NIM : 1811103010070
Masyarakat nelayan merupakan salah satu pelaku utama dalam bidang perikanan.
Tetapi dalam beberapa kasus dijumpai bahwa nelayan hidup dalam kondisi miskin, oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kajian ekonomi rumah tangga pendapatan
dan pengeluaran nelayan gill net dengan Fishing Base di PPP Morodemak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Karakteristik nelayan pada
alat tangkap gill net di PPP Morodemak, (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pendapatan melaut pada ekonomi rumah tangga nelayan, (3) Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap nilai pengeluaran pada ekonomi rumah tangga nelayan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu nelayan dengan alat tangkap gill net di
PPP Morodemak dengan 3 GT, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan metode studi kasus dan menggunakan data cross sectional,
pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan:
(1) Karakteristik nelayan yang menggunakan alat tangkap gill net di PPP Morodemak
berdasarkan umur sekitar 98% pada umur 30-70 tahun, tingkat pendidikan nelayan
didominasi pada tingkat sekolah dasar (SD) dengan prosentase 55%. Berdasarkan jumlah
anggota keluarga nelayan didominasi lebih dari tiga orang dengan prosentase 64%.
Sedangkan untuk pengalaman melaut, sekitar 80% pada kisaran 20-40 tahun.(2) Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan adalah pengalaman melaut dan
hasil tangkapan, (3) Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran
rumah tangga nelayan adalah pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan.
2. Nugraha, B. & Wagiyo, K. 2017. Hasil Tangkapan Sampingan (Bycatch) Tuna Long Line
Di Perairan Laut Banda. Prosiding Hasil-Hasil Riset. Pusat Riset Perikanan Tangkap.
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 1(2):
30-35.
3. Anggreini, A.P., S.P. Astuti, M. Irfan, P.I. Novita, dan D.G.R. Wiadnya. 2017. Uji
selektivitas alat tangkap gill net millenium terhadap hasil tangkapan ikan kembung
(Rastrelinger brachysoma). Journal of Fisheries and Marine Science 1(1): 24–30.
Kompetisi antar alat tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal,
menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya over fishing. Oleh sebab itu, alat tangkap
ramah lingkungan merupakan acuan dalam penggunaan teknologi dan alat tangkap ikan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat keramah lingkungan dari masing-
masing alat tangkap nelayan gill net yang ada di Kelurahan Nipah Panjang 1 pada bulan
Februari 2018, berdasarkan kriteria FAO (1995). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling
dengan responden nelayan yang telah melaut minimal 5 tahun dan kapal yang digunakan
minimal berukuran 3 GT. Sampel diambil sebanyak 50% dari masing-masing populasi
alat tangkap untuk dianalisis tingkat keramah lingkungannya. Hasil analisis tingkat
keramah lingkungan alat tangkap nelayan gill net di Kelurahan Nipah Panjang 1
menunjukkan bahwa gill net kurau termasuk dalam kategori alat tangkap sangat ramah
lingkungan dengan nilai sebesar 28. Sedangkan untuk alat tangkap gill net 7 inci, gill net
millennium, dan gill net 4 inci termasuk dalam kriteria alat tangkap ramah lingkungan
dengan nilai berturut-turut adalah 25.2, 23.8, dan 23.5.
4. Sutrisno, A. dan I. Syofyan. 2017. Study construction of gill net in the village Nipah
Panjang 1, subdistrict of Nipah Panjang, East Tanjung Jabung regency, Province of
Jambi. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
1(1): 1-10
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sebaran daerah penangkapan ikan dengan
alat tangkap gill net di perairan Pasir, Kabupaten Kebumen dan menganalisis hasil
tangkapan dengan alat tangkap gill net di perairan Pasir, Kabupaten Kebumen. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif eksploratif.
Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu
fenomena, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi
dengan menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Pengambilan
sampel lokasi penelitian yang berupa stasiun I sampai dengan XX menggunakan metode
purposive sampling dengan pertimbangan bahwa 20 titik stasiun yang diambil tersebar
sejajar dan tegak lurus dengan garis pantai sehingga dianggap mewakili perairan pantai
Pasir yang telah diketahui posisi lintang dan bujurnya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa alat tangkap gill net pada 20 titik stasiun yang diambil sebagai titik sampel berada
pada sepanjang titik koordinat 7◦ 47’ - 7◦ 49’ Lintang Selatan dan 109◦ 23’ - 109◦ 32’
Bujur Timur pada kedalaman antara 40 – 55 meter. Hasil tangkapan yang didapatkan
selama penelitian antara lain Ikan Layur (Trichiurus lepturus), Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis), Rajungan (Portunus sp), Ikan Tenggiri (Scomberromo commersoni), Ikan
Kembung (Rastrelliger sp), dan Lobster (Panulirus sp).
