Anda di halaman 1dari 16

NAMA : RAJU SHAUMI ALJIKA

NIM : 1811103010070

Jurnal Tahun 2017


1. Dianawati, Weni dan Made Dwi Setyadi Mustika. 2017. Analisis Pengaruh Pengeluaran
Konsumsi Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denpasar Barat. E-journal
Ekonomi Pembagunan., 5 (5): 530- 556

Masyarakat nelayan merupakan salah satu pelaku utama dalam bidang perikanan.
Tetapi dalam beberapa kasus dijumpai bahwa nelayan hidup dalam kondisi miskin, oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kajian ekonomi rumah tangga pendapatan
dan pengeluaran nelayan gill net dengan Fishing Base di PPP Morodemak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Karakteristik nelayan pada
alat tangkap gill net di PPP Morodemak, (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pendapatan melaut pada ekonomi rumah tangga nelayan, (3) Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap nilai pengeluaran pada ekonomi rumah tangga nelayan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu nelayan dengan alat tangkap gill net di
PPP Morodemak dengan 3 GT, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan metode studi kasus dan menggunakan data cross sectional,
pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan:
(1) Karakteristik nelayan yang menggunakan alat tangkap gill net di PPP Morodemak
berdasarkan umur sekitar 98% pada umur 30-70 tahun, tingkat pendidikan nelayan
didominasi pada tingkat sekolah dasar (SD) dengan prosentase 55%. Berdasarkan jumlah
anggota keluarga nelayan didominasi lebih dari tiga orang dengan prosentase 64%.
Sedangkan untuk pengalaman melaut, sekitar 80% pada kisaran 20-40 tahun.(2) Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan adalah pengalaman melaut dan
hasil tangkapan, (3) Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran
rumah tangga nelayan adalah pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan.

2. Nugraha, B. & Wagiyo, K. 2017. Hasil Tangkapan Sampingan (Bycatch) Tuna Long Line
Di Perairan Laut Banda. Prosiding Hasil-Hasil Riset. Pusat Riset Perikanan Tangkap.
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 1(2):
30-35.

Penangkapan rajungan di perairan Pantai Purirano umumnya dilakukan oleh


usaha perikanan rajungan skala kecil, yang menggunakan jaring insang (gillnet). Gillnet
merupakan alat tangkap pasif yang pengoperasiannya tidak merusak sumberdaya hayati
perairan. Walaupun demikian, gillnet merupakan alat tangkap yang tingkat
selektivitasnya rendah, sehingga dikhawatirkan hasil tangkapan sampingan (bycatch)
lebih banyak daripada hasil tangkapan utama (target species). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui proporsi hasil tangkapan rajungan (portunus pelagicus) sebagai target
utama dan komposisi bycatch alat tangkap gillnet di perairan Pantai Purirano. Sampel
rajungan ditangkap menggunakan jaring insang (gillnet) dengan ukuran mata jaring 4 inci
& lebar jaring 80 cm. Hasil tangkapan selama penelitian diperoleh 29 jenis dari 25 famili.
Hasil tangkapan yang diutamakan adalah rajungan dari famili Portunidae, tetapi terdapat
juga jenis jenis lain yang juga tertangkap (bycatch), yang sebagian dimanfaatkan
(useable) dan sebagian lain dibuang ke laut (discarded). Jumlah total hasil tangkapan
rajungan jantan selama penelitian adalah 58 ekor (54%) dan betina sebanyak 50 ekor
(46%). Indeks dominansi hasil tangkapan tergolong rendah yaitu berkisar 0,21 – 0,27.
Hal ini mengindikasikan bahwa selektivitas alat tangkap jaring insang tergolong rendah.

3. Anggreini, A.P., S.P. Astuti, M. Irfan, P.I. Novita, dan D.G.R. Wiadnya. 2017. Uji
selektivitas alat tangkap gill net millenium terhadap hasil tangkapan ikan kembung
(Rastrelinger brachysoma). Journal of Fisheries and Marine Science 1(1): 24–30.

Kompetisi antar alat tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal,
menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya over fishing. Oleh sebab itu, alat tangkap
ramah lingkungan merupakan acuan dalam penggunaan teknologi dan alat tangkap ikan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat keramah lingkungan dari masing-
masing alat tangkap nelayan gill net yang ada di Kelurahan Nipah Panjang 1 pada bulan
Februari 2018, berdasarkan kriteria FAO (1995). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling
dengan responden nelayan yang telah melaut minimal 5 tahun dan kapal yang digunakan
minimal berukuran 3 GT. Sampel diambil sebanyak 50% dari masing-masing populasi
alat tangkap untuk dianalisis tingkat keramah lingkungannya. Hasil analisis tingkat
keramah lingkungan alat tangkap nelayan gill net di Kelurahan Nipah Panjang 1
menunjukkan bahwa gill net kurau termasuk dalam kategori alat tangkap sangat ramah
lingkungan dengan nilai sebesar 28. Sedangkan untuk alat tangkap gill net 7 inci, gill net
millennium, dan gill net 4 inci termasuk dalam kriteria alat tangkap ramah lingkungan
dengan nilai berturut-turut adalah 25.2, 23.8, dan 23.5.

