Anda di halaman 1dari 4

ISOLASI ETIL P-METOKSISINAMAT DARI KENCUR

I Putu Pandu Setiawan


Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: pandupendog45@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi etil p-metoksisinamat dari kencur melalui metode
soxhletasi dan menghitung rendemennya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif. Objek penelitian ini adalah sampel padat berwarna coklat dari kencur. Hasil dari penelitian adalah
kristal etil p-metoksisinamat yang berbentuk balok dan berawarna putih. Persentase rendemen etil p-
metoksisinamat adalah 75%.
Kata kunci: etil p-metoksisinamat, kencur, soxhletasi

Abstract
The aim of this study was to isolate ethyl p-methoxycinnamate of the greater galingale through
soxhletasi method and calculate the yield. The method used in this study is a quantitative analysis method. The
object of this study was brown solid samples of kencur. Results of the research are crystalline ethyl p-
methoxycinnamate shaped beams and white. The percentage yield of ethyl p-methoxcycinnamate is 75%.
Keywords: ethyl p-methoxycinnamate, greater galingale, soxhletasi

PENDAHULUAN yang terdiri atas etil para metoksisinamat ,


Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) kamfer, borneol, sineol, pentadekana. Adanya
merupakan tanaman tropis yang banyak kandungan etil para metoksisinamat dalam
tumbuh di berbagai daerah di Indonesia kencur merupakan senyawa turunan sinamat
sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman ini (Fessenden, 1984).
banyak digunakan sebagai ramuan obat Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah
tradisional dan sebagai bumbu dalam masakan salah satu senyawa hasil isolasi rimpang
sehingga para petani banyak yang kencur (Kaempferia galanga L.) yang
membudidayakan tanaman kencur sebagai merupakan bahan dasar senyawa tabir surya
hasil pertanian yang diperdagangkan dalam yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar
jumlah yang besar. Bagian dari tanaman matahari. EPMS termasuk dalam golongan
kencur yang diperdagangkan adalah buah akar senyawa ester yang mengandung cincin
yang tinggal di dalam tanah atau biasa disebut benzena dan gugus metoksi yang bersifat
rimpang kencur atau rizoma (Fessenden, nonpolar dan juga gugus karbonil yang
1982). mengikat etil yang bersifat sedikit polar
Rimpang kencur terdapat didalam tanah sehingga dalam ekstraksinya dapat
bergerombol dan bercabang-cabang dengan menggunakan pelarut-pelarut yang
induk rimpang di tengah. Kulit ari berwarna mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil
coklat dan bagian dalam putih kekuningan asetat, metanol, air, dan heksana (Nurlita,
dengan kandungan air yang lebih banyak dan 2004).
rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada O
ruas-ruas rimpang berwarna putih kekuningan. CH CH C
Kandungan kimia pada rimpang kencur
O C2 H5
yaitu etil sinamat, etil p-metoksisinamat, p-
metoksistiren, karen, borneol, dan parafin. Di OH3C
antara kandungan kimia ini, etil p-
metoksisinamat merupakan komponen utama Etil p-metoksisinamat
dari kencur. Beberapa peneliti terdahulu Dalam ekstraksi suatu senyawa yang
berhasil mengisolasi etil p-metoksisinamat dari harus diperhatikan adalah kepolaran antara
rimpang kencur sebanyak 0,8-1,26%. pelarut dengan senyawa yang diekstrak,
Tanaman kencur mempunyai kandungan keduanya harus memiliki kepolaran yang sama
kimia antara lain minyak atsiri 2,4 – 2,9 %
atau mendekati sama. Etil p-metoksi sinamat yang berperan sebagai pelarut diapanaskan,
adalah suatu ester yang mengandung cincin bila mendidih, maka uap pelarut akan naik ke
benzena dan gugus metoksi yang bersifat non pendingin dan karena mendapat pendinginan
polar dan mengandung gugus karbonil yang pada alat pendingin, uap mengembun turun