5. Nofrizal, Arimoto T. 2017. Histological Approach on the Lateral Line Organ of Jack
Mackerel (Trachurus japonicas) for Mechanical Sensing in Swimming Behavior. Journal
Sustainable Science and Management. 12(1): 23-29.
2. Prahestin, E. P. & Harahab, N. 2018. Analisis Risiko Pembenihan Ikan Lele (Clarias SP.)
di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mulyorejo I Kabupaten Malang Jawa Timur.
ECSOFiM: Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 05(02), 181–193
3. Kharisma, A., dan A. Manan. 2018. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. pada Air Pembesaran
Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi Dini Serangan penyakit
Vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 4 (2): 129-134.
Jaring insang (gillnet) adalah salah satu alat tangkap yang berpangkalan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan yang memiliki hasil tangkapan utama ikan
tongkol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keramahan lingkungan unit
penangkapan gillnet terhadap hasil tangkapan ikan tongkol (Ethynnuss sp) yang
beroperasi di perairan Pekalongan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 -
Februari 2018 di Perairan Pekalongan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah metode survey. Data yang diambil dalam penelitian meliputi data primer. Data
primer diperoleh dengan komposisi hasil tangkapan, panjang cagak, bobot individu hasil
tangkapan, pemanfaatan hasil tangkapan dan proporsi HTU dan HTS. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan proporsi HTU dan HTS, persentase ikan layak
tangkap dan tidak layak tangkap dan analisis keramahan lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alat tangkap jaring insang (gillnet) yang dioperasikan di perairan
Pekalongan tidak ramah lingkungan dilihat dari beberapa parameter yang ada.
5. Rianasari, A., Bustari, Usman. 2018. Identifikasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan yang
Beroperasi Disepanjang Perairan Sungai Kampar Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.
Universitas Riau, 13 hal.
Kapal berlambung pipa PVC telah tercipta di Indonesia. Kapal tersebut berjenis
kapal ikan yang bernama Baruna Fishtama. Namun mayoritas nelayan Indonesia masih
banyak yang menggunakan kayu sebagai material utama pembuatan kapal mereka.
Berdasarkan itu diperlukan adanya analisa tentang kelayakan investasi untuk kapal ikan
bermaterial PVC dan kapal ikan bermaterial kayu yang berguna untuk mengetahui
perbandingan nilai investasi antara kedua kapal tersebut dengan alat tangkap yang sama
agar dapat dijadikan pertimbangan bagi nelayan dan pengusaha perikanan dalam
menentukan material kapal mereka. Serta untuk mengetahui manakah yang lebih
profitable antara kedua kapal tersebut. Dalam menganalisanya digunakan metode analisa
kelayakan investasi seperti Payback Period, Net Present Value, Profitabillity Index,
Internal Rate of Return, Break Even Point, dan Return on Investment. Agar analisa dapat
dilakukan dibutuhkan biaya-biaya anggaran dari kedua kapal yang meliputi biaya
investasi, fix cost, dan variable cost. Dalam penelitian ini dibuat beberapa asumsi kondisi
yang meliputi hasil tangkapan dan jumlah trip kedua kapal agar kedua kapal dapat
dibandingkan. Dari seluruh metode analisa yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kapal
ikan PVC lebih murah nilai investasinya dan profitabilitasnya lebih baik dari kapal ikan
kayu. Dengan kata lain kapal ikan PVC berdasarkan analisa kelayakan investasinya
secara mutlak lebih menguntungkan dibanding kapal ikan kayu.
2. Juliani, L. M., A. K. Mudzakir dan D. Wijayanto. 2019. Analisis Teknis dan Finansial
Usaha Penangkapan Jaring Rampus (Gill Net) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cituis,
Kabupaten Tangerang. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.,
5(1): 1-10.
4. Simeon, B.M., Fitri, A.D.P, & Asriyanto. 2019. Respons Tingkah Laku Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) Pada Jaring Arad (Small Bottom Trawl) Modifikasi Pada Uji
Flume Tank (Skala Laboratorium). Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology. 2(1):114-122.