4. Sutrisno, A. dan I. Syofyan. 2017. Study construction of gill net in the village Nipah
Panjang 1, subdistrict of Nipah Panjang, East Tanjung Jabung regency, Province of
Jambi. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
1(1): 1-10

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sebaran daerah penangkapan ikan dengan
alat tangkap gill net di perairan Pasir, Kabupaten Kebumen dan menganalisis hasil
tangkapan dengan alat tangkap gill net di perairan Pasir, Kabupaten Kebumen. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif eksploratif.
Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu
fenomena, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi
dengan menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Pengambilan
sampel lokasi penelitian yang berupa stasiun I sampai dengan XX menggunakan metode
purposive sampling dengan pertimbangan bahwa 20 titik stasiun yang diambil tersebar
sejajar dan tegak lurus dengan garis pantai sehingga dianggap mewakili perairan pantai
Pasir yang telah diketahui posisi lintang dan bujurnya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa alat tangkap gill net pada 20 titik stasiun yang diambil sebagai titik sampel berada
pada sepanjang titik koordinat 7◦ 47’ - 7◦ 49’ Lintang Selatan dan 109◦ 23’ - 109◦ 32’
Bujur Timur pada kedalaman antara 40 – 55 meter. Hasil tangkapan yang didapatkan
selama penelitian antara lain Ikan Layur (Trichiurus lepturus), Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis), Rajungan (Portunus sp), Ikan Tenggiri (Scomberromo commersoni), Ikan
Kembung (Rastrelliger sp), dan Lobster (Panulirus sp).

5. Nofrizal, Arimoto T. 2017. Histological Approach on the Lateral Line Organ of Jack
Mackerel (Trachurus japonicas) for Mechanical Sensing in Swimming Behavior. Journal
Sustainable Science and Management. 12(1): 23-29.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki potensi untuk dilakukan penangkapan


udang mantis yang memiliki harga jual cukup tinggi yaitu Rp. 143.600–180.700 per ekor
pada keadaan hidup. Rata-rata hasil tangkapan udang mantis berkisar 125.000 225.000
ekor/tahun dan merupakan komoditas ekspor ke berbagai negara. Alat tangkap yang
digunakan adalah gillnet dengan mesh size 10 cm. Tetapi, usaha penangkapan udang
mantis ini kemungkinan masih menghasilkan tangkapan sampingan (bycatch) dan
tangkapan buangan (discard) yang masih tinggi, sehingga apabila dibiarkan pada
akhirnya akan memberikan dampak yang negatif terhadap keberlanjutan sumber daya
perikanan setempat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mengindentifikasi
komposisi serta persentase hasil tangkapan utama, sampingan dan yang dibuang pada
upaya penangkapan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Serangkaian aktivitas survei dilakukan secara langsung di lapang untuk
mengidentifikasi dan menghitung jenis spesies yang tertangkap pada upaya penangkapan
tersebut. Berdasarkan ukuran, hasil tangkapan udang mantis secara keseluruhan sudah
memasuki ukuran layak jual dan dalam kondisi hidup. Persentase hasil tangkapan utama,
sampingan dan yang dibuang menunjukkan hasil tangkapan yang dibuang mendominasi
komposisi hasil tangkapan sebesar 54,99% dari 7 spesies, hasil tangkapan sampingan
22,69% dari 7 spesies dan hasil tangkapan utama udang mantis 22,32%.
Jurnal Tahun 2018
1. Aji, I.N., B.A. Wibowo dan Asriyanto. 2018 Analisis Faktor Produksi Hasil Tangkapan
Alat Tangkap Cantrang di Pangkalan Pendaratan Ikan Bulu Kabupaten Tuban. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 2(4): 50-58.

Kepulauan Karimunjawa secara astronomis, terletak antara 5°40’ - 5°57’ LS dan


110°4’ - 110°40’ BT, berada di perairan Laut Jawa yang jaraknya ± 45 mil laut dari kota
Jepara, dengan potensi perikanan tangkap perikanan karang dan perikanan pelagis. Salah
satu alat tangkap yang digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan adalah alat
tangkap gillnet. Proses penangkapan ikan memerlukan faktor-faktor produksi untuk
memperoleh hasil tangkapan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan gillnet,
menganalisis faktor produksi yang paling berpengaruh dan seberapa besar pengaruh
faktor produksi terhadap hasil tangkapan gillnet di Perairan Karimunjawa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus bersifat deskriptif dan metode
pengambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan berupa uji
asumsi klasik dan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukan bahwa
faktor-faktor yang berperan nyata pada unit penangkapan gillnet di Perairan
Karimunjawa adalah jumlah setting (X1), panjang jaring (X2) dan pengalaman nelayan
(X3). Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan produksi hasil tangkapan unit
penangkapan gillnet di Perairan Karimunjawa dapat direpresentasikan dalam model
fungsi Cobb-Douglas, yaitu sebagai berikut: Y = 0,03 X1 0,13 X2 1,00 X3 0,10

2. Prahestin, E. P. & Harahab, N. 2018. Analisis Risiko Pembenihan Ikan Lele (Clarias SP.)
di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mulyorejo I Kabupaten Malang Jawa Timur.
ECSOFiM: Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 05(02), 181–193