mengikat etil yang bersifat agak polar masuk kedalam alat soxhlet dan akan
menyebabkan senyawa ini mampu larut dalam melarutkan etil p-metoksisinamat dari kencur.
beberapa pelarut dengan kepolaran bervariasi. Bila larutan etil p-metoksisinamat dalam alat
Dalam penelitian pemilihan pelarut yang soxhlet sudah memenuhi pipa cabang alat
digunakan adalah heksana, etil asetat, alkohol, soxhlet, larutan etil p-metoksisinamat akan
dietil eter, dan aquades. mengalir kebawah dan masuk ke dalam labu
Kelarutan suatu zat padat dan zat cair dasar bulat. Dengan demikian seterusnya
pada suatu pelarut akan meningkat seiring pelarut menguap, mendingin/mengembun lalu
dengan kenaikan suhu bila proses pelarutannya melarutkan etil p-metoksisinamat hingga
adalah endoterm, sedangkan untuk proses semua etil p-metoksisinamat terlarut semua.
pelarutan yang bersifat eksoterm pemanasan Hal ini terlihat dari larutan pada ruang
justru menurunkan harga kelarutan zat. ekstraktor soxhlet semakin bening dan estraksi
Fenomena yang kedua ini jarang dijumpai di sudah bisa dihentikan.
alam yang umum adalah proses pelarutan yang Untuk memurnikan ekstrak maka
bersifat endoterm yaitu memerlukan kalor. dilakukan rekristalisasi, biasanya ekstrak yang
Beberapa zat dalam larutan akan rusak atau berupa padatan atau cairan jarang ada dalam
terurai dan menguap dengan pemanasan keadaan murni (tercampur dengan zat
sehingga suhu ekstraksi harus diperhatikan pengotor). Prinsip rekristalisasi adalah
agar senyawa yang diharapkan tidak rusak. perbedaan kelarutan antara senyawa yang
Oleh karena itu ekstraksi etil p-metoksisinamat dilarutkan dengan senyawa pencampurnya.
dari kencur tidak boleh menggunakan suhu Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang
yang lebih dari titik lelehnya yaitu 48 – 50⁰C. hanya dapat melarutkan senyawa yang akan
Isolasi senyawa etil p-metoksi sinamat pada dimurnikan dalam keadaan panas, memiliki
rimpang kencur dapat diperoleh dengan titik didih yang lebih rendah dari senyawa
menggunakan teknik ekstraksi soxhlet dengan yang dimurnikan, tidak bereaksi dengan
pelarut dietil eter (Suja, 2003). senyawa yang akan dilarutkan, dan
Ekstraksi soxhlet merupakan metode menghasilkan bentuk kristal yang baik dari
pemisahan yang melibatkan pemindahan senyawa yang akan dimurnikan.
substansi dari fasa material ke dalam fasa
lainnya dan kedua fasa tidak saling METODE
melarutkan. Ekstraksi soxhlet ini merupakan Penelitian dilakukan di Laboratorium
metode yang paling umum digunakan untuk Kimia Organik jurusan Pendidikan Kimia
memisahkan bahan alam yang terdapat dalam UNDIKSHA.
tumbuhan dengan menggunakan pelarut yang
dapat melarutkan zat yang ingin dipisahkan Alat dan Bahan
(Selamat,2003). Terdapat beberapa alat dan bahan
Dalam praktikum kali ini, zat yang ingin yang perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat
di isolasi adalah etil p-metoksisinamat, maka yang digunakan antara lain gelas kimia,
pelarut (pengekstrak) yang digunakan adalah spatula, blender, kertas saring, labu dasar
dietil eter. Keberhasilan dalam ekstraksi bulat, heater, batang pengaduk, perangkat
tergantung pada pemilihan pelarut, pelarut ekstraksi soxhlet, neraca analitik, perangkat
polar akan melarutkan dengan baik senyawa- distilasi sederhana, corong, dan mantel.
senyawa polar,dan pelarut non-polar akan Bahan-bahan yang diperlukan dalam
melarutkan dengan baik senyawa-senyawa penelitian ini adalah kencur kering, n-pentana,
non-polar. Oleh karena itu, dietil eter yang non batu didih, es, dan etanol.
polar akan melarutkan etil p-metoksisinamat
dengan baik. Prosedur Kerja
Sampel kencur yang mengandung Etil Metode dari penelitian ini adalah
p-metoksisinamat yang akan dipidahkan metode eksperimen dengan analisis data secara
