Kamis lalu, Ombudsman menemukan sejumlah hal yang menjadi catatan. Pertama,
kamar tiap tahanan terpidana kasus korupsi tidak digembok. "Gemboknya nyantol
saja. Yang digembok hanya selasar," kata Ninik. Selain itu, luas tahanan serta
fasilitas terhadap terpidana diberikan secara tidak seragam. "Seharusnya
diseragamkan," kata dia.
Tahanan kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik atau e-
KTP, Setya Novanto, termasuk yang mendapat perlakuan istimewa. Ruangan Setya
lebih luas dibanding sel tahanan lainnya. Ruangan itu ditempeli pelapis dinding
warna cokelat dan dilengkapi meja kerja serta lampu kuning temaram di balik
langit-langit kamar.
Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Aidir Amin Daud, membantah
memberikan keistimewaan terhadap sejumlah terpidana kasus korupsi, termasuk
terhadap Setya. "Memang ada sebagian ruangan yang lebih besar karena dari dulu
begitu," kata dia. Aidir mengklaim terus berupaya membersihkan penjara khusus
koruptor itu dari praktik suap. Saat ini, Kementerian tengah membenahi sistem dan
jadwal kunjungan.
Pengacara Setya, Maqdir Ismail, mengatakan tidak mengetahui mengenai kondisi
penjara kliennya. "Saya tidak tahu soal itu," kata dia. Sedangkan Setya tengah
bersiap memohon peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.