Bisnis perikanan selalu dihadapkan dengan resiko ketidakpastian, termasuk upaya


penangkapan ikan menggunakan alat tangkap Gilnett. Identifikasi sumber risiko, dampak
dan strategi risiko penting, tidak hanya untuk bisnis tetapi juga bagi pemerintah untuk
merancang intervensi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi
sumber risiko, (2) menganalisis probabilitas dan efek risiko, dan (3) menganalisis strategi
manajemen risiko. Pemilik atau kapten kapal dari dua puluh tujuh unit kapal yang
menggunakan alat tangkap Gilnett disensus dan diwawancarai dengan kuesioner. Data
yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, sumber risiko, dampak risiko, aspek
operasional, harga dan pasar bisnis perikanan yang dilakukan. Analisis deskriptif dan
analisis manajemen risiko diterapkan untuk menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sumber risiko yang terjadi paling besar adalah risiko operasional
pada sumber risiko cuaca yang tidak dapat diprediksi, ketidakpastian hasil tangkapan, dan
permodalan. Pada usaha penangkapan ikan laut di Kota Bengkulu, nilai probabilitas
berdasarkan lama melaut dan nilai tangkapan ikan, yaitu sebesar 32,64% dan 48,40%.
Nilai dampak risiko berdasarkan lama melaut dan nilai tangkapan sebesar
Rp9.948.578,25 dan Rp548.793.316,42. Hasil studi menyimpulkan bahwa strategi yang
dapat dilakukan dalam mengelola risiko, yang meliputi (a) pemanfaatkan informasi cuaca
seoptimal mungkin, (b) membiasakan menabung ketika hasil melimpah, (c) perluasan
fishing ground di luar daerah tangkapan tradisionalnya, (d) ketepatan area pengkapan
(fishing ground), (e) perpanjangan lama melaut, dan (f) diversifikasi vertikal (hilirisasi)
hasil tangkapan.

3. Kharisma, A., dan A. Manan. 2018. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. pada Air Pembesaran
Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi Dini Serangan penyakit
Vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 4 (2): 129-134.

Kegiatan penangkapan ikan memerlukan faktor-faktor produksi untuk


memperoleh hasil tangkapan yang maksimal. Oleh karena itu dalam penelitian ini perlu
diketahui pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan Gillnet di perairan
Kebumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang
mempengaruhi hasil tangkapan nelayan gillnet, yang terdiri atas jumlah setting (X1),
panjang jaring (X2), pengalaman nelayan (X3) dan konsumsi BBM (X3); menganalisis
faktor produksi yang paling berpengaruh dan seberapa besar pengaruh faktor produksi
terhadap hasil tangkapan nelayan gillnet; menganalisis perbedaan banyaknya hasil
tangkapan antara gillnet 2 inchi dan gillnet 5 inchi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat deskriptif dan metode pengambilan sampel
purposive sampling dengan 50 orang nelayan sebagai sampel dari total populasi 89 orang
nelayan. Metode analisis yang digunakan berupa uji asumsi klasik dan fungsi produksi
Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan hubungan faktor-faktor produksi dengan
produksi hasil tangkapan dapat direpresentasikan dalam model fungsi Cobb-Douglas,
yaitu: Ln Y = 0,33 + 0,55 ln X1 + 0,17 ln X2 – 0,06 ln X3 + 0,36 ln X4 untuk gillnet 2
inchi dan Ln Y = -2,87 + 0,21 ln X1 + 0,50 ln X2 + 0,24 ln X3 + 0,42 ln X4 untuk gillnet
5 inchi, sedangkan faktor-faktor yang berperan nyata pada unit penangkapan gillnet di
perairan Kebumen adalah jumlah setting (X1), panjang jaring (X2), pengalaman nelayan
(X3) dan Konsumsi BBM (X4). Serta nilai return to scale (skala hasil) alat tangkap
gillnet 5 inchi yaitu 1,37 lebih besar daripada nilai return to scale (skala hasil) alat
tangkap gillnet 2 inchi yaitu 1,02.

4. Martasuganda, S. 2018. Jaring Insang (Gillnet). Serial Teknologi Penangkapan Ikan


Berwawasan Lingkungan. Jurnal Perikanan dan Kelautan FPIK IPB. Bogor : Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, IPB.

Jaring insang (gillnet) adalah salah satu alat tangkap yang berpangkalan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan yang memiliki hasil tangkapan utama ikan
tongkol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keramahan lingkungan unit
penangkapan gillnet terhadap hasil tangkapan ikan tongkol (Ethynnuss sp) yang
beroperasi di perairan Pekalongan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 -
Februari 2018 di Perairan Pekalongan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah metode survey. Data yang diambil dalam penelitian meliputi data primer. Data
primer diperoleh dengan komposisi hasil tangkapan, panjang cagak, bobot individu hasil
tangkapan, pemanfaatan hasil tangkapan dan proporsi HTU dan HTS. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan proporsi HTU dan HTS, persentase ikan layak
tangkap dan tidak layak tangkap dan analisis keramahan lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alat tangkap jaring insang (gillnet) yang dioperasikan di perairan
Pekalongan tidak ramah lingkungan dilihat dari beberapa parameter yang ada.
5. Rianasari, A., Bustari, Usman. 2018. Identifikasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan yang
Beroperasi Disepanjang Perairan Sungai Kampar Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.
Universitas Riau, 13 hal.

Karakteristik alat tangkap sangat penting untuk pengelolaan dan pengembangan


perikanan tangkap yang berkelanjutan, dengan mengamati kontruksi, manajemen operasi
penangkapan dan keramah lingkungan dari alat tangkap yang digunakan nelayan.Salah
satu alat tangkap yang ada di PPI Muara Angke yaitu jaring insang (gill net).Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik alat tangkap jaring insang (gill net) dan
menguji tingkat keramah lingkungan alat tangkap jaring insang (gill net). Metode analisis
yang digunakan yaitu deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik alat
tangkap jaring insang (gill net) di PPI Muara Angke yaitu: webbing memiliki mesh size 2
inci, webbing menggunakan pelampung mini purse seine, tidak memiliki ikan target
tangkapan yang spesifik, nelayan gill net rata-rata telah mencapai usia produktif dalam
bekerja, kapal yang digunakan berkisar 8- 30 GTdan kualitas hasil tangkapan rata-rata
dalam kondisi segar. Hasil analisis alat tangkap ramah lingkungan gill net di PPI Muara
Angke dapat dikategorikan alat tangkap yang ramah lingkungan dengan skor 30,5.
Jurnal Tahun 2019
1. Samuel and J. N. B. K, 2019. Analisa Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Fiberglass
Katamaran Untuk Nelayan Di Perairan Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap, Kapal,
vol. 10, no. 1, pp. 22–29, 2013.

