DOSEN PENGAMPU
Giri Harto Wiratomo, S.Pd., M.Hum.
DISUSUN OLEH
1. Lusiana Citra Permata Sari (5112419040)
2. Rizka Solluna (5112419046)
3. Salma Rifqotul Ulya (5112419044)
4. Septianingrum Wulan Hapsari Whinarno (5112419057)
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………... 4
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………. 4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………… 4
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………... 5
A. INTEGRASI DAN DISINTEGRASI KERAJAAN MAJAPAHIT ………….. 5
B. MAKNA INTEGRASI KERAJAAN MAJAPAHIT BAGI INTEGRASI
NASIONAL ………………………………………………………………….. 5
C. INTEGRASI DAN DISINTEGRASI KERAJAAN MATARAM……………. 6
D. MAKNA INTEGRASI KERAJAAN MATARAM ISLAM BAGI
INTEGRASI NASIONAL……………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna integrasi dan disintegrasi Kerajaan Majapahit?
2. Apa makna integrasi Kerajaan Majapahit bagi integrasi nasional?
3. Bagaimana sejarah integrasi dan disintegrasi Kerajaan Mataram Islam?
4. Apa makna integrasi Kerajaan Mataram Islam bagi integrasi nasional?
4
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui integrasii dan disintegrasi Kerajaan Majapahit
2. Mengetahui makna integrasi Kerajaan Majapahit bagi Integrasi Nasioanal
3. Mengetahui sejarah integrasi dan disintegrasi Kerajaan Mataram Islam.
4. Apa makna integrasi Kerajaan Mataram Islam bagi integrasi nasional.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar ialah
sebagai berikut.
kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari, sehingga hubungan dengan
dunia luar sangat mudah.
6
Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia, Sriwijaya sudah makin lemah setelah
serangan dari Cholamandala; sedangkan Kediri makin lemah akibat siasat yang dilakukan
oleh R. Wijaya.
Di luar Indonesia tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang. Kerajaan
Cholamandala di India dan dinasti Yuan di Cina terpecah-pecah setelah raja/kaisar
besarnya meninggal.
Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan
kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
7
Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Struktur
pemerintahan Majapahit yang mirip dengan sistem negara serikat pada masa modern dan
banyaknya kebebasan yang diberikan kepada daerah memudahkan wilayah-wilayah
jajahan untuk melepaskan diri begitu diketahui bahwa di pusat pemerintahan sedang
kosong kekuasaan
Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini ada
dua pendapat : Tahun 1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri.
Peristiwa tersebut diberi candrasengkala “Hilang Sirna Kertaning Bhumi” yang berarti
tahun 1400 Saka/1478 M. pendapat lain mengatakan bahwa runtuhnya Majapahit pada
Tahun 1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.
Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di Jawa.
8
“lamun huwus kala nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring
Seran, ring Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”. Ia berjanji bahwa, “apabila sudah
kalah nusantara, saya menikmati palapa, kalau sudah kalah Gurun, Seran,
Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, waktu itulah
saya menikmati palapa” . yang artinya “Jika telah mengalahkan pulau-pulau lain, saya
(baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru,
Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan)
melepaskan puasa.”
Dengan keberhasilan ini maka wilayah Nusantara berhasil dipersatukan secara politik
di bawah Majapahit. Integrasi Majapahit mempengaruhi integrasi bangsa indonesia
yang sekarang, karena keputusan yang dilakukan oleh patih gajah mada memberikan
bukti bahwa keragaman dapat disatukan walaupun terpaut oleh perbedaan, baik
wilayah maupun budaya.
9
masa keemasannya pernah menyatukan pulau Jawa (kecuali wilayah Kesultanan
Banten dan Kesultanan Cirebon) dan sekitarnya, termasuk pulau Madura. Negeri ini
pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma
dagang itu, namun ironinya menerima bantuan VOC pada masa akhir menjelang
keruntuhannya.
Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian. Namun keberadaan kerajaan
ini memberikan bukti peninggalan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga
kini, seperti kampung Matraman di Jakarta, sistem persawahan di Pantura Jawa Barat,
penggunaan Carakan dalam literatur bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta
beberapa pembagian wilayah administrasi yang masih berlaku hingga
sekarang.Danang Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang
sepeninggal Sultan Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senapati. Pada saat itu
wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah Kesultanan
Pajang. Pusat pemerintahan berada di Kuthagedhe, wilayah yang terletak kira-kira di
timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi
keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian
dipindah ke Keraton Kuthagedhe. Sesudah ia meninggal (dimakamkan di
Kuthagedhe) kekuasaan diteruskan putranya Raden Mas Jolang yang setelah naik
takhta bergelar Sri Susuhunan Hadi Prabu Hanyakrawati.
Pemerintahan Hanyakrawati tidak berlangsung lama karena dia wafat karena
kecelakaan saat sedang berburu di hutan Krapyak. Karena itu ia juga disebut
Susuhunan Seda hing Krapyak atau Panembahan Seda hing Krapyak yang artinya
Raja (yang) wafat (di) Krapyak. Setelah itu takhta beralih sebentar ke tangan putra
keempat Raden Mas Jolang yang bernama Raden Mas Wuryah bergelar Adipati
Martapura. Ternyata Adipati Martapura menderita penyakit saraf sehingga takhta
beralih ke putra sulung Raden Mas Jolang yang bernama Raden Mas Rangsang yang
kelak bergelar Sri Sultan Agung Hadi Prabu Hanyakrakusuma pada masa
pemerintahan Raden Mas Rangsang, Mataram mengalami masa keemasannya.
10
KERUNTUHAN MATARAM ISLAM
DISINTEGRASI
Hamangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Plered (1647), tidak jauh dari Karta.
Selain itu, ia tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari
"Susuhunan" atau "Yang Dipertuan"). Pemerintahan Hamangkurat I kurang stabil
karena banyak ketidakpuasan dan pemberontakan. Pada masanya, terjadi
pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Hamangkurat
bersekutu dengan VOC. Ia wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga
dijuluki Sunan Tegalarum. Penggantinya, Hamangkurat II (Hamangkurat Amral),
sangat patuh pada VOC sehingga kalangan istana banyak yang tidak puas dan
pemberontakan terus terjadi. Pada masanya, keraton dipindahkan lagi ke Kartasura
(1680), sekitar 5 km sebelah barat Pajang karena keraton yang lama dianggap telah
tercemar.
Pengganti Hamangkurat II berturut-turut adalah Hamangkurat III (1703-1708),
Pakubuwana I (1704-1719), Hamangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (1726-
1749). VOC tidak menyukai Hamangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC
mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua
raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Hamangkurat III memberontak dan
menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon (sebutan
dunia Internasional dari Sri Lanka).
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah
pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan
Kasunanan Surakarta tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang
dalam Perjanjian Giyanti (nama diambil dari lokasi penandatanganan, di sebelah
timur kota Karanganyar, Jawa Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai satu
kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa
beranggapan bahwa Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta adalah
"ahli waris" dari Kesultanan Mataram.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pembuatan dan penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Diperlukannya banyak saran dan referensi agar dapat memenuhi kriteria pembaca.
Oleh karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun makalah ini
dengan topik dan ide bahasan yang mendukung.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.donisetyawan.com/2076-2/
2. https://blog.ruangguru.com/pengertian-integrasi-nasional-dalam-konteks-indonesia
3. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/153317369/integrasi-nasional-
pengertian-faktor-pembentuk-dan-penghambat?page=all
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara
5.
14