Anda di halaman 1dari 4

HAKEKAT IPA

A. Pengertian IPA
IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
sistematik dari gejala-gejala alam (Trianto, 2010). Menurut H.W Fowler (2010), IPA
adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan
gelaja-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi.
Sedangkan Marsetio (2013) mengatakan bahwa IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu
tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Adapun
menurut Wahana (2012), IPA adalah suatu kumpulan pengetahuaan yang tersusun
secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang segala kehidupan yang ada di alam baik yang
bersifat biotik dan abiotik.

B. Hakikat IPA
Menurut Marsetio (2013), IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah,
proses ilmiah dan juga sikap ilmiah. Menurut Trianto (2010) hakikat sains dapat
ditinjau dari tiga apek diantaranya adalah sebagai berikut.
- IPA sebagai Sikap

- IPA sebagai Proses


Proses ilmiah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilaksanakan dalam
rangka menemukan produk ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati,
mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen.
Menurut Marsetio (2013) IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah,
proses ilmiah dan juga sikap ilmiah. Sebagai proses ilmiah diartikan semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. sebagai produk ilmiah diartikan sebagai hasil
proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah
ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai
prosedur ilmiah dimaksudkan bahwa metodologi atau cara yang dipakai untuk
mengetahui sesuatu pada umumnya berupa riset yang lazim disebut metode ilmiah
(scientific method).
Selain sebagai proses dan produk, Daud Joesoef (2010) juga menganjurkan
agar IPA dijadikan sebagai suatu kebudayaan atau suatu kelompok attau intitusi
sosial dengan tradisi nilai aspirasi maupun tradisi nilai, aspirasi maupun inspirasi.
IPA sebagai suatu proses merupakan proses yang dipergunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains
dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat
memberi kemudahan bagi kehidupan.
IPA sebagai proses yaitu sebagai bentuk permulaan untuk mengawali dan
memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta
dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori
yang akan digeneralisasi oleh ilmuan. Susanto (2016) adapun proses dalam
memahami IPA disebut dengan keterampilan proses (science process skill)
Ditinjau dari ringkat kerumitan dalam penggunaannya, keetrampilan proses IPA
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan
proses terintegrasi.
Keterampilan proses dasar menjadi untuk keterampilan proses terintegrasi
yang lebih kompleks. Jenis-jenis keterampilan proses.
1. Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat
indera. Pada tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang
mereka lihat, dengar, raba, rasa, dan cium. Pada tahap ini seseorang belajar
mengumpulkan petunjuk. Kegiatan inilah yang membedakan antara
pengamatan dengan penarikan kesimpulan atau pengajuan pendapat.
Contoh : merasakan air gula, meraba permukaan daun, mendengarkan
bunyi dari dawai yang dipetik, mengamati daur air, mencium bau tape.
Hasil dari pengamatan ini disebut fakta. Pengamatan dapat bersifat
kealitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif terjadi apabila pelaksanaan
pengematan hanya menggunakan pancaindra dalam rangka untuk
memperoleh informasi. Pengamatan kuantitatif terjadi dikarenakan dalam
pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra juga menggunakan
peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.
2. Menggolongkan / mengklasifikasi
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek atau peristiwa
berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok
sejenis dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. Dua hal penting yang
perlu dicermati dalam mengembangkan keterampilan mengklasifikasi
adalah kegiatan menghimpun hasil pengamatan dan menyajikan dalam
bentuk tabel hasil pengamatan, dan kegiatan memilah hasil pengamatan
sesuai sifat khusus yang dimiliki oleh obyek atau peristiwa serta
menyajikannya dalam tabel klasifikasi atau penggolongan atau
pngelompokan.
3. Mengukur
Mengukur adalah membandingkan benda yang diukur dengan satuan
ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan
mengukur diperlukan bantuan alat-alat yang sesuai dengan benda yang
diukur.
4. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan peroleh fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual dan
audio visual. Cara-cara komunikasi yang sering digunakan dalam ilmu
pengeahuan selain dengan bahasa tulis maupun lisan adalah melalui sajian
bentuk grafik, tabel, gambar, bagan, simbol/lambang, persamaan
matematika
5. Menginterpretasikan data
Menginterpretasikan adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari
pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan.
Menginterpretasi berarti memberi arti atau makna misal mengartikan tabel
data, mengartikan grafik data. Menginterpretasi juga diartikan menduga
dengan pasti sesuatu yang tersembunyi dibalik fakta yang teramati.
6. Memprediksi
Memprediksi adalah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-
pola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat
dengan cara mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan
yang sudah ada, mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa
berdasarkan pola kecenderungan.
7. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek
berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui.
- IPa sebagai Produk
Pengertian IPA sebagai produk (Trianto,2010) maksudnya adalah lebih
menekankan pada memahami apa yang sudah dihasilkan oleh IPA itu sendiri
misalnya, prinsip-pinsip, hukum-hukum, dan rumus-rumus. Usaha pemahaman
siswa
terhadap prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan penggunaan rumus-rumus yang
berlaku
dalam IPA menunjukkan hakikat IPA sebagai produk.

Anda mungkin juga menyukai