Kapal berlambung pipa PVC telah tercipta di Indonesia. Kapal tersebut berjenis
kapal ikan yang bernama Baruna Fishtama. Namun mayoritas nelayan Indonesia masih
banyak yang menggunakan kayu sebagai material utama pembuatan kapal mereka.
Berdasarkan itu diperlukan adanya analisa tentang kelayakan investasi untuk kapal ikan
bermaterial PVC dan kapal ikan bermaterial kayu yang berguna untuk mengetahui
perbandingan nilai investasi antara kedua kapal tersebut dengan alat tangkap yang sama
agar dapat dijadikan pertimbangan bagi nelayan dan pengusaha perikanan dalam
menentukan material kapal mereka. Serta untuk mengetahui manakah yang lebih
profitable antara kedua kapal tersebut. Dalam menganalisanya digunakan metode analisa
kelayakan investasi seperti Payback Period, Net Present Value, Profitabillity Index,
Internal Rate of Return, Break Even Point, dan Return on Investment. Agar analisa dapat
dilakukan dibutuhkan biaya-biaya anggaran dari kedua kapal yang meliputi biaya
investasi, fix cost, dan variable cost. Dalam penelitian ini dibuat beberapa asumsi kondisi
yang meliputi hasil tangkapan dan jumlah trip kedua kapal agar kedua kapal dapat
dibandingkan. Dari seluruh metode analisa yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kapal
ikan PVC lebih murah nilai investasinya dan profitabilitasnya lebih baik dari kapal ikan
kayu. Dengan kata lain kapal ikan PVC berdasarkan analisa kelayakan investasinya
secara mutlak lebih menguntungkan dibanding kapal ikan kayu.

2. Juliani, L. M., A. K. Mudzakir dan D. Wijayanto. 2019. Analisis Teknis dan Finansial
Usaha Penangkapan Jaring Rampus (Gill Net) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cituis,
Kabupaten Tangerang. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.,
5(1): 1-10.

Jaring insang (gillnet) digunakan nelayan di Kabupaten Pemalang karena ramah


lingkungan dan selektif. Jumlah tangkapan jaring insang selama tahun 2014-2018
fluktuatif sehingga mempengaruhi besarnya pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui teknis dan kelayakan finansial usaha perikanan tangkap jaring insang
di Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan metode pengambilan data purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 41
responden nelayan jaring insang. Metode analisis aspek teknis armada penangkapan, alat
tangkap, metode penangkapan, dan hasil tangkapan. Penelitian ini menggunakan metode
analisis aspek finansial NPV, IRR, B/C Ratio, PP, dan ROI. Hasil analisis aspek teknis
yaitu armada penangkapan yang digunakan berukuran < 5 GT dengan mesin penggerak
berkekuatan 8-23 PK. Jenis jaring insang yang digunakan adalah permukaan dan dasar.
Pengoperasian dimulai dari penurunan jaring, perendaman, dan penarikan. Hasil
tangkapan berupa ikan Tenggiri, Tongkol, Gulama dan Kembung. Hasil analisis aspek
finansial diperoleh nilai NPV jaring insang permukaan dan dasar sebesar Rp
177.857.599,- dan Rp 91.153.543,-. IRR permukaan 39% dan dasar 50%. B/C Ratio
permukaan 1,05 dan dasar 1,11. ROI permukaan dan dasar sebesar 23% dan 120%. Nilai
PP permukaan 4 tahun dan dasar 1 tahun. Hal ini menunjukkan usaha tersebut layak
untuk diteruskan.
3. Anggreini AP, Astuti SS, Miftahudin I, Novita PI, Wiadnya DGR. 2019. Uji Selektivitas
Alat Tangkap Gillnet Millenium Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Kembung (Rastrelliger
Brachysoma). Journal of Fisheries and Marine Science 1(1): 24-30

Undang-undang pemerintah daerah mengatur pengelolaan perairan 0 – 12 mil


yang dibawa dikeluarkan oleh provinsi agar nelayan dapat mengoperasikan alat
tangkapnya tanpa membedakan kabupaten. Penangkapan ikan tidak terbatas pada satu
jenis alat tangkap dan menyebabkan peningkatan kapasitas penangkapan. Area
penangkapan ikan yang terbatas dengan Jarak 2 mil dari pantai dapat menyebabkan
pemanfaatan sumberdaya perikanan tidak seimbang. Oleh karena itu penelitian ini perlu
dilakukan untuk menilai status pengembangan kegiatan penangkapan ikan gillnet di
perairan Dumai. Data dikumpulkan oleh melakukan wawancara berupa: unit
penangkapan, selektivitas, keberlanjutan fungsi dan ukuran kapal penangkap ikan dengan
dokumen hukum, dan modifikasi penangkapan ikan gigi. Hasil data berdasarkan 5 aspek
teknis penangkapan menjelaskan bahwa penangkapan ikan pemanfaatan gillnet masih
dapat dikembangkan. Namun, data kapal penangkap ikan dokumen harus dicatat dengan
baik sesuai dengan kenyataan sehingga pemerintah dapat mengembangkan kegiatan
penangkapan ikan yang bertanggung jawab.

4. Simeon, B.M., Fitri, A.D.P, & Asriyanto. 2019. Respons Tingkah Laku Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) Pada Jaring Arad (Small Bottom Trawl) Modifikasi Pada Uji
Flume Tank (Skala Laboratorium). Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology. 2(1):114-122.

