HERPES ZOSTER
Oleh:
Mira Mei Sudarwati
19710139
Pembimbing
dr. Dyah Ratri Anggarini, Sp.KK
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan kasus
ini dengan judul “Herpes Zoster”.
Laporan kasus ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
mengikuti ujian utama SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin sebagai Dokter
Muda di RSU Dr.Wahidin Sudirohusodo. Penulis menyadari bahwa laporan kasus
ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak
terbatas.
Terselesaikannya laporan kasus ini tentunya tak lepas dari dorongan dan
uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
i
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai masukan yang berharga bagi penulis. Semoga nantinya
laporan kasus ini bisa memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas
dan masyarakat.
Penulis
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
HERPES ZOSTER
Oleh:
Pembimbing
SMF
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
iii
BAB I
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
2. Anamnesa Pasien
lengan tangan kanan sejak ± 5 hari yang lalu. Plentingan awalnya timbul
pada kaki kanan kemudian menyebar ke lengan kanan, aksilla kanan dan
1
2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini. Hipertensi (-),
dirumah.
3. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36 °C
RR : 20 x/menit
2
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
- -
Status Dermatologi
bergerombol diatas makula eritema, usia lesi pada satu gerombolan sama,
3
Gambar 1.1 (A) Regio thorakalis posterior dextra, (B) regio axilla dextra, (C)
regio ekstremitas superior dextra, (D) regio ekstremitas inferior dextra terdapat
vesikula bergerombol diatas makula eritem, unilateral, usia lesi pada satu
gerembolan berbeda dengan lesi di gerombolan lain.
4
S O A P
(B)
(A)
5
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
6.1 Varisela
7. Penatalaksanaan
8. Pemeriksaan Penunjang
Tzank Smear
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
dari setengah jumlah keseluruhan kasus dilaporkan terjadi pada usia lebih
dari 60 tahun dan komplikasi terjadi hampir 50% di usia tua. Jarang
dijumpai pada usia dini (anak dan dewasa muda) bila terjadi, kemungkinan
7
tulang/ginjal atau infeksi HIV. Tidak terdapat predileksi gender. Penyakit
ini bersifat menular namun daya tularya kecil bila dibandingkan dengan
varisela.1
2.3 Etiologi
dari 2 jenis penyakit yaitu cacar air (varicella) dan herpes zoster/HZ
8).
berselubung, dengan diameter 80-120 nm. Virus ini memberi kode kurang
lebih 70-80 protein, salah satunya enzim thymidine kinase yang rentan
8
transkripsi atau disebut transaktivator virus, keluar dan akan dipindahkan
2.4 Patofisiologi
ganglion pada spinal cord, di mana virus dapat menetap dalam fase laten di
saraf kranial, akar dorsal, dan ganglion otonom, khususnya pada badan sel
varicella. Reaktivasi VZV dalam fase laten dapat muncul spontan maupun
diinduksi oleh stress, demam, terapi radiasi, trauma lokal, atau agen
immunosuppressant.2
9
Pada fase laten, DNA VZV berbentuk sirkuler dan tidak bereplikasi,
namun saat terjadi reaktivasi, virus terus mengalami replikasi pada dasar
2.1). Pada saat terjadi ganglionitis terjadi regulasi dari MHC kelas I dan
protein II, infiltrasi sel T CD4+ dan CD8+ . Ganglionitis dan infiltrasi sel
infeksi primer yaitu cacar air (varicella). Varicella zoster virus dapat
target utama pada sel limfosit T, sel epitel, dan ganglion, serta berbeda
berupa sensasi abnormal atau nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal,
berat. Nyeri dapat menyerupai sakit gigi, pleuritis, infark jantung, nyeri
hari).
10
Setelah awitan gejala prodromal, timbul erupsi kulit yang biasanya
berkelompok selama 3-5 hari. Selanjutnya isi vesikel menjadi keruh dan
kulit mengalami involusi setelah 2-4 minggu. Sebagian besar kasus herpes
11
2.6.1 Varisela
menyerang anak-anak.
area genital.2
klinis berupa eriterna, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi,
12
terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Tterdapat riwayat
lesion.2
2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesa
satu sisi saja, terasa panas nyeri dan biasanya 1-2 minggu
13
secara cepat untuk mengidentifikasi adanya perubahan sitologi sel
diambil berasal dari vesikel (swab, cairan), saliva pasien yang tidak
dari VZV.
namun tidak sensitif, selain itu hasilnya baru bisa didapatkan lebih
dari 1 minggu.2
Gambar 2.3 Gambaran multinucleated giant sel pada pemeriksaan Tzank Smear.
2.8 Penatalaksanaan
14
Prinsip dasar pengobatan herpes zoster adalah menghilangkan
2.8.1 Umum
sekunder).
15
Farmakodinamik erythromycin adalah efek kerja primer
2.8.2 Khusus
a. Acyclovir
16
yang terinfeksi. Enzim seluler kemudian dikonversikan dari
demam.
b. Neuralgia pascahepatika
Hari 2 : 2 x 1 tablet
Hari 3 : 3 x 1 tablet
17
pengelihatan, peningkatan berat badan, retensi urin,
2.9 Komplikasi
pada orang dengan PHN. Faktor risiko terjadinya PHN antara lain
18
Sindrom Rumsay Hunt (facial palsy dengan kombinasi
ganglia dan salah satu dari saraf ini dapat menyebabkan fasial
19
BAB III
KESIMPULAN
virus varisela zoster. Didahului dengan gejala prodormal sebelum timbul lesi.
Gambaran lesi pada herpes zoster berupa vesikel bergerombol diatas makula
eritem, batas tidak tegas, unilateral sesuai dermatomnya, usia lesi pada satu
giant sel. Prinsip dasar pengobatan herpes zoster adalah menghilangkan nyeri
kerusakan saraf lebih lanjut sehingga diberikan antivirus, analgetik dan antibiotik
20
DAFTAR PUSTAKA
21