Askep KMB Harga Diri
Askep KMB Harga Diri
Oleh:
Elvant Olrando Darlin
NIM: 2019.C.11a.1007
Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Praktik Pra Klinik Keperawatan
I Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
Oleh:
Elvant Olrando Darlin
NIM: 2019.C.11a.1007
1.PENGKAJIAN
1. Faktor predisposisi Terjadinya gangguan konsep harga diri rendah kronis juga
dipengaruhi beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial
dankultural.
a. Faktor biologis, biasanya karna ada kondisi sakit fisik yang dapatmempengaruhi
kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampakpada keseimbangan
neurotransmiter di otak contoh kadar serotonin yangmenurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasiendepresi kecendrungan
harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran
pikiran negatif dan tidak berdaya.
b. Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah kronis sangat berhubungan
dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-
hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis
meliputi orang tua yang penolakkan orang, harapan orang tua yang tidak realistis,
orang tua yang tidak percaya terhadap anaknya, tekanan teman sebaya, peran
yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.
c. Faktor sosial sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga
diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan
rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan individu.
d. Faktor kultural: tunutunan peran sosial kebudayaan sering meningkatkan kejadian
harga diri rendah kronis antara lain: wanita sudah harus menikah jika umur
mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme.
2. Faktor presipitasi Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang
dihadapi individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau
stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Stressor yang
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri
dari orang tua yang berarti: pola asuh anak tidak tepat misalnya: terlalu dilarang, dituntut,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak
dapat di capai, gagal tanggung jawab terhadap diri sendiri (Stuart dan sundeen,1991).
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal sebagai berikut:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
a) Transisi peran perkembangan adalah: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilainilai
serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangny aanggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh perubahan fisik
yang berhubungan tumbuh kembang normal dan prosedur medis dan
keperawatan
2.Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehata klien,
kemapuan klien unuk menegelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari
medis atau profesi kesehatan lainya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau
respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal- hal yang mencakup tindakan
yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menetukan masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan
lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakn
asuhan keperawatan, serta tindakan keperwatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
pengumpulan data dimulai sejak pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Prasetyo,
2010). Tujuan pengumpulan data studi kasus dalam Penulisan Tulisan Ilmiah ini antra lain
sebagai berikut :
1. Data Subjektif Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh
perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.
Misalnya : tentang nyeri, perasaan lemah ketakutan, kecemasan, frustasi, mual,
peasaan malu (Potter dan Perry, 2005).
a. Data objektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri.
b. Data subjektif Pasien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh atau
tidak tahu apa-apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri
3. Rumusan Masalah
Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanan dimana perawat akan menyusun
rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya, perencanaan disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan (Yosep, 2009).
Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Untuk tindakan
tersebut perawat dapat :
2) Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya
3) Tanyakan setiap orang yang tidak dekat dengan klien dan apa sebabnya.