5. Lewison RL, Larry BC, Andrew JR, Sloan AF. 2019. Understanding impact of fisheries
bycatch on marine megafauna. Trends in Ecology and Evolution 19 (11):598-604.
Sejak beberapa dekade belakangan ini, studi terkait interaksi alat tangkap dengan
spesies sedang berkembang pesat. Kematian hiu dan pari mobula pada alat tangkap
adalah salah satu isu konservasi global dan dikenali menjadi produk bycatch dari industri
perikanan gillnet. Disini, kami melakukan penilaian resiko bycatch pada industri
perikanan gillnet skala-kecil di Perairan Flores Timur pada 99 nelayan yang
menggunakan alat tangkap gillnet di 27 Desa pesisir Flores Timur. Hasil penelitian
menunjukkan komposisi hiu dan pari mobula menyumbang 16% tangkapan gillnet per
tahun, dimana hiu (296 individu) menjadi komoditas terbesar dalam bycatch pada
perikanan gillnet, diikuti oleh pari mobula (253 individu), dan hiu paus (13 individu).
Operasi industri perikanan gillnet yang meliputi 75% luas perairan Flores Timur
merupakan penyebab tingginya tumpang tindih alat tangkap dengan habitat yang
meningkatkan probabilitas tertangkapnya hiu dan pari di wilayah tersebut. Sementara itu
dari aspek sosial-ekonomi pada perikanan hiu dan pari mobula memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi, produk hiu dan pari dalam bentuk kering dapat dijual mencapai Rp
120.000/kg. Namun, dengan semakin meningkatnya intensitas pengawasan dan
pendampingan di wilayah ini telah meningkatkan pemahaman nelayan terkait spesies
yang dilindungi dan usaha konservasi. Usahausaha mitigasi bycatch pada spesies yang
dilindungi sangat diharapkan dan menjadi arahan pengelolaan selanjutnya.
Jurnal Tahun 2020
1. Azis. Muh. A. 2020. Kajian Desain Kapal Purse Seine Tradisional di Kabupatan Pinrang
(Study Kasus KM. Cahaya Arafah). FPIK IPB. Bogor. Jurnal Albacore., 1. (1), Februari
2017. Hal 069-076.
2. Lestari, N. Yuwana. Efendi, Z. 2020. Identifikasi Tingkat Kesegaran dan Kerusakan Fisik
Ikan di Pasar Minggu Kota Bengkulu. Jurnal Agroindustri, Vol 5 No. 1. Hlm 44-56.
ISSN 2088-5369.
Ikan tenggiri merupakan salah satu produk perikanan yang memiliki nilai
ekonomis penting yang terdapat di PPN Pekalongan dengan harga yang relatif stabil.
Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan kemunduran mutu ikan, karena cepat
busuk. Kualitas ikan tenggiri perlu dijaga untuk mempertahankan harga ikan tenggiri di
pasar lokal hingga pasar internasional atau ekspor. Tujuan dari dilaksanakan penelitian
ini adalah menganalisis kualitas mutu ikan tenggiri yang tertangkap dengan
menggunakan purse seine dan gill net di PPN Pekalongan dan menganalisis efektifitas
penangkapan ikan tenggiri dengan alat tangkap purse seine dan gill net di PPN
Pekalongan. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei
melalui observasi secara langsung terhadap ikan tenggiri. Survei dilakukan untuk
mengumpulkan data primer dalam menganalisis efektivitas dengan membandingkan
faktor produksi terhadap hasil produksi serta data primer sifat organoleptik ikan meliputi
kondisi mata, insang, bau, tekstur, warna daging, dan lendir dengan bantuan tabel score
sheet. Uji organoleptik menunjukan bahwa, ikan tenggiri yang didapatkan dengan alat
tangkap purse seine memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari alat tangkap gill net.
Kegiatan perikanan di PPN Pekalongan dengan alat tangkap purse seine jauh lebih efektif
dari alat tangkap gill net ditinjau berdasarkan jumlah produksi dengan upaya yang
dilakukan suatu armada penangkapan tersebut.
3. Halim, A., Loneregan, N, L., Wiryawan, B., Fujita, R., Adhuri, D, S., Hordyk, A, R.,
Sondita, M, F, A. 2020. Transforming traditional management into contemporary
territorial-based fisheries management rights for small-scale fisheries in Indonesia.
Marine Policy. Vol. 116.
Jaring kejer merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan skala
kecil di Desa Gebang Mekar yang dioperasikan di Perairan Cirebon, berdasarkan
kontruksinya digolongkan ke dalam jaring insang dasar (Bottom Gillnet). Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan penangkapan jaring kejer dan
menjelaskan pengaruh berbagai faktor produksi terhadap hasil tangkapan, khususnya
ukuran kapal (GT), tenaga mesin, bahan bakar minyak, panjang jaring, lebar jaring dan
tenaga kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratifiel random
sampling. Data hasil penelitian diambil 10 sampel perahu nelayan yang mengunakan alat
tangkap jaraing kejer dari jumlah 256 perahu motor tempel yang ada. Produksi
penangkapan menggunakan alat tangkap jaring kejer mengalami kenaikan sebesar
178.560 kg dari 616.320 kg tahun 2011 menjadi 794.880 kg tahun 2014. Pada tahun 2015
hasil produksi penangkapan menggunakan alat tangkap jaring kejer mengalami
penurunan sebesar 144,000 kg dari 749,880 kg tahun 2014 menjadi 650,880 kg tahun
2015. Penurunan produksi ikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
menurunnya jumlah nelayan yang melaut diakibatkan hasil tangkapannya mulai
berkurang, jumlah trip yang tidak optimal karena musim yang tidak menentu, pengaruh
dari alat tangkap lain yang tidak ramah lingkungan seperti garuk dan arad. Hasil
perhitungan analisis berganda dengan menggunakan SPSS Versi 19 dengan persamaan
regresi dari faktor produksi jaring kejer (bottom gillnet) adalah: Y = 1329,8 – 242,0X1 –
9,196X2 + 0,149X3 – 0,205X4 + 3,499X5 + 3,190X6 + 67,651X7. Faktor Produksi
secara Parsial atau per Variable yang berpengaruh nyata terhadap hasil Produksi
Penangkapan Jaring Kejer adalah: X3 (Bahan Bakar Minyak), X5 (Lebar Jaring), X6
(Lamanya Operasi/Trip perhari) dan X7 (Tenaga Kerja/Orang).
4. Zain, H.N., Imam Triarso Dan Trisnani Dwi Hapsari. 2020. Analisis Kelayakan Finansial
Usaha Perikanan Tangkap Jaring Insang Permukaan (Surface Gillnet) Di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Banyutowo Kabupaten Pati. Journal of Fisheries Resources
Unilization Management and Technology. Volume 5, Nomor 1, Hlm 162-169.
Jaring insang merupakan alat penangkapan ikan yang umum digunakan oleh
nelayan di Kecamatan Tomia konstruksinya sangat sederhana dan mudah dioperasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, produktivitas, kelayakan usaha,
dan korelasi di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi selama periode bulan Agustus sampai dengan
September 2018. Responden penelitian ini berjumlah 33 orang yang diperoleh dengan
menggunakan rumus slovin dari 49 orang populasi nelayan. Data dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Data dianalisis
menggunakan rumus pendapatan, produktivitas, R/C ratio dan korelasi. Hasil penelitian
menujukkan bahwa rata-rata pendapatan jaring insang sebesar Rp233.808/trip, dengan
produktivitas alat tangkap sebesar Rp7,07 kg/trip sedangkan produktivitas tenaga kerja
sebesar Rp12,67kg/HOK, dan rata-rata R/C ratio sebesar 1,3. Korelasi didapat dari
hubungan sebab akibat antara variabel X dan Y variabel X adalah alat tangkap dan tenaga
kerja sedangkan variabel Y adalah pendapatan, jadi korelasi antara produktivitas alat
tangkap dengan pendapatan menujukkan korelasi positif dan sangat lemah sedangkan
produktivitas tenaga kerja menunjukkan korelasi positif dan kuat. Berdasarkan hasil
penelitian maka usaha penangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap jaring
insang (gillnet) menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
5. Siskawati, D., R. Achmad dan Prihadi. 2020. Analisis Pendapatan Nelayan Jaring Insang
Tetap dan Bubu Di kecamatan Membalong Kabupaten Belitung. Jurnal Perikanan
Kelautan, Vol 7 (No 1), 9-13
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produksi dan pendapatan pada usaha
penangkapan alat tangkap jaring insang hanyut, menganalisis besarnya investasi
usaha penangkapan alat tangkap jaring insang hanyut, dan menganalisis kelayakan
usaha alat tangkap jaring insang hanyut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survei yang di analisis secara deskriptif. Jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian total investasi untuk usaha
