Anda di halaman 1dari 8

Memahami Perilaku dan Hal Terkait Kehamilan

Disusun oleh :

Nina Ariany

NISN: 0034757325

MAN 2 KEDIRI

KEDIRI

2021
Daftar Isi

Cover …………………………………………………...........i

Daftar Isi….....…………………………………………............ii

Kata Pengantar.……………………………............…………...1

BAB I

I. Pendahuluan ...…………………………..….............……..2

I.I Latar Belakang…………...........………........…..……3

I.II Rumusan Masalah ..............…........……………...…4

I.III Tujuan Pembahasan ....................…......…..……….5

BAB II

Pembahasan……………………………………….......……....6

BAB III

Penutup

I.Kesimpulan................................................................8

II.Saran.........................................................................8
Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT


karena atas limpahan rahmat-Nya yang telah memberikan
jalan dan pemikiran sehingga makalah yang berjudul “
Memahami Perilaku dan Hal Terkait kehamilan” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam selalu
kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
menuntun kita dari jaman kebodohan menuju jaman yang
terang benderang yakni agama islam. Tak lupa juga saya
sampaikan rasa terima kasih kepada guru pembimbing, yang
telah memberi kami pengetahuan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga dengan dibuatnya makalah
ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi semua
pembaca dan juga bagi penulis.

Kediri, 04-03-2021

Nina Ariany
BAB I

I. Pendahuluan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81).
Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm (Sholichah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010) mengemukakan
lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan)
yaitu sekitar 280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1). Menurut
Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40
minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4
sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9
(Agustin, 2012: 12).
Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional), kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya
sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan
sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh.
Proses kehamilan sendiri bisa terjadi karena bertemunya sel sperma
pria dengan sel telur matang dari wanita. Kehamilan adalah saat-saat yang
penuh perjuangan bagi seorang calon ibu. Selama kurang lebih 9 bulan,
seseorang yang sedang hamil akan membawa beban berat yaitu calon buah
hatinya. Seseorang yang sedang mengandung buah hatinya, harus
memperhatikan asupan gizi yang dibutuhkan oleh calon ibu dan buah
hatinya. Ketika seseorang sedang hamil, hal ini tentu saja akan
membutuhkan energi yang lebih banyak. Asupan gizi yang tepat akan
membantu tumbuh kembang janin yang masih berada di dalam kandungan.

I.I Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat
kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi,
2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan,
masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan
mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta
masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan
kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun
2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat
dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009). Pelayanan kesehatan
tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan asuhan
kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang
sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga
kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari
masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.
World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyatakan
bahwa sekitar 830 wanita di seluruh dunia meninggal setiap hari akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan, secara keseluruhan Angka Kematian
Ibu (AKI) sebanyak 303.000/100.000 kelahiran hidup. Hampir semua
kematian ibu terjadi di negara berkembang yaitu 550 orang di Afrika Sub-
Sahara dan 180 orang di Asia Selatan. Ini masih dalam kategori tinggi
karena masih belum mencapai target Suistainable Development Goals
(SGD’s) yaitu < 70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,2018).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi
jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah
AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan
Keluarga, 2016). Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu
bersalin sebesar (49,5%), kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas
(24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka Kematian
Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak
asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan
kongenital (2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).
Dalam rangka penurunan AKI maka dilakukanlah berbagai upaya
kesehatan untuk ibu yang salah satunya yaitu kelas ibu hamil. Kelas ibu
hamil ini merupakan sarana belajar bersama bagi ibu hamil tentang
kesehatan yang dilakukan dengan bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam hamil.
Tingkat pengetahuan mempengaruhi sikap kesehatan, yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memilih dan
meningkatkan kesehatan. Termasuk juga tindakan untuk mencegah
penyakit, memilih makanan, sanitasi dan lain sebagainya.

I.II Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan ,maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah "Perilaku-perilaku atau hal kehamilan apakah
yang perlu diketahui ibu hamil & faktor apa saja yang mempengaruhi
perilaku ibu hamil dalam menjaga kesehatan kehamilan”.

I.III Tujuan Pembahasan


1) Untuk mengetahui hal & perilaku apa saja yang diketahui pada
masa kehamilan.
2) Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu
hamil dalam menjaga kesehatan kehamilan.
BAB II