Pengembangan perikanan tangkap berbasis CCRF dapat dilakukan untuk


memanfaatkan potensi perikanan tangkap secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis alat tangkap jaring insang berdasarkan dokumen CCRF sebagai kelanjutan
dalam memberikan kebijakan dalam penggunaan alat tangkap. Metode pengambilan data
yaitu menggunakan kuesioner selanjutnya dianalisis menggunakan statistika deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan kekurangan dari penggunaan jaring insang yaitu terdapat
pada mutu ikan yang tertangkap cenderung sedikit mengalami cacat fisik (bagian
operkulum), serta masih tertangkapnya hasil tangkapan sampingan. Kesimpulan dari
penelitian yaitu bahwa alat tangkap jaring insang direkomendasikan untuk digunakan
oleh nelayan karena sesuai dengan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang
memenuhi ketentuan dokumen CCRF.

5. Lewison RL, Larry BC, Andrew JR, Sloan AF. 2019. Understanding impact of fisheries
bycatch on marine megafauna. Trends in Ecology and Evolution 19 (11):598-604.

Sejak beberapa dekade belakangan ini, studi terkait interaksi alat tangkap dengan
spesies sedang berkembang pesat. Kematian hiu dan pari mobula pada alat tangkap
adalah salah satu isu konservasi global dan dikenali menjadi produk bycatch dari industri
perikanan gillnet. Disini, kami melakukan penilaian resiko bycatch pada industri
perikanan gillnet skala-kecil di Perairan Flores Timur pada 99 nelayan yang
menggunakan alat tangkap gillnet di 27 Desa pesisir Flores Timur. Hasil penelitian
menunjukkan komposisi hiu dan pari mobula menyumbang 16% tangkapan gillnet per
tahun, dimana hiu (296 individu) menjadi komoditas terbesar dalam bycatch pada
perikanan gillnet, diikuti oleh pari mobula (253 individu), dan hiu paus (13 individu).
Operasi industri perikanan gillnet yang meliputi 75% luas perairan Flores Timur
merupakan penyebab tingginya tumpang tindih alat tangkap dengan habitat yang
meningkatkan probabilitas tertangkapnya hiu dan pari di wilayah tersebut. Sementara itu
dari aspek sosial-ekonomi pada perikanan hiu dan pari mobula memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi, produk hiu dan pari dalam bentuk kering dapat dijual mencapai Rp
120.000/kg. Namun, dengan semakin meningkatnya intensitas pengawasan dan
pendampingan di wilayah ini telah meningkatkan pemahaman nelayan terkait spesies
yang dilindungi dan usaha konservasi. Usahausaha mitigasi bycatch pada spesies yang
dilindungi sangat diharapkan dan menjadi arahan pengelolaan selanjutnya.
Jurnal Tahun 2020
1. Azis. Muh. A. 2020. Kajian Desain Kapal Purse Seine Tradisional di Kabupatan Pinrang
(Study Kasus KM. Cahaya Arafah). FPIK IPB. Bogor. Jurnal Albacore., 1. (1), Februari
2017. Hal 069-076.

Pembangunan perahu jokong yang ada di Kecamatan Ipuh pada umumnya


dibangun secara tradisional, pembangunan perahu jokong secara tradisional tersebut
dinilai kurang baik saat pengoperasian penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji rancang bangun perahu yang meliputi desain, konstruksi, dan tata ruang perahu
jokong yang digunakan nelayan Ipuh dan mendapatkan bentuk ideal dari perahu jokong
serta menghitung anggaran biaya yang diperlukan dalam proses pembangunan perahu
jokong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2019 di Kecamatan Ipuh
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Metode yang digunakan yaitu deskriptif
dengan melihat langsung ke lapangan.

2. Lestari, N. Yuwana. Efendi, Z. 2020. Identifikasi Tingkat Kesegaran dan Kerusakan Fisik
Ikan di Pasar Minggu Kota Bengkulu. Jurnal Agroindustri, Vol 5 No. 1. Hlm 44-56.
ISSN 2088-5369.

Ikan tenggiri merupakan salah satu produk perikanan yang memiliki nilai
ekonomis penting yang terdapat di PPN Pekalongan dengan harga yang relatif stabil.
Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan kemunduran mutu ikan, karena cepat
busuk. Kualitas ikan tenggiri perlu dijaga untuk mempertahankan harga ikan tenggiri di
pasar lokal hingga pasar internasional atau ekspor. Tujuan dari dilaksanakan penelitian
ini adalah menganalisis kualitas mutu ikan tenggiri yang tertangkap dengan
menggunakan purse seine dan gill net di PPN Pekalongan dan menganalisis efektifitas
penangkapan ikan tenggiri dengan alat tangkap purse seine dan gill net di PPN
Pekalongan. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei
melalui observasi secara langsung terhadap ikan tenggiri. Survei dilakukan untuk
mengumpulkan data primer dalam menganalisis efektivitas dengan membandingkan
faktor produksi terhadap hasil produksi serta data primer sifat organoleptik ikan meliputi
kondisi mata, insang, bau, tekstur, warna daging, dan lendir dengan bantuan tabel score
sheet. Uji organoleptik menunjukan bahwa, ikan tenggiri yang didapatkan dengan alat
tangkap purse seine memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari alat tangkap gill net.
Kegiatan perikanan di PPN Pekalongan dengan alat tangkap purse seine jauh lebih efektif
dari alat tangkap gill net ditinjau berdasarkan jumlah produksi dengan upaya yang
dilakukan suatu armada penangkapan tersebut.