alat tangkap jaring insang hanyut dengan armada penangkapan berukuran 3 GT adalah
Rp.112.042.359. Pendapatan (Gross Income) adalah Rp 228.525.000 per tahun
penangkapan dan keuntungan yang didapatkan nelayan Jaring insang hanyut adalah Rp
87.099.790 per tahun. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi Revenue Cost of Ratio
(RCR) diperoleh nilai sebesar 1,62 artinya RCR > 1 dan usaha alat tangkap jaring insang
hanyut ini mendapatkan keuntungan dan layak untuk dilanjutkan. Sedangkan Financial
Rate of Return (FRR) usaha alat tangkap jaring hanyut ini adalah 77,98% dan lebih besar
dari suku bunga deposito bank pada saat ini yaitu 6,3% artinya lebih baik melakukan
investasi pada usaha tersebut pada saat ini. Payback Period of Capital (PPC) nilainya
adalah 1,29 artinya investasi pada usaha ini dapat di kembalikan selama 198 kali trip
penangkapan.
Jurnal Tahun 2021
1. Wisudo, S.H., H. Sakai., S. Takeda., S. Akiyama and T. Arimoto. 2021. Total Lumen
Estimation of Fishing Lamp by Means of Rousseau Diagram Analisys With Lux
Measurement. Proceddings of International Commerative Simposium 70th Anniversary
of the Javanesse Society of fisheries Science. Fisheries Science Tokyo.
2. Kasmadi dan S.S. Nia. 2021. Panduan Modern PenelitianKuantitatif. Penerbit Alfabeta,
Bandung, 234 hlm. Natalia, M., dan M. M. Alie. 2014. Kajian Kemiskinan Pesisir di
Kota Semarang (Studi Kasus: Kampung Nelayan Tambak Lorok). Jurnal Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota. 3 (1): 50-59.
Pengoperasian Gill Net akan berpengaruh terhadap stok sumberdaya ikan apabila
tidak diatur dengan baik. Strategi manajemen sumberdaya ikan diperlukan agar
optimalisasi hasil tangkapan dan kelestarian sumberdaya ikan tetap terjaga. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai efisiensi teknis dan nilai selektivitas alat
tangkap Jaring Insang (Gill Net) terhadap komposisi hasil tangkapan. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif bersifat studi kasus. Lokasi penelitian di perairan
Semarang. Obyek pengamatan adalah Gill Net. Analisis data yang digunakan adalah uji
Independent T-Test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap Gill Net terdapat
dua mesh size yaitu 1,4 inci dan 3,5 inci. Total hasil tangkapan Gill Net dengan mesh size
1,4 inci sebesar 38.350 kg sedangkan Gill Net dengan ukuran 3,5 inci sebesar 15.220 kg.
Nilai efisiensi yang terdapat pada mesh size 1,4 inci adalah 30 sedangkan, mesh size 3,5
inci memperoleh poin sebesar 20. Berdasarkan pengolahan uji Independent T-test bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara komposisi hasil tangkapan Gill Net terhadap mesh
size 1,4 inci dan 3,5 inci. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah status alat
tangkap Gill Net dengan mesh size 1,4 inci lebih efisien daripada mesh size 3,5 inci.
3. Triarso I. 2021. Potensi Dan Peluang Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Di
Pantura Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. Vol 8. No.1. FPIK UNDIP. Semarang
Alat tangkap purse seine adalah alat tangkap terbanyak kedua yang digunakan
nelayan di PPI Muara Angke setelah alat tangkap bouke ami. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap purse seine berdasarkan hasil
tangkapannya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey di PPI Muara
Angke Jakarta dari 10 Mei - 1 Juni 2016. Data hasil tangkapan ikan dikumpulan dari 4
unit alat tangkap purse seine dengan masing - masing alat tangkap 1 kali trip. Analisis
data meliputi komposisi jenis hasil tangkapan dan ukuran panjang cagak pertama matang
gonad hasil tangkapan utama. Hasil Penelitian menunjukan bahwa alat tangkap purse
seine menangkap sebanyak 14 spesies dengan jumlah total hasil tangkapan 75.945 ekor
dengan bobot 9.092 kg. Komposisi hasil tangkapan sampingan lebih mendominasi yaitu
sebesar 78,7% dibanding hasil tangkapan utama 21,3%. Panjang cagak ikan tangkapan
utama yang telah mencapai ukuran matang gonad mencapai 50,1% dari total seluruh ikan
yang diukur. Secara umum, dengan melihat faktor yang digunakan untuk mengukur
tingkat selektivitas alat tangkap, purse seine tergolong alat tangkap yang memiliki tingkat
selektivitas yang rendah.
