotivasi untuk melaksankan:
a. Tanggung jawab social
b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu
2. Tingkah laku individu di tentukan oleh:
a. Lingkungan
b. Pembawaan
c. Individu itu sendiri
3. Tingkah laku tidak ditentukan oleh kejadian yang di luar individu, melainkan oleh bagaimana
individu mempersepsi dan menginterpretasikan kejadian itu:
a. Persepsi dan interpretasi itu membentuk fiksi yang menjadi tujuan tingkah laku individu
fictional gool
b. Life gool, fictional goal menjadi arah dari tingkah laku individu untuk mengatasi
kelemahannya dalam menghadapi dunianya
c. Life style,life goal yang menjadi arah tingkah laku itu lebih jauh akan membentuk Is
d. Social interest, manusia di lahirkan sebagai tingkah laku social
C. Perkembangan Kepribadian
Alder meyakini bahwa setiap orang dilahirkan dengan dilengkapi “feeling of inferiority”
(rasa rendah diri), namun dibalik itu ada dorongan untuk menjadi superiority (rasa rendah diri
lebih). Manusia termotifasi untuk menguasai situasi hidupnya sehingga dia merasa puas dan
dapat menunjukkan keunggulannya, paling sedikit dalam bayangannya sendiri (Winkel,1991).
Menurut Rochman Natawidjaya (1987), perasaan rendah diri itu dapat merupakan sumber
kreatifitas, tujuan hidup adalah kesempurnaan dan ukuran kesenangan. Gerald Corey (1988),
menguraikan bahwa orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan kekuasaan
1. Perkembangan kepribadian menurut buku Pancawaskita
a. Dasar kepribadian terbentuk pada usia empat, lima tahun pertama
b. Pada awalnya manusia di lahirkan dengan feeling of inferiority yang selanjutnya menjadi
dorogan bagi perjuangannya ke arah (fos)
c. Anak-anak menghadapi lingkungannya dengan kemampuan dasarnya dan menginterpertasikan
lingkungannya itu
d. Dalam pada itu social interestnya pun berkembang
e. Selanjutnya terbentuk Is yang unik untuk masing-masing individu
1. Self determenistik
2. Teleologis
3. Holistic
f. Sekali terbentuk Is sukar untuk mengubah perubahannya akan membawa kepedihan
2. Individu sukar menyadari sepenuhnya Is sendiri untuk menjelaskannya biasanya di perlukan
orang lain
Komponen Konsep Diri. Konsep diri memiliki 3 komponen yang sangat penting karena
akan mempengaruhi hidup kita mulai saat kecil hingga sekarang, komponen pengembangan
kepribadian tersebut antara lain :
1. Diri Ideal, Dalam konteks dunia pendidikan, diri ideal yang sering ditetapkan orang tua adalah
anak harus mendapat nilai sempurna (100 atau A). dalam setiap ujian
2. Citra Diri, Anda akan selalu bertindak atau bersikap sesuai dengan gambar yang muncul dalam
cermin/citra diri anda.
3. Harga Diri, Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, & hormat pada diri anda
sendiri sebagai seorang yang berharga & bermakna, maka semakin tinggi harga diri anda
F. Teknik Konseling
Konseling psikologi individual tidak merumuskan teknik khusus, namun dalam berbagai
literatur hanya di sarankan sejenis pedoman umum/teknik umum yang dapat memandu konselor
dalam konseling. Hansen merumuskan teknik tersebut sebagai berikut:
1. Menganalisis gaya hidup klien
a. Konselor harus sampai pada kenyataan tentang faktor-faktor yang meyakinkan akan
mempengaruhi kepribadian klien sampai dia mengalami masalah saat konseling berlangsung
b. Pemahaman yang sebenarnya tentang pola-pola tingkah laku selama ini secara nyata, untuk
menemukan kessenjangan
c. Konselor harus sampai dapat memperbandingkan konstelasi (keadaan) keluarga dimana klien
hidup dengan yang seharusnya
d. Konselor harus bisa menyampaikan penafsirannya kepada klien,
2. Menginterprestasikan ingatan-ingatan masa lampau yang lebih ada kaitannya dengan kondisi
sekarang, yaitu keadaan pada waktu berumur di bawah 10 tahun
3. Dengan penafsiran tersebut di harapkan persepsi klien berubah, dan pada akhirnya dia
dapatmengubah tingkah lakunya
Teknik konseling
1. Analisis Is:
a. Memahami cacat fisik dan mental
b. Memahami tingkah l.aku klien
c. Memahami pola asuh orang tua dimana klien di besarkan
d. Interpretasi yang tajam
2. Interpretasi early recollections, konselor mendiskusikan dengan ingatan/kenagan-kenangan
klien dimasa lampau
3. Interpretasi, setelah klien menyadari berbagai hal tentang dirinya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Drs. Taufik, M.Pd. Kons. Model-Model Konseling, Bimbingan dan Konseling UNP, 2009
Prof.Dr.Prayitno, M.Sc.Ed, Konseling Pancawaskita (Kerangka Konseling Elektik) UNP, 1998
DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)
http://wanda69.student.umm.ac.id/perkembangan-kepribadian
http://lbk.upi.edu/berita/pengantar-bimbingan-konseling/