Anda di halaman 1dari 10

Definisi Penalaran Matematis

Sebelum mengetahui pengertian dari penlaran matematis, kita juga perlu mengetahui
definisi dari kata penalaran. Menurut KBBI penalaran adalah hal mengembangkan atau
mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau penglaman. Selain itu
penalaran juga dapat diartikan serangkaian kegiatan manusia untuk sampai pada suatu
kesimpulan dari satu atau lebih keputusan yang telah diketahui.
Kemampuan penalaran peserta didik tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis,
sistematis, dan memilki sifat objektif, jujur, disiplin, dalam memecahkan suatu permasalahan,
baik dalam bidang matematika, bidang pelajaran lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah penalaran juga dapat didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis
berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.1
Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur disebut dengan mathematical
reasoning. Menurut Karin Brodie menyatakan bahwa, “Mathematical reasoning is reasoning
about and with the object of mathematics.” Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran
matematis adalah penalaran mengenai dan dengan objek matematika. Objek matematika dalam
hal ini adalah cabang-cabang matematika yang dipelajari seperti statistika, aljabar, geometri dan
sebagainya.2
Kemampuan penalaran matematis membantu peserta didik dalam menyimpulkan dan
membuktikan suatu pernyataan, membangun gagasan baru, sampai pada menyelesaikan masalah-
masalah dalam matematika. Oleh karena itu, kemampuan penalaran matematis harus selalu
dibiasakan dan dikembangkan dalam setiap pembelajaran matematika. Pembiasaan tersebut
harus dimulai dari kekonsistenan guru dalam mengajar terutama dalam pemberian soal-soal yang
non rutin. Turmudi menyatakan bahwa penalaran matematis merupakan suatu kebiasaan otak
seperti halnya kebiasaan yang lain yang harus dikembangkan secara konsisten dengan
menggunakan berbagai macam konteks.3
Secara garis besar penalaran matematis dibagi menjadi dua yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran Induktif adalah proses penalaran yang menurunkan prinsip atau

1
Carole Wade dan Carol Ravris. Psikologi Edisi Sembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2007, hlm. 10
2
Karin Brodie, 2010. Teaching Mathematical Reasoning in Secondary School Classroom. New York:
Springer.
3
Tina Sri Sumartini, Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Peserta didik Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 5. No. 1, 2015, hlm, 4
aturan umum dari pengamatan hal-hal atau contoh kasus.4 Sumarmo mengemukakan beberapa
kegiatan yang tergolong penalaran induktif yaitu sebagai berikut :5

1. Transduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu kasus atau sifat khusus yang satu
diterapkan pada kasus yang khusus lainnya
2. Analogi yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses
3. Generalisasi yaitu penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramat
4. Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan, interpolasi, dan ekstrapolasi
5. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada
6. Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun konjektur

Penalaran deduktif adalah proses penalaran dan pengetahuan prinsip atau pengalaman
6
umum yang menuntun kita memperoleh kesimpulan untuk sesuatu yang khusus. beberapa
kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif di antaranya adalah:

1. Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau romus tertentu.


2. Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa validitas argumen,
membuktikan, dan menyusun argumen yang valid.
3. Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan pembuktian dangan
induksi matematika.
Indikator Penalaran Matematis

Peserta didik dikatakan mampu melakukan penalaran matematis bila ia mampu


menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. Menurut Ling bahwa indikator peserta didik yang memilki kemampuan
penalaran matematis adalah :
1. Membuat generalisasi untuk membuat dugaan
2. Melakukan manipulasi matematika

4
Yani Ramdani, Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral, Jurnal Penelitian Pendidikan UPI, 2012
5
Tina Sri Sumartini, Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Peserta didik Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 5. No. 1, 2015
6
Yani Ramdani, Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral, Jurnal Penelitian Pendidikan UPI, 2012
3. Menarik kesimpulan, memberikan alasan, atau bukti terhadap kebenaran
solusi
4. Memeriksa kebenaran suatu argument
5. Menemukan pola atu sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

Sedangkan menurut Wade dan Refris indicator penalaran matematika pada pembelajaran
matematika anatar lain:

1. Menarik kesimpulan logis


2. Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan
3. Memperkirakan jawaban dan proses solusi
4. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematis
5. Mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argument
6. Menyusun argument yang valid
7. Menyusun pembuktian langsung, tidak langsung, dan menggunakan induksi
matematika.

Karakteristik Penalaran Matematis

Penalaran Matematis memiliki karakteristik diantaranya adalah :

1. Adanya suatu pola pikir yang disebut logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis. Berpikir logis ini diartikan
sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu
2. Proses berpikirnya bersifat analitik. Penalaran merupakan suatu kegiatan yang
mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam kerangka berpikir yang dipergunakan untuk
analitik tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.
Cara Membuat Instrument Penilaian Penalaran Matematis

enskoran terhadap kemampuan


penalaran
matematis digunakan rubrik penilaian
kemampuan
penalaran matematis yang
dikembangkan oleh Thompson
enskoran terhadap kemampuan
penalaran
matematis digunakan rubrik penilaian
kemampuan
penalaran matematis yang
dikembangkan oleh Thompson
Penskoran terhadap kemampuan penalaran matematis digunakan rubrik penilaian kemampuan
penalaran matematis yang dikembangkan oleh Thompson.7 Sebelum melakukan penskoran
terhadap jawaban peserta didik kita dapat melihat kriteria penilaian. Berikut contoh kisi-kisi
kemampuan penalaran matematis sebagai berikut

Kemampuan Aspek yang Indikator Generik Indikator soal Skor


Mtematis Diukur
Penalaran Penalaran Menarik kesimpulan Peserta didik 3
Generalisasi logis, memeriksa dapat menarik

7
Sulistiawati, dkk. Peningkatan kemampuan Penalaran Matematis Menggunakan Desain Didaktis
Berdasarkan Kesuliatn Belajar Pada Materi Luas dan Volume Limas. JPPM.Vo. 9 No. 1 2016
validitas argument, kesimpulan
memberikan umum dari
penjelasan dengan hubungan antar
menggunakan model, pola gambar
fakta, sifat-sifat, dan dengan pola
hubungan dalam bilangan
menyelesaikan soal- pecahan
soal non rutin
Penalaran Mengidentifikasi Peserta didik 4
Analogi keserupaan dapat
konsep/prinsip/proses menentukan
matematika pada kesamaan
kasus yang berbeda, hubungan
memberikan bilangan
penjelasan terhadap pecahan dalam
suatu hal/persoalan suatu pola
yang memilki gambar
kesamaan sifat antara
yang baru dengan
yang telah diketahui
sebelumnya yang
pada dasarnya
berbeda

Kriteria penilaian penalaran matematis

Skor Kriteria
4 Jawaban secara substansi benar dan lengkap
3 Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan
2 Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan yang signifikan
1 Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu argument
yang benar
0 Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argument, atau tidak ada respon sama
sekali
Definisi Koneksi Matematis

Kemampuan seseorang untuk mengaitkan antar topik dalam matematika, mengaitkan


matematika dengan ilmu lain, dan mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari disebut
dengan pemahaman koneksi matematis. Menurut Kusuma koneksi matematis adalah kemampuan
seseorang dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika yang meliputi,
koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan
kehidupan sehari-hari. Koneksi matematis diperlukan peserta didik dalam mempelajari topik
matematika yang saling terkait. Jika suatu topik diberikan secara tersendiri, pembelajaran akan
kehilangan suatu momen dalam usaha meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik
secara umum.

Kemampuan koneksi matematika merupakan hal yang penting namun peserta didik yang
menguasai konsep matematika tidak dengan sendirinya pintar dalam mengoneksikan
matematika. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa peserta didik sering mampu mendaftar
konsep-konsep matematika yang terkait dengan masalah riil, tetapi hanya sedikit peserta didik
yang mampu menjelaskan mengapa konsep tersebut digunakan dalam aplikasi itu. Dengan
demikian kemampuan koneksi matematika perlu dilatihkan kepada peserta didik sekolah.
Apabila peserta didik mampu mengkaitkan ide-ide matematika maka pemahaman
matematikanya semakin dalam dan bertahan lama karena mereka mampu melihat keterkaitan
antar topik dalam matematika, dengan konteks selain matematika, dan dengan pengalaman hidup
sehari-hari.