4. Ulum, Miftahul, Bambang Setyono, Dwi Khusna, and Gatot Setyono. 2021. Pengabdian
Kepada Masyarakat Bagi Nelayan Nambangan Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan
Bulak ‘Penyuluhan Perawatan Mesin Kapal Nelayan.’ Journal of Science and Social
Development 2(2):43–48.
5. Susanti, Ika, Azis Nur Bambang, and Asriyanto. 2021. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terbentuknya Harga Ikan Bawal Putih (Pampus Argenteus) Dengan Alat
Tangkap Gill Net Di TPI Tegal Katilayu Kabupaten Cilacap. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology 3(3):284–91.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah menghasilkan Efektifitas
Teknologi Penangkapan Ikan dengan Rempa di perairan sungai. Jenis ikan yaitu famili
Cyprinidae seperti ikan Nilem (Osteocilus hasselti) sebanyak 51 ekor, Nilai selektifitas
tertinggi pada ukuran mesh size30 mm sebesar 0.999 S(al) pada sebaran panjang 106-111
mm dan terendah 0,212 pada sebaran panjang 124-129 sedangkan nilai seleksi alat
tangkap rengge hanyut pada ukuran mesh size35 mm nilaiseleksi tertinggi sebesar 0.999
S(bl) pada 124-129 mm dan terendah 0,076 S(bl) pada sebaran panjang 100-105 mm.
Sebaran panjang ikan Nilem (Osteocilus hasselti) ukuran mesh size30 mm pada interval
102.5 mm jumlah 9 ekor dan paling sedikit interval 126.5 mm jumlah 1 ekor. Sebaran
panjang pada ukuran mesh size35 mm tertinggi pada interval 132.5 mm sebanyak 10 ekor
dan sedikit tertangkap pada interval 102.5, 108.5 dan 138.5 masing masing 1 ekor. Ikan
yang tertangkap pada kedua alat tangkap pada interval kelas 114.5 dengan jumlah
masing-masing jaring 5 ekor. Populasi ikan Nilem (Osteocilus hasselti) yang dominan
tertangkap pada alat tangkap rengge hanyut ( drift gill net ) dengan mesh size30 mm
mempunyai jumlah estimasi tertinggi 10.417 Nal pada interval 102.5 sebnyak 9 ekor
Sedangkan mesh size35 mm estimasi tertinggi 13.113 Nbl pada panjang interval kelas
102.5 mm sebanyak 1 ekor dan jumlah estimasi terendah 4.002 mm Nbl pada interval
kelas 126.5 mm dengan jumlah 1 ekor.ikan yang dapat tertangkap pada kedua alat
tangkap terdapat pada titik tengah 114.5 mm dengan interval kelas 112-117 dengan
jumlah masing masing 5.
1. Samuel et al, 2019 ;
Analisa Ekonomis Pembangunan Kapal
Ikan Fiberglass Katamaran Untuk Nelayan
Di Perairan Pantai Teluk Penyu Kabupaten
Cilacap
2. Juliani et al, 2019 ;
Analisis Teknis dan Finansial Usaha
Penangkapan Jaring Rampus (Gill Net) di
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cituis,
Kabupaten Tangerang
3. Anggreini et al, 2019 ;
Uji selektivitas alat tangkap gill net
millenium terhadap hasil tangkapan ikan
kembung (Rastrelinger brachysoma).
4. Simeon et al, 2019 ;
Respons Tingkah Laku Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) Pada Jaring Arad
(Small Bottom Trawl) Modifikasi Pada Uji
Flume Tank (Skala Laboratorium)
5. Lewison et al, 2019 ;
Understanding impact of fisheries bycatch
on marine megafauna