3. Halim, A., Loneregan, N, L., Wiryawan, B., Fujita, R., Adhuri, D, S., Hordyk, A, R.,
Sondita, M, F, A. 2020. Transforming traditional management into contemporary
territorial-based fisheries management rights for small-scale fisheries in Indonesia.
Marine Policy. Vol. 116.

Jaring kejer merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan skala
kecil di Desa Gebang Mekar yang dioperasikan di Perairan Cirebon, berdasarkan
kontruksinya digolongkan ke dalam jaring insang dasar (Bottom Gillnet). Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan penangkapan jaring kejer dan
menjelaskan pengaruh berbagai faktor produksi terhadap hasil tangkapan, khususnya
ukuran kapal (GT), tenaga mesin, bahan bakar minyak, panjang jaring, lebar jaring dan
tenaga kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratifiel random
sampling. Data hasil penelitian diambil 10 sampel perahu nelayan yang mengunakan alat
tangkap jaraing kejer dari jumlah 256 perahu motor tempel yang ada. Produksi
penangkapan menggunakan alat tangkap jaring kejer mengalami kenaikan sebesar
178.560 kg dari 616.320 kg tahun 2011 menjadi 794.880 kg tahun 2014. Pada tahun 2015
hasil produksi penangkapan menggunakan alat tangkap jaring kejer mengalami
penurunan sebesar 144,000 kg dari 749,880 kg tahun 2014 menjadi 650,880 kg tahun
2015. Penurunan produksi ikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
menurunnya jumlah nelayan yang melaut diakibatkan hasil tangkapannya mulai
berkurang, jumlah trip yang tidak optimal karena musim yang tidak menentu, pengaruh
dari alat tangkap lain yang tidak ramah lingkungan seperti garuk dan arad. Hasil
perhitungan analisis berganda dengan menggunakan SPSS Versi 19 dengan persamaan
regresi dari faktor produksi jaring kejer (bottom gillnet) adalah: Y = 1329,8 – 242,0X1 –
9,196X2 + 0,149X3 – 0,205X4 + 3,499X5 + 3,190X6 + 67,651X7. Faktor Produksi
secara Parsial atau per Variable yang berpengaruh nyata terhadap hasil Produksi
Penangkapan Jaring Kejer adalah: X3 (Bahan Bakar Minyak), X5 (Lebar Jaring), X6
(Lamanya Operasi/Trip perhari) dan X7 (Tenaga Kerja/Orang).

4. Zain, H.N., Imam Triarso Dan Trisnani Dwi Hapsari. 2020. Analisis Kelayakan Finansial
Usaha Perikanan Tangkap Jaring Insang Permukaan (Surface Gillnet) Di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Banyutowo Kabupaten Pati. Journal of Fisheries Resources
Unilization Management and Technology. Volume 5, Nomor 1, Hlm 162-169.

Jaring insang merupakan alat penangkapan ikan yang umum digunakan oleh
nelayan di Kecamatan Tomia konstruksinya sangat sederhana dan mudah dioperasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, produktivitas, kelayakan usaha,
dan korelasi di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi selama periode bulan Agustus sampai dengan
September 2018. Responden penelitian ini berjumlah 33 orang yang diperoleh dengan
menggunakan rumus slovin dari 49 orang populasi nelayan. Data dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Data dianalisis
menggunakan rumus pendapatan, produktivitas, R/C ratio dan korelasi. Hasil penelitian
menujukkan bahwa rata-rata pendapatan jaring insang sebesar Rp233.808/trip, dengan
produktivitas alat tangkap sebesar Rp7,07 kg/trip sedangkan produktivitas tenaga kerja
sebesar Rp12,67kg/HOK, dan rata-rata R/C ratio sebesar 1,3. Korelasi didapat dari
hubungan sebab akibat antara variabel X dan Y variabel X adalah alat tangkap dan tenaga
kerja sedangkan variabel Y adalah pendapatan, jadi korelasi antara produktivitas alat
tangkap dengan pendapatan menujukkan korelasi positif dan sangat lemah sedangkan
produktivitas tenaga kerja menunjukkan korelasi positif dan kuat. Berdasarkan hasil
penelitian maka usaha penangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap jaring
insang (gillnet) menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
5. Siskawati, D., R. Achmad dan Prihadi. 2020. Analisis Pendapatan Nelayan Jaring Insang
Tetap dan Bubu Di kecamatan Membalong Kabupaten Belitung. Jurnal Perikanan
Kelautan, Vol 7 (No 1), 9-13

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produksi dan pendapatan pada usaha
penangkapan alat tangkap jaring insang hanyut, menganalisis besarnya investasi
usaha penangkapan alat tangkap jaring insang hanyut, dan menganalisis kelayakan
usaha alat tangkap jaring insang hanyut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survei yang di analisis secara deskriptif. Jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian total investasi untuk usaha
alat tangkap jaring insang hanyut dengan armada penangkapan berukuran 3 GT adalah
Rp.112.042.359. Pendapatan (Gross Income) adalah Rp 228.525.000 per tahun
penangkapan dan keuntungan yang didapatkan nelayan Jaring insang hanyut adalah Rp
87.099.790 per tahun. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi Revenue Cost of Ratio
(RCR) diperoleh nilai sebesar 1,62 artinya RCR > 1 dan usaha alat tangkap jaring insang
hanyut ini mendapatkan keuntungan dan layak untuk dilanjutkan. Sedangkan Financial
Rate of Return (FRR) usaha alat tangkap jaring hanyut ini adalah 77,98% dan lebih besar
dari suku bunga deposito bank pada saat ini yaitu 6,3% artinya lebih baik melakukan
investasi pada usaha tersebut pada saat ini. Payback Period of Capital (PPC) nilainya
adalah 1,29 artinya investasi pada usaha ini dapat di kembalikan selama 198 kali trip
penangkapan.
Jurnal Tahun 2021
1. Wisudo, S.H., H. Sakai., S. Takeda., S. Akiyama and T. Arimoto. 2021. Total Lumen
Estimation of Fishing Lamp by Means of Rousseau Diagram Analisys With Lux
Measurement. Proceddings of International Commerative Simposium 70th Anniversary
of the Javanesse Society of fisheries Science. Fisheries Science Tokyo.

Kecamatan Leihitu memiliki letak geografis yang menunjukan bahwa daerah


tersebut dengan wilayah lautnya yang dominan memiliki potensi perikanan yang besar.
Purse seine dan gill net merupakan jenis alat tangkap yang lebih dominan di gunakan
oleh nelayan pada daerah tersebut. Apabila dilihat dari ketersediaan jumlah stok ikan di
daerah tersebut maka perlu di lakukan pemanfaatan yang lebih optimal dengan
meningkatkan jumlah unit alat tangkap pada daerah tersebut oleh sebab itu penelitian ini
bertujuan untuk menentukan unit penangkapan ikan yang layak dikembangkan
berdasarkan penilaian analisis aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomis di wilayah
Kecamatan Leihitu. Metode skoring dapat digunakan untuk penilaian kriteria yang
mempunyai satuan berbeda. Skoring diberikan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi.
Untuk menilai suatu kriteria atau aspek digunakan nilai tukar, sehingga nilai tukar
mempunyai standar yang sama. Unit usaha yang memperoleh nilai skor tertinggi lebih
baik daripada yang lain, demikian pula sebaliknya. Hasil analisis aspek biologi, teknis,
ekonomis dan sosial terhadap kedua unit penangkapan ikan di Kec. Leihitu, maka
pengembangan unit penangkapan ikan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan nelayan serta efektif untuk dioperasikan adalah purse seine. Sedangkan untuk
pengembangan unit penangkapan yang bertujuan agar mudah dijangkau dan diterima
masyarakat nelayan tanpa mengabaikan faktor pemeliharaan dan peningkatan kelestarian
sumberdaya perikanan adalah gillnet

2. Kasmadi dan S.S. Nia. 2021. Panduan Modern PenelitianKuantitatif. Penerbit Alfabeta,
Bandung, 234 hlm. Natalia, M., dan M. M. Alie. 2014. Kajian Kemiskinan Pesisir di
Kota Semarang (Studi Kasus: Kampung Nelayan Tambak Lorok). Jurnal Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota. 3 (1): 50-59.

Pengoperasian Gill Net akan berpengaruh terhadap stok sumberdaya ikan apabila
tidak diatur dengan baik. Strategi manajemen sumberdaya ikan diperlukan agar
optimalisasi hasil tangkapan dan kelestarian sumberdaya ikan tetap terjaga. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai efisiensi teknis dan nilai selektivitas alat
tangkap Jaring Insang (Gill Net) terhadap komposisi hasil tangkapan. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif bersifat studi kasus. Lokasi penelitian di perairan
Semarang. Obyek pengamatan adalah Gill Net. Analisis data yang digunakan adalah uji
Independent T-Test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap Gill Net terdapat
dua mesh size yaitu 1,4 inci dan 3,5 inci. Total hasil tangkapan Gill Net dengan mesh size
1,4 inci sebesar 38.350 kg sedangkan Gill Net dengan ukuran 3,5 inci sebesar 15.220 kg.
Nilai efisiensi yang terdapat pada mesh size 1,4 inci adalah 30 sedangkan, mesh size 3,5
inci memperoleh poin sebesar 20. Berdasarkan pengolahan uji Independent T-test bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara komposisi hasil tangkapan Gill Net terhadap mesh
size 1,4 inci dan 3,5 inci. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah status alat
tangkap Gill Net dengan mesh size 1,4 inci lebih efisien daripada mesh size 3,5 inci.
3. Triarso I. 2021. Potensi Dan Peluang Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Di
Pantura Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. Vol 8. No.1. FPIK UNDIP. Semarang

Alat tangkap purse seine adalah alat tangkap terbanyak kedua yang digunakan
nelayan di PPI Muara Angke setelah alat tangkap bouke ami. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap purse seine berdasarkan hasil
tangkapannya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey di PPI Muara
Angke Jakarta dari 10 Mei - 1 Juni 2016. Data hasil tangkapan ikan dikumpulan dari 4
unit alat tangkap purse seine dengan masing - masing alat tangkap 1 kali trip. Analisis
data meliputi komposisi jenis hasil tangkapan dan ukuran panjang cagak pertama matang
gonad hasil tangkapan utama. Hasil Penelitian menunjukan bahwa alat tangkap purse
seine menangkap sebanyak 14 spesies dengan jumlah total hasil tangkapan 75.945 ekor
dengan bobot 9.092 kg. Komposisi hasil tangkapan sampingan lebih mendominasi yaitu
sebesar 78,7% dibanding hasil tangkapan utama 21,3%. Panjang cagak ikan tangkapan
utama yang telah mencapai ukuran matang gonad mencapai 50,1% dari total seluruh ikan
yang diukur. Secara umum, dengan melihat faktor yang digunakan untuk mengukur
tingkat selektivitas alat tangkap, purse seine tergolong alat tangkap yang memiliki tingkat
selektivitas yang rendah.

4. Ulum, Miftahul, Bambang Setyono, Dwi Khusna, and Gatot Setyono. 2021. Pengabdian
Kepada Masyarakat Bagi Nelayan Nambangan Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan
Bulak ‘Penyuluhan Perawatan Mesin Kapal Nelayan.’ Journal of Science and Social
Development 2(2):43–48.

Tujuan penelitian ini adalah sebagian besar nelayan di Kabupaten Kebumen


khususnya di TPI Pasir adalah nelayan skala kecil. Walaupun demikian perikanan
tangkap skala kecil mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat
khususnya di wilayah pesisir dan berkontribusi pada pendapatan daerah dari sektor
perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang
ada pada perikanan skala kecil di TPI Pasir khususnya di KUB Mina Jaya, studi kasus
nelayan KUB Mina Jaya. Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi
langsung kepada nelayan di TPI Pasir khususnya di KUB Mina Jaya. Hasil yang
diperoleh adalah nelayan yang ada di TPI Pasir semua termasuk nelayan skala kecil
(small scale fisheries) dengan kapal berbahan fiber berukuran 1 GT, mesin motor tempel
15 PK, alat penangkapan ikan berupa jaring insang (gillnet), lama waktu melaut satu hari
(one day fishing), dan ilmu melaut diperoleh secara turun temurun dari orang tua atau
saudara. Target utama nelayan di TPI Pasir adalah ikan bawal putih dan ikan layur.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi nelayan
di TPI Pasir khususnya di KUB Mina Jaya. Permasalahan tersebut dilihat dari aspek
manusia, metode, mesin, dan material.

5. Susanti, Ika, Azis Nur Bambang, and Asriyanto. 2021. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terbentuknya Harga Ikan Bawal Putih (Pampus Argenteus) Dengan Alat
Tangkap Gill Net Di TPI Tegal Katilayu Kabupaten Cilacap. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology 3(3):284–91.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah menghasilkan Efektifitas
Teknologi Penangkapan Ikan dengan Rempa di perairan sungai. Jenis ikan yaitu famili
Cyprinidae seperti ikan Nilem (Osteocilus hasselti) sebanyak 51 ekor, Nilai selektifitas
tertinggi pada ukuran mesh size30 mm sebesar 0.999 S(al) pada sebaran panjang 106-111
mm dan terendah 0,212 pada sebaran panjang 124-129 sedangkan nilai seleksi alat
tangkap rengge hanyut pada ukuran mesh size35 mm nilaiseleksi tertinggi sebesar 0.999
S(bl) pada 124-129 mm dan terendah 0,076 S(bl) pada sebaran panjang 100-105 mm.
Sebaran panjang ikan Nilem (Osteocilus hasselti) ukuran mesh size30 mm pada interval
102.5 mm jumlah 9 ekor dan paling sedikit interval 126.5 mm jumlah 1 ekor. Sebaran
panjang pada ukuran mesh size35 mm tertinggi pada interval 132.5 mm sebanyak 10 ekor
dan sedikit tertangkap pada interval 102.5, 108.5 dan 138.5 masing masing 1 ekor. Ikan
yang tertangkap pada kedua alat tangkap pada interval kelas 114.5 dengan jumlah
masing-masing jaring 5 ekor. Populasi ikan Nilem (Osteocilus hasselti) yang dominan
tertangkap pada alat tangkap rengge hanyut ( drift gill net ) dengan mesh size30 mm
mempunyai jumlah estimasi tertinggi 10.417 Nal pada interval 102.5 sebnyak 9 ekor
Sedangkan mesh size35 mm estimasi tertinggi 13.113 Nbl pada panjang interval kelas
102.5 mm sebanyak 1 ekor dan jumlah estimasi terendah 4.002 mm Nbl pada interval
kelas 126.5 mm dengan jumlah 1 ekor.ikan yang dapat tertangkap pada kedua alat
tangkap terdapat pada titik tengah 114.5 mm dengan interval kelas 112-117 dengan
jumlah masing masing 5.
1. Samuel et al, 2019 ;
Analisa Ekonomis Pembangunan Kapal
Ikan Fiberglass Katamaran Untuk Nelayan
Di Perairan Pantai Teluk Penyu Kabupaten
Cilacap
2. Juliani et al, 2019 ;
Analisis Teknis dan Finansial Usaha
Penangkapan Jaring Rampus (Gill Net) di
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cituis,
Kabupaten Tangerang
3. Anggreini et al, 2019 ;
Uji selektivitas alat tangkap gill net
millenium terhadap hasil tangkapan ikan
kembung (Rastrelinger brachysoma).
4. Simeon et al, 2019 ;
Respons Tingkah Laku Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) Pada Jaring Arad
(Small Bottom Trawl) Modifikasi Pada Uji
Flume Tank (Skala Laboratorium)
5. Lewison et al, 2019 ;
Understanding impact of fisheries bycatch
on marine megafauna

2017 2018 2019 2020 2021

1. Azis et al, 2020 ;


Kajian Desain Kapal Purse Seine
Tradisional di Kabupatan Pinrang (Study
Kasus KM. Cahaya Arafah)
2. Lestari et al, 2020 ;
Identifikasi Tingkat Kesegaran dan
Kerusakan Fisik Ikan di Pasar Minggu Kota
Bengkulu
3. Halim et al, 2020 ;
Transforming traditional management into
contemporary territorial-based fisheries
management rights for small-scale fisheries
in Indonesia
4. Zain et al, 2020 ;
Analisis Kelayakan Finansial Usaha
Perikanan Tangkap Jaring Insang
Permukaan (Surface Gillnet) Di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Banyutowo
Kabupaten Pati
5. Siskawati et al, 2020 ;
Analisis Pendapatan Nelayan Jaring Insang
Tetap dan Bubu Di kecamatan Membalong
Kabupaten Belitung

Anda mungkin juga menyukai