Indikator Koneksi Mtematis

Menurut Kusuma indicator koneksi matematis terdiri dari

1. Memahami representasi ekuivalen dari konsep yang sama


2. Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke prosedur
representasi yang ekuivalen
3. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan
di luar matematika
4. Manggunakan matematika dalam kehidupan seharisehari

Sedangkan indicator kemampuan koneksi matematis menurut NCTM adalah:


1. Mengenal dan menggunakan keterhubungan diantara ide-ide matematika
2. Memahami bagaimana ide-ide matematika dihubungkan dan dibangun satu
sama lain seehingga bertalian secara lengkap
3. Mengenal dan menggunkan matematika dalam konteks diluar matematika

Cara Membuat Instrument Penilaian Koneksi Matematis

Berikut ini adalah contoh pedoman penskoran penilaian koneksi matematis menurut Sumarmo:

Reaksi Terhadap Soal/Masalah Skor


Tidak ada jawaban 0
Jawaban hampir tidak mirip/sesuai dengan pertanyaan persoalan atau dengan 1
masalah
Jawaban ada beberapa yang mirip /sesuai dengn pertanyaan, persoalan atau 2
dengan masalah tetapi koneksinya tidak jelas
Jawaban ada beberapa yang mirip/sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau 3
dengan masalah dan koneksinya jelas tetapi kurang lengkap
Jawaban mirip/sesuai dengan pertanyaan persoalan atau dengan masalah tetapi 4
kurang lengkap
Jawaban mirip/sesuai dengan pertanyaan persoalan atau dengan masalah secara 5
lengkap

Contoh kisi-kisi penilaian kemampuan koneksi matematis sebagai berikut

Aspek yang Dinilai Reaksi Terhadap Soal/Masalah Skor


Memhami Masalah Tidak memahami soal/tidak ada jawaban 0
Tidak memperhatikan syarat-syarat soal atau 1
cara interpretasi soal kurang tepat
Memahami soal dengan baik 2
Merencanakan Penyelesaian Tidak ada rencana strategi penyeselaian 0
Strategi yang direncanakan kurang tepat 1
Menggunakan satu strategi tertentu tetapi 2
mengarah pada jawaban yang salah
Menggunakan satu strategi tertentu tetapi tidak 3
dapat dilanjutkan
Menggunakan beberapa strategi yang benar dan 4
mengarah pada jawaban yang benar
Menyelesaikan Masalah Tidak ada penyelesaian 0
Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 1

Menggunakan satu prosedur tertentu tetapi 2


mengarah pada jawaban yang salah
Menggunakan satu prosedur tertentu tetapi 3
tidak dapat dilanjutkan
Menggunakan beberapa prosedur yang benar 4
dan mengarah pada jawaban yang benar
Memeriksa Kembali Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Pemeriksaan hanya pada jawaban (perhitungan) 1
Pemeriksaan hanya pada proses 2
Pemeriksaan terhadap proses dan jawaban 3

Daftar Pustaka

Karin Brodie, 2010. Teaching Mathematical Reasoning in Secondary School Classroom. New
York: Springer.
Ramdani, Yani, Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral, Jurnal Penelitian
Pendidikan UPI, 2012
Rohman, Arif. Epistemologi dan Logika Filsafat untuk pengembangan pendidikan. Yogyakarta:
Aswaja Persindo. 2014

Sulistiawati, dkk. Peningkatan kemampuan Penalaran Matematis Menggunakan Desain Didaktis


Berdasarkan Kesuliatn Belajar Pada Materi Luas dan Volume Limas. JPPM.Vo. 9 No. 1 2016

Sumartini. Tina Sri, Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Peserta didik Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 5. No. 1. 2015

Wade dan Ravris. Psikologi Edisi Sembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2007

Anda mungkin juga menyukai