Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN IGD

Instalasi Gawat Darurat

 Pengertian dan Fungsi

Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan
medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat
Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai
dengan standar (DepKes RI, 1992).

Pengertian Intalasi Gawat Daurat (IGD) rumah sakit adalah salah satu bagian di rumah
sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang
dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan
kebijakan mengenai Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit yang tertuang
dalam Kepmenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009 untuk mengatur standarisasi pelayanan
gawat darurat di rumah sakit. Guna meningkatkan kualitas IGD di Indonesia perlu komitmen
Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dengan ikut memberikan sosialisasi
kepada masyarakat bahwa dalam penanganan kegawatdaruratan dan life saving tidak ditarik
uang muka dan penanganan gawat darurat harus dilakukan 5 (lima) menit setelah pasien
sampai di IGD.

IGD berfungsi memberikan pelayanan kesehatan karena kondisi gawat adrurat dan
memerlukan penanganan cepat dan tepat, meliputi kasus bedah (traumatology dan terkait
dengan organ tubuh bagian dalam) dan non bedah (penyakit dalam, anak dan syaraf). IGD
adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua pengalaman pasien yang
pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi masyarakat
tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk
menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan
gawat serta juga kondisikondisi yang sifatnya tidak gawat. IGD juga menyediakan sarana
penerimaan untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian
dari perannya di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah (DepKes RI,
2004)
 Adapun area-area yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi pasien
di IGD adalah:

(1) Area administratif, (2) Reception/Triage/Waiting area, (3) Resuscitation area, (4) Area
Perawat Akut (pasien yang tidak menggunakan ambulan), (5) Area Konsultasi (untuk pasien
yang menggunakan ambulan), (6) Staff work stations, (7) Area Khusus, misalnya: Ruang
wawancara untuk keluarga pasien, Ruang Prosedur, Plaster room, Apotik,
Opthalmology/ENT, Psikiatri, Ruang Isolasi, Ruang Dekontaminasi, Area ajar mengajar. (8)
Pelayanan Penunjang, misalnya: Gudang/ Tempat Penyimpanan, Perlengkapan bersih dan
kotor, Kamar mandi, Ruang Staff, Tempat Troli Linen, (9) Tempat peralatan yang bersifat
mobile Mobile X-Ray equipment bay, (10) Ruang alat kebersihan. (11) Area tempat makanan
dan minuman, (12) Kantor Dan Area Administrasi, (13) Area diagnostic misalnya medis
imaging area laboratorium, (14) Departemen keadaan darurat untuk sementara/ bangsal
observasi jangka pendek/ singkat (opsional), (15) Ruang Sirkulasi.

 Menurut DepKes RI tahun 1991, konsep dasar Unit Gawat Darurat ditetapkan
dengan pertimbangan dasar, yaitu:
a. Pemisahan antara ruang bedah dan non bedah.
b. Dilakukan pemisahan sirkulasi antara pasien dengan perawat/dokter.
c. Pengaturan sirkulasi perawat/dokter dan tempat alat-alat medik (bench) sehingga
dimungkinkan penggunaan alat-alat secara bersama.
d. Pembentukan ruang-ruang perawatan yang memungkinkan untuk digunakan sebagai
ruang periksa, observasi dan resusitasi.
e. Keseluruhan ruang dan alat ditetapkan untuk dapat digunakan selama 24 jam.
f. Mempunyai pintu masuk khusus yang mudah dilalui kendaraan dan mudah dilihat.

Menurut Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh


Departemen Kesehatan RI tahun 2008, rumah sakit menyelenggarakan pelayanan gawat
darurat secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. Fasilitas yang
disediakan di Instalasi Unit Rawat Darurat harus menjamin efektifitas dan efisiensi bagi
pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam dan dalam seminggu secara terus-menerus.

IGD sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit
memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup klien. Wilde (2009) telah
membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap (response time). Kecepatan dan
ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar
sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan
gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat
dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD
rumah sakit sesuai standar (Kepmenkes RI, 2009).

Instalasi/ Unit Rawat Darurat tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit pelayanan
lainnya di rumah sakit artinya dikelola dan diintegrasikan dengan instalasi/ unit lainnya di
rumah sakit. Instalasi/ Unit Rawat Darurat harus dipimpin oleh dokter, dibantu oleh tenaga
medis, keperawatan dan tenaga lain yang telah memperoleh setifikasi pelatihan gawat darurat
(DepKes RI, 2008).

 Prinsip umum pelayanan IGD di rumah sakit adalah : Depkes RI (2010)


1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan melakukan resusitasi dan
stabilitasi (life saving).
2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan
24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
3. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit diseragamkan
menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat darurat.
5. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah sampai di IGD.
6. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi dan terintegrasi
struktur organisasi fungsional (unsur pimpinan dan unsur pelaksana)
7. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat daruratnya
minimal sesuai dengan klasifikasi.
 Klasifikasi Pelayanan IGD

Klasifikasi pelayanan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari :

1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit
Kelas A.

2. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit
Kelas B.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit
Kelas C.

4. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit
Kelas D.

 Manajemen IGD

Manajemen Instalasi Gawat Darurat (IGD) sangat penting, karena IGD merupakan
layanan yang disediakan rumah sakit untuk kebutuhan pasien yang membutuhkan
penanganan darurat dengan cepat dan merupakan tujuan pertama pasien yang memiliki
kondisi darurat atau yang membutuhkan pelayanan segera. Manajemen IGD adalah salah satu
bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit
dan cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidup pasien. Manajemen IGD haruslah
bekerja dengan efektif, mengingat orang-orang yang datang ke IGD adalah mereka yang
sangat membutuhkan penanganan darurat dan berharap dapat ditangani secara cepat dan
tepat.

Kelancaran pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tidak terlepas dari pekerjaan
tenaga medis dan Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi. Masih sering dijumpai
pasien terlambat mendapat pertolongan cepat di IGD akibat ‘dipingpong’ ke sana kemari
lantaran rumah sakit belum memiliki SIMRS yang terintegrasi. Hal ini tentu saja sangat
beresiko terhadap keselamatan pasien, dan juga akan memperburu citra rumah sakit.

Sumber :

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


856/MENKES/SK/IX/2009 TENTANG STANDAR INSTALASI GAWAT
DARURAT ( IGD ) RUMAH SAKIT. Diakses secara online melalui
https://sardjito.co.id/sardjitowp/wp-content/uploads/2015/12/kepmenkes-856-thn-
2009-standar-IGD.pdf pada 8 Februari 2021.

Muafi, N. Instalasi Gawat Darurat. 2020. Poltekes Yogyakarta. Diakses secara online melalui
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2711/4/4.%20Chapter%202.pdf pada 8 Februari
2021.
https://trustmedis.com. Diakses pada 8 Februari 2020 pukul 22.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai