3. Membaca (Reading)
Membaca adalah aktivitas membaca teks secara aktif untuk menjawab pertanyaan yang
telah disusun. Guru perlu menyuruh peserta didik membaca secara aktif untuk menjawab
pertanyaan yang telah disusun. Membaca aktif berarti juga membaca yang difokuskan pada
paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban relevan dengan pertanyaan tadi. Menurut teori
konstruktivisme, pengetahuan dibangun atau dikonstruksi secara aktif oleh peserta didik sendiri.
Pengetahuan atau konsep-konsep yang terdapat dalam buku teks atau modul tidak dapat
dipindahkan kepada peserta didik, melainkan mereka bangun sendiri lewat membaca.
4. Diskusi (Discussing)
Dalam suatu diskusi peserta didik dapat mengungkapkan ide-idenya berkaitan dengan
materi yang dipelajari. Gokhale menyatakan aktivitas peserta didik dalam diskusi tidak hanya
meningkatkan cara berpikir kritis. Baroody mengemukakan mendiskusikan suatu ide adalah cara
yang baik bagi peserta didik untuk ketidak konsistenan atau suatu keberhasilan kemurnian
berpikir. Diskusi dapat menguntungkan pendengar yang baik, karena dapat memberikan
wawasan baru. Selanjutnya Baroody (1999) menguraikan beberapa kelebihan dari diskusi kelas,
yaitu antara lain :
“(1) dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan
strategi, (2) membantu peserta didik mengkonstruk pemahaman matematik, (3)
menginformasikan bahwa para ahli matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri
sendiri, tetapi membangun ide bersama pakar lainnya dalam suatu tim, dan (4) membantu peserta
didik menganalisis dan memecahkan masalah secara bijaksana.”
5. Menulis (Writing)
Salah satu kemampuan yang berkontribusi terhadap kemampuan komunikasi matematika
adalah menulis. Menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk
mengungkapkan ide-ide yang dipikirkan pada berbagai media. Dengan menulis peserta didik
secara aktif membangun hubungan antara yang ia pelajari dengan apa yang sudah ia ketahui serta
dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang ia pelajari.
REPRESENTAsi MATEMATIS
A. HAKIKAT REPRESENTASI MATETAIS
Representasi merupakan ungkapan dari suatu ide matematika yang ditampilkan peserta
didik sebagai bentuk yang mewakili situasi masalah guna menemukan solusi dari masalah
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Alhadad yang mengungkapkan bahwa representasi
adalah ungkapan-ungkapan dari ide matematis yang ditampilkan siswa sebagai model atau
bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari suatu
masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya.
Effendi menyatakan kemampuan representasi matematis diperlukan siswa untuk
menemukan dan membuat suatu alat atau cara berpikir dalam mengomunikasikan gagasan
4
Epon Nur’aeni, Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran
Berbasis Teori Van Hiele, (Jurnal Saung Guru UPI: Vol. I No. 2 tahun 2010), hlm. 32.
matematis dari yang sifatnya abstrak menuju konkret, sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Representasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika
dikarenakan siswa dapat mengembangkan dan memperdalam pemahaman akan konsep dan
keterkaitan antar konsep matematika yang mereka miliki melalui membuat, membandingkan,
dan menggunakan representasi. Bukan hanya baik untuk pemahaman siswa, representasi juga
membantu siswa dalam mengkomunikasikan pemikiran mereka.