dibungkus dengan kertas saring dan kuantitatif. Pertama, sebanyak 50,0 gram
ditempatkan dalam ruang ekstraksi. Dietil eter kencur kering yang sudah digerus, dibungkus
dengan kertas saring, kemudian dimasukkan bersifat nonpolar sehingga diperlukan pelarut
ke dalam ruang ekstraktor Soxhlet. Lalu, yang bersifat nonpolar yang mana dalam hal
sebanyak 250 mL n-pentana dan beberapa ini n-pentana memenuhi ketentuan tersebut.
butir batu didih dimasukkan kedalam labu Pada praktikum ini digunakan sampel
dasar bulat, kemudian alat Soxhlet dipasang kencur sebanyak 50,00 gram yang mana
dan dilengkapi dengan pendingin refluks. Labu kencur terlebih dahulu diiris kecil-kecil dan
dasar bulat dipanaskan secara perlahan-lahan dikeringkan dengan udara selama beberapa
hingga n-pentana mendidih. Ekstraksi hari. Tujuan dari pengirisan ini adalah untuk
dilakukan secara kontiyu, ekstraks yang memperluas bidang permukaan dari kencur itu
diperoleh didinginkan, disaring, dan sendiri, sehingga akan diperoleh senyawa etil
dipekatkan dengan cara diuapkan hingga p-metoksisinamat yang lebih banyak,
volumenya tinggal 50 mL. Kemudian, residu sedangkan tujuan dilakukannya pengeringan
didinginkan dalam penangas es sampai adalah untuk menurunkan kadar air dalam
terbentuk kristal. Kristal dipisahkan dari rimpang kencur. Sampel kencur yang kering
pelarutnya dan direkristalisasi dengan etanol. ini selanjutnya di soxhletasi dengan n-pentana
sebagai pelarut, dimana n-pentana yang
HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan sebanyak 250 mL. n-pentana yang
Hasil digunakan sebagai pelarut ditempatkan dalam
Berdasarkan penelitian yang telah labu dasar bulat kemudian dipanaskan hingga
dilakukan didapatkan kristal etil p- mendidih. Sebelum dilakukan pemanasan, ke
metoksisinamat yang berbentuk balok dalam labu dasar bulat yang telah berisi n-
berwarna putih dengan massa sebesar 0,9 pentana ini ditambahkan beberapa batu didih
gram. Secara teoritis, terdapat 2,4 % etil p- terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk
metoksisinamat dalam kencur kering. akan meratakan pemanasan sehingga tidak terjadi
tetapi pada praktikum kali ini massa kencur adanya letupan.
kering yang digunakan sebanyak 50,00 gram Setelah n-pentana mendidih maka
sehingga dapat dilakukan perhitungan sebagai uapnya akan naik dan ketika sampai pada
berikut. pendingin refluks akan mengalami kondensasi
Massa teoritis etil p-metoksisinamat dalam menjadi tetesan. Uap n-pentana yang menetes
50,00 gram kencur kering ini akan menimpa sampel kencur dalam ruang
ekstraktor dan melarutkan EPMS yang
= x 50,00 gram = 1,20 gram terkandung didalamnya. Berdasarkan hasil
pengamatan, larutan yang diperoleh berwarna
Rendemen etil p-metoksisinamat oranye kecoklatan.
Soxhletasi ini dilakukan secara terus-
menerus sampai larutan yang dihasilkan dari
% rendemen = x 100% uap n-pentana yang telah menimpa sampel
kencur dalam ruang ekstraktor, berwarna
bening. Larutan yang berwarna bening tersebut
= x 100% menunjukkan bahwa EPMS yang terkandung
pada kencur telah habis. Pada praktikum ini
= 75% ekstraksi dihentikan pada siklus kesepuluh.
Ekstrak yang diperoleh berwarna oranye
Pembahasan kecoklatan yang mana secara teoritis ekstrak
Pada praktikum kali ini dilakukan ini mengandung EPMS. Selanjutnya ekstrak
isolasi senyawa etil p-metoksisinamat dari ini didistilasi yang bertujuan untuk
kencur (Kaempferia Galanga, L) dengan memurnikan dan memisahkan EPMS dari
menggunakan n-pentana sebagai pelarut. pelarut yang dalam hal ini adalah n-pentana.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi etil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
p-metoksisinamat dari kencur adalah metode residu berupa larutan berwarna oranye
soxhletasi dengan menggunakan n-pentana kecoklatan yaitu EPMS, sedangkan destilat
sebagai pelarut. Digunakannya n-pentana berwarna bening yang merupakan n-pentana
sebagai pelarut karena dapat melarutkan etil p- yang telah terpisah dari EPMS. Diperolehnya
metoksisinamat dimana etil p-metoksisinamat destilat berupa n-pentana karena titik didihnya
lebih rendah dibandingkan EPMS. Titik didih
n-pentana adalah 36oC, sehingga pada tahap Adanya perbedaan rendemen yang diperoleh
destilasi ini dilakukan pemanasan agar tidak ini dengan teori karena kurang optimalnya
melewati suhu dari titik didih n-pentana. Hal proses pendinginan yang dilakukan sehingga
ini mengakibatkan n-pentana lebih dahulu kemungkinan masih terdapat EPMS yang
menguap dibandingkan dengan EPMS, belum mengkristal.
sehingga diperoleh destilat berupa n-pentana
dan residunya adalah EPMS. KESIMPULAN
Residu yang diperoleh ini selanjutnya Berdasarkan percobaan yang telah
didinginkan hingga terbentuk kristal. Kristal dilakukan dapat disimpulkan bahwa EPMS
EPMS yang diperoleh berupa kristal yang dari kencur dapat diisolasi dengan metode
berbentuk jarum berwarna putih. Untuk soxhletasi menggunakan pelarut n-pentana.
memurnikan kristal (endapan EPMS yang Adapun EPMS yang diperoleh berupa kristal
diperoleh) maka dilakukan pemurnian dengan yang berwarna putih dengan bentuk seperti
cara rekristalisasi. Pada percobaan kali ini balok. Rendemen dari EPMS yang diperoleh
yang digunakan dalam proses rekristalisasi adalah sebesar 75%.
EPMS adalah etanol. Alasan digunakannya
etanol dalam rekristalisasi karena pada EPMS
terdapat gugus karbonil yang mengikat etil UCAPAN TERIMAKASIH
yang bersifat agak polar sehingga EPMS juga Penulis mengucapkan terima kasih
mampu larut dalam etanol (alcohol) yang kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., selaku
bersifat polar. Dalam etanol, kristal EPMS dosen pengampu, Drs. I Dewa Putu Subamia,
akan larut, ketika EPMS yang larut tersebut M.Pd., laboran Jurusan Pendidikan Kimia, atas
langsung disaring maka pengotor-pengotor arahan dan bimbingan selama melakukan
akan tertinggal dan menempel pada kertas penelitian dan Ni Putu Candra Mahayani serta
saring. EPMS yang telah murni tersebut Ni Made Willy Larashati Anastasia selaku
dipanaskan kemudian didinginkan dalam rekan satu kelompok atas dukungan dan
penangas es. Kristal EPMS yang didapatkan bantuannya dalam penelitian maupun dalam
adalah kristal yang berwarna coklat. Pada penyelesaian artikel ini.
pengujian bentuk kristal dengan menggunakan
mikroskop teramati bahwa bentuk kristalnya DAFTAR PUSTAKA
yaitu berbentuk balok dan berawarna putih. Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia
Kristal EPMS secara teoritis berwarna Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
putih dan berbentuk jarum, hal ini sedikit tidak Fessenden, R., & Fessenden, J. 1984. Kimia
sesuai dengan kristal yang diperoleh. EPMS Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga
adalah suatu ester yang mengandung cincin Nurlita, F., & Suja I W. 2004. Buku Ajar
benzena dan gugus metoksi yang bersifat non Praktikum Kimia Organik. Singaraja:
polar dan mengandung gugus karbonil yang IKIP Negeri Singaraja
mengikat etil yang bersifat agak polar Suja, I W. & Muderawan I W. 2003. Buku
menyebabkan senyawa ini mampu larut dalam Ajar Kimia Organik Lanjut. Singaraja :
beberapa pelarut dengan kepolaran bervariasi. IKIP Negeri Singaraja
Adapun struktur dari EPMS adalah sebagai Wiratma, I G. L., Selamat, I N. Sastrawidana, I
berikut. D. K. 2003. Dasar-Dasar Pemisahan
O Analitik.Singaraja: IKIP Negeri Singaraja
CH CH C
O C2 H5

OH3C

Etil p-metoksisinamat

Kristal yang diperoleh pada praktikum


ini adalah sebanyak 0,9 gram. Adapun
rendemen yang diperoleh adalah sebesar 75%.
Secara teoritis kandungan EPMS dari kencur
adalah sebesar 2,4% dari berat kencur kering.

Anda mungkin juga menyukai