PEMBAHASAN

"Perilaku-perilaku atau hal tentang kehamilan apakah yang perlu


diketahui oleh ibu hamil & faktor apa saja yang mempengaruhi
perilaku ibu hamil dalam menjaga kesehatan kehamilan”.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kematian ibu yang masih tinggi. Berdasarkan hasil Sensus (SUPAS) 2015
didapatkan 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Dalam upaya
mengurangi angka kematian ibu banyak hal yang harus dilakukan , salah
satunya yaitu dengan mengetahiu perilaku & hal pada masa kehamilan.
Perilaku atau hal yang harus diketahui oleh ibu hamil antara lain;
1. Pemeriksaan dan Konsultasi Selama Kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan merupakan suatu usaha untuk mengetahui
kondisi kesehatan ibu hamil, dan kondisi janin yang ada dalam
kandungannya. Hal tersebut dilakukan agar kehamilan yang berisiko
tinggi dapat diantisipasi sedini mungkin, dan mengetahui
pekembangan janin, seperti posisi, letaknya bahkan kondisi kesehatan
ibu. Konsultasi selama kehamilan merupakan suatu cara untuk
mengarahkan (membimbing) ibu hamil, agar selama kehamilan
maupun setelah melahirkan kondisi ibu dan janin selalu dalam keadaan
sehat.
2. Kehamilan yang sehat
Saat hamil calon ibu tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga
bayi yang sedang dikandungnya. Lalu seperti apa tanda-tanda
kehamilan yang sehat? Kehamilan membutuhkan perempuan yang
sehat dalam arti memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan berat
badan normal dan sehat, diet seimbang dan bergizi serta olahraga
secara teratur. Kehamilan yang sehat memiliki tanda-tanda sebagai
berikut yaitu tekanan darah dan kadar gula darah normal , kondisi
rahim dan plasenta yang melekat pada dinding rahim, pertumbuhan
janin yang normal, berat badan yang sesuai, Kadar hormon,
pertumbuhan perut, & gerakan janin.

Sedangkan Faktor-Faktor yang Berhubungan dan Mempengaruhi Perilaku


Ibu Hamil, ialah sebagai berikut;
a. Kehamilan di usia yang masih relatif muda.
Umur Ibu Umur ibu dapat dijadikan salah satu alat ukur dalam
menetapkan diagnosa apakah kehamilan atau persalinan
beresiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) atau tidak beresiko (20 –
35 tahun). Semakin rendah umur seseorang dalam kehamilan,
maka semakin beresiko terhadap kehamilan dan persalinannya.
Begitu juga sebaliknya semakin tinggi umur seseorang dalam
kehamilan dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu
maupun janin pada persalinan yang akan dihadapi
(Prawirohardjo, 2009). Usia mempengaruhi seseorang dalam
bersikap dimana seseorang yang lebih dewasa akan lebih
matang dalam berfikir. Semakin cukup usia maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja.
b. Tingkat Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Maulani (1991) wanita yang berpendidikan akan lebih
terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang proporsional karena
manfaat pelayanan kesehatan akan mereka sadari sepenuhnya
(Padila, 2014). Pendidikan yang terpenuhi akan menjadikan
seorang wanita lebih siap saat menjalani masa kehamilan.
c. Status Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan selain menjadi ibu
rumah tangga untuk mencari atau mendapatkan nafkah dalam
kurun waktu kehamilan sampai persalinan. Menurut Maulana
(2008) pekerjaan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu yang bekerja
mempunyai cara pandang yang lebih baik dari pada ibu yang
tidak bekerja. Ibu yang bekerja lebih banyak memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga
lebih banyak peluang untuk mendapatkan informasi tentang
kehamilan dan persalinan dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
Akan tetapi, status pekerjaan ibu akan berpengaruh terhadap
pemanfaatan fasilitas dan sarana kesehatan. Karena ibu
berstatus bekerja akan banyak disibukkan dengan aktifitas
kesehariannya untuk bekerja, sementara waktu untuk
memeriksakan kesehatannya cukup terbatas (Sumiati, 2012).
d. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga dapat mempengaruhi perilaku
kehamilan pada ibu hamil dan menjadi beban psikis yang
akan membahayakan jika berlangsung terus-menerus. Oleh
karena itu tercukupinya pendapatan keluarga dalam
mempersiapkan kehamilan dan kelahiran sangat penting untuk
direncanakan.

Selain itu wanita yang sedang hamil biasanya mengalami beberapa


perubahan perilaku, yaitu:
• MenjAdi lebih malas
• Lebih Sensitif
• Menjadi lebih manja dan posesif
• Sering marah-marah, dan masih banyak lagi.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan
Bahwasannya banyak hal yang perlu disiapkan sebelum kehamilan dan
pengetahuan kehamilan akan sangat diperlukan ketika hamil sehingga sang
ibu akan lebih siap dalam menghadapi kehamilan secara psikis maupun
fisik dan bisa beradaptasi dengan kehamilannya serta tanggap akan hal-hal
yang terjadi pada dirinya maupun jabang bayi.

II. Saran
Dengan mempersiapkan sejak dini dan memiliki pengetahuan tentang
kehamilan akan mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang
kehamilan termasuk terkait perilaku-perilaku dan tanda bahaya kehamilan
pada ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai