Referat Anak Mira Mei Sudarwati
Referat Anak Mira Mei Sudarwati
Dokter pembimbing :
Disusun oleh:
2021
2
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS REFERAT
Disusun Oleh :
HARI : SABTU
MENGETAHUI
DOKTER PEMBIMBING
BAB I
3
PENDAHULUAN
negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1%. Kejadian luar
biasa penyakit telah sering dilaporkan dari berbagai negara. Penyakit dengue
terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropics dengan sekitar 2,5 milyar
setiap tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus dengue yang 500.000 di
antaranya memerlukan rawat inap, dan hampir 90% dari pasien rawat inap adalah
WHO tahun 2011, dapat bersifat asimtomatik (tanpa gejala nyata) dan simtomatik
dengan sendirinya dengan penanganan dan perawatan yang baik serta kondisi
tubuh yang cukup sehat untuk melawan virus dengue ini. Namun, bila Demam
4
perawatan khusus di rumah sakit, dengan tujuan menyembuhkan sakitnya dan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
dunia. Infeksi virus dengue disebabkan oleh infeksi 1 dari 4 serotipe virus dengue,
mendapatkan virus ini saat menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue
2.2 EPIDEMIOLOGI
dengan sekitar 2,5 milyar penduduk yang mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit ini. Diperkirakan setiap tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus
dengue yang 500.000 di antaranya memerlukan rawat inap, dan hampir 90% dari
6
Infeksi virus dengue merupakan penyakit endemik dan dapat terjadi
sepanjang tahun terutama di daerah tropis. Menurut WHO, selama tahun 1968 dan
2009, Indonesia merupakan salah satu daerah endemis DBD tertinggi di Asia
Tenggara. Pada tahun 2016 dari 34 provinsi di Indonesia, jumlah kasus DBD
sebanyak 202.314 penderita dan 1.593 kematian. Sejak Januari hingga Mei 2017,
terdapat 17.877 kasus dengan 115 kematian. Hingga September 2017, tercatat 302
2.3 IMMUNOPATOGENESIS
berbagai komponen dari respon imun yang terjadi secara terintegritas. Sel imun
yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus dengue yaitu sel dendrit,
monosit atau makrofag, sel endotel dan trombosit. Akibat interaksi tersebut akan
komplemen, serta terjadi aktivasi limfosit T. apabila aktivasi sel imun berlebihan,
lain dalam jumlah banyak. Akibat produksi berlebih dari zat-zat tersebut akan
transmisi biologis yang berarti virus ini butuh menggandakan diri terlebih
dahulu pada vector sebelum virus dapat ditularkan ke target lain. Selain
7
itu, vector juga dapat berperan sebagai media penularan dan disebut
(Noisakran & Peng, 2007). Setelah menggigit host, nyamuk betina akan
menyalurkan air liur yang mengandung virus ke dalam aliran darah korban
dan virus ini akan bersirkulasi dalam plasma dan bereplikasi dalam limfa
(Lange, 2001).
enhancement (ADE).
8
mekanisme ADE. Antibodi terhadap ptotein NS1 berperan dalam
berbeda. Infeksi virus dengue primer oleh satu serotipe tertentu dapat
Virus bermultiplikasi di dalam sel dan selanjutnya virus keluar dari sel,
9
Gambar 2.3 Model dari antibody-dependent enhancement (ADE)
Respon imun yang berperan yaitu limfosit T (sel T). sama dengan
ringan, namun juga sebaliknya dapat terjadi hal yang merugikan bagi
pejamu. Sel T spesifik untuk virus dengue dapat mengenali sel T yang
berbagai sitokin.
fungsi lisis terhadap virus yang baru tidak optimal, sedangkan produksi
D. Mekanis Autoimun
10
Autoantibodi yang dikenal dengan sebutan protein E, NS1 dan
prM, dipercaya bahwa NS1 dihasilkan oleh sel yang terinfeksi dan secara
tubuh selama infeksi virus DEN menunjukkan adanya reaksi silang dengan
anti NS1 dan sel endotel, hal ini dapat menyebabkan sel endotel
all, 2009). Adanya mimikri molekular antara platelet dan sel endotel
dengan NS1 atau prM dari virus dengue akan menjelaskan reaksi silang
yang tejadi pada anti NS1 atau antibodi prM dengan host dan berperan
dalam penyerangan platelet dan sel endotel selama perjalanan penyakit ini.
11
Manifestasi klinis infeksi virus dengue menurut kriteria diagnosis WHO
tahun 2011, dapat bersifat asimtomatik (tanpa gejala nyata) dan simtomatik
manifestasi klinis berupa demam sederhana yang tidak khas, yang sulit
Sindrom infeksi virus ini akan sembuh sendiri (self limited), namun
manifestasi klinis yang diderita akan lebih berat berupa demem dengue,
12
demam berdarah dengue atau expanded dengue syndrome (Sri Rezeki,
2014).
B. Demam Dengue
(saddle back fever), malaise, gangguan rasa kecap, nyeri kepala berat,
nyeri belakang bola mata, nyeri otot atau sendi, mual, muntah dan
selanjutnya timbul ruam merah halus pada hari ke-6 atau ke-7 terutama di
daerah kaki, telapak kaki dan tangan. Selain itu, dapat juga ditemukan
tourniquet yang positif (≥10 petekie dalam area 2,8 × 2,8 cm). Pada
beberapa kasus demam dengue dapat terjadi perdarahan masif (Sri Rezeki,
2014).
13
pada masa konvalesens. Manifestasi perdarahan berat seperti perdarahan
faring hiperemis. Demam dapat mencapai suhu 40°C dan dapat disertai
dan palatum mole. Epistaksis dan perdarahan gusi dapat ditemuka, kadang
pembesaran yang bervariasi antara 2-4 cm bawah arkus kosta dan lebih
14
Pada DBD terjadi kebocoran plasma yang secara klinis berbentuk
efusi pleura, apabila kebocoran plasma lebih berat dapat ditemukan asites.
efusi pleura. Peningkatan nilai hematocrit (≥20% dari data dasar) dan
penurunan kadar protein plasma terutama albumin serum (>0,5 g/dL dari
2014).
perdarahan lain
gelisah
IV Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan
15
darah tidak teratur
2016) :
1) Fase Demam
Pada kasus ringan semua tanda dan gejala sembuh seiring dengan
demam dapat disertai berkeringat dan perubahan pada laju nadi dan
akibat kebocoran plasma yang tidak berat. Pada kasus sedang sampai
tanda dan gejala yang mendahului syok (warning sign). Warning sign
umumnya terjadi menjelang akhir fase demam, yaitu antara hari sakit
16
ke 3-7. Nyeri perut, muntah yang menetap, gelisah, letargi,
17
syok atau tidak dapat terjadi keterlibatan organ misalnya, hepatitis
pada umumnya terjadi pada fase ini. Hematocrit kembali stabil atau
Gangguan pernafasan akibat efusi pleura massif dan asites, edema paru
atau gagal jantung kongestif akan terjadi selama fase kritis dan/atau
2014).
18
Gambar 2.6 Perjalanan klinis infeksi dengue
Maka dapat disimpulkan bahwa EDS dapat berupa penyulit infeksi dengue
(kelebihan cairan dan gangguan elektrolit) dan manifestasi klinis yan tidak
2.5 DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis infeksi dengue dibagi menjadi kriteria diagnosis klinis
19
konfirmasi laboratorium yang penting dalam pelaporan, surveilans, penelitian dan
gejala/tanda penyerta:
a. Nyeri kepala
d. Ruam kulit
e. Manifestasi perdarahan
e. Hepatomegali
20
f. Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari
a. Klinis
3) Muntah persisten
4) Letargi, gelisah
5) Perdarahaan mukosa
6) Pembesaran hati
7) Akumulasi cairan
8) Oliguria
b. Laboratorium
21
dan gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi maupun yang
dekompensasi.
1) Takikardia
2) Takipnea
detik
4) Kulit dingin
6) Anak gelisah
1) Takikardia
5) Sianosis
terukur.
22
a. Kelebihan cairan
b. Gangguan elektrolit
c. Ensefalopati
d. Ensefalitis
e. Perdarahan hebat
23
immunohistochemistry, immunofluoressence atau serokonversi
Protein ini dapat dideteksi sejalan dengan viremia yaitu sejak hari
Gambar 2.7 Kinetik NS1 antigen dengue dan IgM serta IgG anti
dengue pada infeksi primer dan sekunder
2.6 PENATALAKSANAAN
permeabilitas kapiler dan sebagai akibat pendarahan. Pada pasien dengan demam
tinggi, terus-menerus, kurang dari 7 hari yang disertai nyeri kepala, nyeri
maupun hasil uji Tourniquette, jumlah leukosit kurang dari 4.000/mm 3 tanpa atau
dengan jumlah trombosit yang menurun dan apalagi bila diketahui ada kasus
24
dengue di lingkungan tempat tinggal atau di sekolah, maka harus dicurigai pasien
dengue dengan syok atau expanded dengue syndrome. Oleh karena itu pada
pasien tersangka infeksi virus dengue harus diteliti pasien mana yang bias
dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien mana yang harus menjalani rawat
inap.
Hb dan Ht naik
Trombosit turun
Segera bawa ke
RS
25
A. Tatalaksana Demam Denguep
dosis 10 mg/kgBB/kali yang dapat diulang setiap 4-6 jam bila demam
istirahat atau tirah baring, cukup minum (1-2 liter/hari), boleh air putih
atapun susu, jus buah, cairan elektrolit atau air tajin. Cukup minum
ditandai dengan frekuensi buang air kecil setiap 4-6 jam (Sri Rezeki,
2014).
beberapa hari kemudian. Oleh karena iu, pada pasien dengan diagnosis
fase awal. Sehingga orang tua diminta untuk memantau kondisi anak, bila
26
Berat Badan (Kg) Cairan Rumatan (Volume)/24 jam
10 100 × BB / 24 jam
10-20 1000 + (BB sisa × 50)/24 jam
>20 1500 + (BB sisa × 20)/24 jam
Untuk cairan rumatan ini dapat diberikan solution D5 ½ Saline untuk anak
usia >3 tahun atau D5 ¼ Salin untuk penderita usia ≤ 3 tahun (Ismoedijanto dkk,
2004).
2014).
Berdarah Dengue :
27
Gambar 2.8 Algoritma Pemberian Cairan DBD Derajat I/II
28
Gambar 2.10 Algoritma Pemberian Cairan DBD Derajat IV
a. Fase Demam
diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut
b. Fase Kritis
perembesan plasma, yang terjadi pada fase penurunan suhu (fase afebris,
awal dihitung untuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok
29
a) Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam
terjadinya syok.
a. Pemberian Oksigen
30
Terapi oksigen 2 liter per menit harus selalu diberikan pada
lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur, bila tidak ada
(Kemenkes, 2017).
31
Pada keadaan kelebihan cairan perlu dinilai keadaan klinis,
32
sebagai akibat dari pemberian cairan hipotonis yang tidak adekuat.
Apabila ada kejang diberikan Natrium 3%, apabila tidak ada kejang
3) Tatalaksana Ensefalopati
berikut:
tinggi.
33
- Steroid 0,15 mg/kgBB/dosis intravena diberikan setiap 6–8 jam,
perdarahan ) .
jam.
dewasa.
34
berat dapat dihentikan dengan tampon nasal. Tranfusi darah
cairan.
2014).
2.7 KOMPLIKASI
35
cairan intravena dari minimal sampai rumatan. Edema paru adalah
terjadi. Pada fase penyembuhan edema paru dapat terjadi karena pada
kelompak mata, dan dijumpai gambaran edema paru pada foto dada.
Rezeki, 2014).
B. Gangguan elektrolit
diuretic.
36
Perdarahan pada infeksi dengue dapat ringan sampai berat
umumnya akibat KID dan gagal multiorgan seperti disfungsi hati dan
D. Ensefalopati-Ensefalitis dengue
terjadi pada DBD yang tidak disertai syok yang disebakan oleh
37
2.8 PROGNOSIS
serta kondisi tubuh yang cukup sehat untuk melawan virus dengue ini.
syndrome syok dengue (DSS). Oleh karena itu, prognosis demam dengue
umumnya baik, dengan angka mortalitas kurang dari 1%, namun apabila
38
BAB III
KESIMPULAN
tersebar di dunia. Infeksi virus dengue disebabkan oleh infeksi 1 dari 4 serotipe
virus dengue, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Virus dengue ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes betina yang terinfeksi. Nyamuk biasanya
mendapatkan virus ini saat menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue.
Manifestasi klinis infeksi virus dengue menurut kriteria diagnosis WHO tahun
2011, dapat bersifat asimtomatik (tanpa gejala nyata) dan simtomatik (dengan
gejala) yang terbagi menjadi, undifferentiated fever, demam dengue (DD), demam
39
Pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat simtomatis dan suportif,
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, L., Agus, F., dkk. 2016. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah
Sakit. Jakarta : WHO Indonesia
Sri Rezeki H, dkk. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus
Dengue pada Anak. Jakarta